30 BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Rumah

advertisement
BAB 3
PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN
3.1
Sejarah Rumah Sakit Premier Bintaro
Rumah Sakit Premier Bintaro yang biasa dikenal dengan sebutan RSPB
terletak ditengah kawasan terpadu Bintaro Jaya yang dibangun diatas areal seluas
12000 m2 dengan konsep dan desain yang unik dan memulai kegiatan
oprasionalnya pada tanggal 12 Oktober 1998 dengan nama RS Internasional
Bintaro dan terhitung mulai dari 12 Agustus 2010 RS Internasional Bintaro
merubah nama menjadi RS PREMIER BINTARO. Perubahan nama rumah sakit
ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia.
RSPB merupakan bagian dari Ramsay Healt Care Group, Australia group
rumah sakit swasta terbesar di Australia yang memiliki 115 rumah sakit serta
fasilitas day surgery di Australia (66 ), Inggris (37), Perancis (9) dan Indonesia (
3 RS). Sebagai bagian dari Ramsay Healt Care Group, Australia, RSPB
senantiasa
meningkatkan
kualitas
pelayanan
disemua
bidang
secara
berkesinambungan. RSPB memiliki komitmen untuk mengedepankan layanan
kesehatan bermutu dan memperjelas arah tujuan pelayanan bahwa RSPB
berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dibandingkan dengan
pemberi jasa layanan kesehatan yang ada di Indonesia.
30
36
Guna menunjukkan komitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan
berkualitas yang berfokus pada keselamatan pasien, pada tanggal 15 Januari
2011 RSPB telah berhasil meraih Akreditasi Internasional dari JCI (Joint
Commission Internasional) yang merupakan badan Akreditasi Internasional
bagian dari Joint Commission on Accreditation of Health Care Organizations
(JCAHO – USA) .
Pencapaian yang merupakan lompatan signifikan bagi RSPB ini tentunya
bukan akhir dari perjalanan menuju pelayanan berkualitas yang bertaraf
Internasional tetapi sebagai langkah awal dari upaya mempertahankan perbaikan
pelayanan yang berkesinambungan.
Fasilitas pelayanan yang ditawarkan meliputi pelayanan medik dasar
yang terdiri dari UGD, Medical center, Penunjang medis, diagnostik dan lain –
lain. Untuk fasilitas rawat inap kami memiliki total kapasitas tempat tidur
berjumlah 200, sedangkan untuk pelayanan rawat jalan kami menyediakan 35
ruang konsultasi yang siap memberikan pelayanan yang komprehensif , baik
pelayanan spesialistik maupun subspesialistik.
Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir , berbagai fasilitas pelayanan telah
dikembangkan sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu dan
teknologi kedokteran. Salah satunya yang telah berjalan sejak tahun 2007 adalah
Spine Center yang merupakan fasilitas pelayanan yang dapat mengatasi seluruh
problem tulang belakang secara terpadu.
37
3.1.1
Pelayanan Unggulan Rumah Sakit Premier Bintaro
Rumah Sakit Premier Bintaro mempunyai beberapa pelayanann
kesehatan yang menjadi unggulan bagi para pasien. Berikut adalah penjelasan
mengenai pelayanan unggulan Rumah Sakit Premier Bintaro :
1.
RSPB Ramsay Spine Center
RSPB Ramsay Spine Center
adalah pelayanan yang membantu mengatasi
seluruh problem tulang belakang secara terpadu dan komprehensif. Pengertian
terpadu disini adalah penanganan problem tulang belakang dilakukan oleh tim
yang terdiri dari berbagai bida spesialistik seperti Dokter Spesialis Orthopedy
tulang belakang, Spesialis Neurologi , dan Subneurofisiologi
serta Dokter
Spesialis Rehabilitasi Medik.
2.
Klinik DBC ( Documentation Based Care )
Selain Ramsay Spine Center , RSPB mempunyai layanan unggulan yang tidak
kalah pentingnya yakni klinik DBC (Documentation Based Care ) . Klinik DBC
ini merupakan klinik pertama yang beroprasi di Indonesia ,dengan menyediakan
program rehabilitas aktif untuk masalah nyeri pinggang, leher dan bahu yang
berlangsung kronik. Manfaat yang diperoleh dari program DBC berbeda dengan
program fisioterapi biasa. Pada program DBC , latihan yang diberikan bersifat
aktif.
38
3.
Cochelear Implant Program
Cochelear Implant Program ( program implan koklea ) dapat dikatakan sebagai
salah satu keajaiban yang bisa didapatkan oleh para penyandang gangguan
pendengaran. Implan koklea merupakan sejenis alat elektronik mini yang cukup
kompleks , alat ini digunakan untuk membantu penderitaan gangguan
pendengaran terutama yang mengalami kerusakan saraf dirumah siput derajat
berat. Tidak seperti mekanisme alat bantu dengar konvensional yang hanya
mampu memperkeras suara, implan korea dapat meningkatkan kemampuan saraf
pendengar dalam melakukan transmisi suara ke pusat pendengaran di otak.
4.
Program Infection Control
Salah satu hal yang diyakini terbaik oleh RSPB adalah dalam hal pengendalian
terjadinya infeksi Nosokomial (Infection Control ) di rumah sakit. Infeksi
Nosokomial adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit dan penularan infeksi
ini bisa terjadi diantara pasien, petugas pelayanan kesehatan dan pengunjung
rumah sakit. Pengendalian infeksi silang di rumah sakit menjadi prioritas.
Bantuan teknis, pemilihan peralatan, penyusunan prosedur, pelatihan serta audit
internal maupun eksternal yang teratur senantiasa dilakukan untuk menjamin
bahwa pelayanan diberikan secara higienis, memenuhi standar Internasional
setara dengan rumah sakit di Australia.
39
Dengan menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan terkemuka yang
mengutamakan keselamatan dan tanggap terhadap kebutuhan, RSPB akan
senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan memuaskan
pelanggan serta mencapai kinerja yang diinginkan sesuai dengan misi yang
dicanangkan.
3.1.2
Visi dan Misi Rumah Sakit Premier Bintaro
RSPB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, oleh karena
itu perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi penyedia jasa layanan kesehatan
yang terkemuka dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
memastikan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
Adapula misi yang dilakukan untuk mendukung visi RSPB ,yaitu
mengupayakan keberhasilan klinik, keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan
serta perbaikan yang berkesinambungan dari waktu ke waktu, sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. (Rumah Sakit Premier
Bintaro ,2010).
40
3.1.3
Logo Rumah Sakit Premier Bintaro
Berikut adalah logo dari Rumah Sakit Premier Bintaro :
3.1.4
Falsafah Rumah Sakit Premier Bintaro
Berikut adalah falsafah dari RSPB : “ PEOPLE CARING FOR PEOPLE “
Semua personil RSPB, mulai dari dokter, perawat, karyawan non medis hingga
tim management dalam menjalankan tugas nya berfokus kepada filosofi peduli
kepada manusia.
41
3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Premier Bintaro
Presiden Direktur*
President Director
Group Finance
Manager
keuangan
dan
Administra
si
Group Tax
Manager
Pelayanan
Medis &
Penunjang
Media
Manager
Sumber
Daya
Manusia
Direktur
Manajer
Pelayanan
Umum
Konsultan Klinik
Manajer
Pemasar
an
Manajer
Keperaw
atan
Group IT
Group
Pruchasing
Manajer
Mutu
Komite Medik
Komite Perinaristi
Komite K3
Komite KPRS
Komite PPI
Koordinator
IT
Koordinator
Pengelolaan
Material
.
Dalam struktur organisasi RSPB, Direktur merupakan jabatan
membawahi berbagai Departemen ,yaitu :
yang paling banyak
42
-
Manajer keuangan dan administrasi, divisi yang bertugas dalam
mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan RSPB.
-
Manajer pelayanan medis dan penunjang medis, divisi yang
bertugas untuk menangani hal – hal seputar kesediaan berbagai
macam alat medis bagi RSPB.
-
Manajer sumber daya manusia bertugas dalam merekrut
karyawan baru dan konseling seputar karyawan RSPB.
-
Manajer pelayanan umum bertugas dalam mengelola kegiatan –
kegiatan yang berhubungan dengan Houskeeping rumah sakit,
Maintanance rumah sakit, Food and Baverage dan Security.
-
Manajer pemasaran merupakan division yang bertugas dalam
menangani kegiatan pemasaran RSPB. Manajer keperawatan
yang bertugas dalam penanganan training perawat baru hingga
memantau kualitas para perawat di RSPB.
-
Manajer
keperawatan
bertugas
dalam
perencanaan
dan
mengelola asuan keperawatan untuk pelayanan rawat inap dan
rawat jalan.
43
-
Manajer Mutu bertanggung jawab untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit serta melakukan upaya-upaya perbaikan
pelayanan yang berkesinambungan (continous improvement).
-
Komite medik ,divisi yang bertugas memantau kualitas dokter –
dokter yang dimiliki oleh RSPB dan satu – satu nya pihak yang
berhak menegur para dokter apabila terjadi suatu masalah.
Komite medik juga merupakan jabatan yang berdiri sendiri.
3.2.1 Struktur Kedudukan Marketing Division
Direktur
Manager
Pemasaran
Penanggung
jawab rujukan
Penanggung
jawab perusahaan
pelanggan
Staf Pemasaran
Supervisor Humas
dan Pelayanan
Pelanggan
Staf Pelayanan
Pelanggan
44
Direktur yang membawahi manajer pemasaran memiliki beberapa
bawahan yang memang bertugas secara spesifik agar dapat mencapai kegiatan
pemasaran yang efektif bagi RSPB. Berikut adalah bagian – bagian dari
Marketing Division RSPB :
-
Penanggung jawab rujukan, yang bertugas dalam menangani
pasien rujukan dari atau ke rumah sakit lainnya. Pasien yang
dirujuk untuk mendapat pelayanan kesehatan dari RSPB akan
ditangani lebih lanjut oleh penanggung jawab rujukan dengan
meneliti penyakit yang dialami, serta fasilitas yang diperlukan
hingga dokter yang sesuai untuk pasien tersebut.
-
Penanggung jawab perusahaan pelanggan, yang bertugas untuk
memantau, menjaga relasi maupun membuat relasi baru dengan
perusahaan pelanggan. Perusahaan – perusahaan besar yang
sudah memiliki hubungan atau relasi baik dengan RSPB akan
dipertahankan agar mendapat keuntungan bagi kedua belah
pihak, baik RSPB maupun perusahaan – perusahaan besar
tersebut. Selain itu, jabatan ini juga menangani pembentukan
relasi dengan perusahaan baru yang kemudian mengatur dan
membangun relasi agar tumbuh menjadi suatu relasi yang dapat
bekerja sama dengan baik dan saling menguntungkan.
45
-
Staf pemasaran, yang bertugas dalam menangani hal – hal yang
berkaitan langsung dengan kegiatan pemasaran RSPB. Kegiatan
seperti perencanaan event Media Gathering, Ramadhan Sehat
merupakan sedikit contoh tentang kegiatan yang ditangani oleh
staf pemasaran.
-
Supervisor humas dan pelayanan pelanggan, yang bertugas
menangani
survey
pelanggan
dan
menanggapi
keluhan
pelanggan serta membawahi customer service.
3.3 Metode Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan jenis data primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan, serta menggunakan metode
kualitatif. Metode penelitian kualitatif cenderung terbuka, dan biasanya berkaitan
dengan suatu penyelidikan dan tidak terstruktur serta lebih subyektif. Penelitian
kualitatif
banyak
digunakan
untuk
menstimulasi
responden
dalam
mengembangkan sesuatu yang masih dangkal , dan untuk membuka perasaan dan
sikap responden yang sebenarnya. Penelitian ini sering digunakan untuk
menggali presepsi yang tersembunyi dari pihak khalayak.
Public Relations menggunakan penelitian kualitatif untuk memperoleh
pemahaman mendalam dari suatu khalayak. Data dari penelitian kualitatif tidak
diuji secara statistik, subyek yang ditentukan sebagai sampel kecil dan khas, serta
pertanyaan yang tidak memiliki standar. ( Ardianto , Elvinaro ; 2008 ; 258 ).
46
Interview atau wawancara merupakan salah satu teknik yang penulis gunakan
dalam penelitian kualitatif, di mana seorang responden mengkomunikasikan
bahan – bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Data primer
tersebut berupa kegiatan Media Gathering , Media Visit , dan mengundang
media periode Januari – Desember 2010.
3.3.1
Metode Pengumpulan Data
Penulis memperoleh data – data melalui peninjauan secara langsung ke
Rumah Sakit Premier Bintaro dengan cara :
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan dimana seorang mengajukan beberapa
pertanyaan kepada nara sumber atau pihak yang bertanggung jawab dan
berkepentingan mengenai objek permasalahan. Disini penulis mewawancarai
staff Marketing Division dari Rumah Sakit Premier Bintaro, konsultan Public
Relations, Wartawan Media Indonesia dan Wartawan KOMPAS. Adapun
keterangan – keterangan dari nara sumber yang telah wawancara sebagai berikut
:
•
Staff Marketing RSPB
Nama : Netty Zildawati
Alasan saya memilih ibu Netty sebagai salah satu dari nara sumber
dalam penelitian skripsi ini karena beliau adalah staf Marketing RSPB
yang memang menangani kegiatan – kegiatan Public Relations
47
khusus nya Media Relations di RSPB. Beliau memahami proses
dalam perencanaan dan pelaksanaan dari berbagai kegiatan tersebut.
•
Konsultan Public Relations
Nama : Ita Nursaniti
Alasan saya mengapa memilih ibu Ita Nursaniti sebagai salah satu
nara sumber adalah karena beliau pernah menjadi konsultan Public
Relations RSPB namun hanya beberapa kali, bukan merupakan
konsultan tetap. Beliau memahami dan mengetahui bagaimana cara
kerja PR RSPB dalam menjalin hubungan dengan rekan media.
•
Wartawan Media Cetak
Nama : Rully Paishal ( Wartawan Media Indonesia )
Nama : Ranti ( Wartawan KOMPAS )
Alasan saya memilih Bapak Rully Paishal dan Ibu Ranti sebagai salah
satu nara sumber penelitian ini adalah karena mereka yakni KOMPAS
dan Media Indonesia merupakan rekan media yang sering hadir dalam
kegiatan Media Relations contohnya Media Gathering yang
diselenggarakan oleh RSPB. KOMPAS pernah mempublikasi kan
kegiatan Media Visit yang dijalankan oleh RSPB.
48
2. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan penelitian atau pengamatan secara langsung
atau di tempat nya. Mengamati bagaimana cara kerja para staff marketing RSPB
secara langsung, penulis mendapatkan banyak pelajaran serta manfaat dalam
kegiatan ini.
3.3.2
Permasalahan Yang Ada
Dalam melaksanakan aktivitasnya, Setiap perusahaan akan menjumpai
suatu masalah atau hambatan. Masalah – masalah tersebut dapat menghambat
jalannya perusahaan dalam mencapai kesuksesan, begitu juga dengan yang
dialami oleh Rumah Sakit Premier Bintaro.
Salah satu hambatan yang dijumpai oleh Rumah Sakit Premier Bintaro
adalah kegiatan – kegiatan dalam menjalin hubungan dengan para rekan media,
yaitu :
Bagaimana peran Public Relations ( PR ) Rumah Sakit Premier Bintaro
dalam menjalankan kegiatan media relations dengan rekan media secara efektiv
dan mencapai hasil yang optimal.
49
3.3.3
Analisis Data
Data – data yang telah dikumpulkan penulis akan dianalisa dan ditelaah
secara lebih mendalam dengan metode deskriptif kualitatif. Dengan demikian
penulis dapat menganalisa dan memeriksa kegiatan oprasional dari Rumah Sakit
Premier Bintaro yang telah berjalan. Peran penulis disini yaitu dengan
memberikan rekomendasi kepada RSPB agar kegiatan oprasional nya dalam
menjalin hubungan dengan media dapat berjalan dengan baik dan saling
menguntungkan antara kedua belah pihak.
Download