Uploaded by User126330

MARTANG-P20020084-FINAL UAS-KLS F2-20

advertisement
Tugas Final :
METODE KUANTITATIF
“ANALISA DATA MENGGUNAKAN
SOFTWARE SPSS/AMOS”
Dosen : Dr. MUHAMMAD FACHMI, SE.,M.M
OLEH
MARTANG
NIM. P20020084
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PASCASARJANA STIE AMKOP MAKASSAR
2021
Penyelesaian :
1. Langkah-langkah melakukan Analisa Data dengan ANALISIS JALUR Menggunakan
Software AMOS
A. Langkah pertama
a. Menyiapkan sumber data (bentuk form Excel) yaitu sebagai berikut :
Resp
1
2
X1
19
17
X2
25
18
Y1
25
16
Y2
25
17
3
20
25
25
25
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
17
84
20
19
16
19
16
19
14
12
20
20
84
20
20
20
19
16
20
20
17
20
13
20
20
18
19
22
25
25
25
20
84
20
25
20
19
25
25
22
25
23
84
22
14
25
25
22
25
19
25
25
25
20
84
25
25
24
21
24
20
25
84
21
25
25
21
25
21
25
19
19
25
25
23
84
19
25
24
24
22
24
25
25
25
84
24
20
25
22
18
25
25
20
25
22
25
19
84
25
25
23
22
21
25
25
25
21
Responden sebanyak 30 orang
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kecerdasan Emosional
Terhadap kinerja Pegawai melalui Komptensi Pegawai
pada Dinas XYZ di Kota ABC
Simbol:
X1
X2
Y1
Y2
Motivasi Kerja
Kecerdasan Emosional
Kompetensi
Kinerja Pegawai
b. Berikutnya adalah dengan membuka aplikasi Software SPSS 2.2, dengan
mengklik pada aplikasi SPSS 2.2 seperti dibawah ini:
 Setelah jendela SPSS 2.2 terbuka, maka langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan copy data dari File Excel dan kemudian melakukan paste ke “Data
View” pada aplikasi SPSS 2.2. seperti dibawah ini :
 Setelah data sudah masuk pada Form data view, maka selanjutnya kita klik
“Variable View”, untuk merubah angka decimal dan rename data variable dan
memberi Nama Label pada variable yang ada. Seperti berikut ini :
 Hasilnya seperti ini :
 kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan save data pada aplikasi SPSS
2.2. dengan mengklik ikon Save as dan menyimpan file pada folder directory.
1. Langkah berikutnya adalah dengan membuka Aplikasi Software AMOS dengan cara
mengKlik pada aplikasi AMOS, seperti berikut ini :
 Ketika jendela Software AMOS telah terbuka maka berikutnya adalah kita
mengKlik Tab View lalu membuka jendela Interface properties. Kemudian kita
melakukan edit jenis dan posisi kertas kerja dari portrait ke landscape, lalu klik
Apply. Seperti dibawah ini.
 Setelah kertas kerja AMOS sudah kita atur, maka selanjutnya adalah membuat
gambar pola setiap variable yang akan kita Uji hubungannya. Seperti berikut ini:
 Setelah gambar pola sudah terbentuk, maka selanjutnya kita memanggil data dari
file SPSS yang sebelumnya telah kita input dan disave pada file directory.
Hasilnya Seperti dibawah ini :
 Langkah selanjutnya adalah membuat garis arah hubungan yang akan kita uji
dengan meng-Klik ikon garis bertanda panah dan memulai mengarahkan garis
tersebut pada gambar kotak yang ada. Seperti dibawah ini :
 Dalam variable bebas, kita perlu mengetahui hubungan antar keduanya, oleh
sebab itu kita perlu menggambar garis yang menghubungkan antara variable
bebas X1 dan Variabel Bebas X2 seperti dibawah ini:
 Setelah itu, kemudian kita menggambar variable error dengan cara mengklik ikon
Add Unique pada gambar Variabel Y1 dan Variabel Y2, seperti dibawah ini:
 Jika gambar sudah dianggap sempurna, maka sebelum kita melakukan running data,
maka terlebih dahulu kita melakukan save data, agar pada saat kita running data, tidak
terjadi error pada aplikasi AMOS.
 Setelah melakukan Save as data AMOS, maka selanjutnya kita Klik ikon Analysis
Properties untuk melihat hasil Output yang kita inginkan dalam analisis data ini.
Seperti dibawah ini :
 Setelah itu, kemudian kita sudah dapat melakukan uji hubungan dengan
mengklik Ikon Calculate estimate. Dan hasil nya sebagai berikut :
 Setelah itu kita dapat melihat hubungan probability nya dengan mengklik
ikon View Text. Seperti dibawah ini :
Lebih jelasnya sebagai berikut :
Dan hasil View Text nya sebagai berikut :
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Y1
Y1
Y2
Y2
Y2
<--<--<--<--<---
X1
X2
X1
X2
Y1
Estimate
-,113
-,065
-,112
-,133
-,117
S.E.
,206
,220
,169
,180
,152
C.R.
-,548
-,295
-,664
-,738
-,769
P
,584
,768
,507
,460
,442
Label
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Y1
Y1
Y2
Y2
Y2
<--<--<--<--<---
X1
X2
X1
X2
Y1
Estimate
-,101
-,054
-,121
-,134
-,140
2. Ujian pengaruh langsung variable bebas terhadap variable terikat dan juga variable
intervening. Sebagai berikut :
a. Pengaruh Langsung Motivasi terhadap Kompetensi (X1 --> Y1)
Hipotesis 1 (H1) : Motivasi Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kompetensi kerja
 Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa nilai pada tabel
standardized Regression Weights untuk Variabel X1 terhadap Y1 bernilai negatif
yaitu sebesar -0,101. Sementara pada tabel Regression Weights nilai CR sebesar
-0,548 atau lebih kecil dari 1,96 (ketentuan C.R > 1,96) dan P value sebesar 0,584
atau lebih besar dari 0,050 (ketentuan 0,00 < 0,05) yang berarti bahwa Variabel
X1 memiliki pengaruh yang negativ dan tidak signifikan terhadap Variabel Y1. Atau
dengan kata lain Hipotesis 1 (H1) ditolak.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Motivasi Kerja pada sebuah organisasi
tidak memiliki hubungan terhadap peningkatan kompetensi seorang pegawai, atau
dapat dikatakan bahwa meningkatnya Motivasi kerja tidak berbanding lurus
terhadap peningkatan kompetensi seorang pegawai.
Hasil ini tidak sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2010) menjelaskan ada dua faktor
utama yang mempengaruhi motivasi pegawai yaitu faktor pertama terdiri dari
kemampuan, pengetahuan, watak dan ciri, emosi, suasana hati, keyakinan dan
nilai-nilai. Faktor kedua pekerjaan meliputi lingkungan fisik, tugas yang diberikan,
pendakatan organisasi terhadap pengakuan dan pengakuan superior,
pengawasan, bimbingan, dan budaya organisasi. Dengan demikian motivasi
prilaku secara langsung dipengaruhi pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
b. Pengaruh Langsung Kecerdasan Emosional terhadap Kompetensi (X2 --> Y1)
Hipotesis 2 (H2) : Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kompetensi kerja
 Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa nilai pada tabel
standardized Regression Weights untuk Variabel X2 terhadap Y1 bernilai negatif
yaitu sebesar -0,054. Sementara pada tabel Regression Weights nilai CR sebesar
-0,295 atau lebih kecil dari 1,96 (ketentuan C.R > 1,96) dan P value sebesar 0,768
atau lebih besar dari 0,050 (ketentuan 0,00 < 0,05) yang berarti bahwa Variabel
X2 memiliki pengaruh yang negativ dan tidak signifikan terhadap Variabel Y1. Atau
dengan kata lain Hipotesis 2 (H2) ditolak.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatnya kecerdasan emosional
yang dimiliki oleh seorang pegawai tidak memiliki hubungan terhadap peningkatan
kompetensi kerja seseorang. Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang berlaku
yaitu bahwa Kecerdasan emosional adalah dua buah produk dan dua
keterampilan utama, yaitu keterampilan kesadaran diri dan keterampilan
manajemen diri yang termasuk dalam kompetensi personal dan yang kedua
adalah keterampilan kesadaran sosial dan keterampilan manajemen hubungan
sosial yang termasuk dalam kompetensi sosial. Kompetensi personal lebih
terfokus pada diri sendiri sebagai seorang individu, sedangkan kompetensi sosial
lebih terfokus pada suatu hubungan kepada orang lain (Bradberry dan Greaver,
2007 : 63).
c. Pengaruh Langsung Motivasi terhadap Kinerja Pegawai (X1 --> Y2)
Hipotesis 3 (H3) : Motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Pegawai
 Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa nilai pada tabel
standardized Regression Weights untuk Variabel X1 terhadap Y2 bernilai negatif
yaitu sebesar -0,121. Sementara pada tabel Regression Weights nilai CR sebesar
-0,664 atau lebih kecil dari 1,96 (ketentuan C.R > 1,96) dan P value sebesar 0,507
atau lebih besar dari 0,050 (ketentuan 0,00 < 0,05) yang berarti bahwa Variabel
X1 memiliki pengaruh yang negativ dan tidak signifikan terhadap Variabel Y2. Atau
dengan kata lain Hipotesis 3 (H3) ditolak.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Motivasi Kerja pada sebuah organisasi
tidak memiliki hubungan terhadap peningkatan kinerja seorang pegawai, atau
dapat dikatakan bahwa meningkatnya Motivasi kerja tidak berbanding lurus
terhadap peningkatan kinerja seorang pegawai. Hasil ini tidak sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2010) menjelaskan ada dua faktor utama
yang mempengaruhi motivasi pegawai yaitu faktor pertama terdiri dari
kemampuan, pengetahuan, watak dan ciri, emosi, suasana hati, keyakinan dan
nilai-nilai. Faktor kedua pekerjaan meliputi lingkungan fisik, tugas yang diberikan,
pendakatan organisasi terhadap pengakuan dan pengakuan superior,
pengawasan, bimbingan, dan budaya organisasi. Dengan demikian motivasi
prilaku secara langsung dipengaruhi pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
Hal ini, didukung oleh penelitian empirik dari Nilam,dkk (2013) bahwa, kompetensi
terhadap motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan.
d. Pengaruh Langsung Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai
(X2 --> Y2)
Hipotesis 4 (H4) : Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Pegawai
 Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa nilai pada tabel
standardized Regression Weights untuk Variabel X2 terhadap Y2 bernilai negatif
yaitu sebesar -0,134. Sementara pada tabel Regression Weights nilai CR sebesar
-0,738 atau lebih kecil dari 1,96 (ketentuan C.R > 1,96) dan P value sebesar 0,460
atau lebih besar dari 0,050 (ketentuan 0,00 < 0,05) yang berarti bahwa Variabel
X2 memiliki pengaruh yang negativ dan tidak signifikan terhadap Variabel Y2. Atau
dengan kata lain Hipotesis 4 (H4) ditolak.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatnya kecerdasan emosional
yang dimiliki oleh seorang pegawai tidak berbanding lurus terhadap peningkatan
kinerjanya. Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang berlaku yaitu Menurut Patton
(2001:3), kecerdasan emosional memiliki arti yang sederhana yaitu keterampilan
menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan dan mampu
membangun hubungan yang baik serta mampu meraih kesuksesan ditempat
kerja. Sedangkan menurut Agustian (2006:42), kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk merasakan kejujuran dalam hati yang menjadi pusat prinsip
untuk mampu memberikan rasa aman, pedoman, kekuatan serta kebijaksanaan.
e. Pengaruh Langsung Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai (Y1 --> Y2)
Hipotesis 5 (H5) : Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Pegawai
 Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa nilai pada tabel
standardized Regression Weights untuk Variabel Y1 terhadap Y2 bernilai negatif
yaitu sebesar -0,140. Sementara pada tabel Regression Weights nilai CR sebesar
-0,769 atau lebih kecil dari 1,96 (ketentuan C.R > 1,96) dan P value sebesar 0,442
atau lebih besar dari 0,050 (ketentuan 0,00 < 0,05) yang berarti bahwa Variabel
Y1 memiliki pengaruh yang negativ dan tidak signifikan terhadap Variabel Y2. Atau
dengan kata lain Hipotesis 5 (H5) ditolak.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatnya kompetensi yang dimiliki
oleh seorang pegawai tidak berbanding lurus terhadap peningkatan kinerjanya.
Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang berlaku yaitu Menurut Sedarmayanti
(2017:11) mengatakan bahwa kompetensi lebih dekat pada kemampuan atau
kapabilitas yang diterapkan dan menghasilkan pegawai atau pemimpin atau
pejabat yang menunjukkan kinerja yang tinggi disebut mempunyai kompetensi.
Kompetensi sebagai kemampuan dari seorang individual yang ditunjukkan denga
kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaannya. Kompetensi itu kumpulan dari
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang digunakan untuk meningkatkan
kinerja atau keadaan atau kualitas yang memadai atau sangat berkualitas,
mempunyai kemampuan untuk menampilkan peran tertentu. Hal ini mengartikan
bahwa Pertama, kompetensi merupakan kombinasi dari pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja. Kedua, indikator kuat
tentang kompetensi disini adalah peningkatan kinerja sampai pada tingkat baik
atau sangat baik. Ketiga, kombinasi dan perilaku adalah modal untuk
menghasilkan kinerja.
f. Evaluasi terhadap Model
Berdasarkan hasil interpretasi analisis data diatas, terlihat bahwa semua hipotesis
ditolak. Yang berarti bahwa hasil olah data kita tidak selaras dengan teori yang
berlaku. Oleh sebab itu untuk dapat mengetahui sebab ketidakselarasan antara
hasil analisis data diatas dengan teori yang berlaku, maka Kami melakukan
evaluasi terhadap model.
Dari hasil evaluasi model uji data tersebut,
dimungkinkan terjadinya ketidaksesuaian antara hasil analisis data dengan teori
yang ada disebabkan dengan jumlah sampel yang hanya 30 responden atau lebih
rendah dari ukuran sampel minimum yang direkomendasikan oleh para ahli.
Dimana Menurut Hair, et al. yang dikutip Ferdinand (2002) ukuran sampel (data
observasi) yang sesuai adalah antara 100-200 karena menggunakan teknik
estimasi Maximum Likelihood Estimation (ML). Responden yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 30, yang berarti asumsi untuk sampel belum
terpenuhi.
3.
Uji pengaruh tidak langsung dengan uji Sobel variable bebas terhadap variable terikat melalui
variable intervening. Sebagai berikut :
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
Y1
Y2
X2
,000
,008
X1
,000
,014
Y1
,000
,000
a. Hipotesis 6 : Secara tidak langsung Motivasi (X1) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y2) melalui Kompetensi (Y1).
Berdasarkan pada tabel Standardized Indirect Effects terlihat bahwa nilai koefisien
Variabel X1 terhadap Variabel Y2 melalui Y1 sebesar 0,014. Yang berarti bahwa
Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Untuk
menguji tingkat signifikansinya, maka kita uji dengan calculator sobel online. Dan
hasilnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji calculator sobel online diatas, dapat dilihat nilai sobel testnya
adalah sebesar 0,43279258 atau nilai tersebut lebih kecil dari nilai 1,96 (ketentuan
CR > 1,96) dan nilai probabilitynya adalah sebesar 0,66516546 atau lebih besar dari
0,050. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh Motivasi (X1) terhadap Kinerja (Y2)
melalui Kompetensi (Y1) adalah tidak signifikan.
b. Hipotesis 7 : Kecerdasan emosional (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai (Y2) melalui Kompetensi (Y1).
Berdasarkan pada tabel Standardized Indirect Effects terlihat bahwa nilai koefisien
Variabel X2 terhadap Variabel Y2 melalui Y1 sebesar 0,008. Yang berarti bahwa
Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Untuk
menguji tingkat signifikansinya, maka kita uji dengan calculator sobel online. Dan
hasilnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji calculator sobel online diatas, dapat dilihat nilai sobel testnya
adalah sebesar 0,23717698 atau nilai tersebut lebih kecil dari nilai 1,96 (ketentuan
CR > 1,96) dan nilai probabilitasnya adalah sebesar 0,81251949 atau lebih besar dari
0,050. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh Kecerdasan emosional (X2) terhadap
Kinerja (Y2) melalui Kompetensi (Y1) adalah tidak signifikan.
Download