Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU Penghapusan KDRT

advertisement
PERANAN
UNDANG-UNDANG
PERKAWINAN DALAM PENCEGAHAN
TERJADINYA
KORBAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA (PKDRT)
OLEH : Drs. H. Marjanis, M.Pd
( KANKEMENAG KAB.PASAMAN BARAT)
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI FASILITASI
UPAYA
PERLINDUNGAN
PEREMPUAN
TERHADAP TINDAK KEKERASAN S
SIMP.AMPEK...........AGUSTUS 2015
Latar Belakang
a. Bahwa
setiap
warga
negara
berhak
mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala
bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945;
b. Behwa segala bentuk kekerasan, terutama
kekerasan dalam rumah tangga, merupakan
pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk
diskriminasi yang harus dihapus;
c. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga,
yang kebanyakan adalah perempuan, harus
mendapat perlindungan dari negara dan/atau
masyarakat agar terhindar dan bebas dari
kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan,
atau perlakuan yang merendahkan derajat dan
martabat kemanusiaan;
d. Bahwa dalam kenyataannya kasus kekerasan
dalam rumah tangga banyak terjadi, sedangkan
sistem hukum di Indonesia belum menjamin
perlindungan terhadap korban kekerasan dalam
rumah tangga;
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU Penghapusan
KDRT
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
c
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
2. Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah
jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak
pelaku dalam rumah tangga, dan melindungi korban
kekerasan dalam rumah tangga.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 2
Lingkup rumah tangga dalam Undang-undang ini
meliputi:
a. Suami, isteri, dan anak;
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga
dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf
a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan,
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam
rumah tangga; dan/atau
c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan
menetap dalam rumah tangga tersebut
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 3
Penghapusan kekerasan dalam rumah
tanggadilaksanakan berdasarkan asas:
a. Penghormatan hak asasi;
b. Keadilan dan kesetaraan gender;
c. Nondiskriminasi; dan
d. Perlindungan korban
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 4
kekerasan dalam
Penghapusan
rumah tangga
bertujuan:
a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah
tangga;
b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah
tangga;
c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga;
dan
d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang
harmonis dan sejahtera.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 5
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam
rumah tangga terhadap orang dalam lingkup
rumah tangganya, dengan cara:
a. Kekerasan fisik;
b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelantaran rumah tangga.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 10
Korban berhak mendapatkan:
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya
baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah
perlindungan dari pengadilan;
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan
korban;
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum
pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Pelayanan bimbingan rohani.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 15
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau
mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai
dengan batas kemampuannya untuk;
a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. Memberikan perlindungan pada korban;
c. Memberikan pertolongan darurat; dan
d. Membantu proses pengkajian permohonan
penetapan perlindungan.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 16
1. Dalam waktu 1 X 24 (satu kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak mengetahui atau menerima laporan
kekerasan dalam rumah tangga, kepolisian wajib segera
memberikan perlindungan sementara pada korban.
2. Perlindungan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan paling lama 7 (tujuh) hari sejak korban
diterima atau ditangani.
3. Dalam waktu 1 X 24 (satu kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak pemberian perlindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), kepolisian wajib meminta surat
penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 26
1. Korban berhak melaporkan secara langsung
kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian
baik di tempat korban berada maupun ditempat
kejadian perkara.
2. Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga
atau orang lain untuk melaporkan kekerasan
dalam rumah tangga kepada pihak kepolisian baik
di tempat korban berada maupun di tempat
kejadian perkara.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan UU
Penghapusan KDRT
Pasal 27
Dalam hal korban adalah seorang anak, laporan
dapat dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh,
atau anak yang bersangkutan yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Data Korban Kekerasan Pada Anak
Monitoring Media Cetak
No
1
2
3
4
5
6
Jenis Kekerasan
Pembunuhan
Perkosaan
Pencabulan
Penelantaran Bayi
Sodomi
Penganiyaan
Sumber, Galamedia dan Tribun News
2004
60
122
124
4
106
46
2005
45
130
96
8
64
30
Download