Agama Budha Pertemuan 14

advertisement
POLITIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
POLITIK
Politik seharusnya menjadi cara yang tepat guna untuk
menjalankan roda pemerintahan yang baik sehingga
dapat membawa kebahagiaan bagi rakyatnya.
Dasar Politik dan Agama:
Politik pada hakikatnya adalah pertarungan
kekuasaan, dan hal yang paling pokok dari
kekuasaan adalah kekerasan
Sedangkan hal yang pokok dari agama adalah
moralitas, kesucian, dan keyakinan
Sikap Buddha:
Buddha tidak berusaha mempengaruhi kekuatan politik
untuk menyiarkan ajaran-Nya, tidak juga mengizinkan
ajaran-Nya disalahgunakan untuk menguasai kekuatan
politik
AJARAN BUDDHA:


Ajaran Buddha dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Mengacu kepada kebutuhan
materi;
2. Mengacu kepada kebutuhan
spiritual
SISTEM POLITIK:

Tidak ada sistem politik, begitu pun
tampak idealnya, yang dapat menghasilkan kedamaian dan kebahagiaan selama
rakyat dalam sistem itu didominasi oleh
keserakahan (lobha), kebencian (dosa),
dan kebodohan batin (moha)

1.
2.
3.
4.
STRATEGI YANG BAIK UNTUK MENGHINDARI
KEKERASAN:
Langkah-langkah di bidang ekonomi yang
diarahkan untuk mengurangi kemiskinan
Adanya suatu sistem kemasyarakatan dengan
akses menuju sumber daya sosial yang terbuka
bagi semua orang.
Adanya sistem politik yang di dalamnya semua
perbedaan pendapat dapat disalurkan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan pengambilan
keputusan.
Pemantapan hukum (Dharma) dan komitmen dari
para penguasa/pemimpin dan administrator
untuk tidak melanggar hukum dalam kondisi apa
pun, dan menghormati hak asasi manusia.

SYARAT-SYARAT KESEJAHTERAAN NEGARA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(DIGHA NIKAYA.II.74-75):
Sering mengadakan pertemuan dan
permusyawaratan
Berkumpul dengan rukun, berkembang dengan
rukun, mencapai mufakat dan menyelesaikan
segala sesuatunya dengan damai.
Menjunjung konstitusi yg berlaku, tidak memberlakukan apa yang belum diundangkan, tidak juga
meniadakan apa yang telah diundangkan
Menghormati dan menyokong para sesepuh atau
pemimpin, jugamemperhatikan amanat mereka
Melindungi dan menghormati kedudukan wanita
Memelihara & tdk mengabaikan kewajiban agama
Melindungi orang-orang suci dan bijaksana
KEWAJIBAN PEMIMPIN (JATAKA V.378):
1. Dermawan (dana)
2. Memiliki moral yang baik (sila).
3. Rela berkorban (pariccaga)
4. Intergritas atau tulus, jujur, dapat dipercaya
(ajjava)
5. Baik hati termasuk bersikap menyenangkan
(maddava)
6. Menjalankan hidup sederhana (tapa)
7. Tidak pemarah (akkodha).
8. Tanpa kekerasan (avihimsa).
9. Sabar (khanti).
10.Tidak bertentangan dengan kebenaran atau
kehendak rakyat (avirodhana)
PRASYARAT PEMERINTAHAN YANG
BAIK:




Jika penguasa suatu negara adil dan baik,
para menteri menjadi adil dan baik,
jika para menteri adil dan baik, para
pejabat tinggi menjadi adil dan baik,
jika para pejabat tinggi adil dan baik, para
bawahan menjadi adil dan baik,
jika para bawahan adil dan baik, rakyat
menjadi adil dan baik.
(Anguttara Nikaya)
ASPEK AJARAN BUDDHA YANG BERKAITAN DENGAN
POLITIK:
1. Kesejajaran umat manusia
2. Mendorong semangat kerja sama sosial
3. Anggota pasamuan dituntun oleh Aturan Kebenaran
Hukum
4. Mendorong semangat konsultasi dan proses
demokrasi
PEMERINTAHAN YANG BAIK
(CAKKAVATTI SIHANADA SUTTA):
1. Berlaku adil dan tidak diskriminasi
2. Tidak menyimpan dendam dengan warga negaranya
3. Tidak takut terhadap apa pun dalam pelaksanaan
hukum
4. Memiliki pemahaman yang jelas tentang hukum untuk
dilaksanakan
PROSES DEMOKRASI SESUAI AJARAN
BUDDHA:



Seorang petugas khusus yang serupa
dengan
‘pembicara’
ditunjuk
untuk
mempertahankan martabat kelompok
Petugas kedua yang memegang peranan
serupa dengan tokoh Ketua Parlemen,
ditunjuk untuk melihat apakah tercapai
mufakat
Permasalahan dikemukakan dalam bentuk
mosi yang terbuka untuk diskusi
lanjutan:
Dalam beberapa kasus hal ini dilakukan satu
kali; dalam kasus lain 3X, lalu untuk
memastikan parlemen yang mewajibkan
bahwa suatu RUU dibaca 3X sebelum diangkat
menjadi hukum
Jika
diskusi
menunjukkan
perbedaan
pendapat, hal ini akan disesuaikan dengan
mengambil
suara
terbanyak
melalui
pemungutan suara
Sabda Buddha: Pelanggaran susila dan
kejahatan dapat muncul dari kemiskinan
(Cakkavatti Sihanada Sutta)
Cara Mengatasi Kemiskinan adalah
dengan cara pengembangan ekonomi:
para petani disubsidi benih/pupuk; para
pedagang diberi modal; para pegawai
diberi gaji yang memadai, dll
(Kutadanta Sutta)
Referensi:
• Mukti, Krishanda W. 2003. Wacana Buddha Dharma.
Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan
• P.A. Payutto. 2005. Ekonomi Buddhis: Jalan Tengah
untuk Dunia Usaha. Diterjemahkan oleh R. Surya Widya.
Jakarta: PP Magabudhi
• Sri Dhammananda. 2002. Keyakinan Umat Buddha.
Pustaka Karaniya
• http://members.tripod.com/~young_buddhist/PMoral.htm
• http://www.freelists.org/archives/mahasathi/032004/msg00155.html
KUIS:
1.
2.
3.
4.
5.
Jelaskan perbedaan mendasar antara agama dan
politik!
Bolehkah umat Buddha berpolitik dan bagaimana
sebaiknya jika ia terjun dalam kehidupan politik?
Jelaskan!
Apa bahayanya jika seseorang menyalahgunakan
agama untuk kekuasan politik?
Bagaimana ciri-ciri pemimpin dan pemerintahan yang
baik ditinjau dari agama Buddha?
Tuliskan syarat-syarat kesejahteran suatu bangsa atau
Negara!
Download