Air sangat erat hubungannya bagi kehidupan manusia di bumi

advertisement
BAB I
Air sangat erat hubungannya bagi kehidupan manusia di bumi. Disamping sebagai
bagian dari tubuh manusia, air diperlukan untuk menunjang kebutuhan maupun kegiatan
kehidupan manusia sehari-hari. Kebutuhan manusia yang terus meningkat pada pasokan air,
juga memiliki risiko dalam penyebaran penyakit dimana pathogen penyebab penyakit berada
dalam air yang telah tercemar dan dapat menyebabkan penyakit infeksi bila terminum oleh
manusia atau hewan (Yang, K. et al., 2012).
Selama beberapa dekade terakhir, terjadi pertumbuhan penduduk yang pesat,
peristiwa cuaca ekstrim, bencana alam, dan perubahan iklim yang berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas sumber daya air yang pada akhirnya menjadi sumber penyebaran
penyakit (Yang, K. et al., 2012).
Data konservatif menunjukkan bahwa 5,7% dari penyebab kematian secara global
disebabkan penyakit infeksi terkait air, sanitasi, dan kebersihan seperti diare, schistosomiasis,
trachoma, ascariasis, trichuriasis, dan infeksi cacing tambang.Total dari 1.415 spesies
mikroorganisme telah dilaporkan patogen, di antaranya sekitar 348 spesies terkait air,
kemudian 115 diantaranya menyebabkan penyakit menular.
Berdasarkan rantai penularannya, penyakit infeksi terkait air dibagi menjadi 5
kategori yaitu water borne, water based, water related, water washed, dan water dispersed.
Water borne disease adalah penyakit yang ditularkan melalui air. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui air minum, dimana air yang diminum mengandung kuman penyakit atau
bahan kimia yang beracun. Water based disease adalah penyakit yang ditularkan melalui air
sebagai perantara host. Water related disease seperti malaria, adalah penyakit yang ditularkan
oleh serangga yang hidup di air atau dekat air. Water washed disease biasanya diakibatkan
oleh sanitasi dan kebersihan yang kurang. Selain itu terdapat water dispersed yang
diakibatkan oleh agen infeksi yang hidup di air dan masuk ke tubuh manusia melalui saluran
pernafasan, contohnya Legionella (
Diantara kategori penyakit infeksi terkait air, water borne disease merupakan penyakit
yang paling umum dan terbanyak di seluruh dunia. Sehingga dibutuhkan perhatian dari
berbagai pihak agar dapat mengatasi Water borne disease tersebut. Oleh sebab itu, dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai water borne disease secara lebih mendalam.
BAB II
Definisi Water Borne Diseases
Water borne diseases penyakit yang ditransmisikan bila organisme penyebab
penyakitnya (patogen) yang berada di dalam air terminum oleh orang atau hewan sehingga
menimbulkan infeksi. Water borne diseases ini dalam kenyataannya dapat disebarkan tidak
hanya lewat air, tetapi juga melewati setiap sarana yang memungkinkan bahan tinja untuk
memasuki mulut (jalur fekal-oral), misalnya lewat makanan yang terkontaminasi. Telah
banyak terjadi wabah water borne diseases di seluruh dunia. Wabah water borne diseases
didefinisikan sebagai suatu situasi di mana setidaknya dua orang mengalami penyakit yang
sama setelah terpapar air dan bukti menunjukkan berasal dari sumber air yang sama.
Etiologi
Water-borne diasease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, virus, parasit,
maupun bahan toksin. Terkontaminasi air minum merupakan penyebab sering penyakit
seperti kolera, tifus, hepatitis virus A dan disentri. Air mungkin terkontaminasi dengan unsur
anorganik seperti arsenic, radon atau fluoride. Aktivitas manusia juga dapat menyebabkan air
menjadi terkontaminasi dengan zat seperti timbal, nitrat dan pestisida. Selain potensi risiko
yang ditimbulkan oleh air minum yang berkualitas rendah, terkontaminasi air mandi dapat
menyebabkan penyakit serius dan berpotensi fatal. Ini termasuk penyakit berat seperti tifus
dan leptospirosis, serta sejumlah infeksi ringan.
Berdasarkan data yang telah diambil secara global dari seluruh dunia menunjukkan
bahwa penyebab terbesar adalah bakteri dengan presentase 49,6% , 39,3% oleh virus, dan
11,1% oleh parasit. Selain itu 6,5% dari peristiwa wabah disebabkan oleh agen yang dapat
ditularkan melalui kontak langsung, 1,1% ditularkan melalui vektor, 63,5% melalui
lingkungan, dan 28,9% oleh rute zoonosis.
Virus enteric biasanya terdapat dalam jumlah besar. Titer rotavirus jumlahnya dapat
melebihi 109 partikel per ml dan dapat mencapai 2 mg setiap gram feces. Rentang 106- 108
per ml adalah umum untuk astrovirus dan adenovirus. Virus hepatitis biasanya dilepaskan
dalam jumlah yang lebih rendah. Sebagian besar virus didekteksi melalui teknik PCR.
Pada setiap daerah, memiliki perbedaan dalam patogen penyebab. Di Africa,
dilaporkan bahwa vibrio cholera merupakan penyebab utama, sementara di eropa terdapat
giardia dan cryptosporidium yang diakibatkan oleh meminum air yang telah terkontaminasi
(misalnya di tempat rekreasi) serta berhubungan dengan food borne disease.
Penyebab
Virus
Bakteri
Protozoa
Penyakit
Rota virus
Virus Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Adenovirus
Vibrio cholerae
Diare, terutama pada anak
Hepatitis A
Poliomyelitis
Konjungtivitis
Cholera
Escherichia coli
Salmonella typi
Salmonella paratyphi
Diare/ disentri
Typhus abdominale
Paratyphus
Shigella dysenteriae
Entaamoeba histolytica
dysentri
Dysentri amoeba
Balantidia coli
Giardia Lamblia
Balantidiasis
Giardiasi
Epidemiologi
Telah banyak terjadi wabah water borne diasease. Sumber utama informasi tentang
peristiwa wabah dilaporkan oleh GIDEON, yang didasarkan pada publikasi dan laporan dari
peer-review pemerintah dan lembaga-lembaga internasional (misalnya CDC dan WHO).
Sebanyak 1.012 kejadian wabah telah dilaporkan dari tahun 1991 sampai 2008. Wabah terjadi
di seluruh dunia dan kelompok wabah dilaporkan cenderung dari Eropa barat, Afrika tengah,
utara India dan Asia Tenggara.
Sebagian besar kasus terjadi di negara berkembang dan menimpa anak – anak akibat
penyakit diare dan gizi buruk. Diperkirakan 425 juta anak di bawah usia 18 tahun masih tidak
memiliki akses ke pasokan air. Setiap tahunnya diperkirakan bahwa diare karena air yang
telah terkontaminasi dan kurangnya sanitasi dasar berkontribusi pada kematian 1,5 juta anak
berusia kurang dari lima tahun.
Faktor Resiko
Kepadatan populasi manusia adalah faktor risiko yang signifikan untuk wabah yang
disebabkan oleh semua kategori penyakit terkait air, dalam penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya menunjukkan bahwa populasi manusia adalah prediktor penting muncul penyakit
menular acara di skala global. Akumulasi suhu adalah factor signifikan yang berhubungan
dengan water borne disease. Penyebaran penyakit dalam kategori ini biasanya melibatkan
vektor (misalnya nyamuk) yang membutuhkan tingkat energi tertentu (misalnya akumulasi
temperatur) yang memungkinkan perkembangan vektor dan pathogen.
Proses Penularan Penyakit
Berdasarkan proses dan sifat transmisi, maka dibagi menjadi empat kategori yaitu
ditransmisikan secara langsung, vektor, dimediasi lingkungan, dan zoonosis.

Ditransmisikan secara langsung
Disebabkan oleh patogen ditularkan melalui kontak langsung dari orang-ke-orang, di
mana '' kontak '' antara manusia adalah prinsip utama transmisi, baik melalui
kedekatan yang intim (misalnya droplet) atau pertukaran cairan tubuh. Dalam
kelompok ini, manusia adalah satu-satunya host dan lingkungan biasanya tidak
bertindak sebagai sumber (reservoir) untuk patogen.

Ditransmisikan oleh vector
Akibat adanya patogen yang dibawa oleh vektor (misalnya nyamuk) dan ditularkan ke
manusia melalui gigitan.

Dipengaruhi lingkungan
Makanan, air dan tanah memainkan peran penting dalam siklus hidup pathogen dan
penyebarannya antara manusia baik secara langsung atau tidak langsung.

Penyebaran zoonosis
Penyebaran zoonosis adalah penyakit yang ditularkan secara alami antara vertebrata
dan manusia.
Cara Pemberantasan
Dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengontrol sanitasi dan kebersihan air agar
tidak terjadi wabah waterborne disease yang semakin meluas. Strategi tersebut yaitu
meningkatkan kualitas air untuk mencegah penyebaran waterborne disease, serta
menyediakan sumber daya air yang bersih kepada masyarakat.
WHO telah mengembangkan konsep penyediaan air yang higiene. Ini adalah
pendekatan baru untuk memastikan air minum yang hygiene melalui penilaian dan sistem
manajemen ditingkat produksi dan distribusi air minum. Komponen utama tersebut adalah
sistem penilaian, pemantauan, manajemen serta komunikasi.

Adapun syarat-syarat kesehatan air bersih adalah:
1. Persyaratan Biologis
Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung mikroorganisme yang
nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat
group, yakni parasit, bakteri, virus, dan kuman.
2. Persyaratan Fisik
Persyaratan fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya, yakni
derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau.
3. Persyaratan Kimia
Bahan kimiawi seperti nitrat, arsenik, dan berbagai macam logam berat
khususnya air raksa dan timah hitam yang dapat menjadi gangguan pada faal tubuh dan
berubah menjadi racun.

Tindakan pencegahan.
1. Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang kebersihan perorangan, terutama
pembuangan tinja, dan mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum
memasak atau menjamah makanan. Menyebarkan informasi tentang risiko
mengkonsumsi buah atau sayuan mentah atau yang tidak dimasak dan minum air yang
tidak terjamin kebersihannya.
2. Melindungi sumber air umum dari kontaminasi tinja. Saringan air dari pasir
menghilangkan hampir semua kista dan filter tanah diatomaceous menghilangkan
semua kista. Klorinasi air yang biasanya dilakukan pada pengolahan air untuk umum
tidak selalu membunuh kista; air dalam jumlah sedikit seperti di kantin atau kantong
Lyster sangat baik bila di olah dengan yodium dalam kadar tertentu
3. Memberi penyuluhan kepada orang dengan risiko tinggi untuk menghindari hubungan
seksual oral yang dapat menyebabkan penularan fekal-oral.
4. Instansi kesehatan sebaiknya membudayakan perilaku bersih dan sehat bagi orangorang yang menyiapkan dan mengolah makanan untuk umum dan menjaga kebersihan
dapur dan tempat-tempat makan umum. Pemeriksaan rutin bagi penjamah makanan
sebagai tindakan pencegahan sangat tidak praktis. Supervisi yang ketat perlu
dilakukan terhadap pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat ini.
5. Menjaga sayuran dan buah tetap kering bisa membantu upaya pencegahan; yaitu
dengan suhu diatas 50oC dan dengan iradiasi.

Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar
1. Laporan kepada instansi kesehatan setempat; pada daerah endemis tertentu; di
sebagian besar negara bagian di AS dan sebagian besar negara didunia penyakit ini
tidak wajib dilaporkan.
2. Investigasi kontak dan sumber infeksi : Terhadap anggota rumah tangga dan kontak
lain yang dicurigai
3. Pengobatan secara spesifik
BAB III
Kesimpulan
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya
gangguan kesehatan Seperti penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung
diantara masyarakat disebut penyakit waterborne disease contohnya cholera, thypus,
dysentri, diare, dan hepatitis, penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan
air sebagai pejamu (host) perantara. Untuk itu diperlukan tindakan pencegahan dan
pemberantasan waterborne disease agar tidak terjadi wabah yang lebih luas.
Daftar Pustaka
Bartram, J., & Cairncross, S. 2010. Hygiene, sanitation, and water: forgotten foundations of
health. PLoS Med, 7(11), e1000367. Available http://journals.plos.org/plosmedicine/article?
id=10.1371/journal.pmed.1000367 [Accessed October 23, 2015].
Carter, M. J. 2005. Enterically infecting viruses: pathogenicity, transmission and significance
for food and waterborne infection. Journal of Applied Microbiology, 98(6), 1354-1380.
Available at http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2672.2005.02635.x/full
[Accessed October 23, 2015].
Craun, M. F., 2006. Waterborne outbreaks reported in the United States. Journal of Water and
Health, 4(Suppl 2), 19-30.Available at http://thewatchers.us/index/file-8/2006-waterborne_outbreaks.pdf [Accessed October 23, 2015].
Yang, K. et al., 2012. Global distribution of outbreaks of water-associated infectious diseases.
PLoS Negl Trop Dis, 6(2), e1483. Available at http://journals.plos.org/plosntds/article?
id=10.1371/journal.pntd.0001483 [Accessed October 23, 2015].
WHO.,2007. Combating waterborne disease at the household level.
WHO., 2009. Outbreaks of waterborne diseases. Available at
http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0009/96885/1.1.-Outbreaks-of-waterbornediseases-EDITED_layout_V03.pdf [Accessed October 23, 2015].
Download