BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Riwayat

advertisement
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Presiden M. Jusuf Kalla tahun 2004
membentuk Departemen Komunikasi dan Informatika yang bertugas
membantu presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan
di bidang komunikasi dan informatika. Dekominfo dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomir : 9 tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia dan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor : 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor : 15 tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor : 10 tahun 2005 dimana Dirjen Pos dan telekomunikasi
(Postel) yang semula berada dibawah Departemen Perhubungan masuk ke
dalam Depkominfo. Kominfo pertama hanya kantor menteri Negara, tidak
berstruktur samapi ke daerah. Setelah mejadi departemen, Depkominfo
kemudian berstrukur hingga ke daerah, mengingat Kominfo dulu bukan
departemen, kebijakan di pusat tidak dengan mudah dapat dikerjakan di
daerah. Di daerah ( provinsi maupun kota/kabupaten ), terdapat berbagai
nama turunan dari Depkominfo, misalnya, Infokom, Humas dan komunikasi,
Badan Informasi Daerah, namun semua itu bukan organ Kantor Menteri
44
45
Negara (Menneg) Komunikasi dan Informatika, melainkan badan di bawah
kewenangan pemerintah provinsi atau pemerintah kota/kabupaten.
Saat ini nama Depkominfo berubah menjadi Kementerian Komunikasi
dan Informatika berdasarkna Undang-undang No. 39/2008 yang dipertegas
dengan Peraturan Presiden No. 47/2009 yang dikeluarkan pada tanggal 3
November 2009. Perubahan nama Departemen menjadi Kementerian
dilakukan sebagau bentuk pengaplikasian dari Undang-Undang No. 39/2008
karena didalam Undang-undang tersebut tidak disebutkan nama Departemen
melainkan Kementerian. Selain itu, perubahan nama tersebut juga dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja di masing-masing
Kemeterian, termasuk di Kemeninfo.
3.2
Tugas dan Fungsi KEMENKOMINFO RI
Tugas :
1. Membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan
sebagian
urusan
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.
Fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional, kebjakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos,
telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi, layanan
multimedia dan diseminasi informasi.
2. Pelaksanaan urusan pemerintah sesuai dengan bidang tugasnya.
46
3. Pengelolaan barang milik atau kekayaan Negara menjadi tanggung
jawabnya.
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.
5. Penyampaian hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden.
3.3
Visi dan Misi KEMENKOMINFO RI
Visi :
Terwujudnya
masyarakat
informasi
yang
sejahtera
melalui
penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi :
1. Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan
potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat
berbudaya informasi.
2. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan
informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap
informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi.
3. Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri
aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah
layanan dan industri aplikasi.
4. Mengembangkan standardisasi dan sertifikasi dalam rangka
menciptakan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang
industri komunikasi dan informatika.
47
5. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan
lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.
6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan
informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan
nilai tambah pembangunan bangsa.
7. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam
rangka menciptakan kemandirian dpan daya saing bidang
komunikasi dan informatika.
8. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang
komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi
dan profesionalisme.
9. Meningkatkan peran serta aktif Indonesia dalam berbagai forum
internasional di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka
meningkatkan citra positif bangsa dan 47egara.
10. Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselenggaranya
kepemerintahan yang baik (good governance).
3.4
Struktur Organisasi Direktorat E-Government
Agar tujuan departemen dapat tercapai, diperlukan kerjasama antara
pemimpin dengan karyawan. Kerjasama yang baik antara anggota
departemen dapat tercapai jika memiliki struktur organisasi yang baik dan
jelas. Berikut ini merupakan struktur Direktorak E-Government di
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika
Republik
Indonesia
48
(KEMENKOMINFO RI) yang digambarkan dari tingkat atas sampai tingkat
bawah.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KEMENKOMINFO
49
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Jendral Aplikasi Informatika
50
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat e-Government
3.5
Sistem Yang Sedang Berjalan
3.5.1
Gambaran Umum Jaringan KEMENKOMINFO RI
Topologi yang digunakan di Kementerian Komunikasi dan
Informatika adalah jenis Topologi Tree. Topologi ini disebut topologi
51
jaringan bertingkat.
Topologi
ini
biasanya
digunakan untuk
interkoneksi antara sentral dengan hirarki yang berbeda, semakin
keatas semakin mempunyai hirarki yang tinggi. Jenis topologi ini
merupakan gabungan antara topologi bus dan topologi star, karena
topologi ini terdapat kabel utama (backbone) dan beberapa terminal
concentrator seperti yang terlihat pada gambar 3.4 dibawah.
Concentrator adalah alat untuk mengumpulkan data dari beberapa
jaringan lokal dan mengirimkannya melalui jalur data tunggal dengan
kecepatan tinggi. Disebut gabungan karena adanya kabel backbone
yang diadopsi dari topologi bus, dan concentrator yang merupakan
adopsi dari topologi star. Keuntungannya adalah dapat dengan
mudah mengalami pengembangan.
Berdasarkan jenis hubungannya, jaringan komputer di
Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan model
client-server dimana terdapat server yang melayani servis dari client
tetapi proses terjadi di masing-masing client. Keuntungan dari model
jaringan ini adalah bahwa proses pengolahan data tersebar di masingmasing client sehingga tidak membebani server.
52
Gambar 3.4 Topologi di KEMENKOMINFO
Kementerian Komunikasi dan Informatika menggunakan
teknologi jaringan intranet dimana server melayani koneksi jaringan
LAN yang berada dibawahnya agar dapat terhubung dengan internet.
Intranet adalah jaringan komputer dalam sebuah kantor atau
perusahaan yang menggunakan teknologi internet. Apabila dilihat dari
cakupannya maka jaringan intranet termasuk jenis LAN yang
memberikan layanan internet kepada terminal client-nya, dimana
NOC
(Network
Operation
Center)
sebagai
pusat
server
KEMENKOMINFO. Bentuk fisik NOC Kominfo pada gambar 3.5
dan ilustrasinya dapat digambarkan pada gambar 3.6 di bawah ini.
53
Gambar 3.5 NOC KEMENKOMINFO
Gambar 3.6 NOC di Model Jaringan Komputer
KEMENKOMINFO
54
3.5.2
Jaringan Direktorat e-Government
Jaringan internal ini memiliki satu 1 subnet network local yaitu
10.4.3.0/24. Penghubung jaringan internal dan jaringan publik
dilakukan di PNSBox, yaitu sebuah mini PC yang dijadikan server
yang berfungsi sebagai router, NAT, firewall, proxy, bandwidth
manager, DHCP server. Implementasi ini sudah dilakukan kurang
lebih selama 6 bulan, dan PNSBox yang menggunakan mini PC
tersebut bisa dikatakan handal.
Lantai 3 Gedung Direktorat e-Government adalah pusat
backbone dan internet Direktorat e-Government yang dikelola oleh
Subdit Infrastruktur dan Teknologi e-Government. ISP yang
digunakan adalah Lintasarta dengan Link Internasional 20Mbps dan
Link Lokal sebesar 50Mbps. Jaringan ISP terhubung oleh Appliance
Box berbasis FreeBSD yang dinamakan PNSBox (Gambar 3.7), yang
berfungsi
sebagai
router,
management, DHCP, dll.
NAT,
firewall,
proxy,
bandwidth,
55
INTERNET LINTASARTA
GSM PROVIDER
CDMA PROVIDER
PUBLIC SWITCH
GSM Gateway
PNS BOX
CDMA Gateway
Virtual Machine
LAN SWITCH
VOIP Server
LAN
IP Phone
Gambar 3.7 Infrastruktur Jaringan Internal Lantai 3
Dit. e-Government
Direktorat
e-Governmet
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika mempunyai alokasi IP publik 103.8.238.0/24. Alokasi IP
103.8.238.0/25 digunkan untuk pelayanan internet di internal
Direktorat e-Government yang berada di data center Kominfo Pusat
last mile end-to-end-nya menggunakan fiber optik dan landing pointnya di data center lt.2. Alokasi IP 103.8.238.128/25 digunakan untuk
pelayanan publik bagi pemerintahan pusat, daerah atau pelayanan
pemerintahan lainnya, dimana lokasinya berada di collocation IDC
Duren 3. Berikut gambar skema jaringan publik (gambar 3.8).
56
IDC Duren 3
CNI Link
Direktorat e-Government
Collocation Lintasarta
Router, NAT,
Firewall
INTERNET
PNS Box
Switch Publik
Gateway CNI
116.66.207.57/30
Switch Publik
103.8.238.0/25
Switch Lokal
10.31.2.0/24
Virtual Machine
Gambar 3.8 Skema Jaringan Publik
Skema jaringan pelayanan publik secara fisik berada di data
center IDC Duren 3 sebagai collocation. Skema jaringan publik adalah
sebagai berikut :
a. Sistem yang dilakukan adalah menggunakan NAT
b. Router gateway terdapat di dalam jaringan ISP.
3.5.3
Arsitektur dan Aliran Data Sistem Pelayanan Publik
Sistem jaringan untuk pelayanan publik ini dibuat dengan
system High Availability dengan membuat mirror di beberapa site,
yaitu yang pertama di data center Direktorat e-Government Lantai
2 gedung kementerian Kominfo, yang kedua di Indonesia data
center di Duren 3, dan yang ketiga di PDSI Otorita Batam seperti
pada gambar 3.9. Link yang digunakan untuk melakukan mirroring
adalah menggunakan internet dengan membangun VPN tunneling
sendiri yang dibuat dengan VTund. Untuk bandwidth internetpun
dipisahkan jalurnya antara link internasional dan link local
57
IIX/OPENIXP. Bandwidth local tersebut diperbesar hingga 1 Gbps,
hal ini dilakukan untuk keperluan mirroring atau backup data dan
keperluan komunikasi antar pemerintah pusat dan daerah.
Router/NAT Firewall
Router/NAT Firewall
103.8.238.0/25
103.8.238.128/25
223.27.144.160/28
Reverse Proxy,
Varnish VPN
Server, NS2
Reverse Proxy,
Varnish VPN
Server, NS1
Web Server, Unison
,Mysql Cache
Router/NAT Firewall
Web Server, Unison
,Mysql Cache
Web Server Data
Replication
MIRRORING
Web Server, Unison
,Mysql Cache
MYSQL MIRRORING
MIRRORING
Web Server, Unison
,Mysql Cache
MYSQL
MYSQL
CLUSTERING
MIRRORING
MYSQL
MYSQL
VPN
TUNNELING
MYSQL
CLUSTERING
Datacenter PDSI BP
Batam
Datacenter IDC
Duren 3
Datacenter
Direktorat e-Government
Web Server, Unison
,Mysql Cache
Web Server Data
Replication
VPN
TUNNELING
MYSQL
VPN
TUNNELING
MYSQL
CLUSTERING
Web Server, Unison
,Mysql Cache
Web Server Data
Replication
VPN
TUNNELING
MYSQL
Reverse Proxy,
Varnish VPN
Server, NS2
Gambar 3.9 Arsitektur High Availability Sistem Infrastruktur
Pelayanan Publik
3.6
Permasalahan yang Dihadapi
Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki unit kerja yang
mengurusi
infrastruktur,
teknologi,
interkonetivitas
dan
juga
interaoperabilitas, yaitu Direktorat e-Government. Direktorat e-Government
sebagai salah satu unit kerja yang mengurusi hal tersebut tentu memiliki
banyak kantor cabang (dinas pemerintahan) yang tersebar diseluruh
58
Indonesia, tetapi saat ini pelayanan publik bagi pemerintahan pusat, daerah
atau pelayanan pemerintahan lainnya belum semua terhubung dengan
jaringan internal Kominfo pusat.
Informasi yang lewat antara kantor pusat dengan dinas pemerintahan
daerah adalah data-data pemerintah yang bersifat rahasia yang memang
seringkali dilakukan melalui jalur publik. Oleh karena itu, Direktorat eGovernment sebagai kantor pusat bertanggung jawab dalam menjaga
kemanaan data-data yang lewat dan baru beberapa dinas yang terhubung
dengan Direktorat e-Government yang melalui jalur private sehingga
Direktorat e-Government ingin memaksimalkan kinerja dengan seluruh
kantor cabang yang ada dengan mengimplementasikan VPN VTun dengan
menggunakan PNSBox dimana ketika dalam melakukan pertukaran data, data
tersebut benar-benar secure.
Berdasarkan analisis sistem yang sedang berjalan maka dapat
disimpulkan bahwa sistem jaringan di beberapa kantor cabang memiliki
berbagai permasalahan sebagai berikut :
1. Baik pemerintahan pusat, daerah atau pelayanan kepemerintahan lainnya
yang tersebar di Indonesia belum memiliki sistem jaringan internal yang
menggunakan jalur private yang memang aman dari gangguan pihak lain,
seperti daerah-daerah di Pulau Sulawesi dan Kalimantan (gambar 3.11).
2. Setiap cabang yang belum terintegrasi dengan server mirroring Kominfo,
mempunyai server dan jaringan tersendiri sehingga tidak efisien dan sulit
untuk melakukan sharing data.
59
3. Database tidak terpusat melainkan tersebar pada setiap server kantor
cabang sehingga sulit untuk melakukan pencarian data secara
menyeluruh.
4. Komunikasi (seperti pertukaran data dan informasi) masih menggunakan
cara yang tidak efektif, seperti via email, Yahoo!Messenger sehingga
membuat pertukaran data dan informasi menjadi tidak secure.
Gambar 3.11 Hanya beberapa daerah yang terhubung dengan
jaringan internal e-Government
3.7
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi Direktorat eGovernment Kementerian Komunikasi dan Informatika seperti yang telah
dijabarkan di atas, maka dibutuhkan solusi yang tepat yang disarankan untuk
memusatkan backup database di Kementerian Komunikasi dan Informatika
dan menghubungkan jaringan komputer pusat di Jakarta dengan jaringan
komputer di kantor cabang dengan menggunakan suatu jalur private.
60
Dengan terciptanya sebuah jaringan luas (WAN) yang private antara
kantor pusat yang terletak di Jakarta dengan seluruh kantor cabang yang ada
di Indonesia maka hal tersebut dapat memudahkan terjadinya pertukaran data
serta komunikasi antara kantor pusat dengan kantor cabang. Seluruh data
backup data yang ada , nantinya akan berpusat di Kementerian Komunikasi
dan Informatika dan setiap kantor-kantor cabang yang ingin mengakses,
mancari, atau meyimpan data dapat menggunakan jalur private yang telah
tersedia.
Bebeapa alternatif jalur private yang ada antara lain :
1.
Leased Line ( Media Kabel )
Pembuatan jalur private dengan media kabel membutuhkan biaya yang
mahal dikarenakan harus menyewa kabel dan jaringan khusus, serta
memakan waktu yang cukup lama dalam proses pengerjaannya
dikarenakan kita harus menarik kabel tersebut dari satu gedung ke
gedung yang lainnya.
2.
Wireless ( Media Nirkabel)
Pembuatan jalur private dengan media wireless memerlukan biaya yang
cukup tinggi, dikarenan harga bahan baku yang digunakan sangat mahal.
3.
Virtual Private Network ( Media Internet )
Pembuatan jalur private dengan media internet (Virtual Private Network)
hanya memerlukan biaya yang relatif murah dan membutuhkan waktu
yang relatif singkat dalam pengerjaannya.
61
3.8
Usulan Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka
solusi yang tepat adalah membuat jalur privat antara Kominfo dengan Dinas
Kominfo atau Instansi pemerintah lain yang dihubungkan menjadi satu
jaringan
internal
dengan
menggunakan
internet
sebagai
media
perantara.Dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada seperti yang telah
dijelaskan diatas maka kami mengusulkan untuk :
1.
Memusatkan database yang ada pada setiap daerah di seluruh kantorkantor cabang pada sebuah server mirorring data yang nantinya akan
berlokasi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika sehingga
memudahkan dalam melakukan sharing dan pencarian data.
2. Membuat jaringan private dengan teknologi VPN VTun dengan
menggunakan PNSBox dimana PNSBox itu sendri memiliki fungsi
sebagai pelayanan jaringan khususnya Tunneling (VPN) sehingga Dinas
Kominfo atau Instansi pemerintah yang belum memiliki sekuritas dalam
melakukan pertukaran informasi sehingga ketika teknologi tersebut sudah
diimplementasikan, pertukaran data dan informasi dapat berlangsung
dengan aman.
62
Gambar 3.12 Arsitektur VPN yang telah terhubung antara server dan client
Gambar 3.12 menggambarkan bahwa instansi-instansi pemerintah
yang belum mempunyai jaringan internal dengan Kominfo, akan dibuat jalur
privat menggunakan internet dengan membangun VPN tunneling sendiri yang
dibuat dengan VTund dengan arsitektur VPN seperti gambar. Diharapkan
dengan adanya jaringan internal yang dibangun untuk membuat suatu
konektivitas yang aman dan efisien, maka antar instansi dapat berkomunikasi
dengan mudah, dan pengiriman atau pengambilan data-data akan lebih cepat
dengan mengakses server mirroring yang ada di Kominfo.
Download