IAN ANTONO: KISAH MUSISI ROCK INDONESIA 1972-2004

advertisement
1 IAN ANTONO: KISAH MUSISI ROCK INDONESIA
1972-2004
Adrianus Waranei Muntu
0806343771
Ilmu Sejarah – Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Indonesia
Abstrak
Ian Antono merupakan gitaris legendaris yang patut untuk diteliti dari segi
kehidupan dan juga kiprahnya di dalam dunia musik rock Indonesia. Tidak
mudah menjadi seorang musisi yang ternama dan terkenal pada saat itu apabila
tidak memiliki kualitas yang baik. Hal-hal diluar kemampuan bermusik juga
dibutuhkan di dalam dunia ini yaitu sebuah kesabaran serta konsistensi untuk
dapat bertahan menjadi musisi yang terkenal. Yang terpenting adalah dapat
menghargai proses. Banyak sekali hasil karya yang telah dihasilkan oleh Ian
Antono baik lagu yang diciptakan ataupun ditata musiknya. Itulah hal yang
menyebabkan Ian Antono sangat terkenal di dalam dunia musik rock Indonesia.
Ian Antono is a legendary guitarist who worth for a research from his life aspect
and also his gait in the music world of Indonesia. It was not easy to be a famous
musician at the time if he has not a good quality. The things outside the skill of
music also need for that world are some patience and consistency to survive
become a famous musician. The most important is appreciate the process. There
are so many masterpiece which produced by Ian Antono, the song which he made
or he arranged. That is the point which makes Ian Antono very famous in the rock
music world of Indonesia.
Keywords: Ian Antono, Musician, Music, Rock, Guitarist, God Bless, Gong 2000, Indonesia.
Pendahuluan
Pada era 1970-1980, dunia musik Indonesia dibanjiri oleh jenis musik baru yang
cukup mewabah dan mendominasi, yaitu musik rock. Musik rock adalah jenis
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
2 musik populer dari Amerika Serikat dan mulai mendunia pada pertengahan 19501960. Pada akhir 1960 hingga 1970, musik rock mengalami perkembangan
menjadi beberapa jenis. Sebuah kelompok musisi yang mengkhususkan diri
memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock).
Kelompok musik rock biasanya terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead
vocal), pemain gitar bass, dan pemain drum (drummer), yang akhirnya
membentuk sebuah kuartet1.
Awal mula kelahiran musik rock berasal dari aliran rock n’ roll yang terus
berkembang setelah Perang Dunia II. Pada masa perang, aliran musik jazz mulai
melemah dan digantikan bebop atau bob yang dipelopori anak-anak muda dari
kaum kulit hitam di Amerika Serikat. Masuk pula penggunaan gitar listrik pada
musik bebop ini. Musik tersebut kemudian menjelma menjadi rock n’ roll yang
kita kenal sekarang. Dasar dari rock n’ roll sebenarnya adalah interpretasi bebas
atas ritme dan blues yang pada hakikatnya diambil dari lagu-lagu pada masa
sebelumnya.2 Dari musik rock, banyak sub aliran musik rock seperti classic rock,
hard rock, death rock, folk rock, jazz rock, summer rock, punk rock, dan lainlainnya.3
Di Indonesia, juga berkembang sebuah trend baru di dalam musik rock.
Pada tahun 1970-an muncullah Oma (Rhoma) Irama dengan grup Soneta yang
menciptakan jenis musik dangdut rock yang sangat terpengaruh Deep Purple dari
alunan musiknya. Selain Rhoma, masih ada Reynold Panggabean dengan band
Tarantula yang meramaikan nuansa dangdut rock di Indonesia.
Musik rock mempunyai sisi lain bagi para musisinya, tetapi terdengar
sangat ‘liar’ bagi beberapa kalangan yang tidak mudah menerima budaya Barat
kontemporer. Bagi para musisinya, pertunjukan musik rock harus disertai dengan
minuman keras, obat-obat terlarang, atau menyertakan unsur maut dan iblis.4 Hal
ini menjadikan musik rock tidak diminati oleh kalangan yang fanatik terhadap
agamanya.
1
Sebuah kelompok yang berjumlah empat orang. MAS (Musik, Artis, Santai), Edisi 75, Maret 1975. 3
Andrey Samosir, Tesis Magister: “God Bless, Mitos Musik Rock Indonesia 1973-­‐1997” (Depok: Universitas Indonesia, 2006), Hal. 8-­‐13. 4
Basilea Schlink, Musik Rock: Dari Mana & Mau Ke Mana?, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2003), Hal. 5. 2
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
3 Di Indonesia, kehadiran musik rock sulit dilepaskan dari evolusi rocker
besar era 1970-1980 sebagai pendahulunya. Sebagai contoh adalah God Bless,
Gang Pegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem
(Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek (Banten).
Band-band tersebut merupakan band rock awal di Indonesia. Selain itu, muncul
seseorang bernama Log Zhelebour yang berperan besar dalam membidani
lahirnya perusahaan rekaman rock yang pertama di Indonesia; Logiss Records.
Produk pertama label5 ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang
dirilis pada 1988 dan habis hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Berdirinya God Bless sendiri sebagai salah satu band yang berpengaruh
cukup besar terhadap Ian Antono dan sebaliknya, berawal ketika Ahmad Albar
kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda. Dia, Ludwig
Lemans (gitaris Clover Leaf6), Fuad Hassan (drum), dan Donny Fattah (bass)
membentuk band Crazy Wheels.7 Jockie Surjoprajogo (keyboard) baru bergabung
dengan God Bless pada pertengahan 1973. Jockie sempat keluar dari God Bless,
namun akhirnya kembali lagi dan mengajak Ian Antono ke dalam band ini.8 Masa
inilah dimana Ian Antono pertama kali bergabung dengan band yang lekat dengan
dirinya tersebut. Metodologi
Tulisan ini merupakan penelitian terhadap sosok rocker Indonesia yang telah
berkarya di dalam industri musik rock sejak 1972 dan menciptakan berbagai
macam karya dalam bentuk lagu, terutama lagu beraroma rock, baik ciptaan
maupun aransemennya. Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
ilmu sejarah. Lingkup yang dibahas di dalam penulisan ini dari tahun 1972-2004,
masa awalnya berkarya bersama Band Bentoel, tahun 1975 ketika bergabung
bersama God Bless, dan tahun 2004 yang merupakan puncak karir Ian Antono.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari sumber primer yaitu wawancara
terhadap para pelaku sejarah. Selain itu, dilakukan juga penelitian terhadap
5
Kata lain dari Perusahaan Rekaman. Band dari Ahmad Albar ketika ia hijrah ke Belanda. 7
Muhammad Mulyadi, Industri Musik Indonesia: Sebuah Sejarah, (Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial, 2009). Hal. 43. 8
Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. 6
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
4 majalah-majalah sezaman. Pencarian data juga dilakukan dengan melakukan riset
terhadap sumber-sumber sekunder yang relevan.
Perkembangan Awal Sang Rocker
Sejak Orde Lama runtuh, arus budaya musik bernuansa barat sangat menjamur di
Indonesia, tidak terkecuali di kota Malang, kota kelahiran Ian Antono. Sejak
lahirnya Orde Baru, tercatat lebih dari 20 band rock tumbuh kota ini. Band
pertama yang muncul di kota ini adalah Eka Dasa Taruna, band yang didirikan
oleh Letkol Sudarji, pendiri Universitas Merdeka Malang. Adapula band Tornado
yang berdiri pada 25 Juni 1967 oleh Tonny Susilo. Tujuan berdirinya band ini
adalah membina anak-anak yang berbakat di bidang musik, dan juga memajukan
kesenian musik yang ada di Malang.
Selera musik para remaja di Malang dari zaman dahulu hingga kini jarang
bergeser jauh dari jenis musik yang keras, mulai dari yang bernuansa hardrock,
slowrock, folk-rock, art-rock, atau psychedelic rock sekalipun. Malang juga
terkenal memiliki penonton musik rock yang paling sering membuat keributan.
Sudah banyak kisah musisi rock lokal maupun nasional yang mencoba
menaklukkan hati dan telinga penonton Malang yang terkenal agak liar dan suka
rusuh. Sebagian memang cukup berhasil, namun lebih banyak di antaranya yang
gagal total.
Keributan di Malang dalam beberapa pementasan musik rock terjadi
karena penonton merasa telah berkorban untuk dapat menonton suatu pementasan
musik rock. Mereka harus berjalan kaki menempuh lorong-lorong kampung.
Bahkan ada beberapa surat yang ditujukan kepada radio Sena Putra di Malang
dalam acara Rock Programnya, yang menyatakan bahwa mereka menjual baju dan
celana untuk menyaksikan pertunjukan musik rock.9 Jadi, mereka menuntut suatu
imbalan yang pantas dari suatu pementasan musik rock. Apabila terjadi suatu
yang dianggap salah atau tidak berkenan pada penonton, maka mereka tidak segan
menyoraki atau melempari penyanyi dan musisi yang berada di atas panggung.10
9
http://apokalipwebzine.wordpress.com/2010/07/22/sebuah-­‐peradaban-­‐dari-­‐bawah-­‐tanah-­‐
kota-­‐malang-­‐ii/ (10 Mei 2012, 02.00 WIB). 10
Muhammad Mulyadi, Op.Cit., Hal. 84-­‐85. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
5 Walaupun terjadi hal seperti itu, Malang memiliki musisi yang cukup tenar
pada masanya yaitu Micky Jaguar yang kerapkali memuaskan penonton saat
tampil. Sejumlah band yang pernah ia lakoni adalah Band Bentoel, Ogle Eyes,
Jaguar, dan Alkatraz. Salah satu julukannya adalah “Mick Jagger van Malang”
karena ia sangat meniru gaya Mick Jagger, vokalis The Rolling Stones saat tampil
di panggung. Ketika bersama Band Bentoel, ia sering menampilkan aksi
panggung yang tergolong unik, salah satu contohnya adalah ketika ia beraksi
memotong dan meminum darah kelinci.11
Selain Micky Jaguar, tentu Malang juga ‘melahirkan’ musisi rock
legendaris bernama Jusuf Antono Djojo atau lebih dikenal dengan Ian Antono. Ia
lahir di Malang pada tanggal 29 Oktober 1950 dengan nama Yauw Hian Ling.
Nama “Ian” ia ambil dari nama tengah Tionghoanya, Hian. 12 Ian Antono
merupakan anak keempat dari enam bersaudara yang berasal dari pasangan
Darmo Pusoko Djojo (Yauw Thwan Too), dan Siti Marijani (Sie Tien Nio).
Keluarga Djojo merupakan keluarga yang sangat mencintai musik walau
tidak menggelutinya secara dalam. Dari enam bersaudara, yang berkarir sebagai
musisi profesional hanya Ian Antono meskipun kakaknya yang bernama Johan
Tjahjono sempat terjun ke dunia musik dan bergabung dengan Band Bentoel
sebagai pemain bass. Di dalam rumahnya di Malang, keluarga Djojo memiliki
sebuah stasiun radio amatir. Ian sering memutar lagu-lagu kesukaannya dengan
piringan-piringan hitam yang dimiliki oleh keluarganya. Lagu-lagu yang sering
diputar adalah lagu dari band-band ternama kelas dunia seperti Led Zeppelin,
Deep Purple, dan beberapa band lainnya.
Ian Antono berteman lama dengan Abadi Soesman, salah satu musisi yang
cukup ternama asal Malang dan sosoknya cukup berpengaruh di dalam
kehidupannya. Semasa SMA, Ian pernah pergi bersama Abadi Soesman ke
Surabaya dan Jakarta untuk bermusik.13 Di Jakarta, Ian tinggal di kontrakannya
Abadi. Hidup Ian di Jakarta waktu itu sangat sulit secara ekonomi karena uang
yang diterimanya dari hasil bermain musik tidak cukup untuk kebutuhan hidupnya
sehari-hari.
11
Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 13
Wawancara dengan Johan Tjahjono pada tanggal 25 Maret 2012 di Malang. 12
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
6 Sekembalinya ke kota kelahirannya pada tahun 1970 atas ajakan kakaknya,
Ian bergabung dan memperkuat Band Bentoel. Di atas panggung, Band Bentoel
lebih banyak memainkan repertoire rock. Band Bentoel terdiri atas Ian Antono
pada gitar, Teddy Sujaya sebagai drummer, Wanto yang bermain flute, Bambang
M.G. Sebagai pemain bass, Yanto sebagai keyboardis, dan Mickey Michael
Merkelbach atau Micky Jaguar sebagai vokalis. Sebelum Teddy Sujaya masuk,
Ian masih memainkan drum, barulah setelah itu Ian memainkan gitar.14
Di band inilah awal mula Ian Antono berkarir sebagai seorang gitaris.
Band ini memainkan aliran musik pop, rock, hingga hardrock. Namun, band yang
terkenal di band rock Malang ini belakangan berubah menjadi ‘halus’ dan
memainkan musik pop disaat mereka harus rekaman dengan artis seperti Emilia
Contessa, Anna Mathovani, dan artis-artis lain di dalam album rekamannya.
Mereka juga sering diundang tampil di acara konser musik di Malang.
Puncaknya adalah pada 18 Februari 1973, Band Bentoel diundang tampil
di GOR Pancasila Surabaya sebagai band pembuka bagi penyanyi asal Filipina
yang bernama Victor Wood. Dalam penampilan ini, ada salah satu aksi panggung
yang cukup menarik serta mengagetkan yang dilakukan sang vokalis, Micky
Jaguar, yaitu disaat ia beradegan memotong dan meminum darah kelinci saat
tampil di tengah-tengah sebuah lagu yang sedang dimainkan.15 Ketika itu Ian
Antono juga bermain satu panggung dengan Micky dan menyaksikan kejadian
tersebut.
Setelah bertahan selama 3 tahun dengan Band Bentoel, akhirnya Ian
Antono berpindah band kepada band yang juga tak kalah populer dengan Band
Bentoel. Band tersebut bernama God Bless. Saat Bentoel tampil di "Jakarta Fair
1974", mereka dilirik God Bless yang sedang mencari pengganti Keenan Nasution
sebagai drummer dan Oding Nasution sebagai gitaris. God Bless terkesima
melihat dua personel Band Bentoel yakni Teddy Sujaya dan Ian Antono. Tak lama
berselang keduanya direkrut. Mereka resmi bergabung dengan God Bless pada
1975.
14
Koran Tempo, 25 Mei 2004. Aktuil, No. 116, Maret 1973. 15
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
7 Bersama Band Industri Musik Rock
Band Bentoel, God Bless, dan Gong 2000 merupakan band-band beraliran musik
rock yang pernah digeluti oleh Ian Antono. Namun hanya God Bless dan Gong
2000 yang sempat masuk ke dalam ranah industri musik rock di Indonesia. Kisah
masuknya Ian Antono ke dalam God Bless sebenarnya karena ia dan Teddy
Sujaya diajak oleh Jockie Suryoprayogo ke dalam band tersebut. Pada tahun
1971-1973, God Bless kerapkali berganti personil.
God Bless lahir pada tahun 1971 dari hasil pemikiran antara Fuad Hassan
dan Donny Fattah yang menginginkan berdirinya sebuah grup band beraliran rock.
Mereka beranggapan musik rock merupakan perwakilan dari hasrat jiwa mereka
sebagai anak muda yang kerap kali tidak dapat tersalurkan. God Bless sendiri
memang dibuat dan direncanakan untuk tidak bermain musik selain daripada
musik rock. Akhirnya Fuad Hassan dan Donny Fattah sepakat untuk mendirikan
band ini.
Formasi God Bless saat itu hanya sebatas Fuad Hassan yang bermain drum
dan Donny Fattah yang bermain bass, pemain-pemain lain hanya sebatas pemain
tambahan sesuai dengan kebutuhan acara. Formasi God Bless terjadi secara
lengkap ketika Ahmad Albar dan Ludwig LeMans datang untuk mengisi posisi
vokal dan gitar di dalam God Bless. Ahmad Albar dan Ludwig LeMans saat itu
baru datang dari Belanda. Pada tahun 1972, formasi band bertambah lagi dengan
kedatangan dari Jockie Suryoprayogo yang diajak oleh Donny Fattah dan ia setuju
untuk mengisi posisi menjadi seorang keyboardis. Posisinya sempat digantikan
oleh Soman Lubis.
God Bless sempat mengalami kekosongan personilnya karena Fuad Hasan
dan Soman Lubis meninggal dalam sebuah kecelakaan karena mengendarai
sepeda motor dalam kondisi yang kurang sehat16, dan Ludwig LeMans harus
kembali ke Belanda. Kemudian God Bless mengajak keyboardis sebelumnya,
Jockie
Suryoprayogo
untuk
mengisi
posisi
keyboard.
Jockie
pun
merekomendasikan Ian Antono dan Teddy Sujaya untuk bergabung dengan God
Bless.
16
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1070/God-­‐Bles (2 Februari 2013, 11.00 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
8 Tanpa menunggu waktu yang cukup lama, mereka mengeluarkan album
perdananya pada tahun 1975 yaitu God Bless dengan lagu andalannya saat itu
adalah “Huma di Atas Bukit” yang dibuat oleh Donny Fattah dan Ahmad Albar.
Menurut Ian Antono, di dalam album ini adalah lagu-lagu beraliran musik rock
namun tetap ada unsur-unsur pop karena memang pop masih lebih merajai pasar
musik Indonesia dibandingkan dengan musik rock. Di dalam album ini juga ada
dua lagu yang bukan dikarang oleh personil God Bless, malahan mereka
mengambil lagu The Beatles dan The Easybeats.
Proyek God Bless selanjutnya adalah album Cermin dibawah naungan JC
Records yang merupakan album kedua dari grup musik ini dirilis pada tahun 1980.
Album ini penuh dengan nuansa rock progresif yang rumit dengan menonjolkan
kemahiran tiap personel memainkan instrumen musiknya melalui aransemen yang
matang. Beberapa lagu menjadi sangat panjang durasinya melampaui durasi lagu
rata-rata pada masa itu yaitu sekitar 3-4 menit. Lagu “Anak Adam” yang
merupakan lagu terpanjang berdurasi 11 menit 59 detik penuh dengan atraksi
ketrampilan tiap personel.
Album ini sangat melawan arus industri musik saat itu. Dengan konsep
rock progresif seperti itu, album ini dianggap lahir mendahului zamannya
sehingga dianggap konsumen tidak siap menerimanya. Akibatnya, Cermin
merupakan album God Bless yang paling bawah dari sisi penjualannya. Tetapi,
secara pencapaian estetika musik, Cermin melampaui album God Bless manapun
menurut pengamat musik.
Setelah terakhir merilis album berjudul Cermin pada tahun 1980, God
Bless kemudian vakum tidak merilis album. Masing-masing personilnya sibuk
dengan proyek pribadinya, sampai kemudian mereka dibawa kembali ke dapur
rekaman oleh Log Zhelebour pada tahun 1988. Formasi mereka saat itu adalah
Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Jockie Suryoprayogo, dan Teddy
Sujaya. Ya, Jockie Suryoprayogo kembali ke dalam band ini setelah sekian kali
‘datang dan pergi’. Lama tidak merilis album tidak berarti membuat mereka gagap.
Semut Hitam adalah album ketiga dari grup musik God Bless yang dirilis pada
tahun 1988 dibawah naungan Billboard. Album ini dirilis dengan jarak waktu
yang cukup lama dari album terakhir yang berjudul Cermin.
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
9 Sukses dengan album Semut Hitam, God Bless kehilangan Ian Antono. Ian
Antono saat itu ingin lebih memfokuskan diri untuk menjadi seorang produser
yang lebih matang walau di kemudian hari ia akan kembali lagi ke dalam formasi
God Bless. Saat itu posisi Ian Antono digantikan oleh Eet Sjahranie yang diajak
masuk ke dalam God Bless oleh Jockie Suryoprayogo.17
Pasca keluarnya Ian Antono dari God Bless, ia membentuk band bernama
Gong 2000. Pembentukan band ini dimulai ketika Ian Antono yang didorong oleh
istrinya, Titiek Saelan, untuk membuat sebuah komunitas, memiliki sebuah
komunitas musisi yang bernama Bengkel Musik Gong pada tahun 1991.
Sebelumnya Ian Antono juga sempat membuat wadah yang sama yang bernama
WAM (Wadah Artis dan Musisi), namun kelompok ini kandas di tengah jalan.
Komunitas dibentuk dengan tujuan untuk membenahi kondisi musik di
Indonesia, khususnya rock, sekaligus mencari solusi bagi musisi muda berbakat di
jalur musik rock. Tetapi pada perkembangannya, tanpa disangka mereka yang
bergabung di dalam komunitas ini bukan hanya dari jalur rock, melainkan juga
para musisi jazz, seperti Mates yang merupakan seorang bassis, Indra Lesmana
yang bermain keyboard, dan Gilang Ramadhan seorang penabuh drum.
Lewat Bengkel Musik Gong ini, Ian Antono kemudian membuat sebuah
band yang dinamakan Gong 2000 pada tahun 1990. Pemberian nama “Gong
2000” ini diberikan oleh perusahaan rokok ternama Indonesia yaitu PT. Djarum.
Perusahaan tersebut juga yang mendanai kegiatan-kegiatan dari Gong 2000.18
Band ini dinahkodai oleh Ian Antono yang bermain gitar, Ahmad Albar sebagai
vokalis, Harry Anggoman sebagai keyboardis, Donny Fattah bermain bass, serta
Yaya Moektio sebagai penabuh drum.
Di dalam band ini, Ian bagaikan menunjukan permainan gitar aslinya yaitu
suatu permainan gitar yang beraromakan etnik19 yang mengarah ke Asia.20 Hal ini
terlihat dari beberapa alunan lagu yang terlantun di hampir setiap lagu yang
17
Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 44. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 19
Jenis musik seperti ini pertama kali pernah dikolaborasikan oleh Guruh Soekarno Putra bersama band Gipsy pada tahun 1976 dimana mereka menghasilkan sebuah album bernama Guruh Gipsy dibawah label Tria Angkasa. 20
Wawancara dengan Toni Kaban pada tanggal 26 Maret 2012 di Malang. 18
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
10 dibawakan oleh Gong 2000. Yang paling terlihat ciri permainan Asianya tersebut
adalah di dalam lagu yang berjudul “Menanti Kejujuran”.
Dalam perjalanan Gong 2000, mereka menghasilkan empat album studio
dan 1 album konser sepanjang berdirinya, yaitu: “Bara Timur” pada tahun 1991,
“Double Album Gong 2000 Live In Jakarta” pada tahun 1992, “Laskar” pada
tahun 1993, dan yang terakhir adalah Prahara pada tahun 1998.21 Pada konser
perdana yang diadakan di Parkir Timur Senayan Jakarta, pada 26 Oktober 1991,
hadir sekitar 100.000 penonton yang memadati tempat konser mereka. Peralatan
mereka yang mereka bawa pun cukup canggih. Peralatan sistem suara berkekuatan
120.000 watt dan lampu berkekuatan 300.000 watt22 membuat konser ini seolaholah menjadi salah satu konser musik rock terbesar di Indonesia pada masanya.
Pada tahun berikutnya mereka mengabadikan konser perdana mereka ini dalam
sebuah album yang berjudul “Gong 2000 Live In Jakarta” yang diproduksi oleh
label Ariesta.
Band ini pun resmi dibubarkan pada tahun 2000. Meskipun sesuai
namanya, namun setiap personil yang ada di Gong 2000 tidak pernah
merencanakan pembubaran band ini pada tahun tersebut. Band ini bubar karena
kesibukannya masing-masing, terutama Yaya Moektio dan Harry Anggoman.
Yaya Moektio pindah ke sebuah band bernama Cockpit, dan Harry Anggoman
sibuk dengan dunia musik serta kegiatan rohani di Gerejanya.23
Alasan lain pembubaran Gong 2000 adalah krisis ekonomi. Menurut Ian
Antono, alasan pembubaran Gong 2000 karena krisis yang melanda Indonesia
mengakibatkan sulitnya mengadakan pagelaran rock yang memadai. Baginya
pertunjukan rock tanpa tata suara yang memadai bukanlah rock. Ian pun juga
mengaku kalau mereka terjebak ke dalam industri rekaman.24 Padahal dahulu
mereka sepakat membuat Gong 2000 hanya untuk sebuah wadah bengkel musik.
Tepat pada tanggal 31 Desember 2000, Ian resmi menutup buku
perjalanan karir Gong 2000 lewat sebuah konser megah yang digelar di Panggung
Bende, Taman Impian Jaya Ancol. Di konser tersebut, Gong 2000 tampil tanpa
21
http://www.last.fm/music/Gong+2000. (1 Februari 2013, 12.05 WIB). http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/albar.html (22 Mei 2012, 00.38 WIB). 23
Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 24
Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 22
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
11 didukung Harry Anggoman. Posisinya sebagai keyboardis digantikan oleh Abadi
Soesman dan Iwang Noorsaid. Formasi tersebut juga didukung oleh Totok Tewel,
personil band Elpamas di posisi gitar. Selain itu, kemegahan konser tersebut juga
dimeriahkan penampilan beberapa bintang tamu antara lain Edane, /rif, Gilang
Ramadhan, Jalu, Kelompok Gamelan Bali Saraswati dan dua penyanyi negeri
tetangga, yakni Ami Search dari Malaysia dan Ramli dari Singapura.25
Di saat masih bersama Gong 2000, sebenarnya Ian Antono telah
bergabung kembali bersama God Bless pada tahun 1997 dan permainan gitarnya
sementara berduet dengan Eet Sjahranie. Di bawah naungan Logiss Record milik
Log Zhelebour, God Bless yang sudah dirasuki kembali oleh gitaris lamanya, Ian
Antono, kembali merekam album mereka yang kelima berjudul Apa Kabar. Pada
tahun 1997 tersebut masing-masing anggota band memutuskan untuk berkumpul
kembali dan bersama menggarap sejumlah materi baru di Puncak, Bogor, selama
beberapa bulan. Lagu “Apa Kabar” dalam album ini menggambarkan suka cita
tentang bersatunya kembali personel kelompok God Bless setelah vakum selama 8
tahun.
Dalam album ini, God Bless tampil dengan formasi dua gitaris utama, Ian
Antono dan Eet Sjahranie. Duet dua legenda gitar Indonesia ini bisa jadi
merupakan salah satu bagian paling penting dari album Apa Kabar. Bahkan
mereka sampai harus menjelaskan secara spesifik di dalam booklet yang terdapat
di dalam CD ini mana bagian yang dimainkan Eet Sjahranie dan mana bagian
yang dimainkan oleh Ian Antono.
Menggawangi Para Musisi
Tercatat Ian Antono telah beberapa kali telah menciptakan dan mengaransemen
lagu serta mengorbitkan musisi-musisi Indonesia. Kelihaian lain Ian Antono
memang sebagai seorang arranger dan pencipta lagu. Bahkan sempat dikabarkan
bahwa ia lebih sering dikenal sebagai seorang arranger daripada seorang pencipta
lagu. Ia termasuk dalam kategori penata musik yang membuat aransemen musik
berdasarkan lagu yang sudah ada seperti yang ditulis oleh Kompas pada tahun
25
http://www.indosiar.com/sinopsis/satu-­‐jam-­‐bersama-­‐gong-­‐2000_3140.html (22 Mei 2012, 00.25 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
12 1992.26 Namun bukan hanya sekedar arranger, pencipta lagu, atau produser yang
hanya beraliran musik rock, Ian Antono juga memiliki kemampuan di dalam jenis
musik lain seperti dangdut dan pop.
Pertama kalinya ia mengorbitkan artis adalah ketika menggabungkan
Ahmad Albar dan Ucok Harahap di dalam duet maut bernama Duo Kribo. Ian
Antono beralasan bahwa Ahmad Albar dan Ucok Harahap dilebur di dalam Duo
Kribo karena pada era 1970-an, dua band ternama God Bless dan AKA seringkali
bertengkar sehingga menghasilkan sejenis versus di dalam konser gabungannya.
Tidak jarang pula terjadi sabotase oleh masing-masing band ketika salah satu
sedang bermain. Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan, Ian Antono
menggabungkan frontman dari kedua band ini di dalam satu album kolaborasi.
Sejak saat itu, kedua band ini sudah tidak pernah lagi beradu.27
Selain rock, Ian Antono menjajal musik pop pada era tahun 1970-1980. Ia
mengorbitkan seorang juara “Pop Singer DKI ‘76” yaitu Grace Simon. Saat
menjuarai kejuaraan tarik suara di bidang pop tersebut, Grace Simon menggeser
14 finalis lainnya dalam acara adu mulus vokal di Citra Teater Jakarta. Sejak saat
itulah setumpuk tawaran, baik rekaman atau pertunjukan mendatanginya.28 Salah
satunya adalah Ian Antono yang sempat menggarap 3 album Grace Simon di
tahun 1979 dan 1984 yaitu album Pelarian, Grace Simon ’79, dan Cinta.
Penyanyi wanita lain yang pernah diorbitkan adalah Sylvia Saartje yang
bekerjasama dengan Ian Antono dalam album berjudul Biarawati di bawah PT.
Irama Tara. Sylvia Saartje sendiri dikenal sebagai Lady Rocker 29 pertama di
Indonesia. Sylvia Saartje sendiri memang pertama kali masuk dapur rekaman
ketika bekerjasama dengan Ian Antono pada tahun 1979. Setidaknya, Sylvia
Saartje yang merupakan garapan dari Ian Antono ini menjadi pelopor bagi
kemunculan Lady Rocker lain di Indonesia.
26
Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 149. Wawancara dengan Ian Antono pada tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta. 28
Aktuil, No. 202, Agustus 1976. 29
Lady Rocker adalah penyanyi-­‐penyanyi musik rock single maupun di dalam sebuah band yang berjenis kelamin wanita. Namun apabila para wanita bermain alat musik pada sebuah band rock, itu juga dapat dikategorikan sebagai Lady Rocker. Sebutan ini muncul dari ide para wartawan yang mempublikasikan berita tentang mereka. 27
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
13 Setelah sempat menggarap musik pop dan rock, Ian Antono sempat
menjajal musik dangdut. Saat itu, para pecinta rock benar-benar tertohok ketika
sang ‘Raja Dangdut’ Rhoma Irama muncul dengan musik dangdut yang benarbenar rock seperti Deep Purple. Rhoma Irama mengangkat dangdut menjadi suatu
komoditi musik hiburan yang lebih mandiri dan individual.30
Suksesnya gebrakan yang dilakukan Rhoma Irama bersama Soneta itu
ternyata membuat Ahmad Albar dan Ian Antono untuk membuat sebuah lagu
dangdut berjudul “Zakia” pada tahun 1979. Hal ini cukup mengejutkan karena
saat itu God Bless merupakan band rock papan atas. Terbukti, God Bless pernah
menjadi band pembuka konser grup rock dunia, Deep Purple, saat manggung di
Jakarta.
Alasan di balik kenekatan Ahmad Albar itu karena ia ‘angkat topi’
terhadap eksperimen Rhoma Irama yang sukses menyusupkan elemen rock di
dalam alunan musik dangdutnya. Namun kesuksesan Rhoma Irama itu
membuahkan sebuah tantangan yang tidak mudah baginya. Tantangannya itu
adalah untuk melakukan serangan balik pada Rhoma Irama di mana dia harus
menggebrak industri musik dengan lagu dangdut.
Belum lagi Ian Antono juga menggarap grup vokal wanita yang berasal
dari Jawa Timur yaitu Pretty Sisters. Grup ini sempat mencuat namanya di tahun
1980-an. Pada tahun 1970-an akhir, grup vokal ini pernah dikirim oleh Gubernur
Jawa Timur saat itu, Soenandar, untuk pergi ke Dilli, Timor Timur, dalam rangka
misi kesenian. Saat itu Timor Timur baru bergabung dengan Indonesia dan
pertama kalinya merayakan HUT Republik Indonesia yang ke-31.31 Ian Antono
pun hanya sempat menggarap satu album bersama Pretty Sisters yang berjudul
Kau Dan Liku di tahun 1985.
Setelah itu, terdapat satu artis wanita selanjutnya yang menjadi andalan
Ian Antono dalam pengorbitannya itu. Wanita tersebut bernama Anggun C.
Sasmi, yang kini memilih berkebangsaan Perancis dan berada di jalur musik pop
hingga menjadi artis kelas dunia ini pernah sekali digarap oleh Ian Antono di
dalam sebuah albumnya. Dunia Aku Punya adalah album studio pertama oleh
30
Dieter Mack, Sejarah Musik Jilid IV, (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), Hal. 585. Aktuil, No. 204, September 1976. 31
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
14 Anggun C. Sasmi. Album ini dirilis pada tahun 1986 saat usianya baru menginjak
12 tahun. Album ini menelurkan dua single andalan yaitu "Tegang" dan "Dunia
Aku Punya".
Namun, album tersebut belum mampu melejitkan nama Anggun C. Sasmi
di blantika musik Indonesia. Anggun baru benar-benar meraih kesuksesan setelah
merilis singel "Mimpi" pada tahun 1989 yang dimuat dalam album kompilasi
yang berjudul sama. Album ini kemudian dirilis ulang dengan judul Tegang pada
tahun 1990, saat Anggun berada pada puncak popularitasnya sebagai penyanyi
rock di Indonesia. Ian Antono menciptakan lagu “Garudaku” di dalam album ini.
Album pertama Anggun ini berisikan 12 lagu yang dibesut dalam jalur
musik rock, termasuk dua lagu yang juga ditulis oleh Anggun. Album ini
diproduseri oleh Ian Antono. Selain Ian Antono, Anggun juga dibantu oleh Areng
Widodo, Appin Astrid, Yessy Robot, Andy Nasution, Amin Ivo, Ariyanto, Ade
Ibat, Ully Sigar hingga ayahnya sendiri, Darto Singo yang juga seorang
seniman.32
Tidak cukup sampai di situ, Ian Antono juga mengorbitkan Ikang Fawzi.
Ikang Fawzi memulai albumnya bersama Ian Antono adalah di saat penggarapan
album yang bernama Randy dan Cindy. Album ini dirilis pada tahun 1986 oleh
Jackson Recording Studio. Ian Antono kembali menjadi penata musik seluruh
lagu di dalam album dan bersama Areng Widodo yang menciptakan dua buah
lagu. Sebuah lagu dari album tersebut, yaitu lagu “Randy dan Cindy” kemudian
menjadi soundtrack dari sebuah film berjudul “Sepondok Dua Cinta”. Sepondok
Dua Cinta adalah film komedi Indonesia tahun 1990 dengan disutradarai oleh M.T.
Risyaf dan dibintangi oleh Didi Petet dan Marissa Haque.
Album berikutnya dari Ikang Fawzi yang musiknya telah ditata oleh Ian
Antono adalah album Preman. Album ini dirilis pada tahun 1987 juga oleh
Jackson Records. Pada album ini dan sebelumnya, lagu-lagu kebanyakan dibuat
sendiri oleh Ikang Fawzi. Setelah itu masih ada lagi album dari Ikang Fawzi yang
32
http://www.indonesiantunes.com/oldies/detail/2009/03/26/dunia-­‐aku-­‐punya.html. (8 Januari 2011, 22.30 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
15 ditata musiknya oleh Ian Antono, yaitu album Kita Bebas yang kembali dirilis
Jackson Records pada tahun 1989.33
Fenomena Lady Rocker ternyata masih hidup di era 1980-an. Selain Sylvia
Saartje, ada Lady Rocker lain dan cukup fenomenal yaitu Nicky Astria. Sejak
namanya mencuat sebagai Lady Rocker, ia tak bisa lepas dari sosok Ian Antono
yang mengorbitkan namanya di kancah musik rock Indonesia. Debutnya bersama
Ian Antono adalah ketika membuat album perdana yang berjudul Semua Dari
Cinta tahun 1984 dibawah Label AMK Indonesia dan Billboard. Kontribusi Ian
Antono tidak terlalu banyak di dalam pembuatan album ini. Ian Antono disini
bekerjasama dengan Jelly Tobing dalam penggarapan lagu. Ketika pertama kali
mendengar lagu “Semua Dari Cinta” diputar di radio, banyak orang bertanyatanya siapa penyanyinya. Memang, suara penyanyi ini powerfull, ngerock tapi
tidak 'kasar', dan lengkingannya khas, tidak tertebak siapa dia.
Album berikutnya adalah Jarum Neraka di tahun 1985. Inilah sebuah
momentum yang berhasil mengangkat nama seorang Nicky Astria menjadi Lady
Rocker yang tetap bersinar sampai saat ini. Ian Antono sebagai penata musiknya
mampu mengkolaborasikan antara aransemen dengan suara Nicky Astria menjadi
sebuah komposisi yang meskipun ngerock tapi tetap bisa dinikmati pendengar
awam.
Setelah sukses besar dengan album tersebut, Nicky Astria kembali
melemparkan album ketiganya di tahun 1986 dengan judul Tangan-Tangan Setan.
Sama seperti album keduanya, album ini masih ditangani oleh Ian Antono, dan
juga mengandalkan lagu ciptaan Ian bersama Areng Widodo sebagai judul album.
Album ini berhasil mengulang sukses album kedua dan semakin menguatkan
nama Nicky Astria sebagai Lady Rocker yang menjadi panutan generasi
setelahnya.
Berkat album Jarum Neraka dan Tangan-Tangan Setan, nama Nicky Astria
melambung menjadi Lady Rocker terdepan negeri ini. Meskipun setelahnya
banyak Lady Rocker bermunculan mencoba untuk menyamai kedudukannya, tapi
nyatanya nama Nicky Astria tetap berkibar di jajaran terdepan. Posisi itu semakin
33
http://indolawas.blogspot.com/2013/01/ikang-­‐fawzi-­‐isabella.html. (1 Februari 2013, 17.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
16 diperkuat ketika Nicky merilis album keempatnya berjudul Gersang dibawah
naungan AMK Records pada tahun 1987.34
Selain mereka yang telah disebutkan di dalam pembahasan ini, Ian Antono
juga sempat mengorboitkan Freddy Tamaela, Gito Rollies, Berlian Hutauruk,
Happy Pretty, Hetty Koes Endang, dll. Dia juga ikut membina regenerasi grup
rock dengan menuntun sederet grup rock ke dunia rekaman seperti Grass Rock,
Elpamas, Whizz Kid, U-Champ, Sket, Geger, dan Jaque Mate. Menurutnya, jika
ia tidak ikut untuk membina grup rock, niscaya grup rock senior tidak akan
memiliki pengganti. Alhasil rock di negeri ini akan pupus.35
Lagu-Lagu Rock Ian Antono
Telah dibahas dalam ulasan-ulasan sebelumnya mengenai fakta bahwa Ian Antono
adalah seorang musisi yang berkiprah di dalam industri musik. Tidak sedikit
musisi yang merasakan bagaimana lagunya digubah atau diaransemen, atau
bahkan dibuatkan lagu oleh Ian Antono. Dalam setiap karya album atau single
yang dihasilkan, memang sebenarnya tidak seluruhnya adalah hasil karya Ian
Antono walaupun telah disebutkan sebelumnya bahwa ia juga pakar di dalam
aransemen dan menciptakan lagu.
Berdasarkan lagu-lagu yang telah diciptakan oleh Ian Antono, ternyata
kerapkali ia menciptakan lagu-lagu yang menceritakan tentang kritik sosial namun
tetap bernuansa rock, meskipun seringkali lagu dengan tema seperti ini lebih
dikumandangkan oleh musisi-musisi balada seperti Leo Kristi atau Iwan Fals. Hal
ini terlihat dari lirik lagu yang ia ciptakan. Sebagai contoh adalah lagu pertama
yang Ian Antono sumbangkan untuk God Bless berada pada album Huma Di Atas
Bukit berjudul “Gadis Binal”.
Ian Antono menciptakan lagu ini bersama Ahmad Albar yang pada saat itu
ia mencoba bercerita lewat lagu rock dengan segala macam pengalaman yang
dilihatnya selama bermusik. Lagu berjudul “Gadis Binal” ini sengaja dibuat untuk
34
http://indolawas.blogspot.com/2009/01/nicky-­‐astria-­‐gersang.html. (1 Februari 2013, 13.00 WIB). 35
http://dennysakrie63.wordpress.com/2012/10/27/jalan-­‐panjang-­‐bermusik-­‐ian-­‐antono/ (23 Januari 2013, 15.00 WIB) Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
17 menceritakan kehidupan para groupies36 yang menurut Ahmad Albar dan Ian
Antono mereka adalah wanita-wanita penggemar band yang mencari pria dan
memuaskan nafsu birahinya. Sebenarnya mereka tidak bermaksud memojokkan
kaum wanita secara keseluruhan, namun dalam hal ini mereka mencoba
menceritakan kejadian yang terlihat dalam dunia musik saat itu. Groupies ternyata
bukan hanya mendatangi anak band, tapi bisa juga ia mencari ‘mangsa’ pada
tokoh-tokoh teater bahkan mungkin pada wartawan.37
Pada album God Bless selanjutnya, Cermin, Ian Antono juga sempat
menciptakan lagu “Selamat Pagi Indonesia” yang ia ciptakan bersama Theodore
KS. Di dalam lagu ini mulai terlihat karakter sebenarnya dari Ian Antono yaitu
seorang rocker yang juga masih memiliki jiwa ‘pop’ di dalam dirinya. Pada intro
lagu ini, dimainkan dengan nada pop, kemudian diberikan musik alunan rock pada
bridge saja. Di album yang sama, Ian Antono juga menciptakan lagu “Balada
Sejuta Wajah” dan “Tuan Tanah” yang beraliran pop rock. Hanya lagu “Sodom
dan Gomorah” saja yang murni beraroma rock. Lagu “Balada Sejuta Wajah”
adalah lagu yang menceritakan tentang bagaimana kehidupan kota yang penuh
dengan ‘tanda tanya’ bagi masyarakatnya. Namun kehidupan kota juga
sebenarnya menyimpan potensi sehingga banyak yang datang walaupun harus
hidup keras. Hal itu dapat terlihat dari liriknya sebagai berikut:
Beralih ke album berikutnya di album Semut Hitam, lagu “Bla Bla Bla”
dan “Ogut Suping” sangat beraroma rock, berbeda dengan lagu lain yang ia
ciptakan dalam album yang sama yaitu “Rumah Kita” yang beraroma pop rock.
Kisah tersembunyi di dalam lagu “Bla Bla Bla” yang dibuat pada tahun 1988 ini
adalah sebuah peperangan. Pada tahun tersebut Indonesia sedang tidak terlibat
perang secara langsung. Ada kemungkinan bahwa Ian Antono menciptakan ini
karena ingin mengkritik negara-negara adikuasa yang sedang bertempur seperti
Uni Soviet dan Amerika Serikat yang terus mempengaruhi negara-negara dunia
ketiga sehingga berjatuhan korban karena kepentingan.
Berbeda dengan “Bla Bla Bla”, lagu “Rumah Kita” yang tentunya sudah
akrab di telinga masyarakat mempunyai kisah tersendiri saat diciptakan. Saat itu,
36
Groupies adalah orang atau sekelompok para penggemar berat suatu kelompok musik dan diidentikan dengan penggemar wanita. 37
Aktuil, No. 196, Mei 1976. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
18 Ian Antono masih tinggal di rumah kontrakannya di Tebet, Jakarta Selatan,
setelah menumpang di rumah Jockie Suryoprayogo. Timbul sebuah rasa
penyesalan dimana ia ingin kembali kerumah dan mendapat kasih sayang orang
tua. Ia sedang membayangkan rumahnya yang berada di Malang karena segalanya
dapat ia dapatkan disana. Namun disaat ingin kembali, Ian Antono malu untuk
pulang kerumahnya tersebut.38 Berikut adalah lirik lagu tersebut:
Selain “Rumah Kita”, ada lagu fenomenal lagi yang diciptakan oleh Ian
Antono bersama Taufiq Ismail. Lagu tersebut berjudul “Panggung Sandiwara”
yang diciptakan untuk Duo Kribo tahun 1978 dan dinyanyikan ulang oleh Nicky
Astria pada tahun 1996. Lagu bertemakan sosial ini menceritakan tentang sifat
manusia yang sering ‘bersandiwara’ dalam menjalani hidupnya. Sisi kehidupan
cukup dibedah di dalam lagu ini;
Di dalam album God Bless ke-5 yaitu “Apa Kabar”, Ian Antono
menciptakan lagu pop rock kembali yaitu “Nurani” dan “Asasi”. Hal ini mungkin
terjadi karena ia menciptakan lagu tersebut bersama Ali Akbar, namun apabila
dilihat dari rekam jejaknya menciptakan lagu bersama band rock sekaliber God
Bless, memang Ian Antono lebih suka menciptakan lagu-lagu rock yang
dimasukan aroma pop.
Hal serupa juga terjadi saat menciptakan lagu-lagu di Gong 2000, malah
dapat dikatakan pula bahwa Ian Antono disini hampir menciptakan seluruh lagulagu rock dengan aroma etnik Indonesia, terutama Bali, dicampur dengan Oriental
walau terdengar masih seperti pop rock. Hal ini sangat terlihat di dalam lagu
“Bara Timur”.
Jejak alunan lagu pop rock Ian Antono juga masih terlihat saat ia
menciptakan lagu untuk Ikang Fawzi berjudul “Jelita”. Lagu ini terdengar manis
pada awalnya namun pada bagian bridge dan reff langsung berubah menjadi pop
rock. Memang dapat dikatakan bahwa Ian Antono adalah seseorang yang hobi
menciptakan lagu pop rock ketimbang rock murni apabila dilihat berdasarkan
rekam jejaknya. Maka dari itu, Ian Antono juga sering menangani serta
38
Youtube: Ian Antono The Legend. http://www.youtube.com/watch?v=2ZAIBCpt11g. (3 November 2012, 16.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
19 mengaransemen musik-musik dari aliran lain yaitu pop, walau sempat
menciptakan lagu dangdut bertemakan cinta untuk Ahmad Albar berjudul “Zakia”.
Bukan hanya itu, Ian Antono juga sempat membuat lagu yang cukup
fenomenal pada tahun 1977 yang berjudul “Neraka Jahanam” yang memiliki
aroma rock yang kental. Lagu ini dinyanyikan oleh Duo Kribo pada album
perdana mereka tersebut. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana setan
membawa manusia jatuh ke dalam dosa sejak nenek moyang mereka hadir ke
dunia dan terus menggoda manusia dalam setiap waktu sehingga manusia tidak
berdaya dan tergoda. Oleh karena itu sang manusia yang tak berdaya memohon
kepada Tuhan agar setan dimasukan ke dalam neraka. Lirik lagunya berbunyi:
Ian Antono juga sempat menciptakan lagu bertemakan cinta walaupun
tidak seromantis lagu-lagu pop pada umumnya. Lagu tersebut berjudul “Untuk
Selamanya” yang dinyanyikan oleh Adolf Wemay pada tahun 1987. Lagi ini
menceritakan tentang perpisahan yang akan dilalui oleh sepasang kekasih dimana
sang pria yang akan pergi namun sang pria menjanjikan untuk kembali lagi suatu
saat.
Untuk band Gong 2000, ada dua lagu ciptaan Ian Antono berjudul
“Menanti Kejujuran” dan “Saksi Gitar Tua” yang menarik untuk dibahas karena
dipilih oleh Ian Antono untuk dinyanyikan ulang di dalam album “A Tribute To
Ian Antono” tahun 2004. Kedua lagu ini kembali menceritakan tema sosial. Lagu
“Menanti Kejujuran” ditujukan kepada orang yang memberikan sebuah harapan
kepada orang lain namun harapannya tersebut sirna karena janjinya tidak dipenuhi
sehingga orang yang dijanjikan hanya bisa menanti janji tersebut. Berikut adalah
liriknya:
Untuk lagu “Saksi Gitar Tua”, dimainkan secara akustik. Menurut analisis
penulis, lagu yang juga bertemakan sosial ini menceritakan tentang seorang
musisi yang disuruh untuk berpindah pekerjaan sehingga harus meninggalkan
profesinya sebagai musisi yang dianggap tidak menghasilkan. Namun sang musisi
tidak menemukan kedamaian di dalam pekerjaan lain selain bermain musik bagi
dirinya dan orang lain. Maka dari itu gitarnya dijadikan ‘saksi’ bahwa sang musisi
tidak akan berpindah profesi;
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
20 Dari berbagai macam lagu yang telah diuraikan, terlihat bahwa Ian Antono
senang menciptakan lagu bertemakan kritik sosial dibanding lagu bertemakan
cinta. Lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial tersebut lebih ke arah perlawanan
kepada suatu hal yang ia anggap salah dan tak sejalan dengannya. Hal ini cukup
riskan mengingat ia menciptakan lagu-lagu tersebut pada masa pemerintahan Orde
Baru.
Berbagai Penghargaan Yang Diraih
Dengan berbekal bakat serta didukung oleh dedikasi dan konsistensi yang tinggi
selama bertahun-tahun, akhirnya ia mendapatkan hasil yang sepadan dengan
kepuasannya selama bermusik, yaitu penghargaan-penghargaan yang diraihnya.
Berikut ini adalah penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh Ian Antono
yang berasal dari beberapa hasil dan pengakuan dari kalangan musik dan
masyarakat luas seperti:
1. Penghargaan Emas untuk Album Preman (Ikang Fawzi) – 1987
2. BASF Awards untuk Arranger terbaik dalam album Gersang (Nicky
Astria) dan BASF Award untuk komposer terbaik dalam album Gersang
(Nicky Astria) 1987-1988
3. BASF Award untuk Album Mata Dewa (Iwan Fals) 1988 – 1989
4. Penghargaan dan Trophy dari HDX Awards untuk lagu Buku Ini Aku
Pinjam (Iwan Fals) 1989
5. Penghargaan PMI (Puncak Prestasi Musik Indonesia) dari Tabloid Monitor
sebagai Arranger terbaik dalam album Mata Dewa (Iwan Fals) – 1989
6. Penghargaan dari majalah Gadis untuk Arranger dan Gitaris Terbaik
(1990)
7. Penghargaan dari majalah Popular untuk Arranger Terbaik (1991)
8. Penghargaan dari BASF Awars untuk Album Bara Timur (Gong 2000)
sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer –
1992
9. Penghargaan dari HDX Award untuk album Gong 2000 (Laskar) sebagai
Album Terbaik – 1994
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
21 10. Penghargaan dari Diamond Achievement Award atas Dedikasi dan
Prestasi Tinggi di Dunia Musik – 1995
11. News Musik Awards sebagai Gitaris Terbaik – 2001
Belum lagi Ian Antono juga disebut sebagai salah satu ‘Dewa Gitar’ di
Indonesia. Hal ini pernah diungkapkan di dalam majalah Gatra pada tahun 1996.
Saat itu Ali Akbar, seorang penulis lirik lagu rock, sedang ingin membuat album
sendiri yang berjudul “Puisiku Terbang” pada tahun 1996. Ditulis pada majalah
tersebut bahwa “Keunggulan album ini sesungguhnya terletak pada keberhasilan
Ali Akbar mengajak tiga ‘Dewa Gitar’ rock Indonesia dari tiga generasi yaitu Ian
Antono, Eet Syahranie, dan Pay untuk bekerja sama.”
Kekuatan lain dari lagu yang ditulis Pay, gitaris Slank, itu terletak pada
hentakan nada yang bernuansa funky dan penggunaan kord-kord minor yang
memang mudah dicerna telinga. Terlebih pada bagian interlud. Keelokan riff-riff
gitar Pay, yang bernuansa biola, berpadu elok dengan bunyi selo dari gitar Ian
Antono. Sementara itu Eet Sjahranie menyelesaikan bagian ini dengan
menjelajahi nada-nada mayor ala Van Halen.39
Bagi para musisi, apalagi bagi musisi yang masih belum mumpuni,
penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Ian Antono merupakan sesuatu yang
sangat mahal. Namun dalam pengakuan mengenai cita-citanya yang belum
terwujud, ia mengatakan bahwa ia ingin mempunyai sebuah album solo sendiri
yang bernuansa klasik.40 Maka dari itu, Ian Antono pernah mengajukan materi
album solo tersebut ke perusahaan rekaman Sony Music sekitar awal tahun 2000an.
Semula ia hanya berniat mengajukan materi album solo tersebut. Tak
cuma telah menyiapkan sekumpulan komposisi anyar, ia juga sudah menguatkan
mental. Ian Antono telah siap menerima kenyataan harus kembali menapaki
birokrasi perusahaan rekaman yang berbelit-belit, lama, dan membuat putus asa
itu. Ternyata pihak Sony Music mempunyai ide lain baginya.
Di mata Jan Djuhana, petinggi Sony Music Indonesia, Ian Antono harus
mendapat perlakuan istimewa. Jan pun menawarkan sebuah album yang bersifat
39
http://arsip.gatra.com/1996-­‐01-­‐22/majalah/artikel.php?pil=23&id=59697 (13 November 2012, 10.15 WIB) 40
Andrey Samosir, Op.Cit., Hal. 151. Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
22 gotong royong dimana seluruh materi lagunya adalah karya Ian Antono selama
tiga dekade terakhir. Itulah cikal bakal terciptanya album bejudul “A Tribute to
Ian Antono”.
Seluruh hasil karya ciptaan Ian Antono selama karirnya baik di God Bless
ataupun Gong 2000, diberikan kepada sembilan band kontemporer yang sudah
mapan seperti Padi, Sheila On 7, Cokelat, Rebek, Boomerang, /rif, Gigi, sampai
Yovie & Nuno. Adapula satu band baru yang bernama Gallagasi. Band ini
diperkuat dua anak Ian Antono yaitu Evan dan Rocky Antono yang juga ikut
meramaikan album itu.41
Kesimpulan
Kehidupan musik rock di Tanah Air tidak lepas daripada peran God Bless yang
mampu mewarnai dan berkarya terus menerus sehingga tingkat produktivitasnya
sangat tinggi. Memang pada awalnya pasang surut pernah terjadi di God Bless.
Pergantian formasi band yang silih berganti terus mewarnai masa-masa kelabilan
band ini. Awalnya memang band ini merupakan ide dari 2 pemuda saat itu yaitu
Fuad Hassan dan Donny Fattah, namun dengan silih bergantinya band ini,
muncullah pemuda-pemuda lain yang turut berpartisipasi mengembangkan band
ini 30 tahun kedepan.
Pada periode 1975-1997, Ian Antono menghasilkan banyak karya untuk
God Bless berupa lagu dan aransemen lagu. Lebih dari separuh hidup Ian
dihabiskan di musik. Dan musik adalah jalan hidupnya. Sebagai musisi, ia sangat
konsisten dengan jalur musik pilihannya yaitu rock. Memang ia sempat keluar
dari God Bless setelah album Semut Hitam. Untunglah Ian Antono tidak terlalu
lama keluar dari God Bless dan hanya melewati satu albumnya dimana posisinya
digantikan oleh gitaris rock juniornya yaitu Eet Sjahranie. Perihal ini menunjukan
konsistensinya untuk bermain bersama satu band saja dan mengajarkan kita untuk
fokus, yang penting adalah bagaimana kita dapat bermusik di jalur yang kita sukai.
Kemudian banyak yang mengkaitkan bahwa Ian Antono termasuk salah
satu musisi rock yang berhasil mengkibarkan lagu-lagu rock masuk wilayah
41
http://arsip.gatra.com/2004-­‐05-­‐28/majalah/artikel.php?pil=23&id=37651 (11 November 2012, 15.00 WIB). Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
23 industri rekaman bersaing dengan pop. Kalau di era pertengahan 1970, rock hanya
mampu berkibar di panggung pertunjukan sebagai barometernya dan belum
meledak di rekaman kaset, Ian Antono berhasil merubahnya.
Kepiawaian dan warna musik Ian Antono memang barulah terlihat pada
album-album Gong 2000 yang memadukan antara musik etnik, asia, dll yang
dipadu satu serta digubah menjadi musik rock yang kental. Hal ini terlihat dari
beberapa alunan lagu yang terlantun di hampir setiap lagu yang dibawakan oleh
Gong 2000. Yang paling terlihat ciri permainan Asianya tersebut adalah di dalam
lagu yang berjudul “Menanti Kejujuran”. Namun sayang sekali band ini hanya
sebentar. Tetapi sisi positifnya adalah Ian Antono dapat kembali fokus untuk
proyek-proyeknya bersama God Bless.
Berdasarkan tulisan dari bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
Ian Antono merupakan seorang musisi rock yang banyak berkarya baik untuk
bandnya maupun untuk musisi-musisi lain. Hal ini tidak akan terjadi apabila juga
tidak ada dukungan dari istri dan keluarga, serta dari kawan-kawannya di God
Bless. Ian Antono dapat konsisten di dalam memainkan musik rock walau sering
mengadakan selingan dengan menciptakan lagu-lagu di aliran lain. Hal ini
menunjukan ia juga perduli terhadap aliran musik lain dan berkontribusi besar
bagi perkembangan musik Indonesia pada eranya.
Selain memiliki aktivitas dan kreativitas tinggi, tidak dapat disangkal jika
Ian Antono adalah pemusik yang berpengaruh dalam konstelasi musik di negeri
ini. Tradisi menulis lagu, terutama musik rock dengan syair Indonesia, bisa jadi
ditularkan oleh Ian Antono dan grupnya, God Bless. Kepeloporan Ian Antono
dapat dilihat dari kota kelahirannya, Malang. Pasca hijrahnya ke God Bless,
berkembang pesat musisi-musisi beraliran rock di Malang hingga kota itu juga
dikenal sebagai kota yang memiliki atmosfer musik rock yang besar.
Tentunya dengan kerja keras yang ia capai selama ini, Ian Antono
mendapatkan banyak penghargaan yang telah diraihnya hingga tahun 2004.
Penghargaan-penghargaannya telah dilengkapi dengan album yang cukup
fenomenal dari Sony Music Indonesia yaitu “A Tribute To Ian Antono” pada
tahun 2004. Populernya Ian Antono menarik Jan Djuhana selaku petinggi dari
Sony Music Indonesia tertarik untuk membuatkan album khusus baginya ini.
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
24 Apresiasi ini juga terlihat dari keikutsertaan musisi-musisi muda ternama seperti
Padi, Sheila On 7, Cokelat, Rebek, Boomerang, /rif, Gigi, sampai Yovie & Nuno,
dan lain-lainnya.
Seluruh hasil karya ciptaan Ian Antono selama karirnya baik di God Bless,
Gong 2000, ataupun lagu-lagu lainnya dipilah-pilah olehnya untuk dimasukkan ke
dalam album tersebut. Di mata Jan Djuhana, Ian Antono harus mendapat
perlakuan istimewa. Jarang sekali seorang musisi mendapatkan penghargaan
seperti ini. Niscaya namanya akan dikenang sebagai salah satu legenda musik
rock di Tanah Air.
Disamping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Ian Antono, ia juga
memiliki kelemahan. Kelemahannya yaitu ia merupakan sosok yang pendiam dan
suka menyimpan rasa marah di dalam hati apabila sedang marah. Karakter Ian
Antono ini diketahui dari pihak keluarga, teman dekat, dan juga musisi yang
pernah bekerjasama dengannya. Ketiga pihak ini berkata hal yang sama dan tanpa
ditanyakan terlebih dahulu oleh penulis.
Rasa pendiam dan marah di dalam hati ini menjadikannya pula sebagai
seorang kritikus sosial yang kerapkali ia tunjukkan ke dalam lagu-lagu yang ia
dilantunkan. Berbagai tema seperti uang, kesombongan manusia, perang,
kebohongan, sandiwara kehidupan, dan tentunya cinta muncul di dalam lagulagunya. Semua itu mengerucut ke dalam satu tema besar yaitu kritik sosial.
Bahkan Ian Antono mungkin pernah mengkritik dirinya sendiri yang tak dapat ia
pungkiri kalau ia sangat merindukan kenyamanan kampung halamannya di
Malang dengan sedikit penyesalan ia tinggalkan demi hobi sekaligus profesinya.
Namun begitu, hal tersebut bukanlah hambatan yang berarti bagi Ian
Antono untuk terus berkarir. Dengan tindakan seperti ini, memang secara
psikologis seorang manusia dapat lebih berpikir dengan jernih dan tidak mudah
terbawa emosi. Dan tentu saja selain sifatnya tersebut, para pecinta musik rock
Indonesia masih menunggu hasil karya dari Ian Antono untuk terus
mengharumkan dan melestarikan musik rock di Tanah Air.
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
25 DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Mack, Dieter. (1995). Apresiasi Musik, Musik Populer. (ogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusatama.
Mack, Dieter. (2009). Sejarah Musik Jilid IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Mulyadi, Muhammad. (2009). Industri Musik Indonesia: Suatu Sejarah. Bekasi:
Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial.
Schlink, Basilea. (2003). Musik Rock: Dari Mana & Mau Ke Mana?. Malang:
Penerbit Gandum Mas.
ARTIKEL MEDIA CETAK
Harian Koran Tempo, 25 Mei 2004.
Majalah Aktuil, No. 116, Maret 1973
Majalah Aktuil, No. 196, Mei 1976.
Majalah Aktuil, No. 202, Agustus 1976.
Majalah Aktuil, No. 204, September 1976.
Majalah MAS (Musik, Artis, Santai), Edisi 75, Maret 1975.
PUBLIKASI MEDIA ELEKTRONIK
Ahmad Albar. Diunduh pada 22 Mei 2012.
http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/albar.html
Akmal Nasery Basral. Tiga Dewa Sampai The Beatles. Diunduh pada 13
November 2012.
http://arsip.gatra.com/1996-01-22/majalah/artikel.php?pil=23&id=59697
Andy Wei. Satu Jam Bersama Gong 2000. Diunduh pada 22 Mei 2012.
http://www.indosiar.com/sinopsis/satu-jam-bersama-gong2000_3140.html
Denny Sakrie. Jalan Panjang Bermusik Ian Antono. Diunduh pada 23 Januari
2013.
http://dennysakrie63.wordpress.com/2012/10/27/jalan-panjang-bermusikian-antono/
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
26 Carry Nadeak. Jembatan Menuju Solo. Diunduh pada 11 November 2012.
http://arsip.gatra.com/2004-05-28/majalah/artikel.php?pil=23&id=37651
Lysthano. Dunia Aku Punya: Langkah Awal Anggun Di Dunia Musik. Diunduh
pada 8 Januari 2012.
http://www.indonesiantunes.com/oldies/detail/2009/03/26/dunia-akupunya.html.
Nagaswara Official (Youtube). Ian Antono The Legend. Diunduh pada 3
November 2012.
http://www.youtube.com/watch?v=HIcAWzgDyEQ
Reynaldi Wirya. Ikang Fawzi – Isabella. Diunduh pada 1 Februari 2013.
http://indolawas.blogspot.com/2013/01/ikang-fawzi-isabella.html.
Reynaldi Wirya. Nicky Astia – Gersang. Diunduh pada 1 Februari 2013.
http://indolawas.blogspot.com/2009/01/nicky-astria-gersang.html.
Samack. Sebuah Peradaban Dari Bawah Tanah Kota Malang [1]. Diunduh pada
10 Mei 2012.
http://apokalipwebzine.wordpress.com/2010/07/16/sebuah-peradaban-daribawah-tanah-kota-malang-1/
TESIS
Samosir, Andrey, Tesis Magister: “God Bless, Mitos Musik Rock Indonesia 19731997”. Depok: Universitas Indonesia, 2006.
WAWANCARA
Antono, Ian. 61 tahun. Gitaris Rock Indonesia. 17 Mei 2011 di Villa Cibubur
Indah, Cibubur - Jakarta.
Kaban, Toni. 61 tahun. Sahabat Ian Antono. 26 Maret 2012 di Art Rock Cafe
Dinoyo, Malang.
Tjahjono, Johan. 63 tahun. Kakak Ian Antono / Eks Personil Band Bentoel. 25
Maret 2012 di kediamannya di Jl. Tidar, Malang.
Ian Antono:…, Adrianus Waranei Muntu, FIB UI, 2013
Download