morfologi pantai

advertisement
OLEH :
UPI SUPRIATNA,S.PD
DEFINISI PANTAI DAN PESISIR
Dalam memahami morfologi pantai ada dua istilah
yang sering digunakan untuk membedakan bagian
daratan di pinggir laut, yaitu pesisir dan pantai.
Pesisir
Pantai
Pantai (shore atau beach, dalam bahasa Inggris)
adalah kenampakan alam yang menjadi batas
antara wilayah yang bersifat daratan dengan
wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai
dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut
hingga arah ke daratan sampai batas jauh
gelombang atau ombak menjangkau daratan.
Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan
tadi dinamakan garis pantai (shore line). Garis
pantai ini setiap saat berubahubah sesuai dengan
perubahan pasang-surut air laut.
Pesisir vs Pantai
Bentuk pantai ada yang landai dan ada pula yang terjal. Di
Indonesia, bentuk pantai landai umumnya menghadap ke laut
pedalaman, misalnya pantai utara Pulau Jawa. Sedangkan bentuk
pantai terjal (cliff), umumnya menghadap ke laut lepas
(Samudera) atau di daerah pengangkatan akibat tektonik lempeng.
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai.
Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat
pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air
laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat
pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat).
Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL), batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih
ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman
nelayan.
Evolusi pantai
Keterangan:
gambar
A. Air laut bergerak terus-menerus menerpa daratan
dengan gelombang pasang. Di daratan dengan
batuan cadas yang keras, pengikisan air laut terjadi
lambat. Tetapi pada daratan dengan batuan lunak,
laut mengikis dinding daratan menjadi lubanglubang gua dan lengkung-lengkung bertiang batu
alam.
B. Karena kikisan yang terus-menerus, akhirnya gua
dan lengkung-lengkung bertiang lenyap, yang
tinggal hanyalah batuan yang tahan terhadap
pengikisan. Air laut maju ke daratan, menjadikan
daratan tersebut menjadi sebuah pantai.
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perkembangan garis pantai
 Gelombang
Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-
proses marin
Perubahan relatif ketinggian muka laut
Oleh sebab alami yang lain
Pengaruh manusia
Relief dasar laut
Paparan benua (Shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai
dengan kedalaman rata-rata 200 m, dan terletak di sepanjang
pantai suatu benua. Contoh: Paparan Sunda.
b. Palung laut (Trench), yaitu dasar laut yang dalam dan sempit
dengan dinding yang curam membentuk corong dan
memanjang, dengan kedalaman lebih dari 5000 m.
c. Lubuk laut (Bekken), yaitu dasar laut yang bentuknya cekung.
d. Gunung Laut, yaitu gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut,
baik yang menjulang diatas permukaan laut atau tidak.
e. Guyot merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar
dan tenggelam karena tererosi.
f. Punggung laut, yaitu punggung pegunungan di dasar laut.
g. Atol, yaitu karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar.
h. Laguna, yaitu bagian laut dangkal di tengah atol.
a.
Ilustrasi dasar laut
Atol
Laut berdasarkan kedalamannya
Zona litoral atau zona pesisir adalah daerah di antara
garis air surut dan garis air pasang. Pada saat air
pasang akan tergenang air dan pada saat surut akan
kering.
2. Zona neritis adalah zona laut dengan tingkat
kedalaman sampai 200 m. Pada areal ini sinar
matahari masih dimungkinkan tembus sampai dasar
laut.
3. Zona bathyal, adalah zona laut dengan kedalaman 200
– 1.500 m dan memiliki lereng yang curam.
4. Zona abysal adalah zona laut yang sangat dalam
dengan tingkat kedalaman lebih dari 1.500 m. Biasanya
dijumpai dalam bentuk palung laut atau lubuk laut.
1.
Ilustrasi kedalaman laut
sumber : Hutabarat, 2000
Batas luar wilayah lautan Indonesia dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu zona laut teritorial, zona landas kontinen, dan Zona
Ekonomi Ekslusif.
A. Zona Laut Teritorial
Zona laut teritorial adalah zona yang dibatasi oleh garis
khayal yang berjarak 12 mil dari garis dasar ke arah laut
lepas. Jika lebar lautan yang membatasi dua negara
kurang dari 24 mil, maka garis teritorial ditarik sama
jauh dari masing-masing negara. Pada zona ini negara
mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya, tetapi
menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas
maupun di bawah laut. Wilayah laut teritorial Indonesia
diumumkan pemerintah pada tanggal 13 Desember 1957
yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda dan diperkuat
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960.
b. Zona Landas Kontinen
Zona landas kontinen merupakan dasar laut yang secara
geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari
sebuah kontinen (benua) dengan kedalaman laut
kurang dari 150 m. Indonesia terletak di antara landas
kontinen Asia dan Australia. Pada zona ini, pemerintah
memiliki kewenangan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang ada dan berkewajiban menyediakan alur
pelayaran lintas damai. Batas landas kontinen
diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 17
Februari 1969.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dihitung dari
garis dasar laut lurus ke arah laut bebas sejauh 200 mil
laut. Dalam zona ini, negara dapat memanfaatkan
sumber daya laut untuk kesejahteraan bangsa. Negara
lain memiliki kebebasan untuk pelayaran, dan
pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut.
Indonesia
Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya laut dibedakan menjadi:
1) Laut Ingresi
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini
menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590
m), Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
2) Laut Regresi
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau
pengangkatan daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman
Dilluvium. Akibat suhu Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan
permukaan air laut turun sampai 60 m. Hal ini menyebabkan Dangkalan Sunda dan
Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan. Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan
bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul dan pulau-pulau kecil di bagian
timur Indonesia bersatu dengan Australia.
3) Laut Transgresi
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut
atau penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini
terjadi pada masa glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan
menggenangi daratan. Laut transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman
sekitar 70 m. Contoh: Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dibedakan sebagai berikut.
1) Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh:
Laut Bering yang dipisahkan oleh kepulauan Aleut, Laut
Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di
sebelah timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang
dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
2) Laut Pertengahan
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua
benua atau lebih. Contoh: Laut Tengah, Laut Merah, dan
lautlaut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan
Australia.
3) Laut Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan. Contoh: Laut Hitam, Laut
Kaspia,dan Laut Mati.
Erosi Marin dan bentukan yang
dihasilkannya
Telah dikemukakan bahwa gelombang merupakan
faktor utama pengikis,tetapi dutentukan juga oleh :
1. Jenis batuan dan daya tahan batuan
2. Struktur batuan
3. Stabilitas pantai
4. Terbuka atau tidaknya pantai terhadap pengaruh
gelombang
5. Kedalaman laut di depan pantai
6. Banyak sedikitnya dan besar kecilnya materi-materi
sebagai alat pengikis yang di angkut oleh gelombang
Bentukan hasil marin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cliff
Marine cut terrace dan teras pasang naik
Teluk dan semenanjung
Lembah melayang
Gua pantai
Gerbang laut
Tiangan
Tebing Terjal (Cliff) dan Rataan Bentukan
Gelombang (Wave Cut Platform)
 Cliff merupakan kenampakan alam hasil proses abrasi di
daerah pantai berbatu dan terjal. Hantaman gelombang
laut yang kuat mampu mengikis batuan tebing hingga
terbentuk notch (takik/cekungan di bagian bawah
tebing). Pengikisan air laut secara terus-menerus
menyebabkan notch semakin besar dan menjorok ke
dalam membentuk gua. Semakin lama, gua tidak
mampu menahan dinding bagian atas dan akhirnya
membentuk dinding terjal (cliff). Jika cliff ini terbentuk
terus-menerus mundur ke dalam, sedangkan batuan
tebing bagian bawah kuat, maka akan terbentuk rataan
bentukan gelombang (wave cut platform).
Jembatan Alam (Natural Bridge)
 Kenampakan alam ini terbentuk di daerah pantai
berbatu yang terjal pada bagian tanjung. Proses
pembentukannya diawali dari abrasi laut yang
berlangsung terus-menerus hingga membentuk gua.
Jika pada sisi tebing yang lain juga terbentuk gua,
maka kedua gua ini semakin lama akan bertemu dan
pada akhirnya membentuk lubang dengan bagian atas
seperti jembatan. Di Indonesia, contoh jembatan alam
ini dapat dijumpai di daerah Karang Bolongdan pantai
selatan Jawa.
Natural bridge
Tiangan
Spit
Spit di Greenland
(Sumber: www.e-dukasi.net)
Tombolo
Apa nama bentukan pantai berikut
ini?
Jika belum jelas
Gerak Air Laut
Ada 3 gerakan air laut yang akan kita bahas yaitu:
1. gelombang laut,
2. arus laut,dan
3. pasang surut air laut.
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air
laut yang paling umum dan mudah kita amati. Faktor
penyebab :
1. Angin
2. Menabrak pantai
3. Gempa bumi
Gelombang
 Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air
dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang
membentuk kurva/grafik sinusoidal.
 Angin di atas lautan mentransfer energinya ke
perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan
berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai
gelombang.
Download