BAHAN PRESENTASI RAKORPROV NTB

advertisement
Tujuan UU Nomor 6/2014 tentang Desa
1) memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan
keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
3) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
4) mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan
potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
5) membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta
bertanggung jawab;
6) meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat
perwujudan kesejahteraan umum;
7) meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat
Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
8) memajukan perekonomian masyarakat Desa (Produksi-Pasar Desa, Kecamatan, dst) serta
mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
9) memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.
Landasan PELAYANAN SOSIAL DASAR
Kebutuhan Pengaturan Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
UU No. 6 / 2014 ttg Desa
PP No. 60/2014 ttg Dana
Desa dari sumber APBN
PP No. 43/2014 jo. No.
47/2015 ttg Peraturan
Pelaksanaan UU Desa
Permendesa
(No. 1 sd 6), No. 21 dan
No. 2/2016 ttg IDM
UU No. 23 / 2014 ttg
Pemerintahan Daerah
(Pelayanan Sosial
Dasar,
Ditjen PPMD,
Kemendesa,
PDTT)
UU No. 36/2009 ttg
Kesehatan
Perpres
RPJM 2015-2019
Perpu Sektoral
Kebutuhan Jaminan Pemenuhan Hak Warga dan Pelaksanaan
Kebijakan PSD di Desa
Permendesa, PDT dan Transmigrasi No. 1 th 2015 ttg
Kewenangan Hak Asal Usul dan Lokal Berskala Desa
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
BIDANG PEMBANGUNAN PELAYANAN DASAR
DI DESA
KESEHATAN
• Fasilitasi pengelolaan
posyandu;
• pengelolaan dana
sehat;
• pengelolaan kegiatan
tanaman obat keluarga
(toga);
• penyelenggaraan
upaya sarana
kesehatan tingkat
desa;
PENDIDIKA
N
• Penyelenggaraan
Pendidikan Anak
Usia dini (PAUD);
• pendataan warga buta
huruf/aksara , Putus
Sekolah dan Siswa
Miskin.
• Bantuan Siswa
Miskin
SOSIAL
• Pendataan warga
buta huruf/aksara,
Putus Sekolah dan
Siswa
• Memfasilitasi
pengurusan orang
terlantar dan
difabel;
PERKEMBANGAN/TAHAPAN KEGIATAN


Tahun Anggaran 2016 (Lokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM),
Kab. Bima dan Dompu)
Musyawarah Antar Desa (MAD) sosialisasi, Musyawarah Desa (MD)
sosialisasi, Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) I
(IST), Musyawarah dusun, FGD, Pelatihan TPMD I (sebagian masih
IST) , Rapat perumusan, MAD Alokasi Dana, penyusunan design dan
RAB
sudah 100%.
 Tahun Anggaran 2016 (Lokasi Non BLM)
 DTKS sudah 100% , Rapat Tim Pertimbangan Musyawarah Desa
(TPMD) sudah 100 %;
 Reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Des dan
Lokakarya Kemitraan tingkat Kecamatan sedang berjalan
DOK PELMAS DAN PERENCANAAN
ALOKASI
NO
REALISASI
SALDO
% REALISASI
KAB
PELMAS
PERENC
PELMAS
PERENC
PELMAS
PERENC
PELMAS
PERENC
1
BIMA
636.755.000,-
866.544.000,-
393.729.500
494.899.500
243.025.500
371.644.500
62
57
2
DOMPU
566.990.000,-
764.520.000,-
335.397.600
347.409.500
231.592.400
417.110.500
59
45
1.203.745.000,-
1.631.064.000,-
729.127.100
842.309.000
474.617.900
788.755.000
61
51
JUMLAH
DANA BLM KEGIATAN
NO
KAB
ALOKASI
PENCAIRAN
%
REALISASI
1
BIMA
3.400.000.000,0
 REALISASI
2
DOMPU
1.400.000.000,-
0
PEMANFAATAN
DOK DAN BLM TA
2016
980.000.000,70
JUMLAH
4.800.000.000
980.000.000,-
20
DOK PENINGKATAN KAPASITAS
NO
KABUPATEN
ALOKASI DANA
REALISASI
DANA
SALDO
%
REALI
SASI
1.400.179.000,-
441.127.500,-
959.051.500,- 31,51%
515.365.000,-
185.021.000,-
330.344.000,- 35,90%
LOMBOK TIMUR
1.622.965.000,-
610.634.000,-
1.012.331.000,- 37,62%
4
LOMBOK TENGAH
1.728.371.000,-
776.161.000,-
952.210.000,- 44,91%
5
LOMBOK BARAT
1.519.864.000,-
532.732.100,-
987.131.900,- 35,05%
6
LOMBOK UTARA
566.024.000,-
373.409.000,-
192.615.000,- 65,97%
7.352.768.000,-
2.919.084.600,-
4.433.683.400,- 41,83%
1
SUMBAWA
2
SUMBAWA BARAT
3
JUMLAH
DOK PAUD
NO
KABUPATEN
ALOKASI DANA
1
DOMPU
550.800.000,-
2
SUMBAWA
667.500.000,-
3
LOMBOK TENGAH
577.200.000,-
4
LOMBOK BARAT
491.700.000,-
JUMLAH
REALISASI
DANA
SALDO
2.287.200.000,-
Catatan : Sedang dalam pengajuan ke KPPN
%
REALI
SASI
SALDO DANA MULTI TA
NO
KABUPATEN
2014
KESEHATAN
PENDIDIKAN
DUKLAN
TOTAL
1
Bima
783.045.700
146.385.500
156.015.150
1.085.446.350
2
Dompu
651.831.600
16.217.000
1.605.000
669.653.600
3
Sumbawa
1.084.722.900
152.716.500
286.291.550
1.523.730.950
4
Sumbawa Barat
326.158.000
26.291.600
416.743.250
769.192.850
5
Lombok Timur
203.154.800
80.833.200
33.234.900
317.222.900
6
Lombok Tengah
160.400.200
-
16.317.600
176.717.800
7
Lombok Barat
-
-
-
-
8
Lombok Utara
199.904.000
10.118.000
69.002.900
279.024.900
3.409.217.200
432.561.800
979.210.350
4.820.989.350
JUMLAH
SALDO DANA MULTI TA
NO
KABUPATEN
KESEHATAN
PENDIDIKAN
2015
DUKLAN
TOTAL
1
Bima
3.555.368.250
524.160.400
1.292.633.650
5.372.162.300
2
Dompu
4.025.994.200
175.113.500
439.516.000
4.640.623.700
3
Sumbawa
4.330.192.650
372.427.700
1.167.829.050
5.870.449.400
4
Sumbawa Barat
1.537.345.400
93.529.900
1.183.094.700
2.813.970.000
5
Lombok Timur
1.847.511.050
141.684.700
539.111.100
2.528.306.850
6
Lombok Tengah
749.560.600
37.298.400
877.950.600
1.664.809.600
7
Lombok Barat
1.313.808.925
123.101.450
1.038.627.150
2.475.537.525
8
Lombok Utara
1.039.051.200
19.801.000
219.928.250
1.278.780.450
18.398.832.275
1.487.117.050
6.758.690.500
26.644.639.825
JUMLAH
TANTANGAN




Manajerial :
Ketidak beradaan MIS, membuat kerja-kerja sekretariat KMP terutama
yang berhubungan dengan data dan aplikasi menjadi beban ganda
sehingga tidak maksimal.
Keberadaaan sekretariat di Kabupaten yang tidak representatif untuk
bekerja, sehingga mempengaruhi keefektifan dalam menyelesaikan
pekerjaan
Perubahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) sehingga menghambat
pelaksanaan workshop GSC tingkat Kabupaten (Kasus di Lombok Utara)
TANTANGAN




Implementasi
Belum adanya beberapa petunjuk tehnis yang baku terkait dengan
perluasan cakupan kerja GSC Non BLM, diantaranya Balai
Rakyat, Rumah Desa Sehat, Media Komunitas, Forum multi
stakeholder.
Kegiatan yang dilakukan oleh WB yang melibatkan pelaksana
GSC ditingkat Kabupaten namun tidak berkoordinasi dan
berkomunikasi dengan KMP dan Satker Provinsi.(Rakor Pilot
PAUD)
Regulasi Pengintegrasian dari otoritas baik ditingkat provinsi
maupun kabupaten (RAD), walaupun sudah terdapat RAD
ditingkat kabupaten (4) tetapi belum di rativikasi



Pemilihan Kepala Desa yang serentak dilakukan, menghambat
proses penetapan hasil reviu RPJM Desa
Masih adanya kebingungan dari desa terkait IDM (manfaat dan
status desa)
Masih terdapat desa yang belum kooperatif dalam memberikan
dokumen yang dibutuhkan.
TANTANGAN








Hubungan dan kerjasama dengan beberapa sektor :
Belum adanya ruang koordinasi dan komunikasi dengan P3MD.
Hubungan yang masih terbatas hanya pada sektor terkait (Kesehatan dan Pendidikan).
Masih diperlukan koordinasi dan komunikasi dengan BAPPEDA, Pemberdayaan
Perempuan dan Anak, Dinas Sosial, BKKBN,HIMPAUDI, IGTKI, IGRA.
NPUB yang lupa terkawal karena padatnya aktivitas yang harus diselesaikan
Masyarakat :
Pernikahan Usia Anak yang masih tinggi
Temuan data dari kader dan pelaku GSC yang tidak dipergunakan oleh Dinas terkait,
contoh kasus Gizi Buruk yang tidak diakui oleh Dikes.
Pengalokasian dana pemberdayaan terkait PSD dibeberapa desa masih kecil karena
kebijakan ditingkat kabupaten yang memberikan mandat alokasi yang kecil pula.
TERIMA
KASIH
Ayo …….
Bangun Masa Depan Indonesia
Bersama Generasi Sehat dan Cerdas
Download