MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 2 KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Sistem Informatika Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh Julius Nursyamsi, SE., MM. Abstract Kompetensi Mempertahankan jiwa kewirausahaan merupakan bagian terpenting dalam melanjutkan usaha dan bukan hal yang mudah dibutuhkan pendekatan tersendiri, dengan memahami ciri dan karakteristik kewirausahaan dapat memudahkan dalam keputusan usaha Mahasiswa memahami dan mengerti tentang bagaimana mempertahankan jiwa kewirausahaan, ciri – ciri dari wirausaha dan karakteristik kewirausahaan, pada akhirnya dapat mengembangkan konsep diri dalam mengembangkan usaha Pendahuluan Kewirausahaan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam system perekonomian suatu Negara, dan sudah terbukti telaha banyak membawa perubahan ekonomi, kesejahteraan, kemakmuran dan social budaya suatu Negara. Hal ini juga dirasaka oleh Negara Indonesia, bahwa majukan kewirausahaan telah banyak merubah pola ekonomi, budaya dan sosial masyarakat. Bertambahnya pendapatan Negara atas pajak usaha dan kemakmuran masyarakat. Sejalan dengan perkembangan kewirausahaan, dibutuhkan pemahaman tersendiri dan muncul konsep – konsep baru yang bersentuhan dengan kewirausahaan, dengan adanya dukungan dari kemajuan teknologi dan persemakmuran masyarakt telah membawa dampak kemajuan dari konsep kewirausahaan. 1. Terminologi Kewirausahaan (Intrapreneurship) Topik intrapreneurship semakin popular dan sudah dikenal dikalangan masyarakat. Dari sekian banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari intrapreneurship tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa intrapreneurship tidak lepas dari aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan persetujuan organisasi dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada dasarnya pokok tujuan intrapreneurship adalah mengembangkan semangat entrepreneurial dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya kesejahteraan. Beberapa istilah : 1. Intrapreneur Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. 2. Intrapreneurship Kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner, 1995) 3. Entrepreneur Orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru 2. Kebutuhan Akan Sifat Kewirausahaan Dalam Organisasi Banyak perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam organisasinya (Peter dan Waterman dalam bukunya A Passion of Excellence). 2015 2 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya permasalahan seperti : 1. Semakin banyak pesaing yang mempunyai keunggulan 2. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen 3. Banyak SDM berpotensi hengkang dan lebih memilih menjadi wirausaha 4. Kemajuan teknologi telah merubah arah lansekap kewirausahaan 3. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak efektifnya penerapan teknik tradisional manajemen pada pengembangan suatu bidang baru. Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal yang penting dalam membantu perkembangan kewirausahaan perusahaan mengingat hal tersebut merupakan kunci dasar penumbuhan iklim inovasi. Inovasi merupakan keharusan dan telah memberikan kemajuan dalam usaha, hal ini sudah banyak yang membuktikan, dengan melakukan inovasi dapat membawa usaha kearah persaingan yang kompetitif dan telah banyak memberikan hasil positif dalam mengembangkan usaha dan proses manajemen usaha.. Jadi inovasi dapat dijadikan sebagai salah satu strategi usaha dan operasional usaha. Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya keberhasilan inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1995) adalah : 1. Iklim inovasi dan visi 2. Orientasi pasar 3. Organisasi yang tetap datar dan kecil 4. Proses belajar interaktif 4. Elemen-Elemen Spesifik Strategi Intrapreneurial Korporat Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini : 1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat merekrut orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik. 2. Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer untuk menjadi guru, pelatih dan mentor. 3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik yang menyediakan program bonus. 4. Wewenang manajemen akan degantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh koordinasi dan dukungan horizontal. 5. Intrapreneurship dalam korporasi memperbolehkan seorang pegawai. 2015 3 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko meninggalkan perusahaan. 7. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan belajar bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar semangat pegawainya. Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi intrapreneurial ini, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan : 1. Pengembangan visi 2. Dorongan inovasi 3. Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial 4. Pengembangan tim usaha Ada satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni melalui program Intrapreneurship Training Program (ITP). Program tersebut dirancang untuk melatih para peserta untuk mendukung intrapreneurship dalam lingkup pekerjaan masingmasing. Program ini mencakup : Pengenalan Kreativitas individu Intrapreneuring Penilaian budaya yang ada saat ini Perencanaan bisnis Perencanaan tindakan 5. Penghapusan Mitos Tentang Intrapreneurial Ada kesamaan mendasar antara entrepreneur dengan intrapreneur. Akibatnya mitosmitos keliru tentang entrepreneur menulari juga intrapreneur. Mitos : motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrapreneur) adalah keinginan untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama. Kenyataan : motivasi utama dari entrepreneur (intrapreneur) adalah proses inovasi : kebebasan dan kemampuan adalah motivasi utama, uang hanya sebuah alat dan symbol kesuksesan. Mitos : entrepreneur adalah pengambil resiko tinggi – mereka adalah penjudi yang memainkan taruhan besar. Kenyataan : wirausaha adalah seorang yang realistis dengan mengambil resiko menengah. Karena ia memperhitungkan resiko yang dihadapi. 2015 4 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Karakteristik Kewirausahaan Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda- beda. Geoffrey G. Meredith (1996 : 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut : KARAKTERISTIK WATAK Memiliki Percaya diri dan optimis kepercayaan ketidaktergantungan diri terhadap yang orang kuat, lain, dan berorientasi laba, individualistis. Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, hasil tekad kerja keras, serta inisiatif. Berani mengambil resiko Mampu mengambil resiko yang wajar dan mempunyai tantangan Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik. Keorsinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan Sumber : Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktek Ed. 5 hal 5-6 Para ahli lainnya, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993 : 6-7), mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut : 1. Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. 2. Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. 3. Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. 4. Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan segera. 5. High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan. 7. Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 2015 5 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang. Authur Kurilof dan John M. Mempil (1993 : 20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti : NILAI-NILAI PERILAKU Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai Resiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat. Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir. Manajemen proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan. Sumber : Fundamental Small Business Management, 1993, hal. 20 Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadiannya. Kepribadian wirausaha terletak pada : 1. Kepercayaan diri 2. Kemampuan mengorganisasi 3. Kreativitas 4. Menyukai tantangan 7. Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan Secara umum ciri – ciri umum dari kewirausahaan adalah : 1. Memiliki motif berprestasi tinggi 2. Memiliki perspektif ke depan 3. Memiliki kreativitas tinggi 4. Memiliki sifat inovasi tinggi 5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan 6. Memiliki tanggung jawab 2015 6 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain 8. Memiliki keberanian menghadapi resiko 9. Selalu mencari peluang 10. Memiliki jiwa kepemimpinan 11. Memiliki kemampuan manajerial 12. Memiliki kemampuan personal 8. Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan Maka nilai-nilai hakiki dari kewirausahaan adalah : 1. Percaya diri 2. Berorientasi pada tugas dan hasil 3. Keberanian mengambil resiko 4. Kepemimpinan 5. Berorientasi ke masa depan 6. Keorsinalan : kreativitas dan inovasi 9. Berpikir Kreatif Dalam Kewirausahaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi otak manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan. Setiap bagian otak memiliki fungsi spesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Fungsi bagian otak yang satu lebih dominan daripada yang lain. Fungsi otak sebelah kiri dikendalikan secara linear (berpikir vertikal), sedangkan otak sebelah kanan lebih mengandalkan pemikiran lateral. Otak sebelah kiri berperan menangkap logika dan symbol-simbol, dan emosional. Dan otak sebelah kanan menggerakkan pikiran lateral dan meletakkannya pada jiwa proses kreatif. Menurut Zimmerer (1996), untuk mengembangkan keterampilan berpikir, seseorang menggunakan otak sebelah kiri, sedangkan untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif, digunakan otak sebelah kanan, ciri-cirinya : 1. Selalu bertanya, “Apa ada cara yang lebih baik?” 2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan rutinitas 3. Berefleksi/merenungkan dan berpikir dalam 4. Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang berbeda 5. Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar 6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan 7. Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif 2015 7 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Memiliki keterampilan “helikopter”, yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah. Dengan menggunakan otak sebelah kiri, menurut Zimmerer (1996 : 76), ada tujuh langkah proses kreatif : 1. Tahap 1 : persiapan 2. Tahap 2 : penyelidikan 3. Tahap 3 : transformasi 4. Tahap 4 : penetasan 5. Tahap 5 : penerangan 6. Tahap 6 ; pengujian 7. Tahap 7 : imlementasi 10. Sikap dan Kepribadian Wirausaha Alex Inkeles dan David H. Smith (1974 : 19-24) adalah beberapa ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurutnya kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan social. Ciri-ciri orang modern tersebut hamper sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal, yaitu : 1. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi 2. Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional 3. Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah 4. Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang 5. Selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan 6. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi 7. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentu 8. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan pinsip masingmasing 9. Sadar dan menghormati orang lain (Siagian, 1972) Menurut pandangan dari David McClelland (1961 : 205) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu : 1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko moderat, serta buka atas dasar kebetulan belaka. 2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif 2015 8 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Memiliki sikap tanggung jawab individual 4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan. 5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang 6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan manajerial. 11. Motif Berprestasi Kewirausahaan Motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi (Gede Anggan Suhandana, 1980 : 55). Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori Motivasi pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow (1934) adalah tentang hirarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. David McClelland (1971) mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga, yaitu : 1. Need for achievement (n Ach) 2. Need for power (n Pow) 3. Need for affiliation (n Aff) Motif berprestasi kewirausahaan terletak pada kemauan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien. Alasan seseorang menjadi wirausaha meliputi alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan, dan alasan pemenuhan kebutuhan sendiri. Kesimpulan 1. Menurutnya kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan social. 2. Otak sebelah kiri berperan menangkap logika dan symbol-simbol, dan emosional. Dan otak sebelah kanan menggerakkan pikiran lateral dan meletakkannya pada jiwa proses kreatif. 3. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni melalui program Intrapreneurship Training Program (ITP) 2015 9 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anoraga, P., dan Soegiastuti, J. (1996), Pengantar Bisnis Modern; Kajian Dasar Manajemen Perusahaan, Jakarta: Pustaka Jaya Baird, L.S., Post, J.E. dan Mahon, J.F, (1990),Management; Functions and Responsibilities, New York: Harper & Row, Publishers. Bygrave, William D, (1997), The portable MBA in entrepreneurship, New York: John Willey & Sons, Inc. @nd. Ed. Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New York: Harper & Row Griffin, R.E dan Ebert, R.J. (1989), Busniess, New Jersey: Prentice Hall Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008), Kewirausahaan, New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989), Busniess, Chicago: The Dryden Press. Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co. Mutis, T. (1995), Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta: Grasindo Naisbitt, J. (1982), Megatrends, Warner Books, Inc. Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1985), Re-inventing the Corporation, New York: Warner Books Inc. Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1990), Megatrends, Warner Books, Inc. Naisbitt, J. (1994), Global Paradox, New York: William Morrow and Co. Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996), Understanding Busniess, Chicago: Irwin Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers. Porter, M.E. (1990), The Competitive Advantage of Nations, New York: Doubleday. Rogers, E.M. (1962), Diffusion of Innovations, New York: Free Press. Walton, S. dengan Huey, J. (1992), Sam Walton; ade in America, New York: Doubleday. Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas. 2015 10 KEWIRAUSAHAAN 2 Julius Nursyamsi, SE., MM. PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id