diagnosa klinik

advertisement
Drh H Awang Teja Satria
DIAGNOSA KLINIK
review




Definisi DK ?
Jenis : D.simtomatis, D.kausatif, D.terapi, Diff.D
Prognosa ? → Fausta, dubius, infausta
DK meliputi:
- inspeksi
- palpasi
- perkusi
- auskultasi
- mencium/bau
- mengukur &menghitung
- proof punctio/pungsi pembuktian
- tes alergi→kulit merup indikator alergi
→tuberkulinasi, uji sensitifitas antibiotika
-Pemeriksaan lab → membantu &melengkapi
data pemeriksaan fisik hwn → bersifat menunjang
- Prognosa
- Diferensial diagnosa
 Sinyalemen (signalement) ?
- nama hwn
- jenis hwn
- breed/ras
- sex
- warna bulu
- berat bdn
- umur
Pd anak anjing/bayi anjing → anak anjing yg baru
lahir tdk bergigi. Gigi susu muncul pd usia 3-4 mgg
diawali dr gigi taring (c), gigi seri (i) & gigi geraham
depan(premolar). Gigi susu lengkap pd usia 2 bln,
kmdn mulai tanggal secr perlahan bersamaan dgn
kemunculan gigi dws (eruptio) yg diawali dr gigi
seri → taring→premolar. Pd usia 7 – 8 bln gigi
geraham sejati/permanen (molar) akan eruptio.
formulasi gigi susu bayi anjing : 3i-1c-3p
formulasi gigi anjing dewasa : 3i-1c-4p-2m
3i-1c-4p-3m
Pd bayi kucing hampir sama dgn bayi anjing,
pergantian gigi berakhir smp usia 8 – 9 bln.
 Anamnesis ?
Kasus penyakit pd Anjing,Kucing &
satwa liar
 Muntah → plng bnyk ditmpt praktek (±90%)
klien → hwn sering muntah
→ selalu muntah bila diberi mkn
causa : 1. fisiologis (ex : mkn terll bnyk)
2. patologis : - gastritis
- parvovirus
- feline panleukopenia
- kerusakan ginjal(uremia)
- urolithiasis
- obstruksi benda asing
- infeksi parasit pd usus
- infeksi uterus (pyometra)
- keracunan
 Batuk & sesak nafas → pnykt yg sering dijumpai di
tmpt praktek
causa : - gangguan jantung, paru-2, adanya cairan
dlm rongga dada, hernia diafragmatika,
hepatosplenomegali, ascites atau pyometra
, canine distemper, feline rhinothracheitis,
tuberculosis, parasit pd jantung & aliran
darah (cacing, jamur, protozoa)
PARVOVIRUS
 Merup penykt sngt menular t u pd anak anjing &
anjing dws yg blm mendptkn vaksinasi. Anjing yg
sdh divaksin 1-2 kali sj msh ada kmngkn terinfeksi
parvovirus **
 Anamnesa
- anjing dgn keluhan: lemas, muntah, diare ber
darah, tidak mau mkn
Pemeriksaan klinis :
 keadaan secr umum jelek
 Umumnya temperatur tinggi
 Mukosa mata&mulut anemis
 dehidrasi
ETIOLOGI**
 Auskultasi : pd awal penyakit tdk bnyk ditemukan




kelainan yg berarti pd jantung & paru-2
Pemeriksaan pd anus→ feces berdrh dgn bau yg
khas (amis)
Pemeriksaan lab : - hematologi : Hb ↘ , WBC ↗
- rapid test kit (+)
Prognosa : pd anak anj umur krng 4 bln → jelek
Terapi : - infus laktat ringer 40-60 mg/kg/bb/hr
- hemostatik inj (transamine®, Adona®)
- anti muntah→metoclorpramide Hcl (Primperan®)
- antibiotik parenteral
- inj vit B12
CANINE DISTEMPER VIRUS
 Bersifat contagius t u pd anak-2 anj & anj dws yg blm
pernah divaksinasi distemper
 Etiologi : Paramyxovirus (RNA)
 Berbeda dgn infeksi parvovirus, CDV mempunyai
duration of illness yg lbh panjang
 Ada bbrp stadium dlm perkemb penykt CDV:
stadium I : manifestasi berupa pustula pd kulit t u
didaerah abdomen
stadium II: gangguan sal pernafsan (keluar ingus dr
hidung, hiperlakrimasi/mata kotor, batuk
, sesak nafas
stadium 3 : anoreksia, muntah, diare
stadium 4 : gangguan pd CNS → kejang, nistagmus,
kelumpuhan
• Kebnykn pasien dtng pd stadium 2,3,4
 Anamnesa :
- anjing dgn keluhan : tdk mau mkn, lemas, batuk,
dr mata & hidung keluar discharge/kotoran, sesak
nafas, kadang muntah & diare→umumnya pd anj
yg blm pernah divaksin(pd anj muda) atau vaksnya
kadaluarsa pd anj dws
 Pemeriksaan klinis :
- kead secr umum jelek, dr mata & hidung keluar
discharge kuning kehijauan
 Suhu tubuh tinggi(tergt stadium penykt)
 Dehidrasi
 Pemeriksaan anus → kotor akibat sisa-sisa feces
(feces kehitaman)
 Pemeriksaan lab :
- hematologi : - limfopenia pd stadium 1
- leukositosis akibat infeksi sekunder
- Rapid test kit pd disharge mata & hidung → (+)
 Therapy : -infus LR 5% i.v dosis : 40-60 ml/kg bb/hr
- antibiotik inj, vit c inj
- Aminophylline dgn dosis :
6-11 mg/kb BB p.o, iv pd anjing
LEPTOSPIROSIS
 Merup penykt contagius & zoonosis yg disebb oleh
bakteri Leptospirosis sp (bntk spiral) →
 Klasifikasi ilmiah
Kingdom :Bakteri
Filum: Spirochaetes
Kelas: Spirochaeates
Ordo: Spirochaetales
Famili:Leptospiraceae
Genus: Leptospira
Serovar :Leptospira interogans
Lepstospira australis
Leptospira autumnalis

Leptospira ballum

Leptospira icterohemorrhagica

Leptospira canicola

Leptospira grippotyphosa ,Leptospira pomona
Bakteri Leptospira menggunakan Mikroskop
elektron tipe scanning.
 Penularan mell saluran oronasal→minum air yg
mengandung bakteri Leptospirosis sp ,
infeksi jg dpt masuk mell kulit yg luka/mukosa
conjunctiva terutama pd musim hujan→banjir & air
tergenang
 Menyerang hampir pd semua hwn, termsk satwa liar
(harimau, musang, tupai, tikus) dan bahkan manusia
 Manusia merupakan induk semang terakhir
sehingga penularan antar manusia jarang terjadi.
 Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat
ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air
kencing) dari individu yang terserang penyakit ini
merupakan sumber utama penularan, baik pada
manusia maupun pada hewan
Urin tikus merupakan sumber penularan Leptospirosis
 Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui




tikus pada kondisi banjir
Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus
penyebar utama Leptospirosis karena bertindak
sebagai inang alami dan memiliki
daya reproduksi tinggi.
Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak
ditemukan pada pekerja pembersih selokan karena
selokan banyak tercemar bakteri Leptospira
Organ yg diserang : hati , ginjal
Patogenesa ?
Jaundis pada kucing: telinga
dan mukosa mata menjadi kuning
 Di ginjal kuman akan migrasi ke interstitium,
tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan
nefritis interstitial (radang ginjal interstitial) dan
nekrosis tubular (kematian tubuli ginjal)
 Gagal ginjal biasanya terjadi karena kerusakan
tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler.
 Gangguan hati berupa nekrosis sentrilobular
dengan proliferasi sel Kupffer . Pada konsisi ini akan
terjadi perbanyakan sel Kupffer dalam hati
 Anamnesa : - lemas, tdk mau mkn, muntah, diare,
urine kadang berwarna merah, mukosa mata &
mulut serta abdomen kekuningan
 Pemeriksaan klinis
- kead umum jelek bila frekuensi muntah&diare ↗
- suhu tbh tinggi, sesak nafas, mukosa kulit kuning
- palpasi abdomen ada rasa sakit
- ptechiae pd daerah abdomen
 Hematologi : - WBC ↗ (> 20.000/mmᶟ)
- SGPT,SGOT, ureum&creatinin me↗
 Terapi :
- infuse Ringer Dextrose iv
- Procain Penicillin G (20.000-40.000 IU/kg BB) setiap
12 jam, atau antibtka altrntif : Cefotaxime, Enrofloxa
cin, Doxycycline (5 mg/kgBB setiap 12 jam).
Harga Normal Hematologi (Limfoid) Anjing dan Kucing
Satuan
Anjing
Kucing
WBC
jumlah/µl (mm3)
8.000 – 17.000
4.200 - 17.500
Eosinofil
% (jumlah/µl (mm3))
2 – 10
(120 – 750)
2 – 12
(110 – 750)
Basofil
% (jumlah/µl (mm3))
0–1
(0 – 170)
0–1
(0 –190)
Neutrofil (Segmen)
% (jumlah/µl (mm3))
60 – 70
(3.600 – 13.100)
35 – 75
(1.925 – 14.825)
Neutrofil (Band)
% (jumlah/µl (mm3))
0–4
(0 – 680)
0–3
(0 – 585)
Limfosit
% (jumlah/µl (mm3))
12 – 30
(720 – 5.100)
20 – 55
(1.100 7.000)
Monosit
% (jumlah/µl (mm3))
3 – 10
180 – 1.350)
1–4
(55 – 780)
Trombosit
% (jumlah/µl (mm3))
200 – 500 (otomatis)
200 – 500 (manual)
170 – 600 (otomatis)
300 – 700 (manual)
Harga Normal Hematologi (Eritroid) Anjing dan Kucing
Satuan
Anjing
Kucing
PCV
%
37,0 – 55,0
29,2 – 51,7
Eritrosit
106/mm3 (106/µl)
5,0 – 8,1
5,24 - 10,89
Hemoglobin
g/dl
12,0 – 18,0
9,0 – 16,7
Retikulosit
% (jumlah/µl)
0,0 – 1,0 (<80.000)
0,0 – 1,0 (<50.000)
MCV
fl
60,0 – 77,0
41,0 – 56,2
MCH
pg
20,0 – 25,0
13,0 – 18,0
MCHC
% (g/dl)
32,0 – 36,0
29,5 – 34,8
Protein plasma
g/dl
6,0 – 7,8
6,2 – 8,0
-Pemberian Ranitidine & anti emesis →
Metoclopramide Hcl
- higiene lingkungan (desinfeksi kandang & tmpt
makan /minum anjing) merupakan tindakan
pencegahan penularan penyakit yg plng utama
-tmpt mkn/minum anj sebaiknya tdk diletakkan
diluar rumah agar tdk terkontaminasi urine tikus.
- Prognosa :tgt cpt lambatnya pemberian pengobatan
→ bila terlambat → prognosa jelek ( terjd kerusakan
ginjal&hati)
PYOMETRA
 Penykt pd anj betina→ timbunan cairan nanah di
dlm uterus
 Causa : infeksi bakteri ke dlm uterus mell vagina →
hiperplasia lapisan endometrium akibat pe↗hormon
estrogen & progesteron tanpa disertai kebuntingan.
 Anamnesa :
- nfs mkn menurun / tdk mau mkn sm sek
- lemas & kadang -2 muntah
- keluar cairan nanah/kecoklatan dr vagina
 Pemeriksaan Klinis :
- palpasi abdomen : uterus membesar
- USG abdomen bag lateral
 Pemeriksaan hematologi → perlu dilakukan t u pd
pyometra tertutup (cairan tdk keluar dr vagina) →
jumlah lekosit ↗ (lebih dr 20.000/mmᶟ)
 Terapi
1. non operative (obat-2an)
Pyometra dgn serviks terbuka → inj PGF2α 1x shr
dosis : 0,05-0,25 mg/kgBB s.c selama 2-7 hr smp
besarnya uterus normal kmbl.
Oxytocin kadang diperlukan guna mempercpt pe
ngeluaran cairan/nanah
Antibiotik: Ampicillin (20 mg/kgBB setiap 8 jam)
Enrofloxacin (2,5 mg/kgBB setiap 12 j
 Gambaran radiologi laterolateral anjing mixed breed dengan
diagnosis Pyometra.
2. Operative → ovariohysterectomy →hrs cpt & hati-2
krn ddg uterus tipis → bila lbh dr 35 mnt →
prognosa jelek
antibiotik : amoxycillin (dosis: 22 mg/kgBB) slm 7 hr
Bila sdh terjd Sepsis → sulit sembuh, namun bisa
dicoba dgn Ceftriaxone sodium slm 7 hr secr iv
Gambar Operasi Ovario-histerektomi
pada kasus Pyometra
EPISTAXIS
 Perdrhn dr rongga hidung (mimisan) pd hampir
semua hwn (termsk satwa liar)→ merupkn gejala
klinis yg disebb oleh bbrp faktor, dpt terjd unilateral
atau bilateral
 Epistaxis dpt msk ke dlm sal pencernaan→ muntah
 Causa primer : trauma kepala, abses pd septum nasal
,sinus, benda asing yg melukai vasa drh, sinusitis,
tumor
 Causa sekunder : radang limpa, hipertensi,
arteriosclerosis, thrombus, toxicitas obat, nekrosis
choncae, defisiensi vit C,D,K, gangg homeostasis
(pembekuan drh), infeksi bakteri TBC, Canine
Distemper, parasit darah (erlichiosis)
 Anamnesa :
informasi klien : - lamanya epistaxis
- pernah terjd epistaxis sblmny
- pernah bnyk caplak
 Pemeriksaan klinis
- temperatur umumnya tinggi
- jika hwn bernfs lbh cpt→ drh keluar terus
- mukosa pucat
- takipnea & takikardia
- pd epistaxis bilateral perlu diamati adanya caplak
 Pemeriksaan lab→ perlu hematologi & ulas darah
(kemungkinan adanya parasit darah)
 Terapi :
- hidung dibersihkan→ masukkan kapas yg dibasahi
larutan anestesi lokal (lidokain 2% / procain 2%) +
larutan adrenalin 1/1000 ke dlm hidung untuk
menghilangkan rasa sakit & efek vasokonstriksi pd
pembuluh drh (±10-15 mnt)
- bila perlu inj penenang/trankuilizer
- hemostatik
- antibiotik
- inj vit B12
Scabiosis
 Scabiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
sekelompok ektoparasit dari jenis tungau (mite),
penyakit ini secara umum dapat terjadi pada anjing,
kucing dewasa, anak kucing , semua hewan ternak,
serta beberapa satwa liar (monyet, harimau, tupai)
 Hampir 50% manusia juga tidak luput dari serangan
parasit ini, penularanya dapat melalui kontak
langsung, kandang yang kotor, tempat tidur dan
sisir (Anonimus, 2006).
 Penyakit yang disebabkan oleh tungau ini berkaitan
erat dengan tingkat kebersihan hewan, saat hewan
kekurangan pakan, musim kemarau dan kandang
yang kotor (Tri akoso, 2003)
ETIOLOGI
 Scabies disebabkan oleh sarcoptes scabei.
 Penyakit ini memiliki spesifisitas induk semang,
namun dapat menular dari hewan kemanusia dan
sebaliknya.
 Sarcoptes betina dewasa membuat lorong-lorong
didalam kulit, → bertelur didalam lorong tersebut,
→ menetas menjadi larva → nymfa. Nymfa
menerobos kulit dan menjadi tungau dewasa dalam
waktu lebih kurang 17 hari setelah telur dikeluarkan
(Tri akoso, 1991).
Morpologi :
 bentuk tubuh bulat, dengan diameter 0,4mm,
mempunyai kaki-kaki yang pendek dan penjuluran
briste yang jarang dibagian tepi tubuh, pada bagian
dorsal tubuh terdapat sisik-sisik triangular.
 Untuk kelangsungan hidupnya tungau memiliki
spesifisitas induk semang dan induk semang yang
sering diserang oleh sarcoptes adalah manusia dan
semua hewan mamalia peliharaan (Farida dkk.,
2003).
 Sarcoptes scabei kawin dalam kulit induk semang,
dimana Sarcoptes jantan kawin dengan Sarcoptes
betina
 setelah melakukan perkawinan jantan akan tinggal
dipermukaan kulit bersama dengan periode nymfa,
sedangkan sarcoptes betina tinggal didalam lapisan
stratum corneum dan stratum lucidum sekitar 2
bulan, didalam lapisan kulit tersebut tungau akan
mengeluarkan sekreta dan exreta yang dapat
menimbulkan rasa gatal bagi induk semang (Farida
dkk., 2003).
DIAGNOSA
 Scraping (kerokan kulit)→untuk menemukan tungau
 hasil kerokan ditaruh diatas kaca preparat, →
diteteskan NaOH atau KOH 10% sebanyak 1-2 tetes
yang berfungsi sebagai keratokolium,→ tutup
dengan gelas penutup dan diperiksa dibawah
mikroskop dengan pembesaran 100-400 kali
sehingga memungkinkan terlihatnya gerakan
tungau yang masih hidup (Triakoso, 1991)
Diferensial Diagnosa
 Sebagai diagnosa banding scabiosis yaitu
demodekosis, psoroptes dan dermatitis.




Terapi
HCH (lidane), yang diaplikasikan dengan
perendaman (dipping) dan penyemprotan
(spraying) konsentrasi larutan 0,25 %. Pengobatan
diulang 2-3 kali dengan interval waktu 10-14 hari.
Caumaphos 50% dengan pengenceran 1%, efektif
membunuh berbagai jenis telur dan tungau
Golongan organophospat konsentrasi 10%,
tetraethylthiuram monosulfide 5% dalam bentuk
dipping atau spraying
Belerang dan bensil bensoat 5-25%, dioleskan pada
kulit penderita, belerang kalsium sulfide digunakan
sebagai obat topikal atau dipping pemberian 3-6
kali selama satu minggu
 Ivermectin/ avermectin 1 ml / kg berat badan.
 Amitraz 0,025% mandikan 2 minggu sekali
sebanyak 2-4 kali mandi.
 Antibiotik sistemik jika ada infeksi skunder
TOXOPLASMOSIS
R A B I E S / T O L L W U T
LYSSA / HYDROPHOBIA
 Penykt infeksi akut tu pd karnivora yg menyerang
SSP & zoonosis. Mortalitas 100%
 Penyebb:Famili: Rhabdovirus (RNA)
Genus : Lyssavirus
 Morfologi :- bntk spt peluru →p : 60-400 μm
l : 60-85 μm
- dpt hidup dbwh 0⁰C dlm kead tnp CO2
- dlm kead beku thn hidup berbulan-bln
inaktif oleh: radiasi SUV, 50⁰C slm 1 jam
60⁰C slm 3 mnt
- rusak oleh larutan lipid(deterjen), formalin dan
etanol 70%
- virus menyebar t u dlm SS, saliva, urin, limfe
- virus blm pernah ditemukan dlm drh penderita
rabies
 Patogenesa
virus msk mell gigitan yg terkontaminasi air ludah
yg mengandung virus rabies→ replikasi virus pd
otot/jar ikat→menembus&merusak serabut
saraf→proliferasi ke CNS , saraf perifer, kelj ludah &
jaringan lain
 M i : tgt lamanya pergerakan virus dr luka smp ke
otak. Pd kaki yg tergigit → m i 60 hr
pd tangan
→ m i 40 hr
pd kepala
→ m i krg dr 30 hr
Rabies virus
Pemeriksaan Histopatologi hypocampus : Sel Negri Bodies oleh
virus rabies
 Gejala klinis pd karnivora (anjing)
1. bntk Ganas/agresif/furious rabies
- bntk paling bhy– terjd perub temperamen
- kejang,sesak nafas,pupil mata besar,mkn
benda asing, menolak mkn biasanya, sulit
menelan, hypersalivasi,defekasi,libido
- paralisis rhng bwh,lidah menjulur—hipersa
livasi
- paralisis otot mata– mata juling
- paralisis otot pernafasan—mati dlm 7-10 hr
2. bntk Jinak/Dumb rabies
3. bntk Atipik
 Gejala pd manusia : tgt parahnya luka/gigitan. Makin
dkt luka didaerah kepala– makin pendek m i – makin
bhy gjlnya
gejala berupa:demam,sakit kpl,depresi,luka gigitan
gatal,panas sprt terbakar, hydrophobia krn begitu
melihat air—reflek menelan terasa sakit—air ludah
berceceran
penderita umumnya meninggal, bila sembuh – lumpuh
& kepandaiannya menurun
 Pengobatan—tidak ada
 Pencegahan:vaksinasi Rabies,serum antirabies dgn
HRIg
Download