KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 180/Kpts

advertisement
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR : 180/Kpts-II/2003
TENTANG
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENILAIAN LEMBAGA PENILAI INDEPENDEN (LPI) MAMPU
PADA USAHA PEMANFAATAN HUTAN TANAMAN
MENTERI KEHUTANAN,
Menimbang :
a. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 178/Kpts-II/2003
tanggal 12-6-2003 tentang Tata Cara Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman
Pada Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari, menyebutkan bahwa
penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman pada unit manajemen dalam rangka
pengelolaan hutan secara lestari dilakukan berdasarkan kriteria dan indikator pengelolaan
hutan secara lestari pada unit manajemen IUPHHK pada hutan tanaman yang dapat
dilaksanakan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI) yang telah diakreditasi oleh Menteri;
b. bahwa berhubung dengan hal tersebut, dipandang perlu menetapkan Persyaratan dan Tata
Cara Penilaian Lembaga Penilai Independen (LPI) Mampu Pada Usaha Pemanfaatan Hutan
Tanaman dengan Keputusan Menteri.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan
Kabinet Gotong Royong;
6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 123/Kpts-II/2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kehutanan;
7. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 177/Kpts-II/2003 tentang Kriteria dan Indikator
Pengelolaan Hutan Secara Lestari Pada Unit Manajemen Usaha Pemanfaatan Hutan
Tanaman;
8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 178/Kpts-II/2003 tentang Tata Cara Penilaian
Kinerja Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman Pada Unit Manajemen Dalam Rangka
Pengelolaan Hutan Secara Lestari.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENILAIAN LEMBAGA
PENILAI INDEPENDEN (LPI) MAMPU PADA USAHA PEMANFAATAN HUTAN TANAMAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan tanaman, sebelumnya
disebut Hak Pengusahaan Hutan Tanaman (HPHT) atau Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri (HPHTI) yang selanjutnya dalam keputusan ini disebut Usaha
Pemanfaatan Hutan Tanaman adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang
kegiatannya terdiri dari penyiapan lahan, perbenihan atau pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, pengamanan, pemanenan atau penebangan, pengolahan dan pemasaran
hasil hutan kayu.
2. Lembaga Penilai Independen (LPI) Mampu adalah badan hukum yang berbentuk
Perseroan Terbatas yang memiliki kompetensi untuk memberikan jasa penilaian kinerja
perusahaan pemegang hak/izin atau calon pemegang hak/izin pada unit manajemen
usahanya.
3. Penilaian terhadap LPI adalah kegiatan untuk menilai kemampuan LPI dalam
memberikan jasa penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman produksi.
4. Tim Penilai Lapangan adalah tim yang dibentuk oleh LPI, anggotanya terdiri dari
individu-individu yang memiliki kualifikasi sebagai penilai lapangan bidang produksi,
ekologi dan sosial. Bertugas untuk melakukan pengumpulan data lapangan dalam
rangka penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan secara lestari sesuai dengan kriteria
dan indikator pengelolaan hutan secara lestari yang ditetapkan.
5. Panitia Teknis adalah tim yang dibentuk oleh LPI, anggotanya terdiri dari individuindividu yang memiliki keahlian di bidang produksi, ekologi dan sosial. Bertugas untuk
melakukan penilaian awal terhadap kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman sesuai
dengan kriteria dan indikator pengelolaan hutan secara lestari melalui penilaian
dokumen dan penilaian akhir (kesimpulan tingkat pencapaian kinerja) berdasarkan hasil
laporan Tim Penilai Lapangan.
BAB II
PERSYARATAN LEMBAGA INDEPENDEN MAMPU
Pasal 2
(1) LPI dapat ditetapkan sebagai LPI Mampu, wajib memenuhi persyaratan administrasi dan
teknis.
(2) Petunjuk teknis pelaksanaan persyaratan dan tata cara penilaian LPI Mampu pada Usaha
Pemanfaatan Hutan Tanaman ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal
Bina Produksi Kehutanan.
(3) LPI Mampu tidak boleh memiliki keterkaitan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan,
yaitu :
a. Baik secara kelembagaan maupun individu personalianya tidak terkait kepemilikan
saham dengan perusahaan pemegang hak/izin atau calon pemegang hak/izin, yang akan
dinilai;
b. Baik secara kelembagaan maupun individu personalianya tidak sedang dalam proses
atau pernah memberikan jasa konsultasi terhadap perusahaan pemegang hak/izin atau
calon pemegang hak/izin, yang akan dinilai.
Pasal 3
Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh LPI Mampu adalah :
a. Akte pendirian perusahaan beserta perubahan-perubahannya;
b. Pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Referensi Bank;
e. Organisasi LPI pemohon yang memberikan kepercayaan dan jaminan terselenggaranya
kegiatan penilaian.
Pasal 4
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh LPI Mampu adalah :
a. Wajib memiliki pegawai tetap (permanent staff) yang mencukupi dan minimal 1 (satu)
orang diantaranya adalah tenaga penilai;
b. Wajib memiliki mekanisme dan prosedur pelaksanaan penilaian lapangan dan pengambilan
keputusan yang dilaksanakan oleh personel (tim) yang berbeda;
c. Wajib memiliki mekanisme pemilihan/seleksi anggota dan pembentukan Tim :
1) Penilai Lapangan;
2) Panitia Teknis;
d. Wajib memiliki informasi mutakhir daftar personil yang memiliki kualifikasi, kemampuan
dan pengalaman yang dapat dilibatkan dalam kegiatan penilaian.
Pasal 5
Anggota Tim Penilai Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c angka 1), memiliki
kualifikasi sekurang-kurangnya berpendidikan:
a. Sarjana Strata 1 (S-1) dengan pengalaman kerja di bidangnya 3 (tiga) tahun; atau
b. Diploma 3 (D-3) dengan pengalaman kerja di bidangnya 5 (lima) tahun; atau
c. SKMA dengan pengalaman kerja di bidangnya 7 (tujuh) tahun.
Pasal 6
(1) Penilaian dikelompokkan menjadi penilai lapangan bidang kawasan, produksi, ekologi dan
sosial.
(2) Penilai lapangan dalam kesatuan tim perlu memiliki bidang keahlian yang terkait dengan
penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman, antara lain produksi (penanaman dan
pemanenan hutan tanaman), manajemen hutan, manajemen perusahaan, ekologi hutan,
ekologi/ pengelolaan satwa liar, konservasi tanah dan air, antropologi/ sosiologi/ ekologi
manusia dan ekonomi.
Pasal 7
(1) Anggota Panitia Teknis sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c. angka 2, memiliki
kualifikasi keahlian dalam bidang ilmu tertentu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan
tanaman.
(2) Anggota Panitia Teknis dikelompokkan menjadi ahli bidang produksi, ahli bidang ekologi
dan ahli bidang sosial.
(3) Panitia Teknis dalam kesatuan Tim perlu memiliki bidang keahlian yang terkait dengan
penilaian kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman, manajemen hutan produksi
tanaman, menajemen perusahaan, silvikultur hutan produksi, ekologi dan konservasi
hutan, konservasi tanah dan air, serta sosial ekonomi budaya.
BAB III
TATA CARA PERMOHONAN, PENILAIAN DAN PENGAKUAN LEMBAGA PENILAI INDEPENDEN (LPI)
MAMPU
Pasal 8
Permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai LPI Mampu diajukan oleh pemohon kepada
Menteri Kehutanan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan dan
dilampiri persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana ditetapkan pada Pasal 3 dan Pasal 4
Keputusan ini.
Pasal 9
(1) Penilaian kelengkapan persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud pada
Pasal 3 dan Pasal 4 dilaksanakan oleh Tim Penilai.
(2) Pembentukan Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan teknis penilaian
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Pasal 10
(1) Pemohon yang telah memenuhi persyaratan disampaikan oleh Tim Penilai kepada direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan untuk selanjutnya diusulkan kepada Menteri Kehutanan.
(2) Menteri Kehutanan menetapkan pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai LPI
Mampu untuk memberikan jasa penilaian bidang usaha pemanfaatan hutan tanaman.
(3) Pemohon yang tidak memenuhi persyaratan disampaikan oleh Tim Penilai kepada Direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan untuk atas nama Menteri Kehutanan, menolak
permohonan tersebut.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 12 Juni 2003
MENTERI KEHUTANAN,
ttd.
MUHAMMAD PRAKOSA
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
ttd.
Ir. S U Y O N O
NIP. 080035380
Salinan Keputusan ini
Disampaikan kepada Yth. :
1. Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan;
2. Gubernur Propinsi seluruh Indonesia
3. Bupati/ Walikota seluruh Indonesia
4. Kepala Dinas Propinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di daerah
Provinsi di seluruh Indonesia;
5. Kepala Dinas Kabupaten/ Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan
di daerah Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia;
6. Kepala Balai Sertifikasi dan Penguji Hasil Hutan di seluruh Indonesia.
Download