Rancang Bangun SISTEM Penentuan Harga Pokok Produksi

advertisement
RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN
HARGA POKOK PRODUKSI
MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY
BASED COSTING PADA PERUSAHAAN
SUSU SAPI MULIA
Setyadi Darmakusuma1)
S1/Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika &
Teknik Komputer Surabaya,
email: [email protected]
1
Abstract
• The cow is one animal that meets 90% of milk in the world. Associated
with it, especially in the areas of farm business can be started with dairy
cows. In developing countries, cow’s biggest contribution to meeting
human needs. Problems that existed at the dairy farm business at the
moment still using conventional methods in its business activity.
Therefore, frequent difficulties in recording and management of
production data and financial transactions, such as calculating the cost
of production. Inaccuracies in the calculation of the cost of production
can have an impact on the selling price of a product. Of existing
problems, the writer will develop a system of pricing of goods
manufactured by using activity based costing method because the
system uses activity as the cause of a charge so it can produce accurate
cost calculations that can help the company determine the company's
strategy. Application of the pricing system of production can produce a
detailed calculation of the cost of production along with the costs of
each activity involved in the production process within the company.
• Keywords: Activity Based Costing, Harga Pokok Produksi, Akuntansi
Biaya
2
Latar Belakang Masalah
•
•
•
•
•
•
•
Sapi adalah salah satu hewan ternak yang penting sebagai sumber daging, susu, kulit, dan kebutuhan lainnya. Sapi
menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging dunia, 90% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Di negaranegara berkembang sapi memberikan kontribusi terbesar untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan Road Map perbibitan (2008) produksi sapi perah dalam negeri hanya mampu memasok sekitar 30%
dari kebutuhan konsumen, sehingga sisanya (70%) dipenuhi melalui impor. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
maka produksi susu dalam negeri harus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Sehubungan dengan itu khususnya di bidang peternakan bisa dimulai dengan usaha ternak sapi perah. Semua
usaha peternakan sapi perah pada dasarnya tidak terlepas dari tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar
besarnya dengan pengeluaran sekecil mungkin, hal ini
sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu memanfaatkan semua faktor produksi yang ada untuk memperoleh produksi
ternak yang optimal. Penggunaan faktor-faktor produksi dilakukan seefisien mungkin untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
Masalah yang ada pada usaha peternakan sapi perah pada saat ini masih menggunakan cara-cara yang
konvensional dalam kegiatan usahanya. Oleh karena itu sering terjadi kesulitan dalam pencatatan dan pengelolaan
data produksi maupun transaksi keuangan, seperti menghitung harga pokok produksi. Harga pokok produksi
mencerminkan total biaya yang di keluarkan, untuk memproduksi satu satuan produk yang di hasilkan, sehingga
ketidakakuratan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat menimbulkan dampak terhadap harga jual sebuah
produk. Apabila harga pokok produksi terlalu tinggi akan mengakibatkan harga jual produk tersebut akan tinggi.
Jika harga jual tinggi, perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain. Sebaliknya, jika harga jual terlalu
rendah, perusahaan akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, perhitungan harga pokok produksi yang di lakukan
harus dengan cepat dan akurat.
Dari permasalahan yang ada maka penulis akan mengembangkan sistem penentuan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode activity based costing yang mengambil studi kasus pada perusahaan susu sapi Mulia.
Menurut Mulyadi (2007), activity base cost system merupakan sistem informasi biaya yang berorientasi pada
penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan pelakukan pengelolaan
terhadap aktivitas. Metode ini dipilih karena sistem ini menggunakan aktivitas sebagai penyebab terjadinya suatu
biaya sehingga dapat menghasilkan perhitungan biaya secara akurat yang dapat membantu pihak perusahaan
untuk menentukan strategi perusahaan.
3
Landasan Teori
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sapi Perah
Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya.
Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat di dunia pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu: kelompok sapi perah sub-tropis dan kelompok sapi perah tropis. Salah satu
bangsa sapi perah yang terkenal adalah Sapi perah Fries Holland (FH) yang termasuk dalam kelompok sapi perah
sub-tropis. Sapi FH ini menduduki populasi terbesar, bahkan hampir di seluruh dunia, baik di negara-negara subtropis maupun tropis. Hal ini dikarenakan bangsa sapi ini mudah beradaptasi di tempat baru.
Sistem Informasi
Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input,
kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan akhirnya memperoleh informasi/ output
(Hartono, 1990).
Sistem Produksi
Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk
menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output setiap organisasi itu (Vincent Gaspersz 1998:5).
Sistem produksi sebagai alat yang kita gunakan untuk mengubah masukkan sumber daya guna menciptakan
barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran (Buffa dan Sarin, 1996).
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis
menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya (Hartono, 2003).
Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan
penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 1991). Obyek
kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
4
Landasan Teori
• Harga Pokok Produksi
• Harga pokok produksi merupakan harga pokok yang dikenakan pada suatu barang akibat
dari proses produksi. Menurut Muhadi (2001), harga pokok produksi adalah biaya yang
terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi atau produk dalam perusahaan
manufaktur. Tujuan perusahaan dalam menghitung atau menentukan harga pokok produksi
adalah untuk mengevaluasi kembali harga jual yang telah ditentukan. Komponen untuk
menentukan harga pokok produksi adalah biaya produksi yang digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
• a.
Biaya bahan baku
• b.
Biaya tenaga kerja langsung
• c.
Biaya overhead pabrik
• Untuk dapat menentukan harga pokok produksi yang tepat dan benar, diperlukan informasi
tentang biaya-biaya yang tepat dan benar pula. Rumus perhitungan harga pokok produksi
seperti di bawah ini.
• HPP = BBB + BTKL+ BOP
• Keterangan :
• HPP : Harga Pokok Produksi
• BBB : Biaya Bahan Baku
• BTKL : Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
• BOP : Biaya Overhead Pabrik
•
•
5
Landasan Teori
• Biaya Bahan Baku
• Menurut Mulyadi (1991), Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi.
•
• Biaya Tenaga Kerja
•
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
tenaga kerja manusia tersebut (Mulyadi, 1991).
•
• Biaya Overhead Pabrik
• Biaya overhead pabrik disebut juga factory burden merupakan biaya yang terjadi atau
dibebankan dalam suatu proses produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung.
• Menurut Mulyadi (1991), pengolongan biaya overhead pabrik (BOP) menjadi enam
golongan berikut ini :
• Biaya bahan Penolong
• Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
• Biaya tenaga kerja tidak langsung
• Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
• Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
• Biaya overhead pabrik lain secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
6
Landasan Teori
• Metode Activity Based Costing
• Menurut Mulyadi (2007), Activity Based Costing System merupakan sistem analisis biaya berbasis
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan personel dalam pengambilan keputusan. Dalam buku
Akuntansi Manajemen (1997), halaman 97, Lane K. Anderson dan Harol mendefinisikan ABC
sebagai suatu sistem akuntansi yang memfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi
suatu produk. Aktivitas menjadi titik akumulasi biaya yang fundamental. Biaya ditelusuri ke
aktivitas, dan aktivitas ditelusuri ke produk berdasarkan pemakaian aktivitas dari setiap produk.
• Tahap yang dimiliki oleh sistem ABC tersebut dalam analisisnya dibagi 2 tahap, yaitu sebagai
berikut:
• Prosedur Tahap I
• Pada tahap pertama dilakukan pembebanan biaya pemakaian sumber daya kepada aktivitasaktivitas yang menggunakannya. Dalam kalkulasi biaya berdasarkan sistem activity-based costing
(ABC) tahap pertama, biaya overhead dibagi kedalam kelompok biaya yang homogen. Suatu
kelompok biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan dari biaya overhead, yaitu variasi
biaya yang dapat dijelaskan oleh pemicu biaya (cost driver). Aktivitas overhead yang homogen
apabila mereka mempunyai konsumsi yang sama untuk semua produk.
• Prosedur Tahap II
• Pada tahap kedua ini, biaya setiap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke produk. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan dikalikan
dengan sejumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap produk. Tolak ukur ini merupakan
kuantitas pemicu biaya yang digunakan oleh setiap produk. Dengan demikian overhead yang
dibebankan setiap kelompok biaya ke produk dihitung sebagai berikut:
• Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah konsumsi pemicu biaya.
7
Perancangan Sistem
• System Flow
• Penulis tidak menyertakan document flow dikarenakan sistem perhitungan harga
pokok produksi hanya ditentukan oleh pimpinan dengan cara perkiraan harga
dan tidak terdapat yang ada sebelumnya aliran dokumen dari berbagai pihak
dalam menentukan harga pokok produksi. System Flow adalah gambaran tentang
sistem yang akan dibangun. System flow yang akan dibuat meliputi: perhitungan
biaya bahan baku, perhitungan biaya tenaga kerja, biaya listrik, biaya penyusutan
gedung, biaya penyusutan sapi, biaya penyusutan mesin dan perhitungan harga
pokok produksi. Pada makalah ini, penulis hanya mencantumkan system flow
perhitungan harga pokok produksi.
• Dalam system flow perhitungan harga pokok produksi seperti yang terlihat pada
gambar 1, melibatkan dua entitas yaitu pihak PPC dan pimpinan. Pihak PPC
memasukkan data produksi dan rangkaian aktivitas yang nantinya sistem akan
melakukan perhitungan biaya per aktivitas berdasarkan biaya-biaya yang
digunakan dalam rangkaian aktivitas tersebut. Dari hasil perhitungan biaya per
aktivitas digunakan untuk menghitung harga pokok produksi. Hasil perhitungan
biaya per aktivitas dan harga pokok produksi kemudian disimpan ke dalam
database. Dari database tersebut dibuat laporan yang ditujuan oleh pimpinan
yaitu laporan biaya per aktivitas dan laporan harga pokok produksi.
8
System flow perhitungan harga
pokok produksi
9
Context Diagram
10
CDM
11
PDM
12
Hasil dan Pembahasan
• Form HPP bertujuan untuk melakukan perhitungan harga
pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing
berdasarkan data-data biaya yang telah dimasukkan
sebelumnya melalui form maintenance dan transaksi biayabiaya yang tidak dicantumkan dalam makalah ini. Dalam form
ini terdapat 4 bagian tab, yaitu : bahan baku utama, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik dan harga pokok produksi itu
sendiri. Pada tab bahan baku utama dan tenaga kerja langsung
menampilkan rincian dan total penggunaan biaya-biaya.
13
Form HPP
14
Laporan Biaya Per Aktivitas
15
Laporan Harga Pokok
Produksi
16
Kesimpulan Dan Saran
• KESIMPULAN
• Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi dan evaluasi
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
• 1. Sistem mampu memberikan perhitungan harga pokok produksi
menggunakan activity based costing secara akurat.
• 2. Sistem mampu menghasilkan biaya-biaya setiap aktivitas sehingga
dapat membantu pihak perusahaan dalam menentukan strategi
perusahaan.
•
• SARAN
• Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya apabila
ingin mengembangkan sistem yang telah dibuat ini agar menjadi lebih
baik adalah sebagai berikut:
• 1. Aplikasi ini dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi
untuk perusahaan manufaktur.
• 2. Aplikasi dapat dikembangkan dengan menyertakan metode Activity
Based Management untuk menghasilkan penurunan biaya dengan
mengelola aktivitas-aktivitas yang ada.
17
Daftar Rujukan
• Buffa, Elwood S. dan Sarin, Rakesh K., 1996, Manajemen Operasi dan Produksi
Modern, Edisi Kedelapan, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.
• Gaspersz, Vincent, 1998, Manajemen Produktivitas Total, PT Gramedia Pustakan
Utama, Jakarta.
• Hall, James A., 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba empat, Jakarta.
• Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen Edisi 7,
Salemba Empat, Jakarta.
• Harol dan Lane K. Anderson, 1997, Akuntansi Manajemen: Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
• Hartono, Jogiyanto, 1990, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur. Andi Offset, Yogyakarta.
• Hartono, Jogiyanto, 2003, Sistem Teknologi Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.
• Kanisius, Aksi Agraris, 2008, Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah , Kanisius.
• McLeod, Raymond Jr., 1998, Sistem Informasi Manajemen Jilid Pertama,
Prenhallindo, Jakarta.
• Muhadi, Siswanto Joko, 2001, Akuntansi Biaya 1, Kanisius, Yogyakarta.
• Mulyadi, 1991, Akuntansi Biaya, Edisi 5, STIE YKPN, Yogyakarta.
• Mulyadi, 2007, Activity-Based Cost System, Edisi 6, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
18
Download