Uploaded by User148570

5688-Article Text-19518-1-10-20220802 (1)

advertisement
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
Review dari Metabolisme Karbohidrat, Lipid, Protein, dan Asam Nukleat
Krisman Umbu Henggu1*, Yopi Nurdiansyah2
1
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Jln. R. Suprapto No. 35, Waingapu, Kelurahan Prailiu, Kabupaten Sumba Timur, 87113
2
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Jln. Medan Merdeka Timur No. 16, Gedung Mina Bahari III Lantai 13 Jakarta, 10110
* Corresponding author: [email protected]
ABSTRAK
Artikel review ini mengulas tentang prinsip dan proses metabolisme karbohidrat, lipid, protein dan asam
nukeat pada organisme. Telaah pustaka yang disajikan dalam review ini bersumber pada jurnal ilmiah
maupun buku terakreditasi yang relevan. Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat
terdiri atas tiga bentuk lintasan yakni katabolik, anabolik dan amfibolik. Lintasan tersebut umumnya terjadi
pada mitokondria melalui siklus Krebs. Katabolisme protein, karbohidrat dan lemak dapat menjadi derivat
asam amino, glukosa, gliserol dan asam lemak yang mampu dikonversi menjadi energi maupun cadangan
energi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sel. Demikian sebaliknya proses anabolisme dapat
memanfaatkan derivat makro molekul (asam amino, glukosa, fruktosa, asam lemak) menjadi makro molekul
(protein, karbohidrat dan lipid). Proses metabolisme karbohidrat secara khusus melalui glikolisis,
glikogenesis dan glukoneogenesis. Sedangkan metabolisme lemak melalui proses asetil-KoA
terkarboksilase dan menghasilkan malonil-KoA hingga berlanjut pada proses pembentukan asam lemak
melalui proses enzimatis (elongase dan desaturase). Demikian pula pada metabolisme protein yang diawali
dengan pemecahan makro molekul dalam bentuk peptida menjadi monomer terkecil (asam amino) secara
enzimatis (melibatkan enzim protease) dan menjadi salah satu sumber energi dalam pembentukan ATP
untuk perkembangan sel. Sebaliknya anabolisme protein tersebut didasari oleh proses transmisi dan aminasi.
Metabolisme asam nukleat melibatkan proses sintesis purin dan pirimidin sebagai nukleotida secara de novo.
Proses metabolisme asam nukleat melaui proses enzimatik (housekeeping) yang sangat bertanggungjawab
terhadap fungsi katabolisme dan anabolisme.
Kata Kunci: Anabolik, Asam Nukleat, Katabolik, Karbohidrat, Lemak, Protein.
metabolisme katabolik umumnya terjadi dalam
kondisi eksotermik, contoh proses metabolisme
secara katabolik ialah pemecahan molekul
glukosa menjadi piruvat melalui respirasi seluler,
perubahan makro molekul (polisakarida, lipid,
protein) menjadi derivat monosakarida, asam
lemak, nukleotida hingga asam amino. Lintasan
amfibolik
merupakan
lintasan
yang
menghubungkan antara proses metabolisme ananabolik dan katabolik. Lintasan metabolisme
tersebut ini digambarkan dengan jelas melalui
siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat atau yang
lebih dikenal dengan siklus Krebs merupakan
proses metabolisme yang terjadi dalam
mitokondria
(organel
sel)
yang
dapat
mengoksidasi gugus asetil KoA menjadi karbon
dioksida (CO2) [3].
PENDAHULUAN
Metabolime
merupakan
definisi
yang
mengambarkan perubahan makro molekul
terutama pada senyawa organik akibat
interkonversi kimiawi secara biologis. Proses
metabolisme tersebut ini sangat dibantu oleh
enzim yang bekerja secara spesifik. Dampak
metabolisme secara biokimia ialah terjadinya
pembentukan maupun penguraian makro
molekul organik seperti protein, lemak,
karbohidrat hingga asam nukleat [1]. Lintasan
metabolik makro organik terdiri atas tiga lintasan
yakni lintasan katabolik, anabolik dan amfibolik.
Lintasan an-anabolik merujuk pada proses
metabolime yang dapat membentuk makro
molekul secara endotermik [2]. Contoh dari
metabolisme
secara
an-anabolik
adalah
pembentukan protein hasil sintesis derivat asam
amino.
Sedangkan
Lintasan
katabolik
merupakan proses lintasan metabolisme yang
menguraikan makro molekul menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana. Proses
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
Sumber pangan merupakan unsur dominan
penghasil energi dalam tubuh manusia yang
tersimpan dalam bentuk protein, karbohidrat,
hingga lemak/trigliserida [1]. Ketiga kelompok
makromolekul
tersebut
diproses
dalam
9
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
pencernaan untuk memulai proses metabolisme
dan
menghasilkan
energi.
Karbohidrat
merupakan sumber energi yang paling umum
digunakan dalam proses metabolisme dalam
tubuh. Katabolisme karbohidrat dapat dipecah
menjadi molekul-molekul sederhana seperti
monosakarida (glukosa dan fruktosa) dapat
terjadi melalui proses pemecahan secara
enzimatis
yang melibatkan enzim amilase.
Senyawa glukosa yang diperoleh melalui
katabolisme karbohidrat tersebut menjadi
sumber energi untuk pembentukan Adenosina
Trifosfat (ATP) dalam sel [4]. Sedangkan
kelebihan glukosa akibat proses katabolisme
disimpan sebagai cadangan energi di hati dan
otot rangka dalam bentuk glikogen maupun
polimer kompleks yang kemudian diubah
menjadi lemak (trigliserida) di sel adiposa
(adiposit). Demikian pula pada katabolisme
protein dan lemak, katabolisme protein
umumnya terjadi didalam hati maupun pada
organ lainnya seperti ginjal, usus kecil, otot
hingga pada jaringan adiposa [5]
sebagai konstituen
organisme
dalam
tubuh
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang bersumber dari
jurnal ilmiah, buku ataupun kajian lainnya yang
relevan. Sumber perolehan data sekunder
tersebut ialah dari jurnal dan buku terakreditasi.
Metode
Penyajian data dan pembahasan dilakukan
secara deskripitif dengan cara menguraikan
prinsip dan proses metabolisme karbohidrat, lipid,
protein dan asam nukleat berdasarkan hasil
studi pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu sumber
energi untuk aktivitas sel secara biologis melalui
proses glikolisis. Proses glikolisis dimulai dari
perubahan molekul glukosa manjadi molekul
piruvat [8]. Selain itu, glukosa juga dapat
disintesis dari prekursor nonkarbohidrat melaui
reaksi
yang
disebut
glukoneogenesis.
Selanjutnya melalui jalur pentosa fosfat
memungkinkan sel untuk mengubah glukosa-6fosfat, turunan glukosa, menjadi ribosa5-fosfat
(gula yang digunakan untuk mensintesis
nukleotida dan asam nukleat) dan jenis
monosakarida lainnya [9]. Adapun gambaran
jalur utama proses metabolisme karbohidrat
pada hewan dapat dilihat pada Gambar 2.
Reaksi pemecahan atau perombakan protein
menjadi asam amino melalui pemisahan gugus
amino dari kerangka karbon melalui reaksi
transaminasi. Kerangka karbon yang dihasilkan
dari asam amino deaminasi dan digunakan
untuk membentuk glukosa atau lemak, hingga
dapat diubah menjadi “zat antara” yang dapat
dioksidasi dalam siklus asam sitrat [6].
Pemecahan lemak dalam adiposit membutuhkan
aksi katalitik dari tiga enzim, yakni triasilgliserol
lipase, digliserida lipase dan monogliserida
lipase. Proses perombakan tersebut dimulai dari
pemecahan asam lemak dan gliserol menjadi
asetil KoA dan memasuki siklus Krebs untuk
diubah menjadi fosfogliseraldehid [7].
Pengetahuan terkait prinsip dan proses
metabolisme sangat penting karena memberikan
gambaran tentang sistem adaptasi biologis
dalam tubuh, misalnya sistem metabolisme yang
normal akan mencakup pertumbuhan dan
perkembangan tubuh yang baik dan sehat.
Sebaliknya, apabila terjadi kelainan metabolisme
akan berdampak pada rasio pertumbuhan yang
lambat seperti defisiensi gizi, defisiensi enzim
hingga pada sekresi abnormal hormon. Oleh
sebab itu, studi literatur ini membahas tentang
prinsip dasar dan proses metabolisme
karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
mayor
Gambar 2 Jalur utama metabolisme karbohidrat
pada organisme [10]
10
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
Secara umum metabolisme karbohidrat berfokus
pada penggunaan glukosa sebagai bahan bakar
utama dalam aktivitas sel pada organisme. Pada
vertebrata, glukosa diangkut ke seluruh tubuh
dalam darah. Sedangkan sebagian molekul
glukosa yang tidak diperlukan untuk produksi
energi segera disimpan sebagai glikogen di hati
dan otot. Kebutuhan energi saat aktivitas
jaringan misalnya otak, sel darah merah, dan sel
otot rangka yang berolahraga sangat bergantung
terhadap ketersediaan aliran glukosa. Saat
cadangan glukosa tersedia dalam jumlah yang
melimpah akan memberikan dampak terhadap
stabilitas aktivitas sel organisme, sebaliknya saat
cadangan glukosa menurun menyebabkan
kehabisan energi untuk digunakan dalam
aktivitas sel organisme [11]. Disisi lain glukosa
juga dapat digunakan untuk mensintesis asam
lemak dan asam amino tertentu.
berlebihan, maka terdapat jalur yang berbeda
yang dapat mengubahnya menjadi asam lemak.
Metabolime lipid
Lipid merupakan salah satu makro molekul
heterogen yang sangat berperan dalam fungsi
biologis pada organisme. Fungsi utama lipid
berkaitan dengan pembentukan membran
biologis (fosfolipid dan kolesterol), penyimpanan
dan
transportasi
energi
(triasilgliserol),
makromolekul pengikat glikolipid, sinyal hormon
streoid dan salah satu sumber utama
metabolisme asam lemak, keton dan vitamin D
[14]. Lipid memiliki sifat tidak larur air dan larut
dalam pelarut non polar misalnya eter dan
kloroform. Lipid secara biomedis tidak hanya
sebagai sumber energi tetapi juga memiliki sifat
esensial misalnya terdapat kandungan vitamin
larut lemak serta mikronutrien lipofilik lainnya.
Suplementasi asam lemak esensial dapat
memberikan manfaat dalam mengobati penyakit
kardiovaskular, rematoid artritis, dan demensia.
Sebagian besar asam lemak yang dibutuhkan
manusia dapat diperoleh melalui makanan dan
asam lemak tersebut sangat berperan dalam
jaringan sel untuk mengubah sebagian kelebihan
gula dalam tubuh untuk pembentukan molekul
lipid. Hubungan antara gula dan asam
lemak/lipid pada proses metabolisme terlihat
pada asetil koenzim A (CoA), yang menjadi
perantara antara proses glikolisis dan siklus
asam sitrat (Gambar 3). Proses sintesis lipid
pertama kali dalam tubuh diawali dengan
penambahan gugus karboksil (CO2-), yang
diperoleh dari senyawa bikarbonat (HCO3-) lalu
asetil-KoA terkarboksilase dan menghasilkan
malonil-KoA [15]. Proses karbokslase pada
Asetil-KoA sangat bergantung pada jumlah ATP
yang memerlukan kofaktor Mn2+ dan biotin
sebagai element aktivasi.
Jalur metabolisme (Gambar 2) menunjukkan
bahwa tahap awal dimulai dari molekul glukosa
yang dikonversi melalui proses glikogenesis.
Ketika glukosa dibutuhkan sebagai sumber
energi atau sebagai molekul prekursor dalam
proses biosintesis, molekul glikogen akan
didegradasi melalui glikogenolisis menjadi
glukosa. Selanjutnya glukosa dapat diubah
menjadi ribosa-5-fosfat (komponen nukleotida)
dan NADPH (zat pereduksi kuat) melalui jalur
pentosa fosfat [12]. Perubahan asam piruvat
dapat terjadi melalui dua tahap yakni dalam
kondisi an-aerob dan aerob. Pada kondisi anaerob asam piruvat akan dirubah menjadi asam
laktat dan sebaliknya ketika dalam kondisi aerob
asam piruvat lebih lanjut didegradasi dan
membentuk asetil-KoA. Asetil-KoA atau biasa
disebut Koenzim-A Asetil, KoA-asetil (AcetylCoA) merupakan molekul penting yang
menyediakan sejumlah atom karbon pada gugus
asetil yang dipergunakan dalam siklus asam
sitrat untuk dioksidasi guna memperoleh energi
dalam bentuk ATP [13]. Selain proses oksidasi
yang terjadi pada siklus asam sitrat juga terjadi
proses transfor elektron. Transfor elektron
tersebut mengalir melintasi rantai elektron
hingga terjadi reaksi eksergonik yang dapat
digunakan untuk mendorong sintesis ATP.
Perhatikan, bahwa metabolisme karbohidrat juga
berkaitan erat dengan metabolisme nutrisi lain.
Misalnya, asetil-KoA juga dihasilkan dari
pemecahan asam lemak dan asam amino
tertentu. Ketika asetil-KoA hadir secara
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
Gambar 3 Tahap awal proses sintesis lipid [10]
Meskipun reaksi sistesis lipid cukup sederhana,
namun proses produksi energi yang bersumber
dari karbohidrat untuk menghasilkan molekul
11
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
lipid mencerminkan beberapa prinsip penting
secara biologis yang terdapat pada metabolisme
secara umum pada manusia. Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini ialah asetil-KoA
karboksilase yang merupakan enzim sederhana
dan cenderung membutuhkan kofaktor untuk
aktivasi [16]. Ketika kondisi konsentrasi sitrat
tinggi (siklus asam sitrat) dan kelimpahan
glukosa, maka secara biologis asetil-KoA
karboksilase akan memerlukan kofaktor (Mn2+
dan biotin) untuk membentuk polimer enzimatik
yang aktif dan dapat melakukan aktivitas
katalisnya (Gambar 4a). Reaksi yang dihasilkan
dari proses ini dapat meningkatkan sitrat dalam
mensitesis asam lemak ketika tubuh memiliki
banyak energi dan perlu menyimpan cadangan
energi agar lebih efisien. Namun, apabila
simpinan lipid yang cukup tinggi dalam tubuh
yang
juga
berbanding
positif
dengan
peningkatan konsentrasi palmitol-CoA, maka
dapat menurunkan sintesis asam lemak melalui
proses depolimerisasi secara enzimatik [17].
meningkatkan produksi malonil KoA [10]. Jika
mengamati proses pembentukan malonil-KoA,
proses ini umumnya terjadi pada sitoplasma
yang dibantu oleh sintase asam lemak. Sintase
asam lemak merupakan protein multi-enzim
yang membantu proses katalisis pembentukan
asam lemak. Berdasarkan strukturnya sintase
asam lemak terdiri atas dua polipeptida tertentu
dengan rata-rata berat molekul polipetida
mencapai 272 kDa [16]. Fungsi utama
keterlibatan
sintase
asam
lemak ialah
pembentukan asam lemak palmitat (C16:0), ATP
dan NADPH yang bersumber dari asetil-KoA dan
melonil-KoA. Proses dasar pembentukan asam
lemak bergantung pada kofaktor nikotinamida
adenin dinukleotida fosfat (NADPH). Reaksi
pembentukan tersebut
terjadi diretikulum
endoplasma melalui proses empat langkah yang
dikatalis oleh enzim elongase yang terus
memanfaatkan NADPH sebagai sumber energi
dalam sintesis asam lemak (Gambar 5a).
Gambar 4 (a) Alur kerja Asetil-KoA karboksilase dan (b) produksi Malonil-KoA oleh Hormon [10]
Glukagon merupakan salah satu hormon yang
mendorong pemecahan glikogen menjadi
glukosa, dan/atau epinefrin. Hormon tersebut
dilepaskan saat stres dan saat kebutuhan energi
tubuh lebih tinggi. Kondisi ini dapat mengaktifkan
fosforilasi
asetil-KoA
karboksilase
dan
berdampak terhadap penghambatan sintesis
asam lemak (Gambar 4b). Disisi lain,
keterlibatan hormon insulin dapat mendorong
penyerapan dan penyimpanan gula sehingga
menyebabkan
defosforilasi
yang
dapat
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
Penambahan ikatan rangkap asam lemak juga
terjadi
pada
mitokondria
(tergantung
ketersediaan NADH). Proses pembentukan
asam lemak pada mitokondria dibantu oleh
enzim desaturasi (Gambar 5b). Sintesis asam
lemak pada tubuh manusia terjadi di hati,
jaringan adiposa, ginjal, otak, dan kelenjar susu.
Selain itu, jaringan adiposa berperan dalam
penyimpanan lipid dalam bentuk molekul
triasilgliserol [18].
12
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
(a)
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
terjadi reaksi secara enzimatis (enzim pepsin
dan asam klorida (HCl; 0,5 persen) yang akan
menghasilkan pH lambung berkisar antara pH
1,5-3,5 (kondisi asam) [20]. Kondisi tersebut
berdampak terhadap perubahan sifat protein
makanan dalam lambung dan menyebabkan
terjadi hidrolisis protein secara enzimatis. Saat
proses hidrolisis protein telah berakhir, kondisi
keasaman lambung akan dinetralkan oleh
natrium bikarbonat yang sekresikan oleh
pankreas.
(b)
Gambar 5 (a) pembentukan asam lemak dengan
bantuan
enzim
elongase;
(b)
Pembentukan asam lemak dengan
bantuan enzim desaturase [17]
Keberadaan triasilgliserol lebih efentif dalam
menyimpan 9 kilokalori energi per gram (kkal/g)
dibandingkan karbohidrat yang hanya mampu
menyimpan 4 kkal/g [10].
Metabolisme Protein
Protein merupakan salah satu makromolekul
kompleks yang terdapat pada tubuh organisme
yang berperan sebagai reseptor pensinyalan sel,
enzim,
hormon,
saluran
ion,
oksigen,
pengangkut CO2 pada hemoglobin, pembentuk
otot, pengikat jaringan dan masih terdapat fungsi
lainnya.
Secara metabolik protein dapat
berfungsi sebagai sumber energi dalam bentuk
glukosa dan trigliserida. Berdasarkan strukturnya
protein terbagi atas 4 struktur utama yakni
struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener
[19]. Struktur-struktur tersebut tersusun atas
sejumlah residu asam amino yang membentuk
ikatan peptida dan memberikan ciri khusus pada
setiap struktur protein. Meskipun tubuh
organisme secara internal dapat melakukan
sinstesis protein dari asam amino, namun perlu
diketahui bahwa secara biologis residu asam
amino esensial dapat diperoleh dari makanan.
Sintesis asam amino sangat penting bagi tubuh
manusia. Setelah disintesis atau dicerna, asam
amino digunakan sebagai salah satu sumber
penyusun makromolekul protein dalam tubuh.
Tidak hanya untuk protein tetapi juga untuk
beberapa molekul biologis penting lainnya
seperti asam nukleat (purin dan pirimidin),
hormon, neurotransmiter, antioksidan, dan
berbagai molekul pemberi sinyal. Ilustrasi proses
metabolisme protein pada tubuh manusia dapat
dilihat pada Gambar 7. Salah satu contoh proses
katabolisme protein ialah ketika makanan
(sumber protein) terdistribusi dilambung dan
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
Gambar 7 Ilustrasi metabolisme secara umum
[20]
Pelepasan senyawa basa oleh pankreas sangat
berfungsi untuk melindungi lapisan usus akibat
kondisi pH asam saat hidrolisis. Pankreas juga
berperan untuk melepaskan sebagian besar
enzim pencernaan, termasuk protease tripsin,
kimotripsin, dan elastase yang dapat membantu
pencernaan protein. Hasil hidrolisis protein akan
menghasilkan derivat asam amino yang
kemudian diangkut melintasi mukosa usus untuk
digunakan dalam proses anabolisme atau
diubah menjadi asam lemak (asetil KoA) yang
digunakan sebagai salah satu sumber energi
pada siklus Krebs [4]. Adapun ilustrasi proses
katabolisme protein yang bersumber dari
makanan dapat dilihat pada Gambar 8.
13
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
memfasilitasi ekskresinya dari tubuh. Semua
asam amino disintesis dari zat antara dalam
glikolisis, siklus asam sitrat atau jalur pentosa
fosfat. Kebutuhan nitrogen dalam proses
anabolik dapat disediakan melalui transaminasi
asam amino glutamat atau glutamin (Gambar
9a). Secara umum anabolisme protein
bergantung pada lima proses yakni sintesis
asam amino, transkripsi, translasi, modifikasi
pasca translasi dan pelipatan protein. Sintesis
asam amino bergantung pada pembentukan
asam alfa-keto yang sesuai, yang kemudian
ditransaminasi menggunakan glutamat atau
glutamin untuk membentuk asam amino.
Sebagai contoh proses aminasi pada derivat
glutamat dan glutamin dapat dibentuk dengan
penambahan langsung amonium ke gugus alfaketoglutarat atau glutamat untuk masing-masing
membentuk glutamat atau glutamin (Gambar 9b).
Gambar 8 Jalur pencernaan yang membantu
proses katabolisme protein [10]
Untuk menghindari pemecahan protein dalam
pankreas, maka enzim yang disekresikan oleh
pankreas dilepaskan sebagai proenzim tidak
aktif yang hanya diaktifkan diusus kecil. Dalam
pankreas, vesikel menyimpan tripsin dan
kimotripsin
sebagai
tripsinogen
dan
kimotripsinogen dan setelah dilepaskan keusus
kecil enzim tersebut disebut enterokinase.
Entrokinasi dapat mengikat tripsinogen dan
mengubahnya menjadi bentuk aktifnya yakni
tripsin. Tripsin kemudian berikatan dengan
kimotripsinogen untuk mengubahnya menjadi
kimotripsin aktif. Tripsin dan kimotripsin
memecah protein besar menjadi peptida yang
lebih kecil, suatu proses yang disebut proteolisis
[19]. Derivat asam amino yang telah dihasilkan
dari proses katabolisme lalu diangkut melintasi
permukaan apikal mukosa. Proses transporter ini
dapat mengikat natrium yang kemudian dapat
mengangkut asam amino melintasi membran.
Pada permukaan basal sel mukosa, natrium dan
asam amino dilepaskan lalu natrium tersebut
dapat digunakan kembali dalam transporter,
sedangkan asam amino ditransfer ke aliran
darah untuk diangkut kehati dan sel-sel di
seluruh
tubuh
untuk
sintesis
protein
(anabolisme) [21]. Jika asam amino berlebih,
tubuh tidak memiliki kapasitas atau mekanisme
dalam penyimpanan; dengan demikian, mereka
diubah menjadi glukosa atau keton bahkan
terurai.
Gambar 9 Proses anabolisme asam amino (a)
transmisi; (b) aminasi) [21]
Selain proses transmisi dan aminasi, proses lain
terbentuknya amino reaksi anabolik ialah
asimilasi. Asimilasi adalah proses reduktif
anorganik nitrogen menjadi menjadi senyawa
nitrogen organik seperti asam amino dan
nukleotida yang berperan penting dalam rekasi
anabolisme makromolekul. Asimilasi amonia
terjadi ketika ion amonia (NH3)/amonium (NH4+)
yang terbentuk selama fiksasi nitrogen
digunakan untuk mengaminasi alfa-ketoglutarat
dalam
membentuk
glutamat.
Langkah
selanjutnya ialah proses reduksi nitrat asimilatif
yang dapat mengubah nitrat menjadi nitrogen
seluler, dalam proses multi-langkah nitrat
direduksi menjadi nitrit dan amonia dan akhirnya
menjadi nitrogen organik [19].
Dekomposisi
asam
amino
menghasilkan
hidrokarbon dan limbah nitrogen. Namun,
konsentrasi tinggi produk sampingan nitrogen
bersifat racun. Oleh sebab itu, melalui siklus
urea yang dapat melepasakan nitrogen dan
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
14
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
Metabolisme Asam Nukleat
hipoxantin (6-oksi purin) dan xantin (2,6-dioksi
purin) [21].
Metabolisme asam nukleat merupakan proses
sintesis dan degradasi asam nukleat (DNA dan
RNA) yang sebagian besar terjadi seacara de
novo. Proses ini melibatkan reaksi fosfat, gula
pentosa, dan basa nitrogen. Sintesis nukleutida
bukan hanya penting karena peranan yang
krusial dalam sintesis protein dan penyimpanan
informasi genetik, tetapi juga karena peranannya
dalam pembentukan FAD, NAD(P)H, CoASH,
Camp dan UDP-glukosa dalam metabolisme [22].
Basa nitrogen nukleotida dipisahkan menjadi
dua bagian yakni purin dan pirimidin. Pada
hewan multiseluler yang lebih kompleks,
keduanya (purin dan pirimidin) diproduksi dihati.
Keduanya mengandung gula dan fosfat, tetapi
memiliki basa nitrogen yang ukurannya berbeda.
Karena itu, kedua kelompok basa nitrogen
tersebut disintesis dengan cara yang berbeda.
Akan tetapi, dalam proses sintesis, nukleotida
memerlukan penggunaan fosforibosil pirofosfat
(PRPP) yang menyumbangkan ribosa dan fosfat
yang diperlukan untuk membuat nukleotida [23].
Sintesis nukleotida pirimidin dimulai dengan
pembentukan uridin. Reaksi ini membutuhkan
derivat aspartat, glutamin, bikarbonat dan 2
molekul ATP (untuk menyediakan energi) serta
PRPP yang menyediakan ribosa-monofosfat.
Mekanisme sintesis pirimidin tidak sama dengan
sintesis
purin.
Setelah
uridin-monofosfat
disintesis dan bereaksi dengan 2 ATP untuk
membentuk uridin-trifosfat (UTP). UTP dapat
diubah menjadi CTP (cytidine-triphosphate)
dalam reaksi yang dikatalisis oleh CTP sintetase.
Sintesis timidin pada tahap awal membutuhkan
reduksi uridin menjadi deoksiuridin. ATP dan
nukleutida purin merupakan aktivator sintesis
pirimidin, sedangkan CTP dapat menghambat
sintesis pirimidin apabila sintesisnya berlebihan.
Interaksi reaksi ATP dan CTP mampu menjaga
stabilitas purin dan pirimidin tetap sama. Hal ini
sangat bermanfaat untuk sintesis asam
deoksiribunukleat (DNA) [23]. Gambaran sintesis
“de novo” pembentukan nukleutida sebagai
berikut
Adenin dan guanin merupakan dua nukleotida
yang diklasifikasikan sebagai purin [24]. Dalam
sintesis purin, PRPP diubah menjadi inosin
monofosfat (IMP). Produksi IMP dari PRPP
membutuhkan derivat asam amino seperti
glutamin, glisin, aspartat dan 6 ATP. IPM yang
telah terbentuk dari fosforibosil pirofosfat
kemudian diubah menjadi AMP (adenosin
monofosfat) menggunakan GTP (guanosin
triphosphat). Sedangkan sintesis GMP (guanosin
monofosfat) memerlukan langkah perantara
yakni NAD+ yang dapat digunakan untuk
membentuk
zat
antara
xanthosine
monophosphate (XMP). XMP yang telah
terbentuk kemudian menggunakan 1 ATP untuk
mengkonversi glutamin menjadi glutamat.
Keberadaan AMP dan GMP pada proses
sintesis purin dapat membetuk ATP dan GTP
melalui proses fosfotransferase. Senyawa ATP
dapat merangsang produksi GTP, demikian
sebaliknya. Regulasi silang ini dapat menjaga
jumlah relatif ATP dan GTP tetap sama.
Keseimbangan ATP dan GTP perlu dijaga dan
apabila terjadi kelebihan salah satu nukleutida
akan menyebabkan kemungkinan terjadi mutas
DNA [23]. Secara struktur purin terdiri atas 4
struktur yakni adenin yang tersusun atas 6amino purin, guanin (2-amino-6-oxy purin),
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
Gambar
15
10
Jalur de novo
nukleotida [24]
pembentukan
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
REFERENSI
Proses enzimatis terhadap jalur de novo
pembentukan nukleotida purin dan pirimidin
pada tahap "awal" menggunakan molekul
sederhana seperti CO2, asam amino dan
tetrahydrofolate. Rute sintesis nukleotida ini
memiliki
kebutuhan
energi
yang
tinggi
dibandingkan
dengan
salvage
pathway,
misalnya terdapat 5 sampai 12 langkah dalam
sintesis de novo purin maupun pirimidin yang
memerlukan hidrolisis ATP atau GTP [21].
Namun, hanya salvage pathway yang banyak
menggunakan ATP. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa enzim-enzim yang terlibat dalam kedua
jalur biosintetik ini diklasifikasikan sebagai enzim
“housekeeping” yang sangat bertanggungjawab
terhadap fungsi metabolisme.
[1] Wali, J. A., Milner, A. J., Luk, A. W., Pulpitel,
T. J., Dodgson, T., Facey, H. J., ... &
Simpson, S. J. (2021). Impact of dietary
carbohydrate
type
and
protein–
carbohydrate interaction on metabolic
health. Nature Metabolism, 3(6), 810-828.
[2] Staples, J. F. (2016). Metabolic flexibility:
hibernation, torpor, and estivation. Compr.
Physiol, 6(2), 737-71.
[3] O’Neill, L. A. (2015). A broken krebs cycle
in macrophages. Immunity, 42(3), 393-394.
[4] Rajendran, M., Dane, E., Conley, J., &
Tantama, M. (2016). Imaging adenosine
triphosphate (ATP). The Biological Bulletin,
231(1), 73-84.
KESIMPULAN
[5] Luo, L., & Liu, M. (2016). Adipose tissue in
control
of
metabolism.
Journal
of
endocrinology, 231(3), R77-R99.
Lintasan metabolisme umumnya terjadi pada
mitokondria melalui siklus Krebs. Katabolisme
protein, karbohidrat dan lemak dapat menjadi
derivat asam amino, glukosa, gliserol dan asam
lemak yang mampu dikonversi menjadi energi
maupun cadangan energi untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan sel. Demikian
sebaliknya
proses
anabolisme
dapat
memanfaatkan derivat makro molekul (asam
amino, glukosa, fruktosa, asam lemak) menjadi
makro molekul (protein, karbohidrat dan lipid).
Proses metabolisme karbohidrat secara khusus
melalui
glikolisis,
glikogenesis
dan
glukoneogenesis.
Sedangkan
metabolisme
lemak melalui proses asetil-KoA terkarboksilase
dan menghasilkan malonil-KoA hingga berlanjut
pada proses pembentukan asam lemak melalui
proses enzimatis (elongase dan desaturase).
Demikian pula pada metabolisme protein yang
diawali dengan pemecahan makro molekul
dalam bentuk peptida menjadi monomer terkecil
(asam amino) secara enzimatis (melibatkan
enzim protease) dan menjadi salah satu sumber
energi dalam pembentukan ATP untuk
perkembangan sel. Sebaliknya anabolisme
protein tersebut didasari oleh proses transmisi
dan aminasi. Metabolisme asam nukleat
melibatkan proses sintesis purin dan pirimidin
sebagai nukleotida secara de novo. Proses
metabolisme asam nukleat melaui proses
enzimatik
(housekeeping)
yang
sangat
bertanggungjawab terhadap fungsi katabolisme
dan anabolisme .
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
[6] Poggiogalle, E., Jamshed, H., & Peterson,
C. M. (2018). Circadian regulation of
glucose, lipid, and energy metabolism in
humans. Metabolism, 84, 11-27.
[7] Purba, D. H., Marzuki, I., Dailami, M.,
Saputra, H. A., Mawarti, H., Gurning, K., ...
& Purba, A. M. V. (2021). Biokimia. .
Bandung (ID): Yayasan Kita Menulis Press
[8] Park, S., Jeon, J. H., Min, B. K., Ha, C. M.,
Thoudam, T., Park, B. Y., & Lee, I. K.
(2018).
Role
of
the
pyruvate
dehydrogenase complex in metabolic
remodeling:
differential
pyruvate
dehydrogenase complex functions in
metabolism. Diabetes & metabolism journal,
42(4), 270-281.
[9] Adeva-Andany, M. M., Pérez-Felpete, N.,
Fernández-Fernández,
C.,
DonapetryGarcía, C., & Pazos-García, C. (2016).
Liver glucose metabolism in humans.
Bioscience reports, 36(6).
[10] Murray, Robert K. Daryl K. Granner; Victor
W. Rodwell. Biokimia Harper Ed.27. Jakarta.
EGC;2009 : 152-94
[11] Jones, J. G. (2016). Hepatic glucose and
lipid metabolism. Diabetologia, 59(6), 10981103.
[12] Chen, L., Zhang, Z., Hoshino, A., Zheng, H.
D., Morley, M., Arany, Z., & Rabinowitz, J.
D. (2019). NADPH production by the
16
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 2716-0963
e-ISSN 2716-1218
Nucleosides, Nucleotides and Nucleic Acids,
35(10-12), 578-594.
oxidative
pentose-phosphate
pathway
supports
folate
metabolism.
Nature
metabolism, 1(3), 404-415.
[13] Shi, L., & Tu, B. P. (2015). Acetyl-CoA and
the regulation of metabolism: mechanisms
and consequences. Current opinion in cell
biology, 33, 125-131.
[14] Chandel, N. S. (2021). Lipid metabolism.
Cold Spring Harbor Perspectives in Biology,
13(9), a040576.
[15] Tsikas, D. (2017). Assessment of lipid
peroxidation
by
measuring
malondialdehyde (MDA) and relatives in
biological samples: Analytical and biological
challenges. Analytical biochemistry, 524,
13-30.
[16] Merino-Ramos, T., Vázquez-Calvo, Á.,
Casas, J., Sobrino, F., Saiz, J. C., & MartínAcebes, M. A. (2016). Modification of the
host cell lipid metabolism induced by
hypolipidemic drugs targeting the acetyl
coenzyme A carboxylase impairs West Nile
virus replication. Antimicrobial agents and
chemotherapy, 60(1), 307-315.
[17] Schmitt, S., Castelvetri, L. C., & Simons, M.
(2015). Metabolism and functions of lipids
in myelin. Biochimica et Biophysica Acta
(BBA)-Molecular and Cell Biology of Lipids,
1851(8), 999-1005.
[18] Cerk, I. K., Wechselberger, L., & Oberer, M.
(2018).
Adipose
triglyceride
lipase
regulation: an overview. Current Protein
and Peptide Science, 19(2), 221-233.
[19] Whitford, D. (2013). Proteins: Structure And
Function. John Wiley & Sons.
[20] Gropper, S. S., & Smith, J. L. (2012).
Advanced Nutrition And Human Metabolism.
Cengage Learning.
[21] Bender, D. A. (2012). Amino
metabolism. John Wiley & Sons.
acid
[22] Chargaff, E. (Ed.). (2012). The nucleic
acids. Elsevier.
[23] Kochetkov, N. (Ed.). (2012). Organic
Chemistry of Nucleic Acids: Part B.
Springer Science & Business Media.
[24] Wang, L. (2016). Mitochondrial purine and
pyrimidine metabolism
and
beyond.
Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ
17
Download