Uploaded by User109164

MAKALAH IBU HUTRI

advertisement
UPAYA BELA NEGARA BAGI KALANGAN MAHASISWA
NAMA
: HUTRI NERI MALAIKOSA
NIM
: 042323671
MATA KULIAH
: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI S1 PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI
UNIVERSITAS TERBUKA
CABANG KUPANG, NTT
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Upaya Bela Negara Bagi
Kalangan Mahasiswa” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada program studi S1 Perpustakaan dan Sains Informasi, Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Upaya Bela Negara Bagi Kalangan Mahasiswa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Peitoko, 26 april 2021
Penulis,
Hutri Neri Malaikosa
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4
1.1 LATAR BELAKANG
4
1.2 TUJUAN
5
1.3 MANFAAT
5
BAB II PEMBAHASAN
6
2.1 Makna Dan Hakikat Bela Negara
6
2.2 Bentuk dan Wujud Bela Negara
7
2.3 Dasar Hukum Bela Negara
13
2.4 Peran Mahasiswa Saat Ini
15
2.5 Peran Mahasiswa di Masa yang Akan Datang
16
2.6 Cara Meningkatkatkan Kesadaran Bela Negara untuk Mahasiswa
17
BAB III PENUTUP
18
3.1 KESIMPULAN
18
3.2 SARAN
19
REFERENSI
20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adaah negara kesatuan yang dimana menganut Ideologi Pancasila.
Dengan keberagaman latar belakang suku, budaya, agama, ras namun tetap ada dalam
semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ artinya berbeda- beda tapi tetap satu. Pastinya untuk
menjaga kerukunan dan persatuan bangsa agar tetap bersatu di masa sekarang ini
maupun masa yang akan datang setiap warga negara harus memiliki jiwa bela negara.
Masa depan bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda
bangsa ini. Kaum muda Indonesia baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa
ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor penting
yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan
juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.
Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan
para mahasiswa dan para pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa.
Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah
kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para pemuda dan para mahasiswa tetap
ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang
saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan Negara.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolaholah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara
adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap
ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
4
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, selain itu bertujuan untuk:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa makna dan hakikat bela negara
2. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar peran generasi muda bagi sebuah
negara
3. Mahasiswa mengetahui dasar hukum yang memuat bela negara
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesadaran bela negara
bagi generasi muda
5. Mahasiswa mengetahui bentuk dan wujud bela negara
1.3 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Memberi wawasan tentang pengertian bela negara
2. Memberi informasi tentang peran mahasiswa dalam bela negara
3. Meningkatkan pengetahuan tentang arti penting bela negara
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Dan Hakikat Bela Negara
Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik
harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan negara kesatuan
republik Indonesia. Menurut Kaelan dam Achmad Zubaidi, bela negara adalah tekad,
sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air serta kesadraan hidup berbangsa dan
bernegara.
Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UndangUndang Dasar 1945 sebagai landasan kontitusi negara. Perwujudan usaha bela negara
dalam konteks perjuangan bangsa merupakan kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi
nasional, serta nilai-nilai pacasila dan undang-undang dasar 1945.
Kesemuanya itu merupakan kewajiban setiap warga negara yang hidup di bumi
Indonesia. Sebagaimana yang dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
“setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal
27 ayat 3 UUD 1945). Pasal tersebut memiliki dua makna, yakni :
Pertama, bahwa setiap warga negara memiliki hak sekaligus kewajiban dalam
menentukan kebijakan-kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga
perwakilan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Kedua, setiap warga nagera
harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.
Menunjukan semangat dan sikap bela negara tidak hanya dilakukan melalui
peperangan yang menghasilkan kemerdekaan saja, akan tetapi dapat ditunjukan dengan
menampilkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan kerangka ideologis dan
6
konstitusional bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan indonesia. Mengisi
kemerdekaan dapat dikatakan sebagai usaha bela negara, sebab melauli usaha-usaha
positif dalam mengisi kemerdekaan dapat membuat keberlangsungan Indonesia sebagai
sebuah negara dapat tetap dipertahankan dan senantiasa mampu menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa ditengah kerasnya tantangan globalisasi yang justru mengikis rasa
kebangsaan dan kecintaan warga negara terhadap tanah airnya.
Ada lima dasar bela negara yaitu:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
2.2 Bentuk dan Wujud Bela Negara
Bela negara adalah tekat, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No.3 tahun
2002). Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara
untuk berkorban demi mempertahankan:
a) Kemerdekaan dan kedaulatan negara
b) Kesatuan dan persatuan bangsa
c) Keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional
d) Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi juga segenap warga negara
yang sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
7
dan bernegara. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha
bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan
adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama,
bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukkan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta
dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya
masing-masing.
Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya bela negara diselenggarakan
melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan
secara wajib
d. Pengabdian sesuai profesi (UU No.3 tahun 2002)
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak
dan kewajibannya. Kesadaran bela negara perlu ditumbuhkan secara terus menerus
antara lain melalui proses pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan
memberikan motivasi untuk mencintai tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga negara
memahami kelebihan atau keunggulan dan kelemahan atau kekurangan bangsa dan
negaranya. Motivasi setiap warga negara untuk ikut serta membela negara Indonesia
juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pengalaman sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, letak geografis Indonesia yang strategis, kekayaan sumber daya alam,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keadaan penduduk yang besar, dan
kemungkinan timbulnya bencana perang. Disamping itu setiap warga negara hendaknya
juga memahami kemungkinan adanya ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara
Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang masingmasing dapat berdiri sendiri atau saling pengaruh mempengaruhi.
8
Dewasa ini ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan jaminan hidup
sehari-hari, artinya ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman senjata menjadi
ancaman : kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kelaparan, penyakit yang belum
ditemukan obatnya, kelangkaan lapangan kerja, tindakan kesewenangan penguasa,
kriminalitas, SARA, disintegrasi nasional, terorisme, perdagangan narkotika / obat
terlarang, masa depan generasi muda.
Untuk itu, diperlukannya upaya pembelaan negara berupa sistem pertahanan
negara yang melibatkan berbagai komponen pertahanan negara. Sistem pertahanan
negara dalam menghadapi ancaman keamanan (militer) menempatkan Tentara
Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen
cadangan dan komponen pendukung, sedangkan menghadapi ancaman non militer
menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai kekuatan
terdepan sedang tentara dan polisi sebagai pendukung. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa membela negara tidak hanya dengan memanggul bedil menjadi
tentara atau polisi, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai jenis kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh semua warga negara.
Sesuai tuntutan reformasi untuk menuju masyarakat madani, justru kesadaran bela
negara ini
perlu ditanamkan
guna
menangkal
berbagai
potensi
ancaman,
gangguan,hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang telah
diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu
harus berarti memanggul bedil menghadapi musuh. Tetapi keterlibatan warga negara
sipil dalam bentuk bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati
arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
9
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika)
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang
dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
5. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah SWT
melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing.
Sedangkan bentuk bela negara secara fisik yaitu segala upaya untuk
mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam
upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses
Pembangunan).
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela
negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya
merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan
bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan
bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat
penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana
arus informasi dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin
canggihnya teknologi komunikasi.
Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain
dimungkinkan oleh kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikan nilai-nilai
dasar yang menjadi landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar
itu hendaknya menyatu dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa.
Seorang mahasiswa mestinya memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa
mengkritisi berbagai ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Karena itu, minat
baca yang tinggi dan kebiasaan untuk melakukan refleksi kritis terhadap berbagai
fenomena yang muncul amatlah dianjurkan dan mesti menjadi menu harian para
10
mahasiswa. Adalah sebuah ironi besar bahkan sebuah penyangkalan terhadap jati
dirinya sendiri apabila mahasiswa asing dari buku-buku yang memuat segudang ilmu
pengetahuan dan asing dari realitas masyarakat sekelilingnya.
Mahasiswa mestinya memiliki semangat untuk mencari dan memiliki ilmu
pengetahuan. Namun, akumulasi pengetahuan yang diperoleh dalam bangku kuliah itu
pada mestinya selalu diaplikasikan dalam setiap konteks persoalan masyarakat. Kiprah
seorang mahasiswa tidak hanya terbatas dalam tembok-tembok kampus atau dalam
bangku kuliah tetapi senantiasa digemakan keluar terutama dalam menjawabi setiap
persoalan yang terjadi dalam masyarakat.
Mahasiswa mestinya mampu menangkap berbagai fenomena timpang yang terjadi
di sekitarnya, untuk kemudian dikritisi dan dicari alternatif solusi atasnya. Pemanfaatan
inteligensi yang tinggi seperti yang telah mendasari perjuangan mahasiswa era prakemerdekaan, mestinya juga mendasari perjuangan mahasiswa saat ini. Karena itu,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjukkan pemanfaatan inteligensi atau berada di
luar ciri jati diri intelektualitasnya mestinya ditinggalkan. Fenomena absurditas
intelektual, keterlibatan dalam praktik kekerasan dan pelanggaran HAM, pesta pora,
gaya hidup konsumtif, seks bebas,lemahnya minat membaca dan berdiskusi, kurangnya
minat belajar, serta rendahnya minat berorganisasi yang sekarang ini menjadi ciri
kehidupan para mahasiswa umumnya, mestinya ditinggalkan jauh-jauh.
Selain pemanfaatan pengetahuan yang dimilikinya, mahasiswa juga mestinya selalu
berjuang menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan. Mahasiswa pada hakikatnya
memiliki kemampuan yang khas dan unik yang sulit ditemukan pada anggota
masyarakat kebanyakan. Kekhasan itu justru terletak pada nilai-nilai dasar yang
menjadi landasan jati diri intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat inheren dalam
identitasnya sebagai seorang mahasiswa. Dunia mahasiswa adalah dunia akademik yang
di dalamnya terkandung nilai-nilai dasar seperti kebijaksanaan, keadilan, kebenaran,
dan objektivitas. Yang diharapkan dari mahasiswa adalah upaya perealisasian nilai-nilai
dasar tersebut dalam setiap kiprahnya dalam lembaga pendidikan dan terutama di
tengah masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar itu selain melalui sikap dan teladan
11
hidup hariannya, juga mesti direalisasikan dalam setiap upaya memperjuangkan nilainilai kemanusiaan tersebut.
Perjuangan mahasiswa, dalam aksi demonstrasi misalnya, hendaknya bukan
dilandasi oleh sikap kedaerahan, atau demi keuntungan eksklusif orang atau kelompok
tertentu, melainkan demi menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan. Hanya dengan
ini mahasiswa mampu menghidupkan kembali rasa persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat. Nilai-nilai universal kemanusiaan adalah nilai-nilai yang senantiasa
didambakan oleh setiap orang. Nilai-nilai itu dapat mempersatukan dan membangun
solidaritas semua orang. Oleh karena itu, memperjuangkan nilai-nilai seperti itu akan
mendorong rasa solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Mahasiswa dipanggil
untuk mewujudkan itu di tengah masyarakat. Contohnya adalah pemanfaatan
inteligensi sebagai modal dasar. Kemerdekaan yang telah diraihbangsa Indonesia
pertama-tama sebenarnya merupakan hasil pemanfaatan inteligensi, dan bukan
kemenangan senjata.
Perjuangan merebut kemerdekaan melalui perang fisik/senjata telah terbukti tidak
membawa pembebasan bagi rakyat Indonesia. Oleh karena itu, mereka berusaha
memikirkan alternatif lain agar bisa keluar dari situasi penindasan pada masa itu.
Munculnya berbagai organisasi pemuda, termasuk kongres sumpah pemuda, yang
merupakan hasil nyata pemanfaatan inteligensi ini yang kemudian membawakan hasil
yang memuaskan. Mahasiswa adalah kaum intelektual muda. Sebagai kaum intelektual,
mahasiswa selain bergulat dengan berbagai ilmu pengetahuan, juga bergulat dalam
memperjuangkan nilai-nilai universal kemanusiaan seperti kebijaksanaan, kebenaran,
keadilan, dan objektivitas. Dalam setiap perjuangannya, mahasiswa mesti selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai diatas. Melalui kemampuan intelek yang dimilikinya,
mahasiswa mengakomodasi harapan dan idealisme masyarakat yang kemudian
terbentuk dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan gagasan itu merupakan kontribusi
paling bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam konteks bangsa.
Selain itu salah satu bentuk keikutsertaan mahasiswa dalam upaya bela negara yaitu
mampu mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
12
dari Sistem Pendidikan Nasional. Dengan Pendidikan Kewarganegaraan yang
dilaksanakan melalui pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah akan
dihasilkan warga negara yang cinta tanah air, rela berkorban bagi negara dan bangsa,
yakin akan kesaktian kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses menuju kepada kualitas manusia yang
lebih baik, yakni manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan
yang dapat menjamin tetap tegaknya identitas dan integritas bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan memupuk jiwa dan semangat patriotik,
rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada
sejarah bangsa, dan sikap menghargai jasa para pahlawan. Melalui pendidikan
kewarganegaraan, setiap warga negara mampu memahami, menganalisis, dan
menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional. Hal tersebut
sesuai dengan misi dari pendidikan kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara
yang baik.
2.3 Dasar Hukum Bela Negara
2.3.1 Dasar Hukum dan Peraturan Bela Negara
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
Nasional,
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat,
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988,
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI, dan
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.
a) Landasan Hukum Bela Negara
1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) :
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara”
2. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1),(2),(3),(4),(5) :
13
(1) “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan
dan keamanan negara”
(2) “Usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai
kekuatan pendukung”
(3) ”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”
(4) “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, melayani
masyarakat, serta menegakan hukum”
(5) “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia didalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang
3. UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) dan (2)
:
(1) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam
Penyelenggaraan Pertahanan
Negara”
(2) “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara dimaksud
ayat (1) diselenggarakan melalui :
a) Pendidikan Kewarganegaraan,
b) Pelatihan dasar Kemiliteran,
c) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
dan
d) Pengabdian sesuai dengan profesi
14
atau wajib,
4. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B : “Setiap warga
negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku”
2.4 Peran Mahasiswa Saat Ini
Masa kini disebut juga masa pembangunan, setelah peristiwa G30S/PKI
kemudian tumbangnya Orde Lama, lalu lahir Orde Baru. Dan di masa Orde Baru itulah
dalam upaya mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia melakukan pembangunanpembangunan dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, politik, sosial
budaya dan lain sebagainya, guna menata kehidupan yang lebih baik.
Kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan
keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan
spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat
meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa
mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan
mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa.
Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk
mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah
mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum
keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Peran Lembaga Kemahasiswaan cukup signifikan, baik untuk lingkup
nasional, regional maupun internal kampus itu sendiri. Ke depan, peran strategis ini
seharusnya juga dimainkan oleh lembaga-lembaga formal kampus lainnya seperti
pers mahasiswa, atau kelompok studi profesi.
Beberapa hal yang menjadi contoh dalam bela negara pada masa kini antara lain:
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah
yang beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya pengakuan dari
negara lain yang menyebutkan kekayaan daerah Indonesia sebagai hasil
kebudayaan asli mereka.
15
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar. Sehingga pada
nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas serta mampu
menyaring berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. Dengan
demikian, masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya informasi yang
menyesatkan dari budaya asing.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini sebagai
perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa. Karena dengan taat pada hukum
yang berlaku akan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi lingkungan serta
mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat.
d. Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena merampas
hak warga negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan meninggalkan
korupsi, kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam meningkatkan
kualitas kehidupan
2.5 Peran Mahasiswa di Masa yang Akan Datang
Mungkin di masa yang akan datang Anda masih bisa menikmati, tetapi
generasi terdahulu mungkin tinggal kenangan. Memang sulit untuk membayangkan
bagaimana keadaan Indonesia nanti, apakah kita menjadi bangsa yang lebih maju
serta modern, atau sebaliknya kita menjadi hancur. Cobalah Anda renungkan, betapa
berat, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi.
Di era globalisasi, zaman milenium bila kita lihat dan amati begitu cepat arus
informasi yang masuk tanpa dibatasi lagi oleh ruang dan waktu, tentu akan membawa
dampak baik yang positif ataupun negatif.
Oleh karena itulah sebagai generasi muda untuk menghadapi masa datang
hendaknya:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Belajar dengan tekun serta lebih giat lagi.
c. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari penonjolan
suku, agama atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan.
e. Menghindari perbuatan yang merugikan negara seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
16
2.6 Cara Meningkatkatkan Kesadaran Bela Negara untuk Mahasiswa
Di zaman sekarang, semakin sedikit mahasiswa yang sadar akan pentingnya bela
negara. Bela negara disini bukanlah berperang dalam arti yang sebenarnya tapi para
mahasiswa bisa berperang melawan lain, seperti berperang dalam bidang IPTEK. Para
pemuda mulai kehilangan rasa bangga atau bahkan rasa memiliki terhadap tanah air
atau negara Indonesia. Jika ini terus berlanjut, maka sudah dapat dipastikan kalau kita
akan terus terjajah di negeri sendiri. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kesadaran
generasi muda tentang bela negara. Berikut cara yang bisa dilakukan:
1)
Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap
tersebut dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis
terhadap masa depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta
menumbuhkan semangat gemar menabung.
2)
Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar
pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga
kehormatan dan martabat bangsa di hadapan dunia internasional.
3)
Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan
rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan
dalam bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung
jawab, serta berani membela kebenaran dan keadilan.
4)
Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan)
dalam berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka
terhadap perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas
kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,
mengubah pola hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi
kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara
Indonesia.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta
bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bela negara merupakan kewajiban setiap warga negara yang
hidup di bumi Indonesia. Sebagaimana yang dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar
1945 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945).
2. Bentuk dari bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara,
sesuai dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2002. Wujud dari usaha bela negara
adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi
mempertahankan kemerdekaan dan kelautan negara, kesatuan dan persatuan
bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945.
3. Dasar dan landasan hukum bela negara adalah UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) yang
berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara”
4. Peran mahasiswa dalam bela negara dari masa lampau, sekarang dan masa depan
berbeda. Di masa lampau lebih ke arah perjuangan, di masa sekarang lebih ke arah
pembangunan, sedangkan di masa depan bela negara bagi mahasiswa sebagai agen
perubahan.
5. Beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa masa kini dalam peran
sertanya di bela negara adalah:
a. Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju.
b. Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan.
18
c. Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan.
d. Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3.2 Saran
1. Kita perlu menumbuhkembangkan kembali jiwa bela negara ke generasi muda
Indonesia, khususnya kepada mahasiswa yang telah lama dikenal sebagai agent of
change dan agent of modernization.
2. Bela negara tidak melulu soal yang mempunyai profesi kemiliteran, tetapi juga bisa
ditanamkan melalui hal-hal kecil seperti cinta tanah air, dan khusunya sebagai
mahasiswa mampu terjun langsung dalam masyarakat memberi solusi terhadap
masalah yang ada yang sesuai dengan bidang studinya.
3. Mahasiswa hendaknya berpikir kritis dalam menanggapi permasalahan yang ada
dan perjuangan yang dilakukan haruslah murni untuk membela rakyat bukan untuk
kepentingan politik.
4. Gerakan mahasiswa seharusnya bisa lebih terorganisir bukan hanya terpusat di
daerah saja namun juga ke seluruh nusantara.
5. Mahasiswa seharusnya bukan hanya aktif dalam demonstrasi tapi juga harus aktif
dalam membuat inovasi -khususnya dalam bidangnya masing-masing- bagi bangsa
negara dan seluruh rakyat Indonesia.
6. Mahasiswa sebagai kaum intelektual idealis juga memegang peran sebagai kontrol
sosial bagi sesamanya. Oleh karena itu, pola pikir mahasiswa hendaknya dibimbing
agar menjadi kritis yang positif.
19
REFERENSI
-
https://www.scribd.com/doc/315062909/Makalah-Peran-Generasi-Muda-DalamWujud-Bela-Negara,26-4-2021,20:00.
20
Download