peran kepemimpinan nasional dalam rangka supremasi hukum

advertisement
PAPARAN
RANGKUMAN
BS. KEPEMIMPINAN
OLEH
Drs. ZULKARNAIN
KELOMPOK “A” PPRA XLVIII-2012
KEPEMIMPINAN
NASIONAL
KEPEMIMPINAN
VISIONER
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
NEGARAWAN
KEPEMIMPINAN
KONTEMPORER
KEPEMIMPINAN INFORMAL
(INFORMAL LEADER)
 PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
 KERANGKA IDEAL NORMATIF KEPEMIMPINAN NASIONAL
 KOMPRATIF KEPEMIMPINAN




TANTANGAN BAGI PARA PEMIMPIN DR ERA PERUBAHAN
ALTERNATIF TINDAKAN PARA PEMIMPIN PERUBAHAN
STRATEGI DI DUNIA YG SERBA MUNGKIN
PELAJARAN BG PEMIMPIN STRATEGIS
 TEORI KEPEMIMPINAN  TRADISIONAL & MODERN
 MASALAH PEMBANGUNAN YG AKAN DIHADAPI
 KEPEMIMPINAN NEGARAWAN & PEMBANGUNAN
 KEPEMIMPINAN MODEL FIELDES  GAYA
KEPEMIMPINAN YG DPT DIUKUR
 KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
 KEPEMIMPINAN MODEL PENCAPAIAN TUJUAN
 KEPEMIMPINAN MODEL PARTISIPASI BERSYARAT
 KEPEMIMPINAN YG MEMUSATKAN PRINSIP
 KEPEMIMPINAN MODEL LOMPATAN CEPAT KE
DEPAN
2
KEPEMIMPINAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL
TUJUAN
NASIONAL
BUTUH PEMIMPIN
NASIONAL YANG MAMPU :
1. OPERASIONAL
2. SISTEM IMPLEMENTASI
WASANTARA DAN
KONSEPSI TANNAS
MISKIN, BODOH, TERTINGGAL, ISUE GLOBAL,
ISUE PEMBANGUNAN, KKN, LEMAH GAKKUM
KETAHANAN RENTA
PERLU KEPEMIMPIAN
NASIONAL :
TANGGUH, ADIL, VISION,
MEGARAWAN, KHARISMATIK,
TRANFORMATIK
POLITIK BERUBAH CEPAT
1998 :
KRISIS EKONOMI, KRISIS POLITIK
SENTRALISTIK – DESENTRALISASI
AMANDEMEN UUD 1945
MULTI PARTAI
PEMILU - LANGSUNG
PELAYANAN PUBLIK
PERBAIKAN EKONOMI
KESEJAHTERAAN
KEAMANAN
PENEGAKAN HUKUM
LAMBAT
3
KEPEMIMPINAN NASIONAL
UNTUK ITU, KEBERADAAN SEORANG PEMIMPIN PADA SEGENAP KOMPONEN DAN STRATA HARUS MAMPU
MEMIMPIN BANGSA UNTUK BANGKIT DARI KRISIS DAN MAMPU MENYESUAIKAN DIRI DENGAN PERUBAHANPERUBAHAN POSITIF, SEHINGGA DIHARAPKAN DAPAT MENCIPTAKAN STABILITAS NASIONAL YANG DAPAT
MELUANGKAN KETERBUKAAN, KONSISTENSI DAN KEPASTIAN HUKUM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
BERBAGAI KEBIJAKAN.
ADALAH KATA SIFAT YG BERASAL DARI KATA PEMIMPIN, SEHINGGA DAPAT DIARTIKAN
BAHWA KEPEMIMPINAN MERUPAKAN SIFAT ATAU PERILAKU DARI SEORANG PEMIMPIN
4
KEPEMIMPINAN NASIONAL
ADALAH
KELOMPOK PEMIMPIN BANGSA PADA SEGENAP STRATA KEHIDUPAN NASIONAL DI
DALAM SETIAP GATRA (ASTAGATRA) PADA BIDANG/SEKTOR PROFESI BAIK DI
SUPRA STRUKTUR, INFRA STRUKTUR DAN SUB STRUKTUR, FORMAL DAN INFORMAL
YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DAN KEWENANGAN UNTUK MENGARAHKAN/
MENGERAHKAN SEGENAP POTENSI KEHIDUPAN NASIONAL DALAM RANGKA
PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 SERTA
MEMPERHATIKAN & MEMAHAMI PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS GUNA
MENGANTISIPASI BERBAGAI KENDALA DALAM MEMANFAATKAN PELUANG.
PRINSIF-PRINSIF DASAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MEMILIKI KEYAKINAN BAHWA TUGAS-TUGAS DIMENGERTI, DI AWASI DAN DIJALANI
MENGETAHUI ANGGOTA-ANGGOTA BAWAHAN SERTA MEMELIHARA KESEJAHTERAANNYA
MEMBERI TAULADAN DAN CONTOH YANG BAIK
MENUMBUHKAN RASA TANGGGUNG JAWAB DIKALANGAN ANGGOTA
MEMBUAT KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG SEHAT, TEPAT PADA WAKTUNYA
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP TINDAKAN-TINDAKAN YANG DILAKUKAN
5
PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
NASIONAL
SIFAT-SIFAT
KEPEMIMPINAN :
WATAK KEPEMIMPINAN
INTEGRITAS (JUJUR, KOMITMEN DAN
KONSISTEN)
HUBUNGAN YG HARMONIS SBG
SATU KESATUAN
PENGETAHUAN
PUNYA KEDUDUKAN DAN
KEWAJIBAN SENDIRI
INISIATIF
PEMECAHAN MASALAH :
MUSYAWARAH
BIJAKSANA/ WISDOM
TIDAK ADA DOMINASI
MAYORITAS DAM TIRAMI
MINORITAS
DAPAT DIPERCAYA
KEBERANIAN
KEMAMPUAN MEMUTUS
KEADILAN
SIKAP
TAHAN MENDERITA, TAHAN UJI
KEGEMBIRAAN
TIDAK MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI
LOYALITAS
KEMAMPUAN MEMPERTIMBANGKAN
6
MORAL DAN ETIKA KEPEMIMPINAN
NASIONAL
MORAL KEPEMIMPINAN NASIONAL BERSUMBER
PADA PANCASILA :
ETIKA KEPEMIMPINAN
MORAL KETAQWAAN (DIMENSI VERTIKAL
BERTAQWA DAN HORIZONTAL SESAMA MANUSIA)
MERUPAKAN AKTUALISASI DARI NILAI-NILAI
PANCASILA YG TERPATRI PADA UUD 1945 :
MORAL KEMANUSIAAN (MENGHARGAI HAM)
1. ETIKA KEORGANISASIAN
MORAL KEBERSAMAAN DAN KEBANGSAAN
2. ETIKA KELEMBAGAAN
MORAL KERAKYATAN
3. ETIKA KEKUASAAN
MORAL KEADILAN
4. ETIKA KEBIJAKSANAAN
7
ORIENTASI DAN PERMASALAHAN
KEPEMIMPINAN NASIONAL
ORIENTASI DAN STRATEGI KEPEMIMPINAN
NASIONAL
SESUAI DNG PIDATO PRESIDEN SBY 15 APRIL 2005 DI
LEMHANNAS DIKEMUKAKAN ORIENTASI DAN STRATEGI
KEPEMIMPIAN NASIONAL DAPAT DILIHAT DARI INDONESIA
MASA DEPAN, YAITU :
1. NEGARA YG MENCAPAI CITA-CITA DAN TUJUAN
NASIONAL SESUAI PEMBUKAAN UUD 1945.
2. NEGARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 YG
BERDASARKAN PANCASILA, UUD 45, NEGARA KESATUAN
DAN BHINEKA TUNGGAL IKA.
3. NEGARA YANG AMAN, STABIL, DEMOKRATIS DAN
SEJAHTERA
4. NEGARA YG MEMILIKI GOOD SOCIETY, GOOD ECONPMY,
GOOD POLITICAL PROCESS AND GOOD ENVIRONMENT
5. NEGARA YG DIKATEGORIKAN MENGHADAPI MASA
DEPAN
6. NEGARA YG MAMPU MERESPON PERKEMBANGAN
LINSTRA (GLOBAL, REGIONAL DAN NASIONAL).
PROGRAM
KABINET
INDONESIA
BERSATU II (20092014) :
1. KAT SAJAH
MASYARAKAT
2. PENGAMATAN
KUALITAS
PEMBANGUNAN
DEMOKRASI.
3. PENINGKATAN
KUALITAS PENEGAKAN
HUKUM DAN
KEADILAN (JUSTICE).
PERMASALAHAN
KEPEMIMPINAN
NASIONAL
PERMASALAHAN YANG
MENDASAR ADA DUA, YAITU
1. KRISIS KEPERCAYAAN.
SEBAGAI REALITAS SAAT INI
BAHWA KEPEMIMPINAN
DIPEROLEH RELATIF TIDAK
BERORIENTASI PADA VISI.
BENIS KATAKAN : “TINDAKAN
TANPA VISI SAMA ARTINYA
DENGAN TERJEBAK DALAM
KEGELAPAN DAN VISI TANPA
TINDAKAN ADALAH SEPERTI
PUISI MERATAPI
KEMISKINAN”.
2. KONFLIK KEPENTINGAN.
8
PADA DASARNYA KEPEMIMPINAN VISIONER BERAWAL DARI PENGEMBANGAN VISI, VISI
MERUPAKAN KUNCI MENUJU KEPEMIMPINAN YANG SUKSES DALAM BERORGANISASI
MASA DEPAN YANG REALISTIS, DAPAT DIPERCAYA DAN MENARIK BAGI SETIAP
ORGANISASI. VISI MERUPAKAN PERNYATAAAN TUJUAN KEMANA ORGANISASI
AKAN DIBAWA, SEBUAH MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK, LEBIH BERHASIL,
ATAU LEBIH DIINGINKAN DIBANDINGKAN KONDISI SEKARANG.
SEORANG PEMIMPIN VISIONER ADALAH SEORANG YANG BERPIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK
DENGAN BERORIENTASI KEPADA UPAYA MEWUJUDKAN KEBERHASILAN MASA DEPAN (JANGKA
PANJANG) DAN MAMPU MENGANTISIPASI SERTA MENTRANSFORMASIKAN TUNTUTAN ZAMAN
DALAM MENGARAHKAN BANGSA UNTUK MERAIH CITA-CITA DAN TUJUAN NASIONAL
9
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI SEORANG NEGARAWAN TERDIRI ATAS KARAKTER DAN
KAPABILITAS YANG MENGANDUNG MORALITAS INDIVIDUAL, MORALITAS SOSIAL, MORALITAS
INSTITUSIONAL DAN MORALITAS GLOBAL/ UNIVERSAL SEBAGAI BERIKUT :
A. MORALITAS INDIVIDUAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
BERBUDI LUHUR (MAGNANIMITY);
BIJAKSANA (EXELLENCE VIRTUE);
TEGUH HATI (COUREGEOUS, VERSED –MEMAHAMI DAN TAAT –IN THE PRINCIPLE;
MEMILIKI “EXTRAORDINARY CAPABILITY”;
ULET DALAM BERARGUMENTASI (TENACITY OF ARGUMENTS);
BERMARTABAT (DIGNIFIED);
BERJIWA BESAR/LEGOWO;
MEMILIKI KEBERANIAN (BRAVERY, COURAGE);
SELALU ENERGETIC DAN TAK KENAL MENYERAH;
TAK PERNAH BERTOLOK UKUR GANDA DAN MEEMILIKI “INTELLECTUAL HONESTY”;
SELALU KONSISTEN ANTARA IDEALISME DAN PERBUATAN;
SELALU MENJAGA INTEGRITAS DAN MORALITAS YANG TINGGI. (INTEGRITY = INNER SENSE OF WHOLENESS
DERIVING FROM HONESTY AND CONSISTENT UPRIGHTNESS (KEJUJURAN) OF CHARACTER;
SEDERHANA (HUMBLE) DAN RENDAH HATI;
MENJUNJUNG TINGGI “LEARNING, COURTECY, DIGNITY AND CONSISTENCY”;
IMMUNE OF SCANDAL, FEARLESS AND PRUDENCE;
PERSISTENCE (TEKUN);
SOBER-MINDED ( TENANG PEMBAWAANNYA DAN SEHAT PEMIKIRANNYA);
OUTSTANDING MORAL AND INTELLECTUAL QUALITIES;
SOUND INTELLIGENCE;
SEKSAMA DAN TAJAM ( THOROUGHNESS AND SHARPNESS);
CERDIK DAN BERWAWASAN LUAS (SAGACITY AND BROAD OUTLOOK);
MORAL SOUNDNESSS;
SUBTLE THINKER (CERDIK DAN TAJAM);
10
PENUH PERHATIAN (THOUGHFULLNESS);
B. MORALITAS SOSIAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
SIAP UNTUK BERKORBAN (SELF-SACRIFICE) DAN TANPA PAMRIH (SELFLESSNESS);
MEMILIKI VISI YANG JELAS (CLEAR VISION);
RASA KEADILAN (SENSE OF JUSTICE) YANG TINGGI;
MEMILIKI PREDIKSI JAUH KE DEPAN (FUTUROLOGIST), TIDAK SEKEDAR REAKTIF, TETAPI JUGA PROAKTIF DAN
ANTISIPATIF;
SIAP UNTUK BERKORBAN (SELF SACRIFICE) DAN TANPA PAMRIH (SELFLESSNESS);
MEMILIKI VISI YANG JELAS (CLEAR VISION);
MEMILIKI RASA KEADILAN YANG TINGGI;
CINTA DAMAI, ANTI KEKERASAN, TOLERAN DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI KEMANUSIAAN;
NON-PARTISAN DALAM MEMPERJUANGKAN MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN ATAU
KESEJAHTERAAN UMUM;
KETERKAITAN (ATTACHMENTS) AKAN DIANGGAP SEBAGAI HAL YANG MEMPERSULIT UNTUK SETIA KEPADA
STANDARD MORAL YANG TINGGI (CONTOH : KEPEMILIKAN, KEKUASAAAN, HAK-HAK ISTIMEWA);
SELALU PERCAYA PADA “PEACE, PROSPERITY AND PROGRESS”;
MEMAHAMI KAPAN HARUS BEROBAH DALAM KONDISI YANG MEMERLUKAN PENYESUAIAN;
NEVER STRANDED AND NEVER OUT OF DATE;
MAN OF PRINCIPLES AND ALWAYS PROPORTIONAL;
EARNEST SYMPATHY;
LOYAL AND LOVEABLE;
DERMAWAN (GENEROUS) AND WARM HEARTED MAN;
BERSIFAT TRANSFORMASIONAL DAN BUKAN TRANSAKSIONAL (INDUCE FOLLOWERS TO TRANSCEND THEIR SELF
INTEREST FOR THE SAKE OF THE HIGHER PURPOSES OF THE GROUP THAT PROVIDES THE CONTEXT OF THE
RELATIONSHIP);
MENGUTAMAKAN SOFT POWER YANG MENDAYAGUNAKAN PERILAKU “ATTRACT, CO-OPT AND COMMUNICATION” DAN
MENJAUHI “HARD POWER” YANG MENGUTAMAKAN PENDEKATAN “THREATEN, INTIMIDATION, REWARDS AND
INDUCE”;
11
C. MORALITAS INSTITUSIONAL
A. MEMILIKI KETAHANAN (RESILIENCE, BAIK ENGINEERING RESILIENCE MAUPUN ECOLOGICAL REILIENBCE
SERTA ANTICIPATORY RESILIENCE);
B. MEMILIKI PREDIKSI JAUH KE DEPAN (FUTUROLOGIST), TIDAK SEKEDAR REAKTIF TETAPI JUGA PROAKTIF
DAN ANTISIPATIF;
C. DEMOKRATIK DAN BERFIKIR SERTA MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI HAM DAN KAM;
D. SELALU BERFIKIR SISTEMIK (SYSTEM THINKER : PURPOSIVE BEHAVIOR, WHOLISM, INTERRELATEDNESS,
OPENESS, VALUE TRASFORMATION, CONTROL MECHANISM);
E. SELALU TERBUKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MEMINIMALKAN KERAHASIAAN;
F. SELALU BERFIKIR STRATEGIS DAN TIDAK PERNAH RAGU DALAM KEADAAN KRITIS UNTUK MENGAMBIL
LANGKAH-LANGKAH YANG SIGNIFIKAN (DECISIVE);
G. POLITICALLY WELL-EQUIPPED AND INTELLECTUAL WEAPON;
H. PATRIOTIC;
I. LAW ABIDING BASED ON CONSTITUTION;
D. MORALITAS UNIVERSAL/GLOBAL
A.
B.
C.
D.
MENGHORMATI HAM DAN KAM;
OUSTANDING MORAL AND INTELLECTUAL QUALITIES;
RASA KEADILAN YANG TINGGI;
MEMILIKI KARYA MONUMENTAL YANG RELATIF LANGGENG YANG DIAKUI DAN DIHORMATI BAIK
NASIONAL, REGIONAL MAUPUN GLOBAL (CROSS CULTURAL AWARENESS);
E. SETIA PADA NILAI ABSOLUT YANG UNIVERSAL BAHWA SETIAP ORANG HARUS MEMPERLAKUKAN ORANG
LAIN SEPERTI MEMPERLAKUKAN DIRINYA SENDIRI;
F. SEMANGAT GLOCALISATION (WILLINGNESS AND ABILITY TO THINK GLOBALLY AND ACT LOCALLY);
12
1. Kepemimpinan Model Fiedler
Adanya kecocokan antara gaya kepemimpinan, bawahan & situasinya
Gaya kepemimpinan diukur dgn LPC (Least Preferred CoWorker)
 Kalau skor LPC tinggi (Positif) ; Orientasi karyawan (Kemanusiaan)
 Kalau skor LPC rendah (Negatif) ; Orientasi Produksi (Kinerja)
Gaya kepemimpinan seseorang, sulit diubah (menurut Fiedler), berdasarkan
situasi yg dihadapi ;
a) Hubungan pimpinan – bawahan
b) Struktur tugas (terstruktur atau tidak)
c) Kekuatan posisi (politik)
Makin baik situasi yang dihadapi ; makin besar pengaruh/ kontrol seorang
pemimpin
13
2. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan yang disesuaikan dgn Maturitas bawahan
(Situasional)
Maturitas bawahan :
 Maturitas kerja (Pengetahuan & ketrampilan)
 Maturitas Psikologis (Kemauan & motivasi)
P
T
Mp
D
M1
M2
M3
M4
Maturitas bawahan (M)
Matur
Immatur
Keterangan :
P ; Memerintahkan (Telling)
T ; Menawarkan (Selling)
Mp ; Meminta Partisipasi (Participating)
D ; Mendelegasikan (Delegating)
14
3. Kepemimpinan Model Pencapaian Tujuan
Membantu bawahan/ pengikut mencapai tujuan mereka
Faktor2 Kontingensi Lingkungan :
 Struktur Tugas
 Sistem Kewenangan Formal
 Kelompok Kerja
Perilaku Pemimpin :
Hasil :
 Direktif
 Suportif
 Partisipatif
 Orientasi Keberhasilan
 Kinerja
 Kepuasan
Faktor2 Kontingensi Bawahan :
 Pusat Kontrol Pribadi
 Pengalaman
 Kemampuan Pribadi
15
4. Kepemimpinan Model Partisipatif Bersyarat
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin, dengan
memperhatikan 12 kemungkinan situasional
Bentuknya bisa :
 Autokratik I (AI)
 Autokratik II (AII)
 Konsultatif I (KI)
 Konsultatif II (KII)
 Group II (GII)
Model Pengambilan Keputusan
Disesuaikan dengan
situasi yang dihadapi
16
5. Kepemimpinan yang Memusatkan Prinsip
Karakteristiknya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Belajar Secara Berkelanjutan
Berorientasi Pada Pelayanan
Menyebarkan Energi Positif
Mempercayai Orang lain
Mengarahkan Hidup yang Seimbang
Melihat Kehidupan Sebagai petualangan
Sinergistik
Berlatih Untuk Memperbaharui Diri
17
6. Kepemimpinan Model Lompatan Cepat Kedepan
Cara Memimpin sekarang tdk sama dgn caranya 5 tahun yg lalu
Cara memimpin sekarang tdk akan sama dgn kebutuhan cara memimpin dimasa depan
Kalau masih tetap sama, berarti masih mempraktekkan kepemimpinan tradisional, dengan ciri-ciri :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Ruang kantor privat untk dirinya & ruang2 kubus untuk bawahan
Promosi bertahap keatas seperti menaiki tangga
Banyaknya tenaga kerja
Kedudukan & tugas2
Tim-tim Fungsional
Kerja keras punya kesempatan sukses
Partisipasi absolut
Ruang2 kantor, furnitures sbg simbol kekuatan
Kenaikan tunjangan /honor sbg insentif
18
CIRI-CIRI PEMIMPIN INFORMAL :
a. KEBERADAANNYA DI TENGAH MASYARAKAT TERBENTUK
SEMATA-MATA HANYA BERDASARKAN ATAS KEPERCAYAAN DAN
PENGAKUAN
b. KEPEMIMPINANNYA BERLANGSUNG HANYA SELAMA MASYARAKAT
LINGKUNGANNYA MASIH MEMPERCAYAI, MENGAKUI DAN
BERSEDIA MENERIMANYA
c. TIDAK DIPERLUKAN KRITERIA DAN PERSYARATAAN TERTULIS
d. TIDAK MENERIMA PENUNJUKAN ATAU LEGITIMASI RESMI DARI
PEMERINTAH
e. TIDAK PERLU ADA DUKUNGAN DARI ORGANISASI
KEMASYARAKATAN
19
20
• ORATOR
• KHARISMATIS
• “WERUH SADURUNGING
WINARAH”
The Great Man
21
- 11 AZAS PIMPINAN TNI
- HASTA BRATA
22
“Sesuai kondisi geografi Indonesia, kita
membutuhkan armada laut dan udara
yang kuat”
(Habibie)
23
“Menempatkan Indonesia pada posisi yang
menonjol dalam percaturan politik global”
24
“Pengakuan ini perlu saya sampaikan, karena menyadari
bahwa bangsa dan rakyat kita hari ini, berada dalam situasi
yang sangat merindukan adanya Rujukan Nilai Etika dan
Moral dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara”
(Pidato Pelantikan Wakil Presiden RI, 21 Oktober 1999)
25
25
“Bhirawa Anoraga”
26
26
SEKIAN
TERIMA KASIH
INDONESIA YANG SEJAHTERA
AMAN DAN DAMAI
27
Download