gerak dan otot - WordPress.com

advertisement
TEAM TEACHING:
Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
Nita Nuraini, M.Pd.
Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.


Gerak vertebrata: melibatkan otot dan tulang
Gerak invertebrata: gerak amoeboid, gerak
silia, dan gerak flagela.




Gerak amoeboid merupakan gerak yang
dilakukan oleh spesies Amoeba.
Gerak yang dilakukan menggunakan kaki semu
(pseudopodium).
Fungsi lain pseudopodia adalah untuk
mengelilingi dan menangkap mangsa, suatu
proses yang disebut fagositosis.
Teori gerak amoeboid “perubahan kekentalan
sitoplasma”. Terbagi atas ektoplasma (bagian
tepi) dan endoplasma (bagian tengah): plasmagel
dan plasmasol.
Amoeba bergerak: plasmasol bagian tengah
pseudopodium sampai ujung
sebagian berbelok ke kiri,kanan dan sisanya ke depan
(seperti air mancur) sampai menjadi plasmagel.
sisa plasmasol tetap mengalir sampai ujung
pseudopodium membentuk tudung hialin.
Gerak plasmasol terus berlangsung karena bagian
posterior sel akan terus mengalami perubahan dari
plasmagel menjadi plasmasol (zona pengumpulan).


Tidak simetris (gerak awal cepat dan kuat dan
kaku. Gerak balik lambat, lemah dan lentur
sampai ke posisi semula)
Gerak silia ini akan menyebabkan air
terdorong sejajar dengan permukaan yang
bersilia tersebut.


Gerakan pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa
atau bergerak yang antaranya garis lengkung.
Gerak undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau
bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan
ular).

Geraka fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa
(bergerak dengan lentur).

Gerakan corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa
dimana silianya membentuk corong).

Flagela bergerak simetris dengan undulasi
mirip gerakan ular, sehingga air akan
didorong sejajar dengan sumbu flagela.
Video
Gerak
Corong


Otot: organ efektor yang mampu merespon
berbagai stimulus (tekanan, panas, cahaya)
dan menghasilkan pergerakan tubuh secara
keseluruhan
Pada vertebrata, otot terbagi atas: otot fasis
dan otot tonik
Sifat-sifat otot, antara lain:
 Kontraksibilitas
 Elastisitas
 Iritabilitas/eksitabilitas
 Otomatisitas/ritmisitas
 Konduktivitas
 Periode refaktor lama



Rangsang Mekanik
Rangsang Kimia
Rangsang Elektrik





Rangsang subminimal  tidak ada kontraksi
Rangsang minimal  mampu menimbulkan
kontraksi
Rangsang submaksimal  kontraksi minimal
sampai maksimal
Rangsang maksimal  kontraksi maksimal
Rangsang supramaksimal  kontraksi tetap
maksimal
jika SATU SERABUT OTOT dirangsang
tidak berkontraksi sama sekali
atau
berkontraksi maksimal
OTOT (BERKAS OTOT) yang dirangsang
akan mempunyai kuat kontraksi yang
dipengaruhi oleh:
◦ Intensitas
◦ Frekuensi
◦ Lamanya pemberian rangsang
*Otot (berkas otot) = ratusan sampai ribuan serabut
otot
Faktor-faktor yang berpengaruh pada
kontraksi otot antara lain:
 Treppe (Staircase Effect)




Summasi
Tetani (tetanus)
Fatigue
Rigor dan Rigor Mortis
“Kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan
panjang awal otot tersebut.”

Artinya, apabila otot mendapat gaya atau
tarikan maka otot tersebut akan memanjang.



Perubahan Bentuk, bentuk dan ukuran
mengalami perubahan (otot tampak lebih gemuk
dan pendek)
Perubahan Kimia, kandungan fosfat anorganik
dan asam laktat bertambah, CO2 dan air
terbentuk, glikogen dan fosfat organik
berkurang.
Perubahan Panas/thermis, panas yang dihasilkan
akan bertambah melebihi panas istirahat,
panasnya disebut initial heat
1.
2.
3.
4.
Heat
Heat
Heat
Heat
of activation and maintenance
of shortening
of relaxation
of recovery


Otot berkontraksi  terjadi perubahan listrik.
timbul dari proses depolarisasi yang
merambat sepanjang serabut otot akibat
potensial membran yang melebihi harga
ambang (arus aksi)


Otot mampu beraktivitas dalam keadaan anaerob
menggunakan energi glikolisis, hasilnya asam laktat
akan meningkat dalam otot.
Apabila aktivitas telah selesai maka sebagian kecil (1/5)
asam laktat akan dioksidasi dan sebagian besar (4/5)
akan
dikonversi
kembali
menjadi
karbohidrat
(biasanya glikogen), sehingga dapat dikatakan bahwa
dalam keadaan darurat (kurang oksigen) otot akan
“menghutang” oksigen dan apabila keadaan darurat ini
telah terlampaui maka hutang oksigen akan segera
“dibayar” (Soewolo, 2000).
Energi yang digunakan pada otot, antara lain:
 ATP
Kaya Energi
 Fosfokreatin
 Glikogen (0,5-1% dari berat otot)
*sebagian kecil glikogen didapat dari hasil Glikolisis*




ATP  ADP + Pi (asam fosfat) + Energi
digunakan untuk kontraksi
Fosfokreatin  Kreatin + Pi + Energi
digunakan saat resintesis ATP
Glikogen  Asam Laktat + Energi
digunakan saat resistensis fosfokreatin
1/5 Asam Laktat + O2  H2O + O2 + Energi
digunakan saat resistensis glikogen
Download