STRATEGI MENJAGA KESEHATAN LANSIA 20-03

advertisement
STRATEGI MENJAGA KESEHATAN JIWA LANSIA
Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia ditandai dengaan semakin membaiknya
pelayanan hidup sehat, sehingga jumlah lansia di Indonesia dari tahun ketahun semakin
meningkat. Agar pertambahan usia tidak sekedaar “menjadi tua” dan hidup lebih lama. Maka
lansia harus dibina dan diarahkan supaya tetap sehat, bugaar, bahagia, sejahtera, dan
produktif.
Proses menjadi tua atau lanjut usia adalah suatu peristiwa yang wajar dan berlangsung
secara alamiah. Pertambahan usia adalah suatu keadaan dimana kemampuan fungsi organ
tubuh seperti Jantung, hati, ginjal mengalami penurunan, sehingga untuk menjalankan
aktifitas lansia sering mengalami hambatan.
Untuk memperlambat proses penurunan fungsi organ tubuh tersebut dan sekaligus
mengantisipasi agar para lansia tidak banyak tergantung dengan orang lain, maka para lansia
harus berkemauan untuk memelihara kesehatannya, menumbuhkan sikap optimism dan tetap
melakukan kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga tetap produktif.
Sehubungan dengan itu, lansia perlu mendapatkan perhatian dan bimbingan secara
khusus agar dapat mengabdikan diri untuk kepetingan diri, keluarga, dan masyarakat.
Bagi keluarga yang didalam keluargannya terdapat lansia, perlu meningkatkaqn
kepediliandan peranya dalam melayani para lansia yang ada daalam perawatannya agar lansia
bisa hidup dengan nyaman, bahagia dalam menjalani sisa usiannya.
Masalahnya bagaiman keluarga memenuhi kebutuhannya dibidang ekonomi,
psikososial dan kesehatan fisik, serta bagaimana mengupayakan agar tetap segar dan bugar
sehingga tidak menjadi beban. Untuk itu perlu dipahami oleh masyarakat dan keluarga dalam
amembina lansia agar dalam menjalankan perannnya tidak banyak mengalami hambatan.
1
Maslah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas
pada pasien-pasien Gereatri dan psikogeriatri yang merupakan bagian dari Grontologi, yaitu
ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis,
social, cultural, ekonomi dan lain-lain.( Depkes RI, 1992:6 )
Geriatri adalah cabang ilmu kedodokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada
lansia yang menyangkut aspek promoter, preventif, kuratif, dan rehabilitif serta psikososial
yang menyertahi kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cababg ilmu kedokteran
jiwa yang mempelajari tentang kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof,
preventif, dan rehabilitative serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Ada 4 ciri yang dikatagorikan sebagai pasien Geriatri dan psikogeriatri yaitu :

Keterbatasan tubuh yang berhubungan makin meningkatnya usia.

Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative

Lanjut usia secara psokososial yang dinyatakan krisi :
a. Ketergantungan pada orang lain ( sangat memerlukan pelayanan orang
lain )
b. Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan
karena berbagai sebab, diantarnya setelah menjalani masa pension,
setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup
dan lin-lain.

Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga
membawa lnsia kearah kerusakan/kemerosotan yang progresif terutama
aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panic, depresif,
apatis, dsb. Hal itu bersumber dari stressor psikososia; yang paling berat,
misalnya kematian pasangan hidup, kematian anak keluaga dekat, terpaksa
berurusan dengan penegak hokum, atau trauma psikis.
2
Ada beberapa factor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor- factor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua
mereka dengan bahagia.
Adapun beberapa factor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
mereka adalah sebagai berikut :
a. Penurunan kondisi fisik.
b. Penurunan fungsi dan Potensi seksual.
c. Penurunan Aspek psikososial.
d. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan.
e. Perubahan dalam peran social di masyarakat.
Secara umum, menjaga kesehatan lansia sangatlah penting. Oleh karena itu, ilmu
Geriatri sebagai cabang ilmu yang mempelajari kesehatan lanjut usia selalu berupaya
mengembangkan metode-metode dan tindakan-tindakan para lansia dapat hidup selama
mungkin dalam keadaan sehat, baik fisik, mental, sosial.
Menjaga kesehatan lansia, perhatian khusus perlu ditujukan terutama terhadap
kelompok lansia yang mudah terserang penyakit, yaitu lansia yang sangat tua, duda, hidup
dalam kesepian, baru keluar dari rawat inap di rumah sakit, mengalami duka cita yang dalam
dan depresi.
1. Lansia yang Sangat Tua
Lansia yang sangat tua adalah mereka yang berusia 80 tahun atau lebih. Biasanya,
semakin tua seseorang maka semakin berlanjut pula proses menjadi tua (proses menua)
3
yang terjadi dan hal ini disertai dengan sangat berkurangnya fungsi organ-organ tubuh
seperti jantung, hati, ginjal, kelenjar-kelenjar, yang semuanya akan lebih memudahkan
lansia tersebut menderita penyakit.
2. Lansia yang duda
Pada kenyataannya, seorang pria biasanya lebih sulit untuk dapat mengurus dirinya
sendiri dibandingkan sengan wanita, dan keadaan ini akan lebih nyata terjadi pada lansia
pria yang duda. Keadaan ini akan semakin bertambah berat jika lansia yang duda tersebut
tidak memiliki aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari yang menyebabkan dapat
mengalami kejenuhan dan kebosanan hidup, karena tidak ada istri tempat mencurahkan
segala keluh kesah di dalam menjalani sisa hidupnya.
3. Lansia yang kesepian
Lansia yang hidupnya sendirian, yang biasanya dialaminya saat meninggalnya pasangan
hidup atau teman dekat sering kali mengalami kesepian. Apalagi jika keadaan tersebut
disertai sengan menurunnya kondisi kesehatannya, misalnya menderita berbagai penyakit
fisik yang berat, gangguan pergerakan, gangguan panca indra terutama pendengaran.
Harus dibedakan disini antara kesepian (loneliness) dengan hidup sendri (living alone),
karena orang yang hidup sendiri belum tentu harus mengalami kesepian, sebaliknya ada
pula lansia yang walaupun hidup ditengah-tengah anggota keluarga yang banyak tetapi
mengalami kesepian. Lansia yang mengalami kesepian sering kali merasa jenuh dan
bosan dalam hidupnya, sehingga ia berharap agar kematian segera datang menjemputnya
karena ia tidak ingin menyusahkan keluarga dan orang-orang sisekitarnya.
4. Lansia yang baru keluar dari perawatan di rumah sakit.
Berbeda dengan penyakit pada orang dewasa bahwa salah satu sifat penyakit pada lansia
adalah setelah sembuh dari suatu penyakit justru semakin rentan atau peka terhadap
penyakit-penyakit akut yang menyebabkan cacat dan kematian. Oleh karena itu, lansia
4
yang baru saja keluar dari perawatan dirumah sakit perlu mendapat perhatian yang lebih
serius di dalam perawatannya karena akibat daya tahan tubuh yang menurun
memudahkan mereka menderita penyakit.
5. Lansia yang baru mengalami duka cita yang dalam.
Dukacita merupakan suatu periode yang sangat rawan untuk menderita penyakit pada
lansia. Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat atau bahkan seekor hewan peliharaan
yang sangat disayangi dapat menyebabkan putusnya ketahanan jiwa secara mendadak
yang selama ini sudah sangat rapuh, dan selanjutnya akan memicu terjadinya gangguan
fisik dan kesehatannya.
Periode 2 tahun pertama setelah ditinggalkan pasangan hidup, teman dekat ataupun
bahkan seekor hewan peliharaan yang sangat disayangi dapat merupakan periode yang
sangat rawan. Pada periode ini, lansia tersebut harus diawasi dengan ketat dan dibiarkan
untuk mengungkapkan dukacita tersebut, yang sering diawali dengan perasaan kosong,
kemudian diikuti dengan ingin menangis dan tertekan batin (depresi).
6. Lansia yang mengalami depresi
Beberapa gejala depresi pada lansia dapat berupa apatis (tidak peduli diri dan
lingkungannya) dan menarik diri dari aktifitas sosial, gangguan ingatan, perhatian, dan
konsentrasi yang kurang, memburuknya fungsi berfikir, tidak mampu berdiskusi
mengenai suatu topik pembicaraan secara berkesinambungan dan cenderung lari dari
pokok pembicaraan.
Selain itu, dapat ditemukan tidur yang terganggu, yang sering menyerang lansia saat dini
hari sehingga ia bangun terlalu pagi, dan setelah itu tidak dapat/sult tidur sampai pagi,
meskipun malamnya tidur agak larut. Lansia juga seakan-akan tidak dapat menikmati
hidupnya dan cenderung mengabaikan kegiatan rutinnya sehari-hari serta lebih suka
5
berdiam diri, karena tubuhnya merasa lemah bagaikan kehilangan seluruh energinya,
perlu diperhatikan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
yakni :
Perlu diberikan perhatian yang lebh banyak terhadap lansia yang tergolong kelompok
yang mudah terserang penyakit.
Bagi lansia yang sudah sangat tua dan yang baru keluar dari perawatan di rumah sakit
diperlukan untuk sering-sering memeriksakan kesehatannya dan jika perlu didampingi
oleh perawat jompo didalam menjalani sisa kehidupannya.
Bagi lansia yang mengalami kesepian dan dukacita yang dalam maka peran
organisasi/kumpulan sosial sangat berarti karena dapat bertindak menghibur, memberikan
motivasi untuk lebih meningkatkan peran sosial lansia tersebut. Disamping itu, diperlukan
pula anggota keluarga yang mendampingi dengan penuh simpati mendengarkan
keluhannya dan memberikan hiburan kapan perlu.
Jika kondisi kesehatan memungkinkan untuk beraktivitas lebiah baik maka sebaiknya
dicari kegemaran atau hobi yang paling disukainya, terutama sekali hobi yang sejak
mudanya dulu telah ditekuni agar lansia memiliki kegiatan yang memikat hatinya. Jika
lansia mempunyai hobi maka mereka lebih mudah mendapat kawan yang sama
kegemarannya yang dapat diajak berdiskusi dan saling kunjung mengunjungi sehingga
dapat mengatasi kesepian atau dukacita yang dalam. Biasanya diskusi diantara orangorang yang mempunyai hobi yang sama akan sangat mengasikkan dan tak habis-habisnya
karena minat mereka sama, sehingga menggairahkan semangat lansia sebagai pengisi
waktu yang menyenangkan.
Jika kondisi tubuh membaik, pikiran tenang, senang, punya hobi dan ada teman-teman
yang diajak berdiskusi maka dengan sendirinya nafsu makan pun bertambah, berlebih jika
6
didukung oleh olah raga. Sehingga tubuh akan selalu fit dan tidurpun lebih nyenyak.
Konsumsi sayur mayur dan buah-buahan segar harus ditingkatkan, sebaliknya rokok dan
alkohol dihindari. Tidur siang sebaiknya dilakukan secukupnya saja, kerena jika
berlebihan akan menyebabkan pada malam hari tidur tidak nyenyak. Sehingga pada pagi
harinya badan terasa loyo dan mudah diserang rasa ngantuk dan penyakit. Oleh karena
itu, perlu dibenahi pola tidurnya.
Jika hal-hal diatas dilakukan maka mudah-mudahan tidak ada lagi lansia yang merasa
bosan hidup dan ingin meninggal saja. Sebaiknya, gairah hidupnya yang harus selalu
dipupuk dan disyukuri, karena Tuhan masih menganugerahkan usia yang panjang kepada
para lansia dan segala kesenangan hidup yang dapat dinikmati. Lansia bukan berarti
hanya dicekam kesepian, kebosanan dan menunggu saat datangnya ajal, tetapi harus
selalu diisi dengan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan.
7
Daftar Pustaka :
-
Azwar, Azrul, 1994. Program menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan
Lansia
(Aplikasi prisip Lingkungan pemecahan masalah )
Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia , Jakarta.
-
Subijarto dkk, 2011. Pembinaan Posyandu Lansia guna Pelayanan
Kesehatan Lansia . Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta.
-
Perwakilan BKKBN, 2011, Bina Keluarga Lansia. Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
-
BKKBN , 2008, Modul Bina keluarga Lansia. Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
8
Download