digital painting motion graphic novel - PPTA

advertisement
PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D BERJUDUL “THE HISTORY OF JAVANESE LETTERS”
DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING MOTION GRAPHIC NOVEL
Adela Astra Devina
D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, Email: garnet_of_alexandria@ yahoo.com
Animation is a technique in the manufacture of audio visual works that refers to the time setting in
sequence motion pictures so that the characters contained in the images seem like move or live. Usually 2D
animations are made by simple coloring technique. In addition, 2D animation that elevates folklores is
seldom found. Because of this case, the idea for this Final Project of 2D animation entitled "The History of
Javanese Letters" with digital painting motion graphic novel technique is made. The making of this animation
emphasizes in detail of the coloring, with minimal motion of its animation. The beginning of the process to
make this animation is started by taking some datas to create 2D characters. Once the characters and the
background are made, ​the next process is the incorporation of both. Method of research projects, literature
studies, as well as the existing study are used in this making. The characters are drawn manually, and the
process of coloring is by digital. Problem faced by the authors is how to create 2D animation that is detail in
coloring and the story is about folklore. Thus it can be a new animated media. This final project produces a
2D animation film using digital painting motion graphic novel technique. The benefits of this animation
making is to give a new impression in the field of animation in Indonesia, as well as to introduce the culture
of Indonesia.
Keywords: animation film, 2D animation, folklore, digital painting, graphic novel
1. Pendahuluan
Animasi di Indonesia mulai berkembang (http://www.digilib.petra.ac.id). Hal ini dibuktikan dengan mulai
bermunculannya animasi-animasi karya anak bangsa, seperti animasi 3D Meraih Mimpi, Aksi Didi si Tikus,
dan sebagainya. Sayangnya, perkembangan animasi di Indonesia tidak disambut dengan baik oleh masyarakat
Indonesia sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penjualan serta tingkat rating yang tergolong rendah untuk
film Meraih Mimpi.
Lain halnya dengan film animasi Upin dan Ipin, yang dikenal masyarakat Indonesia sebagai animasi buatan
Malaysia. Film animasi Upin dan Ipin dengan mudahnya melejit di kalangan masyarakat Indonesia. Berbagai
gimmick Upin dan Ipin dijual di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia.
Hal-hal tersebut membuktikan bahwa pengakuan masyarakat Indonesia akan hasil karya animasi anak bangsa
masih, bahkan sangat kurang (http://www.its.ac.id). Hal ini menjadi pendorong dalam TA ini untuk dibuat
sebuah karya animasi yang dapat diakui secara nasional maupun internasional.
Film animasi dalam TA ini dibuat dengan ide cerita dari cerita rakyat, yaitu Asal Mula Huruf Jawa, yang
berasal dari Jawa Tengah. Alasan dipilihnya ide cerita ini yaitu karena cerita rakyat ini belum banyak
diketahui oleh masyarakat, khususnya masyarakat di luar Jawa. Judul film animasi ini serta bahasa yang
digunakan dalam film animasi ini adalah bahasa Inggris. Alasannya adalah untuk menarik perhatian
masyarakat Indonesia sekaligus untuk memperkenalkan animasi karya anak bangsa ke dunia internasional.
Film animasi 2D berjudul The History of Javanese Letters ini dibuat dengan teknik digital painting motion
graphic novel. Adapun yang dimaksud dengan teknik motion graphic novel ini yaitu teknik pembuatan
animasi yang menggunakan graphic novel sebagai referensinya, hanya saja dalam film animasi ini, graphic
novel tersebut bergerak, sehingga disebut motion graphic novel. Dalam pembuatannya, animasi ini akan lebih
diutamakan dalam detail pewarnaan daripada detail animasi pergerakannya. Detail pewarnaan animasi ini
dikerjakan secara digital, artinya yaitu pewarnaan dilakukan dengan menggunakan software. Pewarnaan
secara detail dan dilakukan secara digital inilah yang disebut sebagai digital painting. Sedangkan
pergerakannya menggunakan teknik bone.
Harapan dengan dibuatnya film animasi dua dimensi berjudul The History of Javanese Letters dengan teknik
digital painting motion graphic novel ini yaitu dapat membawa animasi Indonesia ke dunia internasional,
kemudian mendapat pengakuan dari bangsa Indonesia sendiri.
2. Metode pembuatan
Pengerjaan Tugas Akhir ini sesuai dengan perancangan pengerjaan yang sudah diatur sesuai dengan alur
pembuatannya.
Gambar 1 Metodologi perancangan pengerjaan Tugas Akhir
a. Konsep dan ide cerita
Ide membuat film animasi didapat ketika melihat kenyataan bahwa film animasi karya lokal ternyata tidak
begitu digemari oleh masyarakat Indonesia sendiri. Masyarakat cenderung lebih menggemari animasi karya
luar, seperti animasi dari Jepang atau Amerika. Selain itu, cerita rakyat juga semakin hilang pamornya.
Dengan demikian, muncullah ide untuk membuat sebuah animasi yang mengangkat tentang cerita rakyat,
yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia, sekaligus untuk memperoleh pengakuan dari
masyarakat Indonesia sendiri. Penggunaan konsep digital painting motion graphic novel yang mengangkat
cerita rakyat akan memberikan kesan baru dalam film animasi Indonesia.
b. Sinopsis Cerita
Cerita rakyat ini berkisah tentang seorang pemuda sakti bernama Ajisaka yang suka menolong orang. Ajisaka
memiliki dua orang abdi yang setia, yaitu Dora dan Sembada. Suatu hari, Ajisaka hendak pergi untuk
melawan Prabu Dewata Cengkar, seorang raja yang jahat. Ajisaka menitipkan keris saktinya kepada Sembada
dan berpesan agar tidak menyerahkan keris tersebut kepada siapapun, kecuali Ajisaka sendiri yang
memintanya kembali.
Ajisaka pun pergi bersama Dora dan berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar. Masyarakat kerajaan
akhirnya memilih Ajisaka untuk menjadi raja, menggantikan Prabu Dewata Cengkar. Ajisaka yang telah
menjadi raja teringat akan keris saktinya, kemudian ia mengutus Dora untuk mengambil keris yang
dititipkannya kepada Sembada.
Ketika Dora hendak mengambil keris yang dititipkan kepada Sembada, Sembada bersikeras menolak
menyerahkannya, sebab Sembada telah diperintahkan oleh Ajisaka untuk tidak menyerahkan keris tersebut
kepada orang lain, kecuali Ajisaka sendiri yang mengambilnya. Akhirnya kedua abdi yang setia kepada
perintah Ajisaka itu pun saling bertarung, hingga keduanya tewas dalam pertarungan itu. Ajisaka yang
mengetahui hal tersebut pun mengenang keduanya dengan menciptakan aksara Jawa yang melukiskan
kesetiaan dua ksatria yang sama kuat dan tewas bersama.
c. Script
SCENE OPENING
Hutan – Rumah Ajisaka
LONG SHOT
N: Medang Kawit, a village in Central Java, which was known for its beautiful forest, blue sky, and all the
living things in there were live peacefully. And here, were our heroes, Ajisaka and his two apprentices lived.
And here too, our story began...
CLOSE UP
Aji: Alright, today's exercise is enough... Let's take up some break...
Sembada: Alright master, thank you very much...
Dora: Okay master, thank you...
Fade to Black
Di atas merupakan penggalan script dari cerita film animasi The History of Javanese Letters. Selanjutnya
terdapat didalam lampiran. Script ini dibuat untuk mempermudah dalam menetukan proses editing.
Terdapatnya tempat juga pemain serta pengaturan kamera sangat membatu jalanya proses editing.
d. Storyboard
Setelah script selesai, storyboard dibuat untuk menentukan sudut pandang dan komposisi pengambilan
gambar pada setiap scene. Scene dalam storyboard disesuaikan dengan script yang telah dibuat.
Gambar 2 Storyboard
Salah satu bagian dari storyboard film animasi The
History of Javanese Letters.
e. Karakter/
model
Karakter didesain terlebih dahulu pada tahap pra produksi secara manual. Kemudian pada tahap produksi,
sketsa karakter yang berfungsi sebagai key frame diberi pewarnaan secara digital. Setelah diberi pewarnaan,
anggota gerak karakter dipisah-pisah dalam layer yang berbeda, untuk memudahkan dalam proses animasi.
Kemudian ketika animasi, anggota gerak karakter diberi sistem bone, sehingga dapat digerakkan dengan
mudah tanpa membutuhkan banyak gambar manual.
f. Background
Proses pembuatan background sama dengan proses pembuatan karakter. Awalnya adalah dengan
mendesain background secara manual pada tahap pra produksi. Kemudian ketika tahap produksi, sketsa
background diberi pewarnaan, kemudian dianimasikan bersamaan dengan karakter, dengan menggunakan
software animasi.
g. Produksi
1. Drawing Guidance
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses produksi yaitu pembuatan drawing guidance. Drawing
guidance yaitu panduan gambar yang dibuat secara manual. Pembuatan film animasi tidak akan lepas dari
sebuah gambar. Walaupun pembuatannya sudah dapat menggunakan komputer namun tak lepas dari gambar
manual. Gambaran manual digunakan sebagai panduan untuk membuat model gambar karakter dan
background, sehingga dapat menciptakan kesan yang alami. Panduan gambar berguna untuk membantu
dalam proses animasi.
Gambar 3 Contoh Panduan Gambar Karakter
Setelah panduan gambar dibuat, maka langkah selanjutnya yaitu gambar dimasukkan di komputer untuk
diberi pewarnaan. Teknik pewarnaan dilakukan secara digital painting, sehingga warna yang dihasilkan
bukan warna-warna blok dengan shading yang sederhana.
Gambar 4 Contoh Proses Coloring Karakter
2. Animasi
Langkah selanjutnya setelah proses coloring yaitu proses animasi. Dalam proses animasi, gambar karakter
yang sudah dibuat dan diberi pewarnaan, digerakkan sesuai dengan cerita. Seperti telah dijelaskan pada Bab
1, pada film animasi ini pergerakan karakternya terbatas, sebab lebih ditekankan pada sisi pewarnaannya.
4. Daftar Pustaka
Bluth, D. 2004. The Art of Storyboard. China: DH Press.
Gertler, N., & Lieber, S. 2004. The Complete Idiot’s Guide to Creating a Graphic Novel. New York: Alpha.
Gilland, J. 2009. Elemental Magic: The Art of Special Effetcs Animation. China: Focal Press.
Simon, M. 2003. Producing Independent 2D Character Animation : Making and Selling a Short Film. Italy:
Focal Press.
Wright, J. A. 2005. Animation Writing and Development : From Script Development to Pitch. USA: Focal
Press.
Jiunkpe. (2004, juni 25). Animasi Indonesia. Retrieved oktober 18, 2011, from Animation :
http://www.digilib.petra.ac.id.
Esy, & Rik. (2011, april 12). Retrieved oktober 25, 2011, from ITS: http://www.its.ac.id/.
Download