(Imroatul, 2010)BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
(Imroatul, 2010)BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of Art)
Untuk mendukung peneliitian ini, maka diperlukan hasil penelitian lain yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut beberapa hasil penelitian tersebut disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya (State of Art)
No Tahun
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Lokasi
Penelitian
1
2010
HARDIYATI,
Ratih
ANALISIS
Penelitian
dan PENGARUH
ini Semarang
memperoleh
hasil
KHASANAH,
KUALITAS
bahwa dimensi dalam
Imroatul
PELAYANAN
kualitas
TERHADAP
yaitu
KEPUASAN
reliability,
KONSUMEN
responsiveness,
pelayanan
tangible,
MENGGUNAKAN assurance,
JASA
emphaty sudah dinilai
PENGINAPAN
baik
(VILLA)
pelanggan serta perlu
AGROWISATA
memperbaiki hal-hal
KEBUN
2013
David Harianto
Analisa
oleh
para
TEH yang masih dianggap
PAGILARAN.
2
dan
kurang.
Pengaruh Dalam hal ini hasil Surabaya
Kualitas Layanan, penelitian
Brand Image, Dan menunjukan
bahwa
Atmosfer Terhadap kuaitas layanan, citra
Loyalitas
merek dan atmosfer
Konsumen Dengan memiliki
7
pengaruh
8
Kepuasan
dalam
memberikan
Konsumen Sebagai kepuasan pada para
Variabel
pelanggan yang dapat
Intervening
menumbuhkan
Konsumen
Kedai loyalitas pelanggan itu
Deja- Vu Surabaya
3
2013
Christian
CITRA
Lasander
KUALITAS
rasa
sendiri.
MEREK, Penelitian
ini Manado
memperoleh
hasil
PRODUK,
DAN bahwa citra merek,
PROMOSI
kualitas produk dan
PENGARUHNYA
promosi
TERHADAP
pengaruh yang besar
KEPUASAN
terhadap
KONSUMEN
para konsumen pada
PADA
makanan tradisional
memiliki
kepuasaan
MAKANAN
TRADISIONAL
4
2013
Rashid,
Abdul
Zabid Service quality and Dalam hal ini hasil Malaysia
the mediating effect penelitian
of corporate image menunjukan
on the relationship persepsi
between
customer pelayanan
satisfactionand
bahwa
kualitas
secara
signifikan
customer loyalty in berhubungan dengan
the Malaysian hotel kepuasan pelanggan,
industry
dimana
dapat
memperoleh hal yang
positif
berupa
loyalitas pelanggan di
industri hotel. Selain
itu citra perusahaan
9
terbentuk
sebagai
mediator
antara
kepuasan
pelanggan
dan
loyalitas
pelanggan
5
2015
Mansouri Seyed Investigation of the Penelitian
Hossein, Pakia Effect
of
ini Iran
Brand memperoleh
Mir Mohammad Image and Service bahwa
hasil
baik
citra
Quality on trust, merek dan kualitas
commitment
and pelayanan
memiliki
Behavioral
pengaruh
positif
Intentions
terhadap
kepuasan
pelanggan
kepercayaan
dan
komitmen.
Hasil
menunjukkan bahwa
komitmen
memiliki
pengaruh positif dan
signifikan
terhadap
komunikasi word of
mouth dan melakukan
pembelian
secara
terus menerus.
Sumber : Hasil olahan peneliti
Pada jurnal pertama yaitu analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen menggunakan jasa penginapan (villa) agrowisata kebun teh
pagilaran karangan Hardiyati Ratih, Imroatul dan Khasanah menggunakan analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Variabel yang digunakan adalah kualitas pelayanan dan
kepuasan konsumen. Dengan tujuan untuk mengetehaui pengaruh dimensi dari
kualitas pelayanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty
terhadap kepuasan konsumen.sedangkan pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data kuantitaif dengan variabel kualitas pelayanan dan citra merek dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar hubungan kedua variabel.
10
Pada jurnal kedua yang berjudul analisa pengaruh kualitas layanan, brand
image, dan atmosfer terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasan konsumen sebagai
variabel intervening konsumen kedai Deja- Vu surabaya dengan variabel kualitas
pelayanan, brand image, atmosfer, kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan kuisioner dengan kuesioner.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah menggunakan dua variabel dan untuk
mengetahui korelasi antara kedua variabel tersebut.
Pada jurnal ketiga yang berjudul citra merek, kualitas produk, dan promosi
pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen pada makanan tradisional dengan variabel
citra merek, kualitas produk, promosi dan kepuasan konsumen dengan menggunakan
metode kualitatif dankuantitaitf menggunakan observasi, wawancara, kuesioner.
Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut. Sedangkan pada
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif menggunakan kuesioner.
Pada jurnal keempat yang berjudul Service quality and the mediating effect of
corporate image on the relationship between customer satisfactionand customer
loyalty in the Malaysian hotel industry. Menggunakan metode kuantitatif dengan
menyebarkan kuesioner kepada 500 tamu di
hotel tersebut, analisis data yang
dilakukan adalah preliminary, deskriptif untuk membuktikan kualitas pelayanan
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan pada
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, tipe jenis penelitian ini ada kuantitatif
eksplanatif. Dengan tujuan mengetahui korelasi antara kualitas pelayanan terhadap
brand image.
Pada jurnal kelima, Investigation of the Effect of Brand Image and Service
Quality on trust, commitment and Behavioral Intentions. Variabel yang digunakan
adalah citra merek, kualitas pelayanan, komitmen dan behavioral intentions. Dengan
metode penelitian kualitatif untuk mengetahui hubungan antara variabel tersebut.
Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel, yaitu kualitas
pelayanan dan citra merek. Dengan analisis regresi sederhana untuk mengetahui
korelasi antara dua variabel mempunyai sebab akibat.
11
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata common dalam bahasa Inggris atau communis
dalam bahasa Latin. Komunikasi merupakan kegiatan bersama antar orang untuk
berbagi informasi, ide-ide, keputusan tentang sesuatu (Sudaryono, 2014). Menurut
Schiffman dan Kanuk (2004) dalam buku Sudaryono menjelaskan bahwa komunikasi
adalah the transmission of a message from a sender to a receiver via a medium of
transmission, artinya komunikasi adalah transmisi sebuah pesan dari pengirim ke
penerima melalui medium transmisi.
2.2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Dari definisi diatas dapat dijelaskan unsur-unsur komunikasi yaitu sebagai
berikut (Sudaryono, 2014) :
1. Pengirim pesan, proses komunikasi selalu berawal dari pihak yang
berkepentingan untuk membangun komunikasi. Komunikasi bisa dilakukan
secara perorangan atau kelompok baik produsen maupun konsumen dan bisa
juga melalui sebuah organisasi perusahaan.
2. Penerima pesan, dalam dunia usaha sasaran utama pemasaran adalah
konsumen. Aliran pesan yang akan disampaikan kepada penerima pesan harus
dapat mudah dimengerti oleh si penerima pesan.
3. Saluran komunikasi, dalam membangun komunikasi yang baik tentunya kita
juga harus tepat dalam menggunakan saluran komunikasi yang akan kita pakai.
Sejauh mana saluran komunikasi ini efektif bagi konsumen atau penerima
pesan.
4. Pesan, dalam komunikasi dibedakan menjadi dua pesan verbal, non-verbal dan
kombinasi antara keduanya dalam menyampaikan pesan dari pengirim ke
penerima.
5. Umpan balik, umpan balik dari proses penyampaian pesan merupakan isyarat
apakah proses pesan tersebut telah sampai secara sukses atau belum.
2.2.1.3 Membangun Komunikasi Yang Efektif
12
Untuk membangun sebuah komunikasi yang efektif, sebuah perusahaan harus
mendesain model komunikasi yang akan digunakan, dimana model ini mampu
mempengaruhi konsumen tersebut. Bentuk pengaruh itu berupa penyadaran produk
atau jasa yang dihasilkan atau dipasarkan berkualitas, pembangunan citra yang positif
bagi perusahaan bahwa perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa tersebut
sangat kredibel dan orientasi keunggulan kompetitif produk atau jasa jika
dibandingkan dengan produk atau jasa dari perusahaan lain. untuk membangun
komunikasi yang efektif dengan konsumen perlu untuk memperhatikan hal-hal sebagai
berikut (Sudaryono, 2014):
1. Sumber pesan atau pengambil inisiatif. Sumber pesan harus mengetahui siapa
calon atau target si penerima pesan, karakteristik, usia, pendidikan dan lain
sebagainya. Sumber pesan harus bisa menyesuaikan cara atau gaya dan bahasa
yang digunakan dengan karakteristik si penerima pesan.
2. Kredibilitas. Kredibilitas sumber pesan memiliki peran yang penting, sumber
yang kredibel akan mendapatkan kepercayaan dari si penerima pesan.
a. Kredibilitas sumber informal. Informasi yang diperoleh dari sumber
informal, seperti teman, keluarga, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya,
yang memiliki kedekatan hubungan akan lebih dipercaya konsumen
sebagai penerima informasi.
b. Kredibilitas penyampaian pesan. Penyampaian pesan harus memiliki
kredibilitas yang tinggi, penyampaian pesan biasanya yang memiliki citra
positif dan berkualitas, digunakan perusahaan untuk penyampaian
informasi atau pesan.
2.2.2 Komunikasi Pemasaran
2.2.2.1 Definisi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi memiliki pengertian yang berbeda dari setiap tokoh. Komunikasi
sendiri juga tidak selalu dilakukan secara tatap muka tetapi dapat pula dengan
menggunakan media. Menurut John E. Kennedy, komunikasi pemasaran adalah
aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan. Definisi lain dari John E. Kennedy, komunikasi pemasaran adalah
kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan
13
untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu
terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yag
ditawarkan (Soemanagara, 2006).
Komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan antara produsen,
perantara, pemasaran, dan konsumen, dan merupakan kegiatan untuk membantu
konsumen mengambil keputusan dibidang pemasaran dengan menyadarkan semua
pihak untuk berpikir, berbuat, dan bersikap lebih baik (Sudaryono, 2014).
Jadi pada dasarnya komunikasi pemasaran merupakan komunikasi yang
memiliki tujuan untuk membantu menguntungkan sebuah perusahaan dalam
membantu kegiatan pemasaran untuk memberikan informasi kepada masyarakat
dengan tujuan memasarkan suatu produk atau jasa sehingga konsumen ingin membeli
produk atau jasa yang ditawarkan dan juga meningkatkan pendapatan suatu
perusahaan tersebut.
2.2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran (Soemanagara, 2006) bertujuan untuk mencapai tiga
tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen. Tahap pertama yang ingin dicapai
adalah perubahan pengetahuan. Dalam hal ini, konsumen mengetahui keberadaan
sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan pada siapa. Dengan
demikian, pesan yang disampaikan menunjukkan informasi penting dari produk itu.
Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap, yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu
cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Tahap ketiga
adalah perubahan yang dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan
yang positif yang mengarah pada keinginan untuk mencoba produk.
Pada tahap pengetahuan, pesan komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal diarahka kepada informasi mengenai suatu produk tersebut, mulai dari
merek, fungsi, kegunaan, kemasan, dan figur pengguna produk. Pada tahap perubahan
sikap, pesan iklan bertujuan untuk memperkuat kedudukan merek dengan
menggunakan strategi pesan seperti kelebihan produk, gaya hidup, dan citra
perusahaan. Sedangkan pada tahap perubahan perilaku, pesan iklan bertujuan untuk
menunjukan alasan kepada konsumen bahwa produk yang diiklankan merupakan
produk yang terbaik dibanding dengan produk pesaingnya.
14
Komunikasi pemasaran memiliki tiga tujuan utama dalam strategi
pemasarannya. Pertama, komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyebarkan
informasi (komunikasi informatif). Dalam hal ini konsumen mengetahui adanya
keberadaan sebuah produk, untuk apa produk diciptakan, kegunaan dari produk
tersebut, ditujukan kepada siapa. Dengan demikian, pesan yang disampaikan
menunjukan informasi penting dari produk tersebut. Kedua, untuk mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian serta menarik perhatian konsumen
(komunikasi persuasif). Dalam hal ini ditentukan oleh tiga komponen yaitu kognitif,
afektif, konatif (perilaku). Kognitif merupakan komponen yang dapat membentuk
kesadaran informasi tertentu. Afektif adalah komponen yang memberikan pengaruh
untuk melakukan sesuatu. Konatif atau perilaku merupakan komponen yang
membentuk pola khalayak menjadi perilaku sebelumnya. Ketiga, mengingatkan
khalayak untuk melakukan pembelian ulang (mengingatkan kembali masyarakat
untuk terus mengingat produk tersebut dan membeli produk itu), dimana konsumen
tidak beralih kepada produk lain dan tetap menggunakan produk dan terbiasa
menggunakannya atau yang biasa disebut dengan loyalitas pelanggan tujuannya yaitu
untuk meningkatkan penjualan produk dan membangun hubungan yang baik dengan
para pelanggan (Tjiptono, 2008).
Jadi inti dari tujuan komunikasi pemasaran ini adalah
1. Membangun brand awareness. Mengetahui keberadaan sebuah produk
atau jasa tesebut.
2. Membangkitkan keinginan konsumen. Mempengaruhi konsumen dengan
memberikan informasi mengenai sebuah produk atau jasa sehingga
terjadinya perubahan sikap untuk memiliki keinginan membeli produk
atau jasa yang ditawarkan.
3. Melakukan pengingatan kembali kepada para pelanggan untuk merangsang
pembelian dan perubahan perilaku yang diinginkan serta membangun
hubungan yang baik dengan para konsumen.
2.2.2.3 Bauran Komunnikasi Pemasaran
Terdapat 5 bauran komunikasi pemasaran yaitu iklan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, penjualan personal dan pemasaran langsung. Semuanya
ini digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai
15
pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Berikut penjelasan bauran komunikasi pemasaran (Philip Kotler, 2008):
1. Periklanan, semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide,
barang atau jasa dengan sponsor tertentu.
2. Promosi penjualan, insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan produk atau jasa.
3. Hubungan masyarakat, membangun hubungan baik dengan berbagai
kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra
perusahaan yang baik dan menangani atau menghadapi rumor, berita dan
kejadian yang tidak diharapkan.
4. Penjualan personal, presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk
tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan
pelanggan.
5. Pemasaran langsung, hubungan langsung dengan konsumen untuk
memperoleh respon dari konsumen secara langsung dan membangun
hubungan dengan pelanggan.
2.2.3 Public Relations
2.2.3.1 Definisi Public Relations
Menurut Glen M. Broom dan Bey-Ling Sha, public relation adalah fungsi
manajemen khusus yang membantu membentuk dan mempertahankan garis yang
saling menghubungkan komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara
organisasi dan publiknya; melibatkan pengelolaan masalah; membantu untuk terus
mendapatkan informasi dan responsif terhadap opini publik; mendefinisikan dan
menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum (Broom,
2010).
Public relation adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap pubik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dengan kepentingan
publik, serta merencanakan dan melaksanakan program kegiatan untuk mendapatkan
pengertian dan penerimaan publik (A.G Eka Wenats, 2012).
16
Kesimpulannya adalah public relaiton suatu bentuk kegiatan yang membantu
dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang positif dengan publik atau
masyarakat untuk meningkatkan brand image perusahaan.
2.2.3.2 Fungsi Public Relations
Menurut Glen M. Broom dalam bukunya yang berjudul tentang Effective
Public Relation menyatakan terdapat beberapa fungsi public relation (Broom, 2010)
:
1. Internal Relation, bagian khusus dari public relation yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara manajer dan
karyawan yang mengacu pada berhasil atau suksesnya suatu organisasi. Dalam
hal ini public relation membuat suatu rencana dan menerapkan program
komunikasi untuk menjaga hubungan internal didalam perusahaan tersebut
tetap terjaga dengan baik. Sehingga terbentuk budaya yang positif didalam
lingkungan perkerjaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
2. Publicity, informasi yang diberikan oleh sumber luar yang digunakan oleh
media karena informasi memiliki nilai berita. Kebanyakan suatu berita atau
informasi di media berasal dari public relation. Sehingga seorang public
relation menyediakan berita yang nantinya akan patut dijadikan berita oleh
suatu media tertentu.
3. Advertising, Informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor yang
teridentifikasi yang membayar untuk waktu atau ruang tertentu. Iklan suatu
cara untuk menempatkan pesan di media. Iklan memegang kendali atas isi
informasi tersebut, penempatan, dan waktu dengan membayar suatu media
tertentu. Ada suatu pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak melalui
media tertentu dengan memegang kendali atas isi dan penempatan.
4. Press Agentry, menciptakan narasi berita dan acara untuk menarik perhatian
media untuk mendapatkan perhatian publik. Press agentry membuat suatu
berita untuk menarik perhatian publik sehingga masyarakat menjadi sadar akan
berita atau informasi tersebut.
5. Public Affairs, bagian khusus dari public relation yang menangani dan
memelihara hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintah dan kelompokkelompok pemegang saham perusahaan untuk mempengaruhi kebijakan
17
publik. Dalam hal ini public affairs menjaga hubungan baik antara kelompokkelompok penting pemegang saham dalam perusahaan tersebut dengan
lembaga-lembaga pemerintahan, untuk mempengaruhi masyarakat dalam
mengambil keputusan.
6. Lobbying, bagian khusus dari public relation yang membangun dan
mempertahankan hubungan dengan pemerintah terutama untuk mempengaruhi
undang-undang dan peraturan.
7. Issues Management, suatu cara dalam mengantisipasi, mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menanggapi isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi
hubungan organisasi dengan publiknya.
8. Investor Relations, bagian khusus dari public relation perusahaan yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan
dengan para pemegang saham dan lain-lain dalam komunitas keuangan untuk
memaksimalkan nilai pasar.
9. Development, bagian khusus dari public relation dalam organisasi yang nirlaba
yang membangun dan memelihara hubungan dengan para pemberi dana dan
anggota untuk memberikan dukungan secara keuangan dan relawan untuk
membantu perusahaan.
Fungsi public relation menurut Rachmat Kriyantono adalah menciptakan citra
yang positif terhadap organisasi dengan cara (Rachmat Kriyantono, 2014) :
1. Mempertahankan komunikasi yang harmonis. (good cocmmunication)
2. Meningkatkan saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya. (mutual
understanding)
3. Menjaga sikap dan perilaku dirinya dan anggota organisasi. (good moral and
manner)
2.2.3.3 Peranan Public Relations
Menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku effective public relation,
peranan Public Relations di bagi ke dalam 4 peran besar yaitu (Broom, 2010) :
1. Communnication Technician
Public relation adalah pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan
dibidang teknis dimana kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang
18
akan digunakan bukanlah keputusan petugas Humas melainkan keputusan
manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.
2. Expert Prescriber
Dalam hal ini public relation mrmpunyi peran sebagai seorang ahli yang dapat
memberikan saran, nasehat kepada pimpinan organisasi, hubungannya dapat
diibaratkan antara dokter dengan pasien.
3. Communication Facilitator
Peranan public relation adalah jembatan komunikasi antara publik dengan
perusahaan. Sebagai mediator atau penengah jika terjadi kesalahpahaman.
4. Problem-Solving Facilitator
Dalam hal ini seorang public relation berperan memberikan fasilitas
pemecahan masalah, terlibat dalam setiap penanganan masalah, menjadi
anggota tim atau menjadi pimpinan tim penanganan suatu masalah.
2.2.3.4 Model Komunikasi Public Relations
Terdapat empat model komuniaksi Public Relation atau biasa juga disebut
dengan model-model Public Relation (Rachmat Kriyantono, 2014), yaitu :
1. Model Press Agentry
Model komunikasi public relation dimana informasi bergerak satu arah dari
organisasi ke publiknya. Dalam hal ini public relation lebih banyak melakukan
komunikasi satu arah yang memiliki tujuan publisitas yang hanya
menguntungkan pihak organisasi, khususnya dalam menghadapi media massa,
untuk menutupi kebeneran informasi dan mencegah unsur-unsur negatif dari
perusahaan.
2. Model Public Information
Sifat model komunikasi ini tetap satu arah, tetapi dalam model komuniksi ini
public relation berupaya membangun kepercayaan terhadap organisasi melalui
komuikasi satu arah, yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi
kepada khalayak.
3. Model Two-Way Asymetric
19
Model ini berbeda dari yang sebelumnya. Model komunikasi ini membantu
organisasi dalam mempersuasi publik untuk berpikir dan berperilaku sesuai
yang dikehendaki oleh organisasi.
4. Model Two-Way Symetric
Dalam model ini, public relation menerapkan komunikasi dua arah timbal
balik, dimana organisasi dan publik berupaya untuk mengadaptasikan dirinya
untuk kepentingan bersama.
2.2.4 Service Quality
2.2.4.1 Pengertian Service
Layanan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang kurang lebih tidak
berwujud, tetapi tidak selalu berlangsung dalam interaksi antara pelanggan dan
layanan karyawan dan sumber daya fisik atau barang atau sistem penyedia layanan,
yang disediakan sebagai solusi untuk masalah pelanggan (James A. Fitzsimmons,
2014).
2.2.4.2 Pengertian Service Quality
Service quality adalah suatu sikap yang dibentuk dalam jangka waktu yang
panjang, mengevaluasi secara keseluruhan dari kinerja perusahaan (K. Douglas
Hoffman, 2009). Untuk layanan, penilaian kualitas pelayanan dibuat selama proses
pelayanan tersebut. Setiap melakukan kontak atau komunikasi dengan pelanggan
merupakan hal yang sebenarnya, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kepuasan
atau tidak puasnya pelanggan terhadap kualitas pelayanan tersebut. Kepuasan
pelanggan dengan layanan dapat didefinisikan dengan membandingkan persepsi
layanan yang diterima dengan harapan pelayanan yang diinginkan. ketika harapan
tersebut terpenuhi, layanan tersebut akan dianggap kualitas bagus dan juga menjadi
hal yang menyenangkan. Tetapi sebaliknya apabila harapan tersebut tidak terpenuhi
maka kualitas pelayanan tersebut tidak dapat diterima (James A. Fitzsimmons, 2014).
Peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri dapat berdampak positif bagi
perusahaan dan juga meningkatkan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri. Tidaklah
mudah bagi perusahaan dalam melakukan peningkatan kualitas pelayanan, karena
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan disiplin kerja yang baik. Service
20
quality menawarkan cara untuk mencapai keberhasilan diantara persaingan dalam
pelayanan tersebut. Meningkatkan kualitas pelayanan menjadi sebuah strategi
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi, menjalan kegiatan secara perlahan untuk
mencapai tujuan dan meningkatkan pasar konsumen, dimana pelanggan secara
konsisten untuk terus menuntuk kualitas yang lebih baik lagi.
2.2.4.3 Komponen dalam Service Quality
Dalam membangun sistem service quality, ada beberapa hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu (K. Douglas Hoffman, 2009) :
1. listening, kualitas itu sendiri diartikan oleh pelanggan. Maka dari itu
perusahaan harus terus melakukan inovasi atau perubahan yang lebih baik
dalam hal pelayanan dengan mempelajari mengenai harapan dan persepsi dari
para konsumen.
2. Reliability, keandalan dalam pelayanan merupakan suatu hal yang sangat
penting. Suatu hal yang kecil menjadi sesuatu yang penting bagi konsumen
ketika kualitas pelayanan tersebut buruk atau tidak dijalankan dengan baik.
3. Basic service, memperhatikan hal-hal yang mendasar dalam melaksanakan
service quality. Konsumen memperhatikan hal-hal yang dasar.
4. Service design, terpercaya dalam menyampaikan pelayanan dasar bahwa
konsumen mengharapkan seberapa baik fungsi dari bermacam-macam elemen
secara bersamaan dalam sistem service quaity. Kerusakan setiap bagian desain
dalam sistem pelayanan dapat mengurangi persepsi terhadap kualitas tersebut.
5. Recovery, penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan secara konsisten
menerima nilai dari kualitas pelayanan yang paling tidak menguntungkan dari
pelanggan yang memiliki masalah dan tidak puas akan penyelesaian
masalahnya. Akibatnya perusahaan yang tidak merespon secara efektif dari
keluhan-keluhan para pelanggan akan menambah kegagalan tersebut.
6. Surprising customers, melebihi harapan pelanggan yang tidak terduga. Jika
perusahaan jasa tidak hanya bergantung pada hasil tetapi juga dapat melebihi
ekspetasi pelanggan maka perusahaan jasa tersebut sangat bagus.
7. Fair play, eskpetasi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan
untuk memberikan pelayanan secara adil untuk mencegah kesalahpahaman
antara kedua belah pihak tersebut.
21
8. Teamwork, dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik lag, kerja
sama dalam tim harus lebih ditingkatkan dan memotivasi tim tersebut agar
dapat memberikan pelayanan yang lebih bagus kepada para konsumen.
9. Servant leadership, melakukan pelayanan yang sangat bagus membutuhkan
bentuk kepemimpinan yang khusus. Seorang pemimpin harus bis melayani,
menginspirasi, dan mendorong suatu tim untuk mencapai tujuan.
10. Employee research, penelitian pekerja dalam perusahaan untuk perkembangan
perusahaan tersebut sama pentingnya dengan penelitian terhadapa pelanggan.
2.2.4.4 Dimensi Service Quality
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan harus mampu memberikan
jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari para pesaingnya agar tetap bertahan dalam
usahanya. Terdapat lima dimensi service quality, dimensi tersebut sebagai berikut
(James A. Fitzsimmons, 2014) :
1. Tangible / Bukti Fisik
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi-materi komunikasi.
Kondisi lingkungan fisik merupakan bukti nyata dari perawatan dan perhatian
terhadap detail yang disediakan oleh penyedia layanan.
2. Reliability / keandalan
Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja perusahaan harus sesuai
dengan harapan pelanggan, dimana pelayanan yang diberikan sama kepada
setiap pelanggan tanpa adanya kesalahan, tepat waktu dam bersikap simpatik.
3. Responsiveness / Daya Tanggap
Kebijakan perusahaan dalam membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat kepada pelanggan. Dengan memberikan informasi yang jelas kepada
para pelanggan.
4. Assurance / Jaminan
Kemampuan para pegawai perusahaan dalam menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi :
22
a. Komunikasi, terus menerus memberikan informasi kepada pelanggan
secara jelas, dan dengan cepat menanggapi keluhan para pelanggan.,
komunikasi yang efektif dengan pelanggan.
b. Kesopanan, sopan dan hormat kepada setiap pelanggan. Melayani dengan
baik setiap pelanggan yang ada tanpa membedakan setiap dari mereka.
c. Mempunyai sikap bahwa pelanggan mempunyai kepentingan yang sangat
penting untuk dilayani.
d. Kompetensi, keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan oleh para pegawai
agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dapat dilaksanakan
dengan optimal.
5. Emphaty / Empati
Memberikan perhatian yang tulus secara pribadi kepada para pelanggan
dengan berupaya memahami keinginan pelanggan secara merata. Suatu
perusahaan dituntut untuk dapat memahami para pelanggannya. Memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik.
2.2.5 Brand (Merek)
2.2.5.1 Definisi Brand (Merek)
Merek (brand) adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi yang
berkaitan dengan produk atau jasa. Mereke biasanya terdiri dari nama, logo, dan
seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna dan simbol. Merek juga
biasanya merupakan gambaran dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen
(Sudaryono, 2014).
2.2.5.2 Ciri-Ciri Brand (Merek) Yang Baik
Dalam membentuk atau membuat sebuah merek tentunya kita harus
memperhatikan hal-hal yang sangat penting, dimana merek yang kita buat dapat
dengan kuat melekat pada pikiran konsumen tersebut, sehingga konsumen akan
melakukan pembelian secara ulang dan meningkatkan peningkatan penjualan. Berikut
adalah ciri-ciri merek yang baik (Sudaryono, 2014) :
1. Mudah diingat oleh konsumen.
23
2. Mudah dikenali oleh konsumen.
3. Mudah diucapkan.
4. Menarik.
5. Terlindungi dengan baik.
6. Menampilkan manfaat produk atau jasa dan saran penggunaan produk.
7. Menonjolkan citra perusahaan atau produk.
8. Menonjolkan perbedaan dengan produk pesaing.
2.2.6. Brand Image
2.2.6.1 Pengertian Brand Image
Brand image merupakan citra yang dibangun dalam alam bawah sadar
konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa
(Sudaryono, 2014). Brand image menurut Keller adalah persepsi konsumen tentang
suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen
(Keller, 2013).
Salah satu aspek yang sangat penting dari merek adalah citra, sebagaimana
tercermin dari asosiasi bahwa konsumen terus melihat pada citra merek itu. Hal ini
berguna bagi para pemasar untuk membuat perbedaan pada produk atau jasanya antara
pertimbangan-tingkat yang lebih rendah, berkaitan dengan persepsi konsumen
terhadap kinerja dan citra atribut dan manfaat yang spesifik, dan pertimbangan-tingkat
yang lebih tinggi terkait dengan penilaian keseluruhan, perasaan, dan hubungan. Ada
hubungan yang jelas antara dua tingkat, karena respon keseluruhan konsumen dan
hubungan dengan merek biasanya tergantung pada persepsi atribut dan manfaat dari
merek yang spesifik (Keller, 2013).
Citra merek dapat berdampak positif atau negatif bagi para pengguna produk
atau jasa tersebut, tergantung pada bagaimana konsumen menafsirkannya. Citra merek
menjadi sebuah panduan atau petunjuk yang akan digunakan oleh konsumen untuk
mengevaluasi suatu produk ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup
akan produk tersebut. Konsumen akan cenderung memilih suatu produk yang sudah
dikenal baik berdasarkan pengalaman menggunakan produk maupuun berdasarkan
informasi mengenai produk atau jasa yang didapat dari berbagai sumber.
24
2.2.6.2 Manfaat Brand Image
Terdapat beberapa manfaat brand image menurut Tjiptono (Tjiptono, 2008),
yaitu berperan sebagai :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur yang unik. Merek bisa mendapatkan
perlindungan property intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek
dagang terdaftar (registered trademarks), proses pemanufakturan bisa
dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalu hak cipta
(copyrights) dan desain. Hak-hak property intelektual ini memberikan jaminan
bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang
dikembangkannya dan meraup manfaat dari aset bernilai tersebut.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
para pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk didalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
2.2.6.3 Dimensi Brand Image
Faktor-faktor pembentuk citra merek menurut Keller (Keller, 2013) :
1. Keuntungan asosiasi merek
Merupakan asosiasi merek yang terjadi harus menguntungkan dimana
konsumen dapat percaya pada atribut yang ditawarkan merek tersebut
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
2. Kekuatan asosiasi merek
Merupakan bagaimana informasi masuk kedalam memori konsumen
dan berapa lama memori tersebut menjadi bagian dalam brand image.
3. Keunikan asosiasi merek
Merupakan sebuah merek harus memiliki keuntungan bersaing yang
akan menjadi alasan mengapa konsumen lebih memilih merek tersebur
25
daripada yang lain. Keunikan ini dapat berasal dari atribut produk,
fungsi atau citra yang dinikmati konsumen.
2.3 Kerangka Pemikiran
Variabel X (service
Variabel Y (brand
quality)
image)
Tangible (bukti fisik)
Keuntungan asosiasi
Reliability (keandalan)
merek
Responsiveness (daya
Kekuatan Asosiasi Merek
tanggap)
Asurance (jaminan)
Keunikan Asosiasi Merek
Emphaty (empati)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis, 2015
Kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa dimensi-dimensi dari variabel
service quality (x) yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty
memiliki pengaruh terhadap dimensi variabel brand image (y) yaitu keuntungan,
kekuatan dan keunikan dari asosiasi merek. Masing-masing dimensi dari kedua
variabel tersebut memiliki hubungan yanng saling mempengaruhi, dimana variabel x
service quality memiliki pengaruh terhadap variabel y brand image.
Download