LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR MEDIS Definisi

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke
paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
B. Etiologi
Terdapat tiga jenis penyebab bronkhitis akut, yaitu:
a. Infeksi: Staphylococcus (stafilokokus), Streptococcus (streptokokus),
Pneumococcus (pneumokokus), Haemophilus influenzae.
b. Alergi
c. Rangsangan lingkungan, misal: asap pabrik, asap mobil, asap rokok, dll.
Bronkhitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik
pada beberapa alat tubuh, yaitu:
a. Penyakit jantung menahun, yang disebabkan oleh kelainan patologik pada
katup maupun miokardia. Kongesti menahun pada dinding bronkhus
melemahkan daya tahan sehingga infeksi bakteri mudah terjadi
b. Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan
cumber bakteri yang dapat menyerang dinding bronkhus.
c. Dilatasi bronkhus (bronkInektasi), menyebabkan gangguan susunan dan
fungsi dinding bronkhus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
d. Rokok dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lendir bronkhus
sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
C. Patofiologi
bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan
peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang
kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan
dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara
lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat
memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus
meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil
mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada
sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang
sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama bronkitis adalah timbulnya batuk produktif
(berdahak) yang mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau
hijau. Dalam keadaan normal saluran pernapasan kita memproduksi
mukus kira-kira beberapa sendok teh setiap harinya. Apabila saluran
pernapasan utamanya paru (bronkus) meradang, bronkus akan
menghasilkan mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu
timbulnya batuk. Selain itu karena terjadi penyempitan jalan nafas
Tanda
a.
b.
c.
d.
dan gejala :
Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah
Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak
Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis
Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
Gejalanya berupa:
a) batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
b) sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
c) sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
d) bengek
e) lelah
f) pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
g) wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
h) pipi tampak kemerahan
i) sakit kepala
j) gangguan penglihatan.
E. Penatalaksanaan medic
Pengelolaan umum ditujukan untuk semua pasien bronchitis, meliputi :
1.
Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat untuk pasien :
Contoh :
•
Membuat ruangan hangat, udara ruangan kering.
•
Mencegah / menghentikan rokok
•
Mencegah / menghindari debu,asap dan sebagainya.
2. memperbaiki drainase secret bronkus, cara yang baik untuk dikerjakan adalah
sebagai berikut :

Melakukan drainase postural

Pasien dilelatakan dengan posisi tubuh sedemikian rupa sehingga dapat
dicapai drainase sputum secara maksimum. Tiap kali melakukan drainase
postural dilakukan selama 10 – 20 menit, tiap hari dilakukan 2 sampai 4 kali.

Prinsip drainase postural ini adalah usaha mengeluarkan sputum ( secret
bronkus ) dengan bantuan gaya gravitasi. Posisi tubuh saat dilakukan
drainase postural harus disesuaikan dengan letak kelainan bronchitisnya,
dan dapat dibantu dengan tindakan memberikan ketukan pada pada
punggung pasien dengan punggung jari.

Mencairkan sputum yang kental

Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya inhalasi uap air panas,
mengguanakan obat-obat mukolitik dan sebagainya.
F. Pemeriksaan diagnostic
Sinar x dada : Dapat menyatakan hiperinflasi paru – paru,
mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal
selama periode remisi.
Tes fungsi paru
: Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat
obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi.
TLC
: Meningkat
Volume residu
: Meningkat.
FEV1/FVC
: Rasio volume meningkat.
GDA
: PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.
Bronchogram
: Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat
inspirasi,
II.
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn”S”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
“BRONKHITIS”
No Reka medic : 106111
Ruangan
: SAYANG DHUAFA/K.1
A. Pengkajian
1. Data umum klien
Nama
:
Tn”S”
Umur
:
66 thn
Agama
:
islam
Jenis kelamin
:
laki-laki
TTL
:
pangkep, 20 februari 1945
Alamat
:
jl. Ujung. No 25
Suku
:
Makassar
Pendidikan
:
SMA
Pekerjaan
:
wiraswasta
Status
:
sudah menikah
Tanggal masuk RS:
28 februari 2011
Sumber info
pasien sendiri
:
2. Data penanggung jawab
Nama
:
Ny.”N”
Umur
:
55 thn
Jenis kelamin
:
perempuan
Status
:
sudah menikah
Pendidikan
:
SMP
Pekerjaan
:
IRT
Hubdengan klien :
istri klien
B. Riwayat kesehatan saat ini
1. Keluhan utama :
sesak nafas
2. Alasan masuk rumah sakit : sesak yang tidak tertahankan dan nyeri dada.
3. Riwayat penyakit
-
Provocative : sesak disertai dengan batuk
-
Quality
: lemah, nyeri pada dada dan sakit tenggorokan
-
Region
: dada
-
Severty
: klien merasa nyeri pada dada saat bernafas dan batuk
-
Timing
: klien merasa nyeri pada saat dalam keadaan berbaring.
C. Riwayata kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
- Saat kecil (anak-anak) tidak pernah mengidap penyakit yang serius, hanya
demam biasa, pusing dan flu.
- Ketika berumur 46 thn pasien terjangkit penyakit malaria
- Ketiak berumur 50-an klien pernah mengidap penyakit thypus, hingga
sekarang penyakit itu tidak pernah muncul lagi.
2. Riwayat keperawatan
- Pernah dirawat di Rumah Sakit di kendari karena penyakit thypus dan di
ternate karena penyakit malaria
3. Riwayat operasi
- Tidak pernah di operasi
4. Riwayat alergi
- Tidak alergi alergi apapun
5. Riwayat imunisasi
- Kelima imunisasi lengkap
6. Kebiasaan
-
Merokok saat 20 tahun yang lalu.
D. Riwayat kesehatan keluarga
GENOGRAM
?
?
?
?
?
K
Ket:
: laki-laki
: meninggal
: perempuan
? : tidak diketahui
: klien
K : kecelakaan
Kesimpilan :
G1 : kakek dan nenek klien tidak diketahui penyebab meninggalnya
G2 : bapak klien meninggal karena asma dan ibu klien meninggal karena kanker
tulang
G3 : saudara laki-laki meninggal karena kecelakaan dan saudara perempuan tidak
tahu penyebab meninggalnya karena
E. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Sesak nafas dan nyeri dada
b. Tingkat kesadaran : composmentis
c. Ciri-ciri tubuh
: klien tanpa kurus, tidak cacat, rambut beruban, lurus,
panjang dan tidak rapi.
d. Tanda-tanda vital :
-
Tekanan darah : 130/80 mmHg
-
Nadi
: 60x/menit
-
Suhu
: 36,5oC
-
Pernafasan
: 28 x menit
e. BB danTB
: 49 kg dan 163 cm
2. Head to toe
a. Integument


Inspeksi
-
Berwarna sawo matang
-
Kulit terlihat biasa-biasa saja tanpa kelainan apapun
Palpasi
-
Turgor kulit menurun
b. Kepala dan rambut


Inspeksi
-
Tidak terdapat kelainan dan luka di kepala
-
Rambut tampak beruban
-
Agak panjang dan tidak rapi
Palpasi
-
Tidak ada nyeri tekan
c. Mata dan penglihatan

Ketajaman penglihatan: kedua mata plus 3

Gerak bola mata
: mengikuti segala arah

Pupil
: isocor (mengecil)

Menggunakan alat bantu penglihatan
d. Telinga dan pendengaran

Lubang telinga bersih

Bentuk simetris kiri dan kanan

Fungsi pendengaran baik

Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
e. Hidung


Inspeksi
-
Fungsi penciuman baik
-
Dipasang nebulizer secara periodic
Palpasi
-
Tidak terdapat nyeri tekan
f. Mulut dan gigi

Gigi tampak lengkap

Gusi tidak meradang

Tidak ada kelainan pada lidah

Gigi tampak tidak bersih
g. Dada

Bentuk dada simtris kiri dan kanan

Dada agak besar
h. Abdomen


Inspeksi
-
Tidak tampak kelainan pada abdomen
-
Gerakan perut mengikuti gerakan nafas
Palpasi
-
Turgor kulit abdomen elastic
-
Tidak ada nyeri tekan
i. Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas
-
Tampak simetris kiri dan kanan

Tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas bawah
-
Tampak simetris kiri dan kanan
-
Tidak ada nyeri tekan
F. Piñatalaksanaan medic
a. Infuse RL, 28 tetes/manit
b. Ranitidine 1 gr/8 jam
c. Cefotaxime1 gr/12 jam
d. Dexa-m 1gr/ 8 jam
e. Pasang Nebolizer /8 jam
f. Pasang O2
G. Pemeriksaan diagnostic
 Pemeriksaan laboratorium
No
pemeriksaan
hasil
Nilai normal
satuan
Glukosa sewaktu
133
<140
Mg/dl
Ureum
46,82
10-50
Mg/dl
Kreatinin
0,9
Kimia darah
1
2
L: 0,7-1,3.
P:0,6-1,1
Mg/dl
Lain-lain
LED/BBS
20*
L:0-10, P: 0-20
Mg/dl
B. Klasifikasi data
a. Data subjektif

Klien mengatakan merasa sesak

Klien mengatakan sesak jika tidak dibantu oksigen
keterangan

Klien mengatakan sakit pada bagian dada

Punggu terasa nyeri
b. Data objektif

Dada klien tampak membesar

Klien tampak lemah

Pernafasan klien dibantu dengan alat bantu pernafasan
ANALISI DATA
No
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Adanya perasaan sesak
Gangguan dalam
DS:
-
Klien mengatakan
merasa sesak
-
Klien mengatakan dada
sakit
sistem pernafasan
Timbul nyeri saat pasien
menarik nafas panjang
atau batuk
-
Klien mengatakan
sesak jika tidak dibantu
oksigen
DO:
-
Dada klien tampak
Pernafasan terbatas
Aktivitas sehari-hari
terhambat
membesar
-
Klien tampak lemah
Gangguan dalam sistem
pernafasan
-
Pernafasan klien
dibantu dengan alat
bantu pernafasan
RENCANA KEPERAWATAN
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN
Gangguan dala sistem
Sesak nafas klien
pernafasan
dapat teratasi
Dengan ditandai :
Dengan criteria:
-
Frekuensi nafas
DS:
klien tampak
-
normal
Klien mengatakan merasa
sesak
-
Klien mengatakan dada sakit
DO:
-
Pernafasan dibantu dengan
alat bantu pernafasan
-
Klien tampak lemah
INTERVENSI
RASIONAL
Download