Aninditia, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA
Ovistevi Munthe*), Satia Negara Lubis **), Lily Fauzia **)
*)
**)
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara
Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan
HP. 081973179345, E-mail : [email protected]
Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging
sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling.
Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis
regresi linear berganda melalui progran SPSS dan menggunakan analisis trend.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga
daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap
penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata
terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata,
terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan
proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai
2023 adalah meningkat.
Kata Kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, non-beras, regresi
linear berganda, analisis trend
ABSTRACT
The objective of the research is to determine factors were affecting a beef
offer, to analyze trend beef productions, and to analyze the productions. The
method of the research was purposive method by simple random sampling. This
research was held in North Sumatera. The data used was secondary data. Methods
data analysis had used multiple linear regression by using SPSS program and
using trend analysis. The Results showed: The factors were affecting beef offer in
North Sumatera were the price of beef and chicken prices. Simultaneously, both
of factors were giving significant factors with the affects of beef offer. While, in
partial the price of beef gave significant factors with beef offer and chicken prices
was not necessary. There is growing trend of beef in 2002-2012 in North
Sumatera and the estimated of beef growth will increase in 2014 until 2023.
Keywords: Production, price, offer, trend, and beef
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab seekor atau kelompok
ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai
bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk
kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi
pemenuhan gizi berupa protein hewani.
Menurut Sugeng (2012), prospek beternak sapi potong di Indonesia masih
tetap terbuka lebar dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging
sapi dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini memang
sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran akan gizi dari
masyarakat.
Berdasarkan Tabel di bawah ini laju konsumsi rata-rata daging sapi di
Sumatera Utara adalah sebesar 5,58 % tahun. Dengan tingkat konsumsi tertinggi
ada pada tahun 2012. Hal
ini seiring dengan dengan pertambahan jumlah
penduduk provinsi Sumatera Utara yang meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1. Konsumsi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun
Jumlah (ton)
2002
6871,3
2003
6896,43
2004
7031,35
2005
9984,61
2006
10367,67
2007
9625,78
2008
12911,89
2009
13645,84
2010
14175
2011
17655
2012
17820
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2013
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki keragaman
produk peternakan yang memiliki keragaman produk peternakan. Dengan luas
wilayah 3,82% dari luasa wilayah Indonesia dan jumlah penduduk 13.215.401
jiwa.
Sumatera
Utara
merupakan
salah
satu
pasara
potensial
dalam
mengembangkan usaha peternakan (BPS,2012)
Dengan semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia,
yakni sub sektor peternakan komoditas daging sapi, terkhususnya di Sumatera
Utara, terutama dalam rangka tujuan swasembada, penting untuk dapat mengerti
hakikat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi dan analisis
mengenai poyeksi produksi daging sapi domestik Sumatera Utara. Sebagai akibat
respon dari semakin tingginya tingkat konsusmi daging sapi di Sumatera Utara.
Identifikasi Masalah
Dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut yakni apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara, bagaimana
trend produksi daging sapi di Sumatera Utara dan bagaimana proyeksi produksi
daging sapi di Sumatera Utara.
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging
sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi
proyeksi produksi daging sapi di daerah penelitian. Diharapkan hasil penelitian ini
berguna sebagai bahan informasi kepada pemerintah untuk membuat kebijakan
dalam mengendalikan ketersediaan daging sapi di Sumatera Utara dan pihak lain
yang membutuhkannya sebagai refrensi.
TINJAUAN PUSTAKA
Ketergantungan daging sapi pada impor jika tidak ditunjang oleh usahausaha kemandirian yang produktif, akan mendorong ketergantungan yang akan
semakin sulit dipecahkan. Dalam sisi permintaan dalam negri yang menjadi
penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain :
 Struktur industri peternakan semakin besar tetap bertahan dalam dalam bentuk
usaha rakyat yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah,
pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, lokasi
ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama
yakni HMT (Hijau Makanan Ternak) yang masih tergantungpada musim,
ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas.
 Ketersediaan bibit yang bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak
dilakukan namun belum disosialisasikan dalam skala besar. Terjadi kegagalan
komunikasi baik badan Litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu, peternak
tidak punya insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai
peningkatan biaya.
 Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor
peternakan. Misalnya industri pengolahan susu, sebagian besar menggunakan
input negara asal
 Derasnya impor illegal produk-produk peternakan
 Bencana penyakit (mewabahnya virus antraks dan sebagainya)
 Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan
Landasan Teori
Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga
suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.
Sementara semakin rendah harga barang tersebut, semakin sedikit barang jumlah
barang yang ditawarkan oleh produsen dengan anggapan faktor-faktor lain tidak
berubah (Daniel, 2002). Jumlah penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu
harga barang itu sendiri dan harga barang subtitusi. Bila data yang ada
menunjukkan kenaikan, maka trend tersebut menunjukkan trend positif. Bila
menunjukkan penurunan maka trend tersebut menunjukkan trend negatif. Ada
beberapa metode yang bisa digunakan untuk menenetukan trend. Dengan
menggunakan trend metode kuadrat terkecil (least square) penentuan trend
semakin jelas dan mudah. Persamaan trendny adalah :
Y=
a + bx
METODE PENELITIAN
Metode Pengambilan Sampel
Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara Penelti menentukan
sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Dasar
pertimbangan ditunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penelitian adalah
karena Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi daging sapi
dan mudah dijangkau untuk diteliti. Metode penentuan sampel dilakukan secara
purposive.
Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data
sekunder berupa data time series dari tahun 2002-2012.. Data sekuder adalah data
pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi seperti Badan Ketahan Pangan
Provinsi Sumatera Utara, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Dinas
Perdangangan Provinsi Sumatera Utara dan jurnal, literatur, dan internet yang
sesuai dengaan kebutuhan.
Metode Analisis Data
Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 hasil pengumpulan data akan
dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai dari setiap responden dan dapat
dihitung melalui program SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga daging sapi
dan harga daging ayam di Sumatera Utara Untuk menganalisis identifikasi
masalah 2 dan 3 dianalisis dengan menggunakan analisis trend dengan melihat
grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data produksi daging sapi di Provinsi
Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012. Metode proyeksi untuk
memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2014-2023 menggunakan
metode regresi linear sederhana. Kemudian dianalisa secara deskriptif dengan
melihat grafik yang dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Maka setelah dilakukan pengujian asumsi regresi linier berganda didapat
hasil akhir dari estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi
di Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Model
Koefisien Sig.t
Regresi
Constant 3417.000
7405.437
Harga
0,150
0,157
Sapi
Harga
0,300
0,171
Ayam
Koefisien thit
Sig.
Tollerance VIF
Korelasi
0,062
2.167
0,335
0,952 0,369 0,122
8,201
0,617
1,755 0,117 0,122
8,201
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y= -7405.437+ 0,15 X1 + 0,3 X2
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh konstanta sebesar -7405.437 yang
artinya menunjukkan bahwa jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara
turun -7405.437 ton apabila tidak dipengaruhi harga daging sapi dan harga daging
ayam.
Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging
sapi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,15 yang berarti jumlah penawaran
daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,15 ton untuk
setiap kenaikan harga daging sapi seribu rupiah per kilogram. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi harga akan tinggi pula penawaran daging sapi
di Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging
ayam memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,3 yang berarti jumlah penawaran
daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,3 ton untuk
setiap kenaikan harga daging ayam seribu rupiah per kilogram. Daging ayam
merupakan daging subititusi dari daging sapi. Sehingga ketika harga daging sapi
naik, konsumen mulai mencari barang subtitusi yang lebih terjangkau dari segi
ekonomi
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh nilai R-Square (R2) sebesar
0,879 yang berarti bahwa variabel bebas yakni harga daging ayam dan pendapatan
mampu menjelaskan variabel terikat (jumlah penawaran daging sapi) sebesar 87,9
%, sementara 12,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam
model.
Hasil Uji Trend Pertumbuhan Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, diperoleh
data produksi daging sapi di Sumatera Utara dari tahun 2002-2012. Sehingga laju
pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat
sebagai
berikut :
Tabel 3 Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
Produksi
6.836,09
6.890,02
6.981,69
9.883,73
10.131,68
Perubahan ton
0
53,93
91,67
2.992,04
247,95
2007
2008
2009
2010
2011
2012
9.569,07
16.261,05
13.260,95
15.707,60
18.299,60
24.546,60
-562,61
6.691,98
-3.001,90
2.446,65
2592
6247
Sumber : Data Sekunder diloah, 2014.
% perubahan
-
0
0,78
1,33
42,85
2,5
-5,5
69,93
-18,46
18,45
16,50
34,13
Pada gambar berikut dapat dijelaskan kondisi produksi daging sapi di
Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012.
Gambar 1 Trend Produksi Daging Sapi Di Sumatera Utara
Produksi Daging (ton)
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Data Sekunder diolah, 2014
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa disepanjang tahun 2002-2012
produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara meningkat. Laju peningkatan
produksi terbesar ada pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terjadi penurunan
produksi. Penurunan produksi daging sapi di Sumatera Utara ini merupakan imbas
dari resesi ekonomi global pada tahun 2008. Dimana pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara umumnya melambat dan melemahkan daya jual daging sapi
akibat dominannya pasokan daging sapi impor. Daging sapi impor yang semakin
mahal akibat krisis ekonomi ini secara langsung mengurangi jumlah daging yang
tersedia. Kenaikan produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah sebagai respon
dari permintaan daging sapi yang mengalami peningkatan setiap tahunnya Namun
hal ini tidak berkelanjutan, karena kurun waktu 2010-2012 produksi daging sapi
mengalami kenaikan yang cukup stabil. Dari hasil analisis diperoleh. Dalam kurun
waktu 2002-2012 Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan produksi
daging sapi sebesar 259,07% atau sekitar 17.710,51 ton. Dengan persentase rata-
rata 23,55% per tahun. Trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera
Utara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami trend meningkat, hal ini
sesuai dengan hipotesis 2 yang menyebutkan bahwa trend dalam kurun waktu
2002-2012 adalah meningkat. Dengan demikian hipotesis 2 dapat terjawab.
Proyeksi Produksi Daging Sapi
Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu
2002-2012 dapat diperoleh sebuah model trend linear untuk proyeksi produksi
daging sapi di Sumatera Utara. Dimana tahun sebagai variabel bebas dan produksi
sebagai variabel terikat. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = 12578,916 + 1575,022*
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun produksi daging sapi di
Sumatera Utara menunjukkan peningkatan 1575,022 ton. Dari hasil analisis
proyeksi diketahui bahwa produksi daging sapi di Sumatera Utara pada tahun
2023 sebesar 37.779,27 ton. Ini menandakan bahwa produksi daging sapi di
Sumatera Utara cenderung meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 10
tahun sejak tahun 2014 diproyeksikan terjadi peningkatan produksi daging sapi di
Sumatera Utara sebesar 14.175,20 ton.
Asumsi ini didapat melalui rumus sebagai berikut :
Y* = a + bx*
Keterangan :
Y* = produksi daging sapi (ton) untuk tahun yang diramalkan
a = koefisien intersep
b = koefisien regresi dari x
x*= tahun yg diramalkan (dinotasikan dengan angka)
tahun 2023 (16)
maka, y (2023) = 12.578,92 + 1.575,02*
= 12.578,92 + 1.575,02(15)
= 36.204,25 ton
Berikut merupakan gambar proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara
dalam kurun waktu 2014-2023:
Gambar 5.2 Proyeksi Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
45000
40000
35000
30000
25000
produksi
20000
tahun
15000
10000
5000
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber : Data sekunder diolah, 2014.
Melalui penjelasan deskriptif ini, hipotesis dapat diterima yakni bahwa
proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging
sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata
terhadap penawaran daging. Sementara secara parsial harga daging sapi
berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak
berpengaruh nyata. Terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di
Sumatera Utara. Proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun
2013 sampai 2022 adalah meningkat
Saran
Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pemerintah agar dapat
mengendalikan harga dan jumlah daging sapi di Sumatera Utara. Sehingga
masyarakat dapat mengakses daging sapi dan tujuan pemenuhan gizi hewani
terpenuhi.
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian
sampai mendapatkan variabel-variabel yang lebih sempurna yang mempengaruhi
penawaran daging sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Aninditia, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga. Kencana
Prenada. Jakarta
Anonymous, 2013. Kandungan
Gizi Daging
http://www.manfaatnya.com/kandungan-gizi-daging-sapi/
Sapi.
Aroef, M. 1991. Ekonometrika Terapan 2. Tarsito. Bandung
Astuti,
Susilo.
2013.
Manfaat
Daging
Sapi
pada
Manusia.http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapibagi-tubuh-manusia
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta
Firdaus, M. 2004. Ekonemetrika suatu Pendekatan Aplikatif. PT Bumi Aksara.
Jakarta
Kusumosuwidho, Sisdjiamto. 1983. Sajian Dasar dalam Teori Ekonomi Mikro.
Rineka Cipta. Jakarta
Murtidjo, Bambang Agus.1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarata
Pasaribu, A.1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia. Jakarta
Setadi, N.J. Perilaku Konsumen dan Implikasinya untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Kencana. Jakarta
Sukirno, S. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. (Edisi ketiga). Grafindo. Jakarta
Yunus, Ahmad. 2013. Sukses Usaha Pembibitan Sapi dan Kambing. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta
Download