REGION INDONESIA TENGAH

advertisement
REGION INDONESIA TENGAH
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
SANDY MEIDIAS
DICKY PRAJA SAPUTRA
M NURUDDIN HIDAYAT
RIDHO ADI SEPTYO P
 FAUNA PULAU SULAWESI
 CELEPUK SIAU
 MONYET HITAM TONKEAN
 ANOA DATARAN RENDAH
 ANOA PEGUNUNGAN
 KERA HITAM SULAWESI
 SQUIRREL SECRET DWARF
 PENYU HUTAN SULAWESI
 MONYET HECK
 BABIRUSA
 KUSKUS BERUANG
 SULAWESI DRONGO
 MALEO
 SULAWESI GOSHAWK
 TARSIUS
 TIKUS BERBULU LEMBUT
CELEPUK SIAU
Celepuk siau merupakan anggota burung hantu (ordo
Strigiformes) yang dalam bahasa Inggris biasa disebut
sebagai Siau Scops-owl. Sedangkan dalam nama ilmiah
(latin) celepuk ini diberi nama Otus siaoensis. Nama
binomial: Otus siaoensis.
Ciri, Habitat, dan Persebaran. Belum banyak data yang
bisa menggambarkan ciri, habitat dan persebaran burung
ini. Burung celepuk siau mempunyai ukuran tubuh yang
relatif kecil, panjangnya sekitar 17 cm. Seperti burung hantu
lainnya, terutama celepuk, burung endemik pulau Siau ini
mempunyai ukuran kepala dan sayap yang relatif besar.
Burung langka ini termasuk binatang nokturnal yang
lebih banyak aktif di malam hari terutama untuk berburu
mangsa. Di siang hari, celepuk siau (Otus siaoensis) banyak
menghabiskan waktunya untuk beristirahat.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Chordata
Aves
Strigiformes
Strigidae
Otus
O. siaoensis
•
•
•
•
•
•
Nama Ilmiah: Macaca tonkeana
Nama umum :
a) Inggris - Tonkean Monkey, Monyet
Hitam Tonkean
b) Perancis - Monyet De Tonkea
c) Spanyol - Macaca De Tonkean
Spesies ini terdapat di Sulawesi dan
Kepulauan Togian, Indonesia. Hal ini
ditemukan di bagian tengah Sulawesi selatan
ke Latimojong, barat daya ke dasar dataran
tinggi Toraja.
Populasi: Spesies ini umum di habitat yang
sesuai. Kepadatan diperkirakan pada 3-5
individuals/km2.
Spesies ini ditemukan di hutan hujan pada
ketinggian moderat dari permukaan laut
hingga 2.000 m.
Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Primata
Ordo
: Mamalia
Keluarga : Cercopithecidae
MONYET HITAM
TONKEAN
•
ANOA DATARAN
RENDAH
•
•
•
Secara umum, anoa mempunyai warna kulit mirip kerbau,
tanduknya lurus ke belakang serta meruncing dan agak
memipih. Hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila
menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri
dengan mencebur ke rawa-rawa atau apabila terpaksa akan
melawan dengan menggunakan tanduknya.
Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) sering
disebut sebagai Kerbau kecil, karena Anoa memang mirip
kerbau, tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira
sebesar kambing. Spesies bernama latin Bubalus
depressicornis ini disebut sebagai Lowland Anoa, Anoa de
Ilanura, atau Anoa des Plaines.
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) mempunyai
ukuran tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan saudara
dekatnya anoa pegunungan (Bubalus quarlesi). Panjang
tubuhnya sekitar 150 cm dengan tinggi sekitar 85 cm. Tanduk
anoa dataran rendah panjangnya 40 cm. Sedangkan berat
tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Upafamili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Chordata
Mamalia
Artiodactyla
Bovidae
Bovinae
Bubalus
Bubalus depressicornis
ANOA
PEGUNUNGAN
•
•
•
•
Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) sering
disebut juga sebagai Mountain Anoa.
Anoa pegunungan mempunyai ukuran tubuh
yang lebih ramping dibandingkan anoa datarn
rendah. Panjang tubuhnya sekitar 122-153 cm
dengan tinggi sekitar 75 cm. Panjang tanduk
anoa pegunungan sekitar 27 cm dengan berat
tubuh dewasa sekitar 150 kg. Anoa pegunungan
berusia antara 20-25 tahun yang matang secara
seksual saat berusia 2-3 tahun.
Anoa pegunungan berhabitat di hutan dataran
tinggi hingga mencapai ketinggian 3000 mdpl
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan
:
Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Bovidae
Upafamili: Bovinae
Genus : Bubalus
Spesies : Bubalus quarlesi
•
KERA HITAM
SULAWESI
•
•
•
•
Kera Hitam Sulawesi merupakan jenis primata yang
mulai langka dan terancam kepunahan. Kera Hitam
Sulawesi yang dalam bahasa latin disebut Macaca nigra
merupakan satwa endemik Sulawesi Utara.
Kera Hitam Sulawesi sering juga disebut monyet
berjambul. Dan oleh masyarakat setempat biasa
dipanggil dengan Yaki, Bolai, Dihe.
Ciri-ciri Kera Hitam Sulawesi. Kera Hitam Sulawesi
(Macaca nigra) mempunyai ciri-ciri sekujur tubuh yang
ditumbuhi bulu berwarna hitam kecuali pada daerah
punggung dan selangkangan yang berwarna agak
terang. Serta daerah seputar pantat yang berwarna
kemerahan. Pada kepala Kera Hitam Sulawesi (Yaki)
memiliki jambul. Mukanya tidak berambut dan
memiliki moncong yang agak menonjol. Panjang tubuh
Kera Hitam Sulawesi dewasa berkisar antara 45 hingga
57 cm, beratnya sekitar 11-15 kg.
Habitat dan Tingkah Laku. Kera Hitam Sulawesi hidup
secara berkelompok Besar kelompoknya terdiri antara
5-10 ekor. Primata yang menyukai jenis–jenis pohon
yang tinggi dan bercabang banyak.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Genus
: Macaca
Spesies
: Macaca nigra
SQUIRREL
SECRET DWARF
• Nama Ilmiah : abstrusus Prosciurillus
• Nama umum : Squirrel secret Dwarf
• Spesies ini hanya diketahui dari
lokalitas ketik di Mts Mengkoka. di
tenggara Sulawesi
• Habitat dan Ekologi : Telah tercatat
hanya dari pertengahan gunung
hutan.
• Daftar Habitat : Hutan - Subtropis /
Tropical Montane lembab.
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Keluarga : Sciuridae
Penyu Hutan
Sulawesi
• Nama Ilmiah : Leucocephalon
yuwonoi
• Nama umum : Penyu Hutan
Sulawesi
• Habitat : Air Tawar
• Kerajaan : Animalia
• Filum
: Chordata
• Kelas
: Reptilia
• Ordo
: Testudines
• Keluarga : Geoemydidae
Monyet Heck
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama Ilmiah
Nama umum
: Macaca hecki
: Inggris - Monyet
Heck
Spesies ini hybridizes dengan M. tonkeana dan mungkin
dengan M. nigrescens di daerah di mana rentang mereka
tumpang tindih. Zona ini hibrida, bagaimanapun,
tampaknya karena menghilang untuk perambahan
manusia.
Spesies ini terdaftar sebagai Rentan menurun akibat yang
berkelanjutan dan penduduk masa depan diperkirakan
akan menurun
Spesies ini dibatasi untuk barat laut Sulawesi, Indonesia,
dari pangkal semenanjung utara (Isthmus dari Palu) timur
laut ke sebelah timur Gorontalo.
Populasi sangat sedikit yang diketahui dari populasi spesies
ini. Kepadatan diperkirakan akan 20-50 individuals/km2,
dengan ukuran kelompok sekitar 10-20
Habitat dan ekologi dari spesies ini (ini adalah salah satu
yang paling dipelajari dari kera Sulawesi). Hal ini mungkin
diurnal dan pemakan buah, semi-arboreal dan terjadi di
hutan hujan tropis primer dan sekunder.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Primata
Ordo
: Mamalia
Keluarga : Cercopithecidae
BABIRUSA
•
•
•
•
•
•
Babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Indonesia.
Babirusa yang dalam bahasa latin disebut sebagai Babyrousa
babirussa.
Sang binatang endemik Babirusa, mempunyai tubuh yang
meyerupai babi namun berukuran lebih kecil. Yang membedakan
dari babi dan merupakan ciri khas babirusa mempunyai taring
panjang yang mencuat menembus moncongnya.
Ciri-ciri dan Perilaku Babirusa. Babirusa mempunyai ciri khas
bentuk tubuhnya yang menyerupai babi namun mempunyai
taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia ini
mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar
65-80 cm dengan berat tubuh sekitar 90-100 kg. Binatang
endemik yang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya
sekitar 20-35 cm.
Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar
berwarna keabu-abuan dan hampir tak berbulu.
Habitat, Populasi, Persebaran, dan Konservasi. Babirusa
(Babyrousa babyrussa) tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara,
tengah, dan tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula,
Malenge, Buru., dan Maluku.
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Suidae
Genus
: Babyrousa
Spesies
: Babyrousa babyrussa
BERUANG
KUSKUS
•
•
•
•
•
Nama Ilmiah
: Ailurops ursinus
Nama umum
: Inggris - Beruang kuskus,
Bear Phalanger, Beruang Sulawesi kuskus
Habitat dan Ekologi: Hal ini biasanya ditemukan
di hutan tropis dataran rendah terganggu
lembab. Spesies ini tidak siap menggunakan
habitat terganggu, sehingga biasanya tidak
ditemukan di kebun atau perkebunan
Keterangan Range: Jenis ini terdapat di pulau
Sulawesi, Indonesia, dan Bahasa Indonesia yang
berdekatan pulau Butung, Kepulauan Peleng,
Kepulauan Togian, dan mungkin Muna
Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Diprotodontia
Keluarga : Phalangeridae
SULAWESI
DRONGO
• Nama Ilmiah : Dicrurus
Montanus
• Nama umum : Sulawesi
Drongo
• Daftar Habitat:
1. Hutan
2. Hutan - Subtropis
/ Tropis dataran
rendah lembab
3. Hutan - Subtropis /
Tropical Montane
lembab
MALEO
•
•
•
•
Burung Maleo yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon
maleo adalah sejenis burung yang berukuran sedang,
dengan panjang sekitar 55cm. Burung Maleo adalah satwa
endemik Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan
berkembang di Pulau Sulawesi, Indonesia.
sejak tahun 1990 berdasarkan SK. No. Kep.
188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Pebruari 1990, Burung
Maleo ditetapkan sebagai “Satwa Maskot” provinsi
Sulawesi Tengah.
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) memiliki bulu
berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris
mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan
bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas
kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna
hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina
berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding
burung jantan.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan
: Vertebrata
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves (Burung)
Ordo
: Galliformes
Famili
: Megapodiidae
Genus
: Macrocephalon
Spesies
: Macrocephalon
maleo
Nama binomial : Macrocephalon
maleo
SULAWESI
GOSHWAK
•
•
•
•
•
Nama ilmiah : Accipiter griseiceps
Nama umum : Sulawesi Goshawk
Spesies ini memiliki jangkauan yang sangat
besar
Daftar Habitat:
1. Hutan - Subtropis / Tropis dataran
rendah lembab
2. Hutan - Subtropis / Tropical Mangrove
Vegetasi Tingkat atas Tide Tinggi
3. Hutan - Subtropis / Tropical Montane
lembab
4. Savanna – Kering
Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Falconiformes
Keluarga : Accipitridae
•
TARSIUS
•
•
•
•
•
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka
yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang
membentuk pergelangan kaki mereka. Tarsius juga memiliki
ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian
ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari
yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua
dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat
sekitar 80 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya
yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar
ketimbang ukuran otaknya.
Tarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu
berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti
burung hantu.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga
Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti
Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Primata
Famili
: Tarsiidae
Genus
: Tarsius
Spesies
: Tarsius tarsier dan Tarsius
pumilus
TIKUS BERBULU
LEMBUT
• Nama Ilmiah : Eropeplus canus
• Nama umum : Sulawesi tikus berbulu
lembut
• Spesies ini endemik Sulawesi Tengah,
Indonesia, dimana hanya dikenal dari
daerah pegunungan beberapa.
• Habitat dan Ekologi: Spesies ini telah
tercatat dalam formasi hutan hujan
tropis pegunungan, umumnya
dianggap sebagai spesies terestrial.
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Keluarga : Muridae
 FAUNA PULAU SUMBA
 SUMBA BOOBOOK
 SUMBA BOTTONQUAIL
 SUMBA MYZOMELA
SUMBA
BOOBOOK
• Nama Ilmiah: Ninox rudolfi
• Nama umum :
1. Bahasa Inggris - Sumba Boobook
2. Spanyol - Nínox De
Sumba
• Spesies ini memiliki populasi yang cukup
kecil dalam rentang kecil, dan angka
menurun karena konversi hutan yang
sedang berlangsung.
• Populasi: Spesies ini dilaporkan relatif
umum dan tersebar luas pada tahun
1998, tetapi mungkin telah menurun.
Oleh karena itu, perkiraan populasi saat
ini sangat awal dan memerlukan
klarifikasi.
• Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Strigiformes
Keluarga : Strigidae
SUMBA
BOTTONQUAIL
• Nama Ilmiah : Turnix everetti
• Nama umum : Bahasa Inggris Sumba Buttonquail
• Turnix everetti adalah endemik Pulau
Sumba, Nusa Tenggara, Indonesia
• Habitat dan Ekologi: Ini mendiami
jarang, padang rumput kering dan
gosok, sering mosaik, dari
permukaan laut setidaknya 220 m
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Gruiformes
Keluarga : Turnicidae
SUMBA
MYZOMELA
• Nama Ilmiah : Myzomela
dammermani
• Nama umum : Sumba
Myzomela
• Populasi: Ukuran populasi
global belum dihitung, namun
spesies ini dilaporkan menjadi
langka
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Passeriformes
Keluarga : Meliphagidae
 FAUNA PULAU FLORES
 TIKUS RAKSASA FLORES
 TIKUS HAINALD
 ELANG FLORES
TIKUS RAKSASA
FLORES
• Nama Ilmiah: Papagomys armandvillei
• Nama umum : Tikus Raksasa Flores, Tikus
Pohon Raksasa Flores
• Spesies ini endemik Pulau Flores,
Indonesia (Musser dan Carleton 2005).
Telah tercatat antara permukaan laut dan
ketinggian tinggi di Flores.
• Habitat dan Ekologi: Hal ini diyakini
terjadi dalam berbagai jenis hutan,
termasuk daerah terganggu dan
pertumbuhan sekunder
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Keluarga : Muridae
TIKUS HAINALD
• Nama Ilmiah: Rattus hainaldi
• Nama umum : Inggris - Hainald itu
Pulau Flores Tikus, Tikus Hainald
• Spesies ini hanya ditemukan di Pulau
Flores (Musser dan Carleton 2005).
Lokalitas jenis pada 1.300 m, dan
mungkin terjadi antara sekitar 1.000
dan 2.000 m, seperti pada Gunung
Ranaka
• Terdaftar sebagai terancam punah
karena memiliki kisaran kurang dari
5.000 km2, yang terbatas pada daerah
pegunungan di Flores,
• Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Keluarga : Muridae
ELANG FLORES
Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor
(burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia.
Elang flores dalam bahasa inggris dikenal sebagai Flores Hawk-eagle.
Dalam bahasa ilmiah (latin) dikenal sebagai Spizaetus floris.
Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang
sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian
kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna
coklat pada bagian mahkota.
Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan
dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna
putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores
berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan
kaki burung endemik ini berwarna putih.
Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Elang flores merupakan
raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat
ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe,
Komodo, dan Rinca.
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Chordata
Aves
Falconiformes
Accipitridae
Spizaetus
Spizaetus floris
FAUNA PULAU
LOMBOK
LOMBOK
FLYING FOX
• Nama Ilmiah: Pteropus lombocensis
• Nama umum :
1. Inggris - Lombok Flying Fox
2. Spanyol - Zorro Volador De
Lombok
• Spesies ini terdapat di Lombok,
Sumbawa, Komodo, Flores, Lomblen,
Pantar, Alor dan Timor Kepulauan di
Indonesia, dan Timor Timur.
• Habitat yang disukai kemungkinan
besar hutan dataran rendah tropis.
• Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Chiroptera
Keluarga : Pteropodidae
FAUNA PULAU KOMODO
KOMODO
•
•
•
•
•
•
Nama Ilmiah
Nama umum
: Komodomys rintjanus
: Inggris - Nusa Tenggara
Komodomys, Komodo
Tikus
Spesies ini relatif mudah beradaptasi, dan jika terbukti
terjadi di Flores pada habitat kering maka dapat
menjamin downlisting untuk Kepedulian Terkecil.
Spesies ini hanya dikenal dari pulau Rintja, Padar,
Lomblen dan Pantar pada Nusa Tenggara, Indonesia
(Musser dan Carleton 2005).
Habitat dan Ekologi: Spesies ini telah terjebak di tanah
berbatu di bawah semak-semak tinggi dan di bawah
hutan galeri sepanjang aliran air, bebatuan dan celahcelah di antara bebatuan, mungkin memberikan
perlindungan bagi tikus
Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Keluarga
:
:
:
:
:
Animalia
Chordata
Mamalia
Rodentia
Muridae
Download