BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kankung Darat

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Kankung Darat
2.1.1. Sistematika
Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio
: Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas
: Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Familia
: Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
Genus
: Ipomea
Spesies
: Ipomea reptans Poir
2.1.2. Morfologi Tanaman Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih,
terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).
Batang
kangkung
bulat
dan
berlubang,
berbuku-buku,
banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
4
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan
menjalar (Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan
berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya
berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).
2.2. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
(Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim
dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar
5
antara
500-5000
mm/tahun.
Pada
musim
hujan
tanaman
kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi
rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang
yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur
banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar
akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar
bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
6
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk (Anggara, 2009).
2.3. Peningkatan Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir).
Peningkatan produktivitas dengan kualitas yang tinggi diharapkan dapat
meningkatkan volume pemasaran bagi produk pertanian khususnya komoditi
sayuran sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Untuk meningkatkan
produktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah
satunya adalah pemberian pupuk dangan jenis, dosis dan cara yang tepat. Pupuk
organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik sisa-sisa tumbuhan,
hewan dan kompos (Sutanto, 2002).
Salikin (2006) menyatakan bahwa selain sebagai sumber hara dan sumber
energi bagi aktifitas mikroba dalam tanah, pupuk organik memiliki kelebihan,
yaitu dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Terdapat
beberapa jenis pupuk organik diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk cair.
Menurut Maria (2009), pupuk kotoran ayam lebih cepat dalam penyediaan unsur
hara karena mengandung bahan organik yang lebih tinggi, kadar air dan nisbah
C/N lebih rendah daripada pupuk kandang lainnya. Selain pupuk kandang ayam
terdapat jenis pupuk lain yang digunakan dalam budidaya sayuran yaitu pupuk
organik cair.
7
2.4. Deskripsi Pupuk Organik Cair Masagri
Pupuk organik cair masagri merupakan salah satu produk pupuk organik
yang tidak hanya mengandung unsur hara essensial, namun juga mengandung
berbagai mikroorganisme bermanfaat yang mampu meningkatkan dan menjaga
kesuburan tanah, menekan pertumbuhan bakteri penyakit, sehingga akar, daun,
batang dan bunga akan tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal. Karena
mengandung mikroba/mikroorganisme, maka pupuk ini merupakan pupuk biologi
(bio fertilizer). Pupuk organik cair masagri memiliki kandungan hara yang
lengkap, bahkan juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat
bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik
lain (Haryosusetyo dan Simanjorang, 2013).
Nutrisi yang terdapat dalam Pupuk organik cair masagri sebagian besar
terdiri atas gugus gula sederhana dan protein dengan reaksi lanjutan berupa asam
amino, asam organik, vitamin, hormon pertumbuhan (auxin giberilin) unsur
makro-mikro. Unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan
dan kesehatan tanaman yang optimal dan berkelanjutan, hingga dapat
meningkatkan hasil panen.
2.4.1. Cara Kerja dan Pemakaian Masagri
Masagri bekerja secara siste matik pada jaringan tanaman, masagri yang
telah disemprotkan secara merata pada permukaan daun, akan langsung terserap
oleh tanaman melalui stomata daun dan di translokasikan keseluruh bagian
maristematik tanaman (serabut akar, tunas daun dan bunga), dan untuk pemakaian
8
pupuk organik cair masagri ini dapat memperbaiki struktur tanah yang rusak
akibat pemakaian pupuk kimia bertahun-tahun. Selain itu Pupuk organik ditujukan
untuk menggemburkan tanah kembali, berbagai mikroba dan bakteri yang terdapat
dalam pupuk organik akan mampu melarutkan dan mengikat zat-zat yang
dibutuhkan tanah, agar produktifitasnya meningkat. Selain itu, pupuk organik cair
masagri sudah terdaftar dan resmi memiliki ijin peredaran yang berupa nomor
pendaftaran pupuk yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI nomor l
905/organik/deptan-ppvtpp/vi/2011 (Haryosusetyo dan Simanjorang, 2013).
2.4.2. Manfaat dan Kegunaan Pupuk Organik Cair Masagri
Pupuk organik cair Masagri memiliki manfaat dan kegunaan antara lain :
(1)
Memperbaiki,
menjaga
dan
meningkatkan
kesuburan
tanah
serta
memperpanjang siklus unsur hara dalam tanah, (2) Mengurangi pencemaran
lingkungan oleh residu kimia sintetis, (3) Meningkatkan mutu dan bobot hasil
panen, (4) Menekan pertumbuhan bakteri penyakit (E.Coli dan Salmonella), (5)
Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama/penyakit, baik pada tanaman
maupun media tanam (tanah), (6) Memperbanyak jumlah, daya serap dan
kekuatan akar, merangsang pertumbuhan pucuk baru serta memacu pertumbuhan
daun, bunga/buah, (7) Menghemat penyerapan hara/nutrisi dan menjaga
ketersediaan NPK dan unsur lain, (8) Meningkatkan keragaman populasi
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman, (9) Menekan biaya
produksi dan penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50% (Haryosusetyo dan
Simanjorang, 2013).
9
2.4.3. Kandungan Unsur Hara dan Mikroorganisme
Kandungan unsur hara makro dan mikro pupuk organik cair Masagri
adalah N, P, K, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Co, MO. Sementara itu kandungan logam
berat seperti AS, Hg, Pb dan Cd tidak ditemukan dalam pupuk organik cair
Masagri (diuji oleh Laboratorium Balittanah Kementerian Pertanian RI) sehingga
pupuk ini aman bagi tanaman dan hasil panen yang akan dikonsumsi. Kontrol
biologis pupuk organik cair Masagri terhadap mikroba patogen (seperti
Salmonella dan E Coli) dapat berlangsung karena mikroorganisme bermanfaat
yang terkandung didalamnya. Hal ini dibuktikan oleh pengujian yang dilakukan
oleh
Laboratorium Biologi dan Kesehatan Tanah Balittanah Kementerian
Pertanian RI tidak ditemukan adanya koloni mikroba patogen dalam kandungan
pupuk organik cair Masagri.
Adapun kandungan mikrooganisme bermanfaat yang terkandung dalam
pupuk organik cair Masagri adalah : Laktobasilus sp, Mikroorganisme
Fotosintetik, Mikroorganisme Penambat N, Mikroorganisme Pelarut Fosfat,
Mikroorganisme Selulolitik, Ragi, Vitamin (Anti Oksidan), Asam Amino, Asam
Laktat, Hormon, Antibiotik Alami dan nutrisi organik terlarut (Haryosusetyo dan
Simanjorang, 2013).
10
Download