sosiologi pendidikan

advertisement
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
By
Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A.
Pendidikan:
formal, informal dan non formal
PENDIDIKAN FORMAL
Menurut Coombs dan Ahmed,
pendidikan formal adalah sistem
pendidikan yang berstruktur hirarkis
dan memiliki kelas yang berurutan
dari Sekolah Dasar sampai Universitas
yang termasuk juga kegiatan
tambahan bagi studi akademik umum
dengan bermacam-macam program
dan lembaga khusus untuk pelatihan
teknis dan profesional.
Pendidikan
Informal
Sebuah proses pendidikan
sepanjang hayat dimana setiap
individu memperoleh dan
mempelajari tingkah laku,
norma-norma, ketrampilan,
pengetahuan dari pengalaman
sehari-hari, pengaruh serta
sumber-sumber pendidikan di
lingkungan sekitarnya
(keluarga, tetangga, lingkungan
kerja, lingkungan bermain,
tempat belanja, perpustakaan,
media massa)
Pendidikan
Nonformal
Pendidikan non formal
yang juga disebut dengan
mass education, adult
education, lifelong
education, learning
society, out-of school
education, social
education, merupakan
kegiatan yang terorganisir
dan sistematis yang
diselengarakan di luar
subsistem pendidikan
formal.
JOHN DEWEY
(1859-1952)
AHLI PENDIDIKAN
John Dewey memandang bahwa hub antara
lembaga pendidikan dan masyarakat adl
esensial. Namun Dewey melihat bahwa tidak
ada sama sekali ‘peranan penyiapan’ anak didik
yg dilakukan oleh lembaga pendidikan supaya
anak didik menyadari ‘masyarakat baru’ yg
sedang mengelilinginya.
ACUH
Menurut Dewey diperlukan upaya untuk
mengembangkan pengalaman belajar di kelas
dan di sekolah sebagai bentuk kehidupan yang
bisa menumbuhkan semanagat sosial, semangat
saling membantu dan bergotong royong. Dewey
memandang penting dan berupaya
‘menghadirkan’ rumah serta lingkungan sekitar
di dalam proses pendidikan.
EMILE
DURKHEIM
(1858-1917)
PENDIDIKAN SBG SUATU
SOCIAL THING
MASYARAKAT SECARA KESELURUHAN BESERTA MASING2
LINGKUNGAN SOSIAL DI DALAMNYA, MERUPAKAN
SUMBER PENENTU CITA-CITA YANG DILAKSANAKAN
LEMBAGA PENDIDIKAN. SUATU MASYARAKAT BISA
BERTAHAN HIDUP, HANYA KALAU TERDAPAT SUATU
TINGKAT HOMOGENITAS YG MEMADAI DI KALANGAN
PARA WARGANYA. KESERAGAMAN YG ESENSIAL YG
DITUNTUT DALAM KEHIDUPAN BERSAMA TERSEBUT,
OLEH UPAYA PENDIDIKAN DI PERKEKAL DAN DIPERKUAT
PENANAMANNYA SEMENJAK DINI DI KALANGAN ANAKANAK. TETAPI DIBALIK ITUU , SUATU KERJASAMA APA
PUN TENTULAH TIDAK MUNGKIN TANPA ADANYA
KEANEKARAGAMAN. KEANEKARAGAMAN YG PENTING
ITU, OLEH UPAYA PENDIDIKAN DIJAMIN DENGAN JALAN
PENGADAAN PENDIDIKAN YANG BERANEKARAM, BAIK
JENJANG MAUPUN SPESIALISASINYA.
PENDIDIKAN TIDAK
HANYA SATU BENTUK,
BAIK DALAM ARTIAN
IDEAL MAUPUN
AKTUAL, TP
BERMACAM2.
BAGI DURKHEIM, PENDIDIKAN MRP ALAT UNTUK
MENGEMBANGKAN KESADARAN DIRI SENDIRI DAN
KESADARAN SOSIAL MJD SUATU PADUAN YG STABIL, DISIPLIN
DAN UTUH SEC BERMAKNA
DURKHEIM BERKESIMPULAN BAHWA PENDEKATAN SOSIOLOGI
PENTING BAGI GURU, KRN DUNIA PENDIDIKAN HARUS MELAKUKAN
PERUBAHAN2 SENADA DG TRANSFORMASI DLM PERKEMBANGAN
MASY YG MEMERLUKAN PENEROPONGAN SOSIOLOGI
KARL MANNHEIM
(1893-1947)
Pendidikan merupakan satu elemen
dinamis dalam sosiologi yang
berfungsi sebagai teknik sosial
untuk pengendalian sosial.
Pendidikan tidak semata-mata sbg alat merealisasikan
cita-cita abstrak suatu kebudayaan (spt humanisme
dsb), atau alat pengalihan spesialisasi teknis, tetapi sbg
suatu bagian dlm proses mempengaruhi manusia.
Pendidikan hanya dapat dipahami ketika kita
mengetahui untuk ‘masyarakat apa’ dan untuk ‘posisi
sosial apa’ sesungguhnya para murid itu dididik.
Pendidikan tidak bisa berlangsung dlm
situasi kevakuman dan untuk itu perlu
mendiagnosis corak masyarakat.
Download