PEDOMAN TRANSLITERASI

advertisement
PEDOMAN TRANSLITERASI
Arab
Latin
Arab Latin
=
a
= f
=
b
= q
=
ts
= k
=
j
= l
=
h
= m
=
kh
= n
=
d
= w
=
dz
= h
=
r
= ’
=
z
= y
=
s
=
sy
=
sh
=
dl
= â (a panjang)
=
th
= î (i panjang)
=
zh
= û (u panjang)
=
‘
= aw
=
gh
= ay
Untuk Madd
dan Diftong
ISI
TRANSLITERASI
ARTIKEL
Mustain
Makrum
Halid Al-Kaff
Aswadi
Nurul Anam
Mukhlis
Asnawi
Fawaizul Umam
INDEKS
 239-268
Pertautan Teologi dan Politik:
Kajian terhadap Aliran Religio-Politik
Syi’ah dan Khawarij  269-294
Teologi Rasional:
Telaah atas Pemikiran Kalam
Muhammad Abduh  295-314
Perspektif Epistemologis
Teologi Islam Liberal  295-314
Teologi Liberalisme:
Antara Cita-Cita dan Realita  315-330
Mengurai Benang Kusut
Indikasi Kematian Massal Eksistensi
Tuhan di Abad Globalisasi  295-314
Islam dan Pemberontakan terhadap
Status Quo: Telaah atas Pemikiran
Teologi Sosial Ali Syariati  331-356
Paham Teologi dan Visi Kebangsaan
Masyarakat Lombok  357-382
Tera Ulang Peran Profetik Tuan Guru
dalam Konteks Kebebasan Beragama
di Pulau Lombok  363-416
PAHAM TEOLOGI DAN VISI KEBANGSAAN
MASYARAKAT LOMBOK
Asnawi*
__________________________________________________
Abstract
The Dutch colonialism over Lombok Island in 1894 caused severe
sufferings. Under their control, Lombok people were oppressed and suffered.
Theology and tariqat practices built anti-imperialist spirit within Muslim
society to the infidel imperialists. Consequently, Muslim leaders like Tuan
Guru who were also tharîqah teachers aroused the war for the sake of
Allah. Tuan Guru propagated Islamic teachings so that Islam then became
an ideological base for fights against the infidel Dutch. This urged the
Dutch to chase Muslim leaders and look for information about tharîqah
movements. Such repressive efforts led them to rebel. Lombok people’s
fanaticism to Islam awakened anti-imperialist spirit and movements.
Considering Lombok people’s fights against Gel-Gel King of Bali and the
Dutch, Islamic spirit was an intrinsic part of the struggle against
colonialism. It was clear that the Islamic spirit of independence moved them
to struggle.
Keywords: Masyarakat Lombok, Teologi, Tarekat, Penjajah,
Perjuangan Islam.
______________
BEBERAPA daerah di Indonesia telah mengalami persentuhan
dengan penyebaran Islam semenjak abad I Hijriyah atau abad
VII M, terutama di daerah-daerah di pulau Jawa dan Sumatera.
Hal ini dimungkinkan karena sebelum kehadiran Islam, di dua
pulau tersebut telah berdiri beberapa kerajaan besar dan mapan
yang memiliki pergaulan luas di kawasan benua Asia, dan terlibat
dalam jaringan perdagangan internasional, sehingga cepat
mendapatkan pengaruh dari luar, termasuk pengaruh Islam.
Berbeda halnya dengan pulau Lombok yang terletak di kawasan
*Penulis
adalah dosen pada Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.
email: [email protected].
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
407
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Timur Indonesia. Sangat sedikit diketahui tentang sejarah awal
pulau Lombok. Mereka yang selama ini bergelut dalam studi
maupun sebagai pemerhati sejarah Lombok merasakan kesulitan
merekonstruksi proses perjalanan pulau ini dengan apik. Hal
yang sama dirasakan oleh mereka yang mencoba menelusuri
tapak-tapak sejarah masuknya Islam ke wilayah ini. Paling tidak,
secara akdemik, mereka kesulitan menemukan data-data primer
yang valid dan reliable, sehingga dapat diverifikasi oleh semua
pihak.
Satu-satunya sumber yang selama ini secara khusus
menguraikan perjalanan pulau ini adalah babad, seperti babad
Lombok, babad Selaparang, dan lain-lain. Keraguan segera
muncul, ketika di dalam babad-babad tersebut termuat ceritacerita legenda dan mistis lainnya, yang sedikit banyak
mempersulit pemilahan antara fakta dan mitos di dalamnya.
Khusus mengenai sejarah Pulau Lombok, menjelang abad ke
XIV terdapat bukti yang menunjukkan adanya hubungan dengan
Pulau Jawa. Dalam buku Negarakartagama (1365), karangan
Mpu Prapanca, istilah Lombok (Lombok Mirah) dan Sasak
(Sasak Adi), yang memperesentasikan pulau Lombok dengan
masyarakatnya, disebutkan sebagai bagian wilayah Majapahit.
Dalam pupuh ke-14 tertulis :
“Muwah tang I Gurunsanusa ri Lombok Mirah lawantikang Sasak Adi nikalun
kebayian kabeh Muwah tanah I Bantayan Pramuka Bantayan len Luwuk
teken Udamakatrayadhi nikayang sanusa pupul.”1
Terdapat bukti-bukti yang kuat mengenai hubungan Gumi
Selaparang (sebutan untuk Pulau Lombok yang berarti bumi
Selaparang) dengan Kerajaan Majapahit di Jawa. Dr. R. Gorris,
dalam studinya Aantekeningen over Cost of Lombok, yang pada
pokoknya membicarakan tentang penduduk yang mendiami
lembah Sembalun, menunjukkan bahwa penduduk lembah ini
meyakini diri mereka sendiri sebagai keturunan Hindu-Jawa dan
juga meyakini bahwa keluarga Raja Majapahit dimakamkan dekat
Desa Sembalun. Hal lain yang terdapat adalah dalam bentuk-
1Fathurrahman
Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram (Mataram:
Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998), 37.
408
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
bentuk kesenian, seperti musik dan tarian, bahasa dan khususnya
nama-nama tokoh mitos dan tempat-tempat suci. 2
Masuknya Islam di Lombok
Sumber sejarah tentang masuknya Islam di Pulau Lombok
sangat beragam dan agak sulit dikompromikan satu sama lain
yang dapat menjelaskan sebuah rangkaian proses yang
berkesinambungan. Diduga keberagaman ini mencerminkan
keragaman asal usul Islam di pulau ini. Sebagian menyebutkan
berasal dari Jawa, tetapi dengan perbedaan waktu dan tempat.
Dari Melayu, Bugis, dan Sumbawa. Bahkan sebagian
menyebutkan dibawa oleh para pedagang dan pemimpin agama
dari Arab.3
Salah satu sumber yang menyebutkan bahwa masuknya Islam
ke pulau lombok ini dari Jawa adalah babad Lombok. Di
dalamnya antara lain disebutkan upaya dari Raden Paku atau
Sunan Ratu Giri dari Geresik, Surabaya yang memerintahkan
raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam
ke berbagai wilayah di Nusantara.
Susuhan Ratu Giri memerintahkan keyakinan baru itu disebarkan ke
seluruh pelosok. Dilembu Mankurat dikirim bersama bala tentara ke
Banjarmasin, Datu Bandan dikirim ke Makasar, Tidore, Seram dan
Galeier, dan putra Susuhunan, Pangeran Prapen ke Bali, Lombok dan
Sumbawa. Prapen pertama kali berlayar ke Lombok dengan kekuatan
senjata. Ia memaksa orang untuk memeluk agama Islam. Setelah
menyelesaikan tugasnya di pulau Lombok, kemudian berlayar ke
Sumbawa dan Bima. Setelah memperoleh kemenangannya di Sumbawa
dan Bima, ia kembali ke pulau Lombok, dan dibantu oleh raden
Sumuliya dan raden Salut. Ia mengatur gerakan dakwah baru yang kali
ini mencapai kesuksesan. Sebagian masyarakat berlari ke gununggunung, sebagian lainya ditaklukkan lalu masuk Islam dan sebagian
lainnya hanya ditaklukkan. Sunan Prapen meninggalkan Raden Sumuliya
dan Raden Salut untuk memelihara agama Islam di Lombok, dan ia
Alfons Van Der Kraan, The Nature of Balinese Rule on Lombok
(ttp.: tp, tth.), 92.
3 Geoffrey E. Marrison, Sasak and Javanese Literature of Lombok
(Leiden: KITLV Pres, 1999), 4.
2
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
409
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
sendiri bergerak menuju pulau Bali, dan disana mengadakan negosiasi
[tanpa hasil] dengan Dewa Agung Klungkung.4
Menurut Geoffrey E. Marrison, pandangan mengenai
pengislaman yang dilakukan oleh orang-orang dari Jawa cukup
otentik, mengingat dalam penelitian H.J. de Graaf, proses ini
dikaitkan dengan ekspedisi militer Sultan Trenggana dari Demak,
yang memerintah dari tahun 1521 sampai tahun 1550. Menurut
Tawaniluddin Haris, penelitian de Graaf tersebut sedikit banyak
dapat dibenarkan dengan bukti-bukti arkeologis yang terdapat
dalam situs makam Selaparang. Pada makam tersebut terdapat
sejumlah batu nisan yang secara tipologis berasal di antara tahun
1600 sampai 1800. Asumsi ini didasarkan atas keberadaan batu
nisan tipe kepala kerbau bersayap dan tipe silendrik. Selain itu,
dari segi bentuk dan motif hiasannya, batu nisan di makam
Selaparang memiliki kesamaan dengan beberapa batu nisan yang
terdapat di Aceh, banten dan Madura, yang diperkirakan berasal
dari kurun waktu yang sama atau bersamaan.56
Terdapat versi lain yang menjelaskan bahwa agama Islam
berasal dari Jawa misalnya oleh Pangeran Sangupati dan Wali
Nyatok, walaupun yang disebut terakhir lebih terkenal sebagai
penyebar Islam di wilayah Lombok Selatan. Menurut Geoffrey
E. Marrison, Pangeran Sangupati membawa bentuk mistik Islam
dari jawa. Di jawa, beliau bernama Aji Duta Semu, di Bali ia
terkenal dengan nama Pedanda Wau rauh, dan di Sumbawa
terkenal dengan nama Tuan Semeru. Bentuk mistik Islam yang
dibawanya merupakan kombinasi dari Hindu (Adwatta) dengan
Islam (sufisme), dengan ajaran Pantheisme.
Agama Islam masuk di pulau Lombok kira-kira abad ke
XVI, dan penyebarnya yang terkenal adalah satu ekspedisi dari
Jawa di bawah pimpinan Sunan Prapen Putra Sunan Giri. Para
ahli sejarah berpendapat bahwa sebelum Islam datang di
Lombok, Boda adalah agama asli etnis Sasak. Sebelum agama
Islam masuk ke Lombok sudah ada agama Hindu yang datang
4
5
Der Kraan, The Nature ..., 92.
Tawalinuddin Haris, “Sejarah Masuknya Islam di Lombok”,
Kajian, no.1, th.1 (Februari-Maret 2002).
410
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
dari pulau Jawa dan Bali. Akan tetapi, agama ini hanya
memberikan kontribusi dalam perkembangan budaya etnis
Sasak. Berkembangnya Islam di pulau Lombok merupakan
babakan sejarah baru dalam mengubah keyakinan keagamaan
etnis Sasak menjadi pemeluk agama Islam.
Majapahit adalah kerajaan Hindu Jawa pertama yang
menaklukkan Lombok pada abad VIII M. kerajaan Islam Jawa
yang menaklukkan dan meruntuhkan kekuasaan Hindu
Majapahit datang menguasai Lombok pada
abad XVI.
Peninggalan pengaruh Hindu Jawa dan Islam masih dapat
dibuktikan secara monumental di Sembalun, sebuah desa yang
terletak di sebelah utara Kecamatan Aik Mel, Kabupaten
Lombok Timur. Goris dalam Aantekeningen Over Cost Lombok
mengindikasikan bahwa di Bayan dan Sembalun terdapat dua
kampung tua yang diyakini sebagai tempat peristirahatan dan
ditemukan keturunan Majapahit.
Before the arrival of Islam, Lombok had experienced a long period of HunduBuddhist influence that reached the island through Java. The Negarakertagama, the
14h cntury palm leaf poem that was found on Lombok, places the island as one of
the vassals of the Majapahit empire. According to the legends, two of the oldest
villages on the island, Bayan and Sembalun, were founded by a prince of
Majapahit.7
Sebelum agama Islam datang, Lombok dalam waktu yang
cukup lama pernah mengalami pengaruh agama Hindu Budha
yang datang dari Jawa. Dalam Kitab Negarakertagama dijelaskan
bahwa Lombok sudah ditemukan pada abad ke XIV dan takluk
di bawah kerajaan Majapahit. Menurut legenda, ada dua
kampung tua yaitu Bayan dan Sembalun sebagai bukti sejarah
yang terdapat di pulau ini, dan ditemukan oleh seorang
pangeran Majapahit.
Islam came to Lombok until around the first half of the 16th cntury. According to
the legends, the first to propagate the new religion was a certain Sunan Prapen, son of
the Sunan ratu of Giri. The palm leaf manuscript Babad Lombok which contains
the history of Lombok describes how Sunan Prapen was sent by his Father on a
7Gorris
R.Aanteekeningen, Over Cost Lombok (ttp. 1936), 245.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
411
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
military expedition to Lombok and Sumbawa Indonesia order to convert the
population.8
Agama Islam datang ke Lombok sekitar pertengahan abad
ke XVI. Menurut legenda, yang pertama kali mendakwahkan
agama baru ini adalah Sunan Prapen putera Sunan Giri. Babad
Lombok yang terdiri atas sejarah Lombok menggambarkan
bahwa Sunan Prapen dikirim oleh orang tuanya memimpin
sebuah ekspedisi militer ke Lombok dan Sumbawa untuk
mengajak masyarakat (memeluk agama Islam ).
Menurut versi lain yang mendukung pernyataan di atas
seperti yang dikatakan oleh Geoffrey, Islam diperkenalkan awal
abad XVI. 9 Setelah menaklukkan kerajaan Hindu Majapahit,
penguasa Islam di Jawa, Susuhunan Ratu Giri mengirimkan
utusannya ke berbagai daerah di wilayah Nusantara. Utusan yang
dikirim ke Lombok dan Sumbawa adalah Pangeran Prapen dan
sering disebut Sunan Prapen. 10 Sunan Prapen tiba di Labuan
Carik (pelabuhan Laut Anyar) dan sekarang menjadi kota
Kecamatan Bayan. Menurut Sumber lain Islam masuk ke
Lombok melalui sebelah utara (Bayan) atas instruksi Sunan
Pengging dari Jawa Tengah kita-kira Permulaan abad ke XVI.11
Metode mengislamkannya setelah diislamkan satu desa maka
desa-desa lain menyusul satu demi satu diislamkan secar
bergiliran.
Terlepas dari berbagai versi tentang masuknya Islam ke
Lombok, yang jelas bahwa Islam datang melalui Jawa dan tiba
pertama kali di Lombok bagian utara pada abad ke XVI , dan
diperkenalkan pertama kali oleh missi yang dipimpin oleh
Sunan Prapen, putera Sunan Giri. Pernyataan ini cenderung
menjadi kesepakatan para ahli sejarah.
http://www.abo.fi./comprel/temenos/temeno32/, diakses
tanggal 15 Agustus 2009.
9Marrison, Sasak..., 4.
10Ibid.
11 Team Penyusun Monografi, Monografi Daerah Nusa Tenggara
Barat , Jilid 1 (Jakarta: Dep. Pendidikan dan Kebudayaan,
1977), 15.
8
412
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Menurut babad Lombok, Sunan Giri mempunyai beberapa
orang murid. Ia memerintahkan tiga orang muridnya, yaitu
Lembu Mangkurat untuk mengislamkan Banjarmasin, Dato'
Banda mengislamkan Makasar, dan Sunan Prapen putera Sunan
Giri ditugaskan untuk mengislamkan Lombok, Sumbawa, dan
Pulau Bali.12
Pada umumnya mereka membawa kyai dari Jawa dan
pertama kali diislamkan adalah rajanya. Di Lombok saat itu
tengah berkuasa raja-raja kecil yang merdeka dan berdiri sendiri
meskipun secara formal raja-raja kecil itu tergabung dalam dua
buah hegemoni, yakni Kerajaan Bayan dan Kerajaan Selaparang.
Mengislamkan raja-raja di Lombok tidak mengalami kesulitan
dengan menceritakan bahwa raja-raja di Jawa sudah memeluk
Islam, maka dengan senang hati mereka memeluk agama Islam,
karena raja-raja di Lombok mempunyai hubungan pertalian
darah dengan raja-raja di Jawa terutama kerajaan Majapahit.
Hal ini dapat dibuktikan dengan silsilah yang ada.13 Fakta lain
yang dapat disaksikan sampai sekarang adalah nama desa dan
kampung di Lombok banyak yang mempunyai nama yang sama
dengan desa dan kota di bekas wilayah kerjaan Majapahit di
Jawa seperti Surabaya, Kediri, Kuripan, Gersik, Wanasaba di
jawa disebut Wonosobo, dan Suroboyo.
Dengan rajanya yang telah memeluk Islam, maka seluruh
rakyatnya dinyatakan masuk Islam atau mengakui Islam sebagai
agamanya. 14 Akibatnya, seluruh wilayah kerajaannya diklaim
memeluk agama Islam, sementara di tempat yang jauh dari pusat
kerajaan masih terdapat penganut yang masih sangat awam.
Lalu Gede Suparman, Babad Lombok
(Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. Pendidikan dan
Kebudayaan, 1934), 195-6.
13Team, Monografi..., 80.
14 Hal ini juga bisa dilihat pada pekembangan partai politik,
ketika tokohnya masuk partai A, maka murid-muridnya
masuk pada partai itu atau dinyatakan masuk pada partai
tokohnya. Ini merupakan warisan budaya sejak dahulu dan
mungkin akan berlanjut pada hal-hal tertentu yang
berkaitan dengan sikap sosial.
12
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
413
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Hanya pengakuannya saja yang Islam, tetapi keyakinan dan
praktik keagamaan masih bercampur dengan kepercayaan dan
adat istiadat lama serta agama nenek moyangnya. Seperti yang
telah disebutkan bahwa sebelum Islam datang kepercayaannya
animisme dan dinamisme, sedangkan agama yang dianut
masyarakat Lombok adalah agama Siwa-Bodha.15
Pada tahap pertama Islam tidak langsung secara merata dan
diterima oleh lapisan masyarakat bawah. Di Jawa, misalnya,
Islam semula hanya diperktekkan oleh sekelompok kecil
penganut Islam yang aktif dan bertugas membawa pesan-pesan
Islam. Dengan demikian, sebagian besar penduduk tetap
menganut kepercayaan nenek moyangnya. Keadaan yang sama
dijumpai juga di daerah lain di Indonesia
seperti di
16
Minangkabau.
Nampaknya penyebar-penyebar agama Islam pertama di
Lombok berdakwah sangat hati-hati dan lemah lembut serta
tidak revolusioner. Ajaran agama yang disampaikannya secara
bertahap sesuai dengan kemampuan mereka yang menerimanya.
Selanjutnya, apabila telah mengislamkan satu desa kemudian
berpindah ke desa lain dengan meninggalkan seorang kyai untuk
menyempurnakan ajaran yang sudah disampaikan dan
mendampingi raja. Mereka yang telah meletakkan dasar ajaran
agama, berpindah ke tempat lain atau desa lain, dan kyai yang
ditugaskan juga menyempurnakan ajaran agama Islam secara
bertahap.
Tahap pertama melalui raja. Setiap anak laki-laki yang sudah
berumur tujuh tahun atau sebelum balig harus dikhitan. Semua
rakyat dianjurkan merayakan hari-hari besar Islam, seperti
peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., bulan Muharram,
bulan Safar, bulan Sya'ban, Idul Fitri, Idul Adha, dan hari besar
lainya. Demikian juga peraturan yang berdasarkan Islam
15Zakaria,
16
Mozalik..., 17.
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sajarah
Wacana dan Kekuasaan ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999 ), 35.
414
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
dititahkan oleh raja menjadi undang-undang dan peraturan yang
harus dipatuhi oleh semua rakyat17
Metode yang dikembangkan supaya Islam berkembang
dengan cepat dijalankan sistem berantai tiga. Kyai yang datang
dari jawa diharuskan mendidik tiga orang kyai. Apabila tiga
orang kyai itu sudah dianggap mampu, diharuskan mendidik
tiga orang murid. Apabila tiga orang murid itu sudah dianggap
mampu, mereka dilantik menjadi kyai. Cara ini menimbulkan
paham seolah-olah hanya kyai penghulu saja yang berkewajiban
melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, seperti shalat dan
puasa. Metode dakwah yang dikembangkan di awal-awal
pengislaman masyarakat di Lombok melahirkan dua kelompok
sosial yaitu kelompok kyai penghulu dan pengikut kyai penghulu
yang masih awam.
Golongan yang masih awam ini mempunyai paham bahwa
kewajiban mereka hanya melaksanakan kewajiban-kewajiban
yang diperintahkan oleh kyai dan rajanya saja, seperti merayakan
hari-hari tertentu dan kewajiban membaca syahadatain ketika
menikah. Hal ini berlangsung bertahun-tahun dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Akibatnya, timbul dalam pemahaman
mereka bahwa memang keadaan yang demikian itulah ajaran
agama yang dikehendaki dan yang mesti dilakukan. Tidak
mengherankan jika penyebar agama Islam yang lain datang
untuk menyempurnakan ajaran Islam yang mereka pahami,
mereka selalu mendapatkan tantangan dari para kyai
penghulunya dan beberapa tokoh masyarakat yang sudah puas
dengan pemahaman itu. 18
Dampak lebih jauh dari pemahaman ini adalah, bahwa yang
berkewajiban melaksanakan ibadah, seperti shalat dan puasa,
hanya kyai penghulu saja, sedangkan rakyat menyerahkan atau
memikulkan kewajibannya kepada kyai penghulu mereka.
17Team,
18
Monografi..., 81.
Keadaan ini pernah penulis alami ketika mahasiswa STAIN
Mataram melaksanakan KKN tahun 1997 dan 1998 di Desa
Bayan terutama, Bayan Belek (Bayan Besar) sewaktu
melaksanakan program pembinaan keagamaan di masyarakat
mendapat tantangan dari beberapa tokohnya (kyainya).
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
415
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Sebagai perimbangannya, karena merasa berutang budi pada
kyainya, mereka menyerahkan zakat fitrah19 dan sedekah lainnya
pada hari-hari tertentu kepada kyai dan penghulunya.
Pemahaman inilah, nampaknya yang menjadi embrio waktu telu.
Islam yang diperkenalkan oleh Sunan Prapen dan para
penerusnya nampaknya hanya menekankan konsep keimanan
dan ketahuidan dengan pendekatan budaya. Pembinaan Islam
yang diutamakan adalah kesadaran ketuhanan dan ibadah
dengan pendekatan yang bersifat sufistik. Pola sufisme sinkritik
dipandang efektif untuk syiar Islam saat itu sehingga Islam
mudah diterima. Sampai dengan akhir abad XVII, Islam sudah
tersebar di seluruh pulau Lombok .20
Setelah raja Selaparang memeluk agama Islam, kerajaan
Selaparang Hindu kemudian
berubah menjadi kerajaan
Selaparang Islam dan membawa spirit Islam masuk ke
kebudayaan Sasak. Ini berarti bahwa sejarah dan kebudayaan
Sasak mengalami proses transformsi berdasarkan kehidupan
keagamaan yang dianutnya.
Penyebaran agama Islam di Lombok disesuaikan dengan
kondisi dan situasi saat itu. Adat istiadat dan kesenian
disesuaikan dengan ketauhidan; artinya, asal tidak merusak
ketauhidan dibiarkan berkembang. Mereka diajarkan
mengucapkan dua kalimah syahadah dan ikrar tobat. Ajaran fiqh
banyak ditulis dalam bahasa daerah campur bahasa kawi,
digubah dalam bentuk sya'ir dan ditembangkan dan ditulis dalam
huruf jejawen (huruf sasak). Di setiap awal tulisan atau uraian
selalu diawali dengan pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai berikut:
19Ada
dua macam zakat fitrah yang ditunaikan, yaitu zakat fitrah
urip dan zakat fitrah pati. Zakat fitrah urip adalah zakat fitrah
orang masih hidup. Zakat fitrah pati adalah zakat fitrah
mereka yang sudah meninggal dunia. Kedua macam zakat
fitrah dimaksud diserahkan kepada kyai mereka dengan niat
mencari kesejahteraan dan perbaikan kehidupan di dunia dan
akhirat.
20Marrison, Sasak..., 5.
416
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Bismillah hamba miwiti, banibut mawaning Allah kang murah hing duniae riko,
hing kang asih hing akhirat. Kang pinuji tan pegat, tan ana ratu lian agung,
setuhune amung Allah. Dua kalimat syahadatnya berbunyi :" Weruh ingsun
norana pangeran iyaning Allah, lan weruh ingsun Nabi Muhammad utusan Allah
atau Asyhadu ingsun sining weruh ansyaksini angestoken norana Pangeran
sebenere hangging Allah Pangeran kan sebenere setuhune Nabi Muhammad utusan
Allah. 21
Bismillah hamba mulai dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pemurah dan Pengasih di dunia dan akhirat. Kalimat
syahadatnya berbunyi, ”Hamba bersaksi tiada Tuhan selain
Allah dan Nabi Muhammad memang benar menjadi utusan
Allah.”
Kalimat taubatnya berbunyi, "Ingsun anede pengampuranung
Allah, hing dosa hamba ingkang agung alit, ingkang nyata ingkang
samar", kemudian beristighfar tiga kali.22
Hamba memohon ampun kepada Allah atas dosa yang sudah
lalu yang nyata dan yang tersembunyi, kemudian beristighfar tiga
kali.
Agama Islam di Lombok dalam prakteknya ada dua, yaitu
praktek Islam waktu lima dan waktu telu. Islam waktu lima
dalam praktek keagamaan sesuai dengan ajaran Islam. Waktu telu
dalam praktek kehidupan mereka sehari-hari masih sangat kuat
berpegang teguh pada adat nenek moyang. Pelaksanaan
keagamaan hanyalah dikerjakan oleh kyai dan penghulu mereka.
Dalam masyarakat waktu telu masih tersisa pengaruh ajaran
pribumi dan Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dipeliharanya sarana peribadatan yang disebut Pedewaq sebagai
tempat pemujaan, meskipun mereka mengucapkan dua kalimah
syahadat menurut ketentuan Islam.23
Pelaksanaan ritualnya bervariasi, misalnya melakukan shalat
Zuhur hanya sekali pada hari Jum'at, ada yang sembahyang pada
hari Kamis sore, atau sembahyang Subuh pada dua hari raya.
Shalat yang diikuti oleh jama'ahnya di masjid hanya shalat dua
21Team,
Monografi..., 14.
22Ibid.
23Zakaria,
Mozalik...., 138.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
417
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
hari raya, yaitu 'Idul Fithri dan 'Idul Adlha. Puasa Ramadhan
dilakukan hanya tiga hari, yaitu awal, tengah, dan akhir bulan.24
Informasi yang berkembang mengenai ritual waktu telu
bervariasi. Ada yang mengatakan mereka hanya baru mengenal
tiga rukun dari lima rukun Islam. 25 Selain itu, ada yang
mengatakan mereka hanya mengerjakan tiga shalat, yaitu, shalat
Jum'at, shalat 'Idul Fithri, dan shalat 'Idul Adlha. Meskipun
demikian, yang pasti waktu telu adalah paham keagamaan yang
belum sesuai tata cara ritual keagamaannya menurut syari'at
Islam.
Hal ini boleh jadi disebabkan karena dalam mendakwahkan
Islam di awal-awal perkembanganya belum tuntas karena para
muballig berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain dan materi
ajaran agama disampaikan secara bertahap. Di samping karena
daya lentur ajaran Islam, tata nilai yang telah berkembang dan
kehidupan masyarakat sebelum datangnya Islam tidak serta
merta diganti. Akibatnya, masih ada budaya lama yang masih
diterapkan bersamaan dengan ajaran Islam yang baru mereka
terima. Karena mereka baru dalam proses memeluk Islam
melalui pintu masuk mengucapkan dua kalimah syahadat,
pengetahuan tentang shalat dan tata caranya belum sempurna.
Mereka itulah kemudian yang menjadi penganut waktu telu.
Sebagaimana yang telah disebutkan, Islam masuk di pulau
Lombok ini sekitar abad ke XVI, dan yang memperkenalkan
pertama kali adalah Sunan Prapen, putera Sunan Giri. Di
samping itu, datang kemudian murid atau pengikut Sunan
Kalijaga, yaitu Sunan Pengging dari Jawa tengah. Keduanya
tidak berbeda dalam metode dakwahnya. Materi yang diajarkan
adalah mistik yang banyak mengarah pada
sinkretisme
Hindu―Islam. Paham sinkritisme merupakan kombinasi dari
Hindu ( addawata ) dan Islam ( sufisme ), dengan pantheisme
wihdatul wujud. 26
Paham Waktu Telu, pada mulanya berkembang di wilayah
Lombok Tengah bagian Selatan. Akan tetapi, saat ini sebagian
24Ibid.,
139.
Monografi..., 80.
26Ibid., 15.
25Team,
418
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
besar dari mereka sudah banyak yang melaksanakan ajaran Islam
dengan sempurna berkat kegigihan para tuan guru yang sudah
menimba ilmu pengetahuan di Makkah sejak abad XIX. Mereka
pulang dan berdakwah dan membimbing mereka kepada caracara ritual Islam Waktu Lima, seperti TGH. Ali Batu, Guru
Bangkol, TGH. Muhammad Sidik, dan di Praya dilanjutkan oleh
TGH. Makmun.27
Mereka merupakan penyiar Islam generasi awal yang
menekankan aspek fiqh berupa kewajiban pokok, seperti shalat,
puasa, zakat dan haji dan ditambah dengan thariqat
Naqsyabandiyah bagi mereka yang dianggap sudah layak. Jasa
mereka masih dapat disaksikan dengan banyaknya para peziarah
ke kubur mereka sampai sekarang. Hasil dari dakwah mereka
belum dikatakan dapat menghabiskan paham waktu telu yang
masih terdapat di pelosok-pelosok desa karena faktor jarak dan
pengaruh tokoh setempat yang masih enggan menerima
kedatangan para Tuan Guru tersebut.
Kalau melihat perkembangan Islam setelah wali-wali yang
membawa agama Islam baik yang datang dari Jawa nampaknya
revitalisasi Islam di Lombok lebih banyak diprakarsai oleh tuan
guru dengan dukungan para pengikut setianya, ketimbang
pemerintah. Komitmen para tuan guru untuk meneruskan ajaran
Islam melalui dakwah merupakan implementasi dari ketaatannya
kepada Rasulullah saw. Kesetiaan para pengikut kepada Tuan
Guru sebagai tokohnya sampai pada tingkat tertentu didasari
oleh prinsip "sami'na wa a'tha'na''. Prinsip ini mendorong mereka
untuk mengikuti para tokohnya yang amat mereka percayai dan
telah berjasa membimbing mereka ke jalan yang benar.
Sebagaimana diketahui, dakwah adalah upaya yang tiada
akhir dalam kehidupan. Hal ini yang mendorong para tokoh
agama untuk menyebarkan ajaran Islam dalam segala situasi dan
kondisi politik. Sekalipun ada pendukung tertentu dari kelompok
organisasi keagamaan yang sekali waktu mengubah afiliasi politik
dengan tujuan untuk kemajuan organisasi dan lembaga-lembaga
pendidikan yang mereka bangun, tidak mengurangi kegigihan
27Asnawi,
Agama dan Paradigma Sosial Masyarakat (Jakarta: Sentra
Media, 2006), 173.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
419
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
mereka dalam mendakwahkan ajaran Islam. Dengan ungkapan
lain berdakwah adalah aktifitas otonomi para tuan guru yang
sama sekali kebal dari pengaruh rezim politik yang berkuasa.
Paham Teologi Masyarakat Muslim Lombok
Dalam perjalanan sejarah, aliran teologi Islam yang dominan
di Indonesia sejak perkembangan awal Islam di wilayah ini
adalah aliran Asy'ariyah. Aliran teologi ini merupakan aliran
utama (mainstream school of theology dalam mazhab Ahl al-Sunnah wa
al-Jama'ah (Sunni) yang diikuti mayoritas kaum muslimin. Selain
aliran teologi Asy'ariyah, di dalam mazhab Sunni terdapat aliranaliran teologi lainnya, seperti Mu'tazilah, kemudian dipandang
sebagai semacam teologi sempalan dalam tradisi Sunni.28
Aliran Asy'ariyah berbeda dengan aliran Mu'tazilah dalam
memahami hubungan perbuatan manusia dan perbuatan Tuhan,
tetapi tidak sama dengan paham Jabariyah. Pemuka Ahl alSunnah menolak paham qadariyah, maupun pemikiran Mu'tazilah
tentang perbuatan Tuhan dalam hubungannya dengan perbuatan
manusia. Mereka sepakat dalam memahami keberadaan Tuhan
sebagai Pencipta yang berkehendak dan berkuasa atas segala
sesuatu. Meskipun demikian, mereka tidak menerima paham
Jabariyah yang menafikan peranan manusia dalam mewujudkan
perbuatannya. Dalam ‫ تحفة المريد‬sebuah kitab yang
mengembangkan paham teologi, Asy'ariyah, dinyatakan:
‫فالجبرية افرطوا والمعتزلة فرطوا وتوسط اهل السنة والجماعة وخير االمور‬
29 ... ‫اوسطها‬
Artinya: Paham Jabariyah sangat kurang, dan Mu'tazilah berlebihan dalam
memposisikan ke-mampuan manusia, dan Ahl al-Sunnah
mengambil posisi menengah antara keduanya dan paham yang
terbaik adalah yang menengah…
Selanjutnya, dinyatakan bahwa Asy'ariyah tampil dengan
sikap menengah ibarat antara kotoran dan darah. Di antara
28Azyumardi
Azra, Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam (Jakarta:
Paramadina, 1999), 44.
29Ibrahim
ibn Muhammad al-Baijuri, Tuhfah al-Murîd 'alâ Jauhar
al-Tauhîd (Surabaya: al-Hidayah, tth.), 64-5.
420
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
kotoran dan darah terdapat air susu yang bersih, nikmat
diminum.
30
‫فخرج مذهبهم من بين فرث ودم لبنا سائغا للشاربين‬
Pendapat mereka(Asy’ariyah), dari antara kotoran dan darah
terdapat air susu yang enak diminum.
Di Indonesia paham teologi Asy'ariyah semakin berkembang
dan menjadi mapan ketika sejumlah ulama' yang belajar di Timur
Tengah, terutama di Makkah dan Madinah, kembali ke
Indonesia sejak abad XVII. Mereka ini secara sosial dan
intelektual termasuk ke dalam jaringan ulama' Timur Tengah,
dan diduga kuat mereka mempelajari dan mengikuti aliran
teologi Asy’ariyah dan selanjutnya mereka sebarkan melalui
kitab-kitab yang mereka tulis ke berbagai tempat di Indonesia
melalui lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan Islam.31
Di pulau Lombok paham Asy'ariyah ini berkembang melalui
pengajian-pengajian yang diadakan mula pertama di rumahrumah para Tuan Guru dengan mengambil tempat di santren
(sama dengan mushalla) yang dibangun dekat dengan rumah
tuan guru. Mereka yang datang mengaji dari jarak yang jauh
menginap di santren itu, dan selanjutnya mereka membangun
tempat tinggal sementara berupa pondok-podok kecil di sekitar
santren itu. Atas anjuran dan keperluan masyarakat setempat,
dibangunlah madrasah untuk tempat pelaksanaan pendidikan
yang lebih luas dan kemudian berkembang menjadi pondok
pesantren.
Dalam menanamkan akidah dan keyakinan tentang tauhid,
para tuan guru menggunakan kitab yang mengembangkan
paham teologi Islam Asy'ariyah. Indikatomya adalah kitab-kitab
yang dijadikan rujukan dalam memberikan pangajian adalah
kitab-kitab mengembangkan paham teologi Islam Asy'ariyah
seperti:
1. Umm al-Barâhîn yang ditulis oleh Abdullah Muhammad ibn
Yusuf al-Sanusi (w. 895 H ). Yang membahas tentang sifatsifat Tuhan dan sifat-sifat para Rasul. Kitab ini penulis
jumpai di pondok pesantren al-Badriyah di Kabupaten
30Ibid.,
65.
31Azra,
Konteks..., 45.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
421
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lombok Timur dan dijadikan refrensi bagi santri waktu
pengajian setelah shalat magrib32.
Kitab Kifâyat al-'Awwâm' yang ditulis oleh al-Syekh
Muhammad al-Fadhdhali (w. 1236 H.). Kitab ini
pembahasannya didasarkan atas al-Sanusi. Kitab ini
digunakan di qismul’Ali atau takhassus di Pondok Pesantren
dan majelis taklim yang dibinanya seperti di pondok
pesantren al-Mujahidin Banyu Urip Lombok Barat.
Tahqîq al-Mâqam 'ala kifâyat al'Awwâm fi 'Ilm al-Kalâm, yang
ditulis oleh Ibrâhîm al-Baijûrî (w. 1277 H.) Kitab ini
merupakan syarah dari Kifâyat al-'Awwâm, dan dijadikan
sebagai kitab yang dikaji di pondok pesantren pada
qismul’Ali atau takhassus.
Tijân al-Darary, oleh al-Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi.
Kitab ini adalah komentar dari Tahqîq al-Maqâm 'Alâ Kifâyat
al- "Awwâm. Dan kitab ini merupakan salah satu kitab akidah
yang paling banyak digunakan sebagai rujukan oleh para
ustadz yang memberikan pengajian pada majelis-majelis
taklim
di
Lombok,
seperti
pondok
pesantren
Hidayatuddarain NW., Darul Muhajirin, dan Qmarul Huda.33
Tuhfat aJ-Murîd, oleh Ibrâhîm al-Baijûrî. Kitab ini juga,
komentar dan kitab Jauharat al-Tauhîd yang ditulis oleh alLaqqaniy (w. 1041 H). Kitab-kitab tersebut di atas
merupakan kitab yang selalu digunakan pada tingkat
Madrasah Tsanawiyah di pondok-pondok pesantren dan
majelis-majelis taklim.
Kitab al-Hushûn al-Hamîdiyah, yang ditulis oleh Husain ibn
Muhammad al-Jasr Efendi al-Tarablusi. Kitab ini banyak
dipelajari pada tingkat 'Aliyah dan kelas takhassus pada
pondok- pondok pesantren se pulau Lombok.
Kitab Perukunan Melayu oleh Haji Abd. al-Rasyid Banjar yang
diambil (dipetik) dari tulisan Syekh Muhammad Arsyad
Banjar dan Hidâyat al-Sâlikîn oleh Syekh Abd. Al-Shamad
Palimbani. Kedua kitab yang disebut terakhir ini ditulis
32Asnawi,
33Ibid.
422
Agama..., 192.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
dalam bahasa Melayu tulisan Arab (Melayu Arab), dan
membahas tentang akidah, fiqh,dan akhlaq.
Semua kitab-kitab tersebut adalah hasil temuan penulis
selama mengadakan penelitian di beberapa pondok pesantren di
pulau Lombok. Sepanjang penelitian penulis kitab itu membahas
hal-hal pokok yang wajib diketahui dan diyakini oleh setiap
mukmin berkisar pada sifat-sifat yang wajib, mustahil dan jaiz
bagi Allah dan Rasul-Nya. Kalau disimpulkan berkisar pada 50
sifat. Penjelasan tentang sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya itu
dilengkapi dengan dalil aqli maupun naqli.
Mengetahui sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz
dengan dalil-dalil yang ijmali (global) adalah kewajiban yang
bersifat individual (wajib 'aini) bagi setiap mukallaf baik pria
maupun perempuan, sedangkan mengetahui dalilnya secara
detail {tafshîlî) adalah fardlu kifayah 34 Pernyataan yang senada
dinyatakan juga oleh al-Syekh Ibrâhim al-Baijûrî dalam Hasyiyah
tahqîq al-Maqâm 'alâ kifâyat al-'Awwâm, mengetahui sifat-sifat
Allah dengan dalil ijmali merupakan kewajiban minimal bagi
aqidah setiap mukmin. Bagi yang mempunyai kemampuan
berpikir yang lebih kuat dianjurkan untuk mengetahui dalil
secara tafshîli (detail), seperti pemyataan berikut:
‫يجب على كل مسلم ان يعرف خمسين عقيدة وكل عقيدة يجب عليه ان يعرف‬
35... ‫لها دليال اجماليا او تفصيليا‬
Artinya: Setiap orang muslim diwajibkan mengetahui dan meyakini lima
puluh keyakinan(sifat),lengkap dengan dalil-dalilnya baik secara
global atau rinci …
Dan selanjutnya dikatakan:
‫ فاذا عرف االجمالى فقد اتى بالوجب العينى فال يجب عليه التفصيلى حينئذ‬...
36... ‫وجوبا عينيا‬
Al-Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi, Tîjân al-Darari (Semarang:
Thaha Putera, tth.), 3.
34
35 Al-Syeikh
Ibrahim al-Baijuri, Tahqîq al-Maqâm 'alâ kifâyat al'Awwâm (Semarang: Taha Putera, tth.), 14-5.
36 Ibid., 15.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
423
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Artinya: ...Apabila dalil ijmali(global) sudah diketahui,berarti telah
terpenuhi kewajiban secara individual sebagai seorang muslim,
dan tidak diperlukan mengetahui dalil secara rinci atau detail....
Kalau dicermati materi kitab-kitab yang dijadikan rujukan
dalam memberikan pengetahuan keagamaan khusus bidang
akidah di masyarakat Lombok, nampaknya paham Asy'ariyah
mendapat
posisi
utama.
Alasannya
adalah
karena
pembahasannya berkisar pada sifat-sifat Allah baik yang wajib,
mustahil, dan yang jaiz. Aliran Asy'ariyah mengembangkan
paham itsbât al-shifât (menetapkan adanya sifat Allah), berbeda
dengan aliran Mu'tazilah yang mengembangkan paham nafy alshifât (meniadakan sifat-sifat Allah).
Mengenai paham kehendak dan perbutan Tuhan
dihubungkan dengan perbuatan manusia, nampaknya
mengambil jalan tengan dari paham keterikatan dengan
kehendak Tuhan seperti paham Jabariyah, dan kebebasan
manusia dalam mewujudkan kehendak dan perbuatannya seperti
yang dikembangkan oleh Mu'tazilah. Hal ini dapat dipahami dari
penjelasan mengenai perbuatan manusia yang dikaitkan dengan
perbuatan Tuhan, pada umumnya terdapat dalam pembahasan
mengenai sifat qudrat (kekuasan) Allah, kecuali pembahasan
mengenai konsep kasb dan ikhtiar manusia terdapat penjelasan
secara lebih eksplisit pada Kitab Tuhfatal-Murîd sebagai berikut:
* ‫ فليس مجبورا وال اختيارا‬. ‫للعبد كسب كلف * ولم يكن مؤثرا فلتعرفا‬
‫ فان يثبنا فبمخض الفضل * وان يعذب فبمخض العدل‬. ‫وليس كال يفعل اختيارا‬
37 .
Artinya: Ketahuilah, bahwa setiap orang diwajibkan berusaha, namun
usahanya tidak berpengaruh.
Tidak terikat dan tidak juga bebas, dan tidak semua pekerjaan
dilakukan dengan bebas.
Jika memperoleh kebaikan (keberhasilan), Hal itu terjadi karena
pemberian Allah semata,
Dan jika memperoleh siksa(kegagalan), Hal itu semata-mata
karena keadilan (Tuhan).
37 Syekh
al-Islam Ibrahim ibn Muhamad al-Baijuri: Tuhfat al-Murîd 'alâ
Jauhar al-Tauhîd (Surabaya: Mathba'ah al- Hidayah, tth.), 65-7.
424
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
Pernyataan di atas mempertegas bahwa Tuhan memiliki
kekuasaan mutlak dalam mewujudkan kehendak dan perbuatanNya dan manusia terikat dengan kehendak dan perbuatan
Tuhan. Kalau Tuhan dalam mewujudkan kehendak dan
pebuatanNya ada keterlibatan selain Dia, maka Tuhan itu berarti
lemah. Hal itu mustahil bagi Allah swt. Pemahaman tentang
perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia yang dikembangkan
dalam kitab-kitab tersebut di atas menjadi pemahaman yang
berkembang di masyarakat etnis Sasak. Hal ini tidak sulit
dipahami karena pengaruh suatu paham yang dikembangkan
melalui kitab-kitab atau referensi yang diyakini kebenarannya,
akan mudah diterima, apalagi kalau disampaikan oleh tokoh yang
menjadi panutannya.
Syair
di
atas
mempertegas
bahwa
Asy'ariyah
mengembangkan konsep kasb. Konsep kasb
yang terungkap
dari sya'ir di atas menunjukkan bahwa meskipun manusia yang
melakukan perbuatannya namun perbuatannya itu tidak efektif,
sangat bergantung pada kehendak dan kekuasaan mutiak Tuhan.
Dengan ungkapan lain, meskipun yang nampak dalam
mewujudkan perbuatan itu adalah manusia, pada hakikatnya
yang melakukan perbuatan dan yang menentukan hasil
perbuatan itu adalah Allah. Akibatnya, pemahaman aliran
Asy’ariyah yang menjadi pemahaman teologi Islam sebagian
besar masyarakat Lombok berkeyakinan bahwa manusia hanya
memperoleh hasil perbuatan (kasb) yang diberikan Allah.
Meskipun manusia berpotensi mewujudkan kehendak dan
perbuatannya, namun untuk mewujudkannya sangat tergantung
pada kehendak dan kekuasaan Tuhan. Pernyatan ini senada
dengan yang diungkap Azyumardi dalam konteks berteologi38
Konsep kasb Asy'ari ini sebenamya tidak menafikan
perbuatan manusia dan tidak menghilangkan motivasi untuk
melakukan perbuatan. Itulah sebabnya masyarakat Lombok
memiliki motivasi berjuang yang kuat untuk melawan
penindasan penjajah. Mereka berjuang sambil berserah diri
kepada Allah. Berjuang dan bertawakkal inilah yang menjadi
tolok ukur visi kebangsaan yang kuat untuk membasmi penjajah
38Azra,
Konteks…, 45.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
425
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
yang kafir. Sikap membenci penjajah yang kafir saat itu sangat
kental. Karena bencinya pada penjajah yang kafir, adanya
pernyataan di masyarakat bahwa meniru pakaian orang kafir atau
serupa dengan orang kafir itu haram, seperti memakai tali leher
(dasi), topi copio (pet). Berperang melawan orang kafir
dinyatakan dengan Perang Sabil atau perang sabilillah(berperang di
jalan Allah). Berperang di jalan Allah kalau mati, menjadi mati
syahid. Inilah keyakinan masyarakat Lombok dalam melawan
penjajahan saat itu.
Kebaikan dari konsep kasb ini adalah, motivasi untuk
mewujudkan suatu perbuatan tetap ada, dan muncul dari
kesadarannya sendiri dan tidak merasa dipaksa. Disinilah letak
perbedaannya dengan paham Jabariyah yang berpaham bahwa
manusia itu terpaksa melakukan perbuatannya, karena perbuatan
manusia adalah perbuatan Tuhan.
Sejalan dengan paham teologi yang beerkembang seperti
yang telah disebutkan, berkembang juga praktek-praktek tarekat
di masyarakat Lombok. Tokoh-tokoh tarekat di Makkah dapat
dipastikan mempunyai banyak murid dari orang-orang Indonesia
yang berkunjung ke Makkah dari segenap penjuru Nusantara:
dari Malaya, Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok39 Thariqah adalah
lafaz bahasa Arab yang berarti jalan atau cara. Istilah thariqah
digunakan organisasi sosial maupun kewajiban-kewajiban yang
ditujukan untuk maksud tertentu yang berbasis ritual dan
struktur kelompok. Dengan demikian, kelompok sufi atau
thariqah mencakup spektrum aktivitas yang luas dalam sejarah
dan masyarakat muslim. 40 Disini antara tasawuf dan tarekat
deberikan pengertian yang sama.
Secara relatif, tarekat merupakan tahap akhir dari
perekembangan tasawuf. Sesungguhnya tarekat tidak hanya
mempunyai fungsi ritual keagamaan saja, tetapi juga mempunyai
fungsi sosial keagamaan. Setiap tarekat merupakan semacam
keluarga besar dan semua anggotanya menganggap diri mereka
bersaudara satu sama lain. Akibatnya, setiap anggota jamaah
39Martin
Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung:
Mizan, 1992), 92.
40
John L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern
(Bandung: Mizan, 2002), 215.
426
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
tarekat mempunyai hubungan yang sangat kuat antara anggota
tarekat yang satu dengan yang lain. Sangat mudah membangun
sebuah kekuatan untuk kepentingan bersama. Tarekat dalam
hal-hal tertentu mempunyai kekuatan politik. Banyak syeikh
tarekat menjadi tokoh kharismatik karena banyak pengikutnya
(jama’ahnya) yang memilki kesetiaan yang tinggi, dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap muridnya. Hal ini
dapat berdampak pada peran politik. Pihak pemerintah Belanda
melihat para syeikh ini sebagai ancaman atau sebaliknya sebagai
sekutu yang bermanfaat. 41 Pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang syeikh-syeikh tarekat menjadi ancaman. Martin
menyatakan, sejauh tidak ada lagi organisasi lain, barangkali
tarekat merupakan wahana terbaik untuk melancarkan protes
bagi para aktivis. Pemberontakan tidak diorganisir oleh jamaah
tarekat, tetapi tarekat kadang menjadi alat yang sangat
bermanfaat bagi para pemberontak, sebagai suatu jaringan
organisasi dan komunikasi. Dan kharisma syeikh merupakan
asset besar dalam upaya memperoleh dukungan masyarakat42.
Dalam konteks berpolitik masa kini cenderung menjadi
sekutu untuk memenangkan pertarungan dalam pesta demokrasi
dan menyukseskan program yang dilaksanakan. Ini berarti
kelompok masyarakat muslim dalam siklus aktifitasnya baik
ritual maupun sosial tetap menjadi mainstream
dalam
kehidupan berbangsa sejak zaman penjajahan sampai sekarang.
Nilai Teologis dalam Melawan Penjajah
Menurunnya supremasi Gowa pada akhir abad XVII
menjadikan Nusa Tenggara Barat semakin penting dalam
hubungannya dengan pusat operasi perlawanan terhadap VOC.
Dan bangsawan Goa tidak mau tunduk pada kekuasaan VOC.
Akibatnya VOC berusaha menguasai dan menjaga daerah ini
supaya jangan jatuh ke Goa dan kekuasaan Inggris. Dengan
demikian pulau Lombok pada abad XIX semakin mempunyai
arti penting bagi lalu lintas internasional. Keadaan ini
menyebabkan pergeseran pengaruh yang menimbulkan bentrok
41
42
Martin, Tarekat..., 16.
Ibid., 31.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
427
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
fisik antara berbagai kelompok penguasa di pulau Lombok
antara tahun 1803-1839.43
Ketika Belanda hendak menguasai pulau Lombok tahun
1894 pengorbanan demi pengorbanan terjadi sejak menguasai
pulalu Lombok dan pulau Sumbawa. Demikian halnya dengan
penjajahan Jepang yang merupakan bencana penjajahan yang
diteruskan dengan revolusi fisik. Peristiwa pemberontakan
Donggo, Pemberontakan
Ngali, Pemberontakan Dena,
Pemberontakan Undru di Pulau Sumbawa menjadi saksi sejarah
atas tidak relanya masyarakat Nusa Tenggara Barat dijajah,
demikian
halnya
dengan
pemberontakan
Gandor,
Pemberontakan Pringgabaya, di zaman Hindia Belanda.
Peristiwa pemberontakan Sesait, Lendang Marang dan lain-lain
di zaman Jepang. Penyerbuan tangsi militer Belanda di
Selong(Lombok Timur) pada zaman revolosi merupakan
manifestasi dari jiwa patriot yang mempunyai nilai perjuangan
yang perlu diketahui generasi mendatang.
Di bawah kekuasaan Belanda, masyarakat Lombok
mengalami kontrol dan penindasan yang lebih keji dari pada
penguasa-penguasa sebelumnya. Akibatnya, para pemimpin
Islam, seperti tuan guru, yang sebelum kedatangan Belanda telah
melakukan dakwah untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam kepada
masyarakat kemudian menjadikan Islam sebagai dasar
perjuangan ideologis untuk melawan penjajah Belanda yang
dianggap kafir.
Sepanjang pemerintahan kolonial Belanda, tuan guru
mengalihkan gerakan dakwah mereka menjadi pemberontakanpemberontakan lokal yang bermuatan jihad keagamaan untuk
menghalau Belanda. Gerakan pemberontakan yang dipimpin
oleh para tuan guru memperoleh pengikut yang banyak. Di
antara tuan guru yang terlibat langsung dalam pemberontakan
itu adalah TGH. Ali Batu Sakra Lombok Timur, TGH.
Muhammad Sidik Karang Kelok Lombok Barat, dan Guru
Bangkol Praya Lombok Tengah. Tokoh-tokoh tersebut adalah
43
Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Daerah Nusa
Tenggara Barat (ttp., Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah,
1977/1978), 3.
428
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
mursyid Syeikh Ahmad Khatib Sambas di Mekkah dan Syeikh
Abd. al-Karim Banten44 yang mengembangkan tarekat Qadiriyah
dan Naqsyabandiyah. Mereka merupakan tokoh-tokoh kuat yang
mengobarkan semangat anti penjajahan dan penindasan dari
pihak manapun, 45 sehingga gerakan anti kolonial dan anti
penindasan menjadi suatu gerakan yang membangkitkan
semangat berperang melawan penjajah dan penindas.46
Mengenai perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan,
Martin menjelaskan, pada tahun 1891 terjadi pemberontakan
dari kaum muslimin suku Sasak melawan orang-orang Bali yang
menguasai sebagian besar pulau itu. Berbeda dengan
pemberontakan-pemberontakan sebelumnya, pemberontakan
kali ini tidak mudah dipadamkan dan berlangsung terus sampai
1894. Pusat pemberontakan itu berpusat di Praya dan pucuk
pimpinannya adalah Guru Bangkol, seorang bangsawan
setempat sekaligus seorang guru tarekat Naqsyabandiyah.47
Gerakan yang dipimpin oleh para tokoh tarekat cukup
mengkhawatirkan
penjajah
Belanda.
Ketika
terjadi
pemberontakan di Banten tahun 1888, waktu itu Engelenberg
seorang kontrolir Belanda sedang berada di Banten. Dari
peristiwa itu tumbuh kecurigaan yang kuat dalam dirinya
terhadap tarekat. Ketika ia memperhatikan para pemimpin
pemberontakan Sasak temyata ada kaitannya dengan tarekat. 48
Pemerintahan Belanda mempunyai kesimpulan bahwa tarekat
mengancam kekuasaannya.
Kesadaran ini menyebabkan
Belanda melakukan gerakan perburuan terhadap tokoh-tokoh
tarekat dan secara aktif mencari informasi mengenai kegiatankegiatan tarekat. Di Praya misalnya, TGH. Makmun, salah
Syeikh Ahmad Khatib wafat sekitar tahun 1878, kedudukannya
sebagai pimpinan tarekat kemudian digantikan khalifahnya, Syeikh Abd alKarim Banten yang bermukim di Mekkah. Kharisma Syeikh Abd al-Karim
menyebabkan tarekat Qadiriyah dan Naqsfyahandiyah berkembang di Banten
dan daerah lainnya, dari Sumatera Selatan sampai Lombok. Lihat Martin
Van Bruinessen, Kitab Kuning dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1995), 217.
45Zakaria, Mozaik..., 144.
46 Inggela Gerdin, The Unknown Balinese, Land Labour and Inequality in
Lombok (Sweden: Vasastadents Bokbinderi, 1982), 38.
47Bruinessen, Tarekat…, 28.
44
48Ibid.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
429
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
seorang pemimpin tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah tidak
luput dari incarannya, tetapi begitu tiba di depan kampungnya
(Karang Lebah) dia hanya melewatinya saja dan bolak-balik
berkali-kali, akhirnya menjadi bosan karena kelelahan dan tidak
dapat menemuinya. 49 Selain itu, upaya represif yang diterapkan
Belanda dan Jepang menyebabkan tokoh-tokoh tarekat turun ke
jalan melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh Raden
Wiresasih dan Mamiq Mustiaji. Pemberontakan yang terjadi
pada tahun pada 1897 itu berawal dari desa Gandor sehingga
terkenal dengan pemberontakan Gandor.50
Pemberontakan ini oleh pihak Belanda disebut sebuah
perlawanan yang dilakukan oleh orang-orang Lombok yang
merupakan refleksi dari seruan untuk melakukan perang suci
dengan tema-tema keagamaan untuk melawan orang kafir. 51
Betapapun perjuangan yang dilakukan melawan penjajah
Belanda, pada akhirnya dapat dipadamkan Belanda, karena
peralatan yang canggih. Akan tetapi gerakan tarekat justeru
berkembang pesat dengan adanya halaqah(pengajian) yang
dipinpin oleh para Tuan Guru seperti TGH. Muhamad Amin di
Pejeruk(Ampenan), TGH. Muhamad Sidiq Karang Kelok, TGH.
Arsyad Getap,TGH. Munawar di Gebang, TGH. Munir Karang
Bedil 52 dan TGH. Makmun Praya. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa halaqah tarekat merupakan
jaringan organisasi dan komunikasi yang sangat efektif dalam
membangun solidaritas sosial masyarakat Lombok, sehingga
membangun komitmen yang kuat untuk membasmi penjajah
menjadi lebih mudah. Perkembangan tarekat yang dipimpin oleh
para tuan guru di Lombok mengalami perkembangan yang
cukup maju. Ini menunjukkan bahwa fenomena ini sebagai
bentuk perlawanan kultural masyarakat Lombok terhadap
penjajah Belanda yang nonmuslim.
Jepang menggantikan Belanda di Lombok untuk suatu
periode yang singkat antara 1942 dan 1945. Sesudah itu, selama
TGH. Muh. Najmuddin Makmun, Fawaid al-Hifzi (Praya: Bariklana,
2001), 217.
49
50Zakaria,
Mozaik..., 135.
51Ibid.
52Ibid.,
430
142.
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
perang kemerdekaan Indonesia, Belanda berusaha untuk
menguasai kembali Lombok dan pulau-pulau Indonesia lainnya,
tetapi tidak berhasil. Lombok merdeka pada tahun 1946 sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kalau dicermati paham teologi yang berkembang
dihubungkan dengan tekad berjuang melawan penjajah yang
kafir ternyata motivasi untuk melakukan perbuatan yang
ditentukan hasilnya oleh Allah memiliki pengaruh yang sangat
kuat. Konsep kasb yang dikembangkan oleh Asy’ariyah adalah
paham menengah antara paham fatalistik yang dikembangkan
oleh aliran Jabariyah dan paham qadariyah yang dikembangkan
oleh aliran Muktazilah. Sebagaimana yang telah dikemukakan
pada pembahasan paham teologi yang berkembang, bahwa
konsep kasb yang dikembangkan oleh Asy’ariyah adalah manusia
melakukan perbuatannya tapi perbuatan itu tidak mempengaruhi
hasil perbuatannya, yang menentukan hasil perbuatannya adalah
Allah.
‫للعبد كسب كلفا * لم يكن مؤثر فلتعرفا‬
Paham ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam
pergerakan masyarakat Lombok melawan penjajah. Hal ini
dimungkinkan karena keyakinan mereka dalam berjuang bukan
dengan tenaganya sendiri tapi ia bersama dengan Allah. Secara
konsepsional tidak menentukan target kemenangan tetapi yang
penting berperang dan berjuang karena melawan penjajah adalah
perbuatan mulia. Jiwa dan spirit berjuang yang menyandarkan
diri kepada Allah menjadi salah satu motivasi kuat untuk
melakukan tindakannya.
Catatan Akhir
Dari pemaparan di atas, nampak jelas bahwa perkembangan
Islam di Lombok mengalami sejarah yang panjang dan
membangkitkan kefanatikan beragama yang kental. Kefanatikan
masyarakat Lombok di awal-awal sejarah perkembangannya
melahirkan sikap anti penjajahan. Dilihat dari pergolakan demi
pergolakan dalam menghadapi penjajahan dari luar baik dari Raja
Gel-Gel Bali yang ingin menguasai pulau ini, maupun
perlawanan terhadap penjajah Belanda dan Jepang, motivasi
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
431
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
keagamaan atau jiwa Islam yang anti penjajahan menjadi bagian
intrinsik dalam membasmi penjajahan di bumi persada ini.
Meskipun saat itu mungkin semangat kebangsaan belum begitu
berakar dalam perjuangan mereka, visi kebangsaan yang ditandai
dengan perjuangan yang keras dalam upaya membentuk
Indonesia merdeka menjadi sebuah kenyataan.
Perpaduan antara paham teologi dan praktek tarekat yang
berkembang saat itu cukup ampuh untuk membangun dan
membangkitkan semangat anti penjajahan oleh mursyid tarekat
yang menjadi tokoh-tokoh kharismatik yang dibangun melalui
ritual tarekat yang dilakukan dalam kegiatan berjamaah
(berkelompok) seperti yang terjadi di wilayah lain di Indonesia.
Nampaknya bangunan masyarakat melalui silaturrahmi dan
berjamaah dalam aktivitas keagamaan dapat menjadi suatu
metode yang unggul untuk membangun solidaritas sosial yang
kuat.●
Daftar Pustaka
A. Hasymy, Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia
(Bandung: al-Ma’arif, 1981).
Alfons Van Der Kraan, The Nature of Balinese Rule on Lombok
(ttp.: ,tp, tth.).
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sajarah
Wacana dan Kekuasaan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999).
Badan Pusat Statistik Prop. NTB, NTB dalam Angka (Mataram:
Fajar Indah, 2008).
Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Daerah Nusa Tenggara
Barat (ttp.:, Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah,
1977/1978).
Erni Budiwanti, Islam Sasak Wetu Teln versus Waktu Lima
(Yogyakarta: LKIS, 2000).
Fathurrahman Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram (Mataram:
Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998).
Geoffrey E. Marrison, Sasak and Javanese Literature of Lombok
(Leiden: KITLV Press, 1999).
Gorris R.Aanteekeningen, Over Cost Lombok (ttp. 1936).
432
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
Asnawi, Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok
___________________________________________________________
http://www.abo.fi./comprel/temenos/temeno.
Inggela Gerdin, The Unknown Bailinese, Land Labour and Inequality
in Lombok (Sweden: Vasastadents Bokbinderi, 1982).
Lalu Agus Fathurrahman, “Sejarah dan Kebudayaan Lombok”,
Makalah tidak diterbitkan.
Lalu Gede Suparman, Babad Lombok (Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Dep. Pendidikan dan
Kebudayaan, 1934).
Martin Van Bruinessen, Kitah Kuning dan Tarekat (Bandung:
Mizan, 1995).
Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia
(Bandung: Mizan, 1992).
Muh. Najmuddin Makmun, Fawaid al-Hifzi (Praya: Maktabah
Bariklana, 2001).
Saifudin Zuhri, Sejarah Kembangkitan Islam (Bandung: Al-Ma’arif,
1980).
Team Penyusun Monografi, Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat
(Jakarta: Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, 1977).
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
433
Ulumuna, Volume XIII Nomor 2 Desember 2009
434
Download