keberadaan black hole

advertisement
KEBERADAAN BLACK HOLE
Sukma Perdana Prasetya
Abad ke-20 menyaksikan banyak sekali penemuan baru tentang peristiwa
alam di ruang angkasa.salah satunya yang belum ditemukan adalah black hole. Ini
terbentuk ketika sebuah bintang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk
hancur kedalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang hitam
dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat kuat.
Tarikan gravitasi lubang hitam sangat kuat
sehingga cahaya tidak mampu
melepaskan diri darinya. Namun bitang yang runtuh seperti itu dapat diketahui dari
dampak yang di timbulkannya di wilayah sekelilingnya. Belakangan diketahui bahwa
ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab,
cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Menurut pengamatan Astronom,
diketahui teryata lubang hitam raksasa di pusat galaksi kita. Dia mengatakan bahwa
luas permukaan suatu lubang hitam hanya dapat tetap sama atau bertambah, tetapi
tidak pernah berkurang. Kekuatan tarikan gravitasional yang tidak biasa dari dari
lubang hitam tersebut telah menarik lapisan dari bintang dimana ia mengorbit,
menyebabkannya membentuk suatu pusaran.
Lubang hitam (black hole) sering dihubungkan dengan hilangnya benda-benda
kosmis bahkan wahana
udara sekalipun, seperti
pernah
dalam
disinggung
rubrik
ini
berkaitan
dengan
hilangnya
banyak
pesawat
di
Segitiga
Bermuda dan Samudera
Atlantik Utara. Pro dan
kontra
mengenai
memang
pendapat
hal
tak
ini
pernah
surut. Cerita seputar Segitiga Bermuda pun sepertinya tetap misterius, dan menjadi
bahan tulisan yang tidak ada habis-habisnya. . Lalu, bagaimana sebenarnya lubang
hitam tercipta? Bagaimana asal mula lubang hitam tercipta ? bagaimana mendeteksi
adanya suatu lubang hitam?
Dalam bahasan fenomena kali ini, baiklah kita tinjau sedikit apa sebenarnya
lubang hitam atau yang disebut para ilmuwan sebagai singularitas dari bintang redup
yang mengalami keruntuhan gravitasi (gravitational collapse) sempurna.
Istilah “lubang hitam” pertama kali digunakan tahun 1969 oleh fisikawan
Amerika John Wheeler. Awalnya, kita beranggapan bahwa kita dapat melihat semua
bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang
angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang
runtuh ini lenyap. Cahaya tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam
disebabkan lubang ini merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang
yang kecil. Gravitasi raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat,
seperti foton [partikel cahaya]. Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang
berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan
mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah hanya 20
kilometer (12,5 mil)! Lubang hitam berwarna “hitam”, yang berarti tertutup dari
pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui
secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap bendabenda langit lainnya.
Teori ini diciptakan Albert Einstein (1879-1955), yang merupakan karya
terbesar manusia dalam usaha mencari kebenaran. Secara sederhana, teori ini
merupakan
struktur
matematis
yang
melukiskan
dengan
gravitasi
kurva
ruang
waktu. Dalam teori itu,
Einstein membuat dua
postulat: tidak ada benda
yang
dapat
kecepatan
melebihi
cahaya
dan
kecepatan cahaya selalu
sama menurut pengamat
di manapun.
Stephen William Hawking, salah satu ilmuwan Penggagas
Lubang Hitam
Bentuk dari teori ini adalah sebuah persamaan yang disebut sebagai persamaan
Einstein. Persamaan ini mengandung berbagai penjelasan seperti pergeseran
perihelion Merkurius, pembelokan arah cahaya, keberadaan gelombang gravitasi,
singularitas ruang-waktu, deskripsi pembentukan bintang neutron dan lubang hitam
bahkan pengembangan alam semesta.
Lubang hitam adalah suatu daerah dimana hukum-hukum fisika tidak berlaku
lagi. Tempat itu memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat dan siapapun yang masuk
tidak bisa keluar kembali termasuk cahaya sekalipun. Menurut pengamatan
Astronom, diketahui teryata lubang hitam raksasa di pusat galaksi kita. Dia
mengatakan bahwa luas permukaan suatu lubang hitam hanya dapat tetap sama atau
bertambah, tetapi tidak pernah berkurang. Ini disebut Hukum Pertambahan Luas
Hawking. Namun teori ini menghasilkan implikasi bahwa lubang hitam menghasilkan
radiasi.
Hal ini pertama kali diungkap oleh Jacob Bekenstein mahasiswa pasca sarjana
Princeton. Menurut Hawking bagaimana mungkin lubang hitam memancarkan radiasi
kalau tidak ada sesuatu yang bisa keluar darinya. Kekuatan tarikan gravitasional yang
tidak biasa dari dari lubang hitam tersebut telah menarik lapisan dari bintang dimana
ia mengorbit, menyebabkannya membentuk suatu pusaran. “Kita tidak yakin mengapa
lubang hitam ini memancarkan ledakan radiasi yang cemerlang sewaktu-waktu, dan
bukannya suatu pancaran gelombang yang stabil”. Lubang hitam juga dapat
bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain
sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
MENCARI LUBANG HITAM
Lubang
hitam,
bagaimana rupanya apakah ia
sebuah lubang yang gelap?
Sayangnya bukan. Lubang
hitam
bukanlah
sebuah
lubang di angkasa seperti
lubang yang kita kenal di
Bumi.
Ia
obyek
adalah
yang
sebuah
memiliki
gravitasi yang sangat kuat
dan bahkan cahaya pun tidak
dapat lepas darinya. Artinya
cahaya pun terperangkap di
dalamnya. Artinya lagi, ini obyek yang tidak memancarkan cahaya., pertanyaan
selanjutnya bagaimana lubang hitam bisa ditemukan?
Meski tidak tampak, lubang hitam bukanlah sebuah benda “sakti” yang tidak
bisa dikenali. Satu hal pasti, astronom tidak pernah mendeteksi Lubang Hitam. Untuk
bisa menemukan keberadaan lubang hitam, yang dideteksi adalah fenomena yang
hanya bisa dijelaskan oleh keberadaan obyek dekat yang sesuai dengan gambaran
sebuah lubang hitam. Inilah sidik jari lubang hitam.
Gaya gravitasi yang sangat kuat dari lubang hitam mempengaruhi gerak obyek
di sekitarnya. Jika astronom melihat bintang yang sedang mengitari sesuatu namun
tidak dapat melihat bendanya maka bisa diduga benda yang tidak tampak itu adalah
lubang hitam. Selain itu saat materi akan ditelan oleh lubang hitam, ada ledakan
radiasi yang sangat kuat yang dapat dilihat oleh pengamat di Bumi.
Astronom juga dapat mengetahui massa lubang hitam dengan mengukur
massa bintang di sekitarnya dan kecepatan bintang tersebut. Perhitungan yang sama
juga bisa diterapkan untuk lubang hitam super masif yang mengintip dari pusat
galaksi.
Di pusat Bima Sakti juga terdapat lubang hitam super masif. Fakta ini terungkap dari
perilaku bintang dan gas yang ada di area pusat galaksi. Bintang-bintang dan juga gas
di skeitar pusat galaksi bergerak sangat cepat, perilaku ini hanya bisa dijelaskan oleh
keberadaan sebuah obyek dengan massa beberapa juta kali massa Matahari di pusat
galaksi kita. Massa tersebut haruslah terpusat dalam radius 10 hari cahaya atau sekitar
40 kali jarak Matahari – Pluto. Dan dengan demikian bisa dipastikan itu adalah obyek
lubang hitam super masif.
Sidik jari lubang hitam juga bisa dikenali dari bintang berpasangan. Ketika
salah satu bintang dalam pasangan tersebut menjadi lubang hitam, keduanya masih
akan terus saling mengorbit satu sama lainnya. Dengan mengamati sistem tersebut,
para astronom akan dapat mengetahui orbit bintang normal dan menentukan massa si
lubang hitam. Tapi hanya ada beberapa sistem seperti ini. Satu hal menarik lainnya
adalah para astronom telah berhasil menemukan tanda yang bisa membawa astronom
menuju lubang hitam. Apakah itu?
Sinar-X.
Ketika lubang hitam mengkonsumsi materi yang jatuh ke dalamnya dari
bintang pasangan, materi tersebut akan menjadi sangat panas dan memancarkan sinarX dan sinar gamma. Inilah yang kemudian bisa menjadi tanda untuk mengindikasikan
sebuah sumber sebagai lubang hitam. Faktanya lagi, area di sekitar lubang hitam
sangat baik dalam hal memancarkan radiasi energi tinggi seperti ini. Karena itulah
astronom kemudian membangun mata-mata di ruang angkasa yang dapat melihat
radiasi tersebut seperti Chandra X-ray Observatory dan Fermi Gamma-ray Space
Telescope milik NASA atau XMM-Newton X-ray Space observatory milik ESA.
BAGAIMANA LUBANG HITAM TERBANTUK
Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut
dari
lubang
hitam
adalah
sebuah bintang biru. Bintang
biru merupakan julukan bagi
deret kelompok bintang yang
massanya lebih besar dari 1,4
kali
massa
matahari.
Selanjutnya, ia akan mendingin
menjadi bintang maha raksasa
merah.
Dalam
fase
inilah,
akibat
tarikan
gravitasinya
sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan
ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran
kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang
netron dan lubang hitam. jika bintang runtuh (hasil ledakan supernova) melampaui
nilai tertentu, ia tidak dapat mengembang kembali. Bintang itu akan mempunyai
kerapatan massa yang tak hingga, artinya bintang akan membentuk singularitas di
pusatnya. Secara umum, singularitas adalah suatu titik di mana fungsi matematika tak
bisa didefinisikan. Fungsi ini menjadi divergen menuju nilai tak hingga.
Cara lain bagi terbentuknya lubang hitam adalah dari 2 bintang netron yang
saling mengorbit bergabung dan menghasilkan ledakan sinar gamma yang dasyat
yang bisa dideteksi dari seluruh alam semesta yang sudah diamati. Ledakan sinar
gamma inilah yang
menjadi
kelahiran
hitam.
penyebab
lubang
Bintang
netron (disebut juga
Pulsar atau bintang
Bintang Netron
denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari
tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh
lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian
mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi
sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga,
yang disebut singularitas tadi.
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini
mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.
Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati
kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos
dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau
melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar
luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi
merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara
teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke
ukuran alam raya yang dapat diamati.
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan
tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak
akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak
mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya
melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat
besar, tekanan gravitasi-lah yang menang. Pertumbuhannya Massa dari lubang hitam
terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi
tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang
tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot.
Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan
bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat
menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik
materi yang lewat sangat dekat dengannya. Contoh : bayangkan matahari kita menjadi
lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi
dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap
mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini
dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita
berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa
bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah
massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi
satu lubang hitam yang lebih besar.
Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah
bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling
mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan
termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu
akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari
sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam. Pada 12
Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical
Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya.
Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni
HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi)
mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara
langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir
HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan
berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa
matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain
Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3
dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang
disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X
lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru. Eksplorasi sumber
sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical
Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang
ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan
GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop
Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory
sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi
tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima
Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang
benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di
jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa
di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya
memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu
pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah
nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat
raya?
Suatu tim astrofisikawan internasional baru-baru ini telah menemukan sesuatu
yang kemungkinan merupakan sebuah lubang hitam di dekat pusat galaksi Bimasakti.
Penemuan ini dicapai dengan memanfaatkan satelit-satelit milik NASA dan Badan
Ruang Angkasa Eropa (ESA). Dalam pernyataan pers dari ESA, Roland Walter,
astronom dari Pusat Data Sains INTEGRAL, ESA, sekaligus pimpinan riset tersebut
menyatakan bahwa, “Pusat galaksi adalah salah satu dari bagian yang paling menarik
dari astronomi sinar gamma karena ditemui banyak sumber potensial pancaran sinar
gamma disana”.
Volker Beckmann, research assistant profesor di UMBC Joint Center for
Astrophysics dan Goddard Space Flight Center, NASA, adalah anggota tim yang
memanfaatkan satelit Swift milik NASA dan satelit INTEGRAL milik ESA untuk
menjejak adanya ledakan sinar gamma. Terlibat dalam tim ini, para ilmuwan dari
Swiss, Prancis, Belgia, Polandia, Amerika Serikat dan Spanyol.
Tim menemukan bahwa kekuatan tarikan gravitasional yang tidak biasa dari
dari lubang hitam tersebut telah menarik lapisan dari bintang dimana ia mengorbit,
menyebabkannya membentuk suatu pusaran. “Kita tidak yakin mengapa lubang hitam
ini memancarkan ledakan radiasi yang cemerlang sewaktu-waktu, dan bukannya suatu
pancaran gelombang yang stabil,” kata Beckmann, “Tetapi kami menduga emisi yang
kuat tersebut disebabkan oleh serpihan besar dari materi bintang yang jatuh kedalam
lubang hitam.” Penemuan ini terjadi berkat kemampuan satelit Swift milik NASA
untuk merespon dengan cepat terhadap objek baru yang muncul di antariksa,” timpal
Neil Gehrels, kepala Laboratorium Fisika. Menurut penelitian astropartikel, kekuatan
tarikan gravitasional yang tidak biasa dari dari lubang hitam tersebut telah menarik
lapisan dari bintang dimana ia mengorbit, menyebabkannya membentuk suatu
pusaran.
Download