Uploaded by User107221

MAKALAH KELOMPOK 5

advertisement
i
Datar isi
HALAMAN SAMPUL
KATA PENANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
KB I. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
KB II. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
KB III. Keterampilan Mengelola Kelas
KB IV. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran haja
DAFTAR RUJUKAN
ii
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan kami yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Tabalong, 15 April 2021
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan dasar mengajar merupakan aspek penting yang harus
dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan peranya dalam pengelolaan proses
pembelajaran.
Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
disebutkan bahwa tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menegah. Dari tiga penjelasan tugas utama guru dan dosen diawal
tersebut (mendidik, mengajar, membimbing) banyak terjadi didalam kegiatan
proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi
peserta didik dalam belajar, sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung
secara
optimal.
Kompetensi
guru
merupakan
seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi
guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini yang meliputi: kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial.
Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar guru dapat melaksanakan
tugasnya sebagai guru profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik
agar dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu dalam 2
pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Dalam kegiatan proses pembelajaran guru menentukan terlebih dahulu
rencana pembelajaran yang paling efektif dengan meperhatikan latar belakang
pengetahuan peserta didik dan tujuan pembelajaran, karena setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda didalam menyerap informasi dan berbeda
dalam cara menunjukan kemampuannya dalam memahami pengetahuan. Karena
2
dalam pembelajaran guru memiliki andil yang sangat besar terhadapat
keberhasilan pembealajaran disekolah minat, bakat, kemampuan dan potensi yang
dimilki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan
guru, sehingga harus berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan
kemudahan belajar bagi peserta didik agar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan,dengan melakukan berbagai inovasi mulai dari menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini, adalah :
1. Bagaimana cara membuka dan menutup pelajaran yang baik dan benar.
2. Bagaimana
cara
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
dalam
pembelajaran.
3. Bagaimana cara Mengelola kelas.
4. Bagaimana cara mengajar kelompok kecil dan perorangan.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini,
adalah :
1. Mengetahui cara membuka dan menutup pelajaran yang baik dan benar.
2. Mengetahui
cara
membimbing
diskusi
kelompok
pembelajaran.
3. Mengetahui cara mengelola kelas.
4. Mengetahui cara mengajar kelompok kecil dan perorangan.
kecil
dalam
3
BAB II
PEMBAHASAN
KB 1. KETERAMPILAN DAN MENUTUP PELAJARAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Secara Umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran
adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan
pembelajaran. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang
berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka
pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau
menindaklanjuti topik yang telah dibahas.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka
pelajaran adalah:

Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran

Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus
dikerjakan siswa

Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari

Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran
adalah:

Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung

Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dijalani

Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru
saja dikuasai
4
B. KOMPONEN
KETERAMPILAN
MEMBUKA
DAN
MENUTUP
PELAJARAN
1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal penggal
kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

Memvariasikan gaya mengajar guru

Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian
siswa.

Penggunaan pola interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, diantaranya:

Sikap hangat dan antusias

Menimbulkan rasa ingin tahu

Mengemukakan ide yang bertentangan

Memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan
Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut.

Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan

Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
5
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika
pelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Usaha
guru untuk mengaitkan pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut
sebagai menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan.
Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru
diharapkan menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut:
a. Meninjau kembali (mereviu)
Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1) Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung selama
proses pembelajaran.
2) Membuat rangkuman
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan
penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.
b. Menilai (mengevaluasi)
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.
1) Tanya jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan, kelompok, atau klasikal.
2) Mendemonstrasikan keterampilan
3) Mengaplikasikan ide baru
4) Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
5) Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis pula
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru
dipelajari, guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa:
6
1) Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti
pekerjaan rumah (PR)
2) Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memcahkan
masalah berdasarkan konsep yang baru dipelajari
C. Peranan Media Pembelajaran
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara
efektif. Prinsip tersebut adalah bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah
bermakna, artinya relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan
karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang diingatkan, seperti
menarik perhatian, meningkatkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan,
mereviu atau menilai.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatanyang lepas-lepas dan
berdiri sendiri.
KB 2. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. RASIONAL
Untuk menguasai ketrampilan bermusyawarh atau berdiskusi diperlukan
diperlukan latihan secara sistematis karena keterampilan ini tidak dibawa sejak
lahir. Oleh karena itu, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada para
siswanya untuk berlatih menguasai keterampilan ini dengan keterlibatan langsung
dalam berbagai diskusi kelompok.
Pentingnya diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan
CBSA yang menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
7
perkataan lain, dominasi guru didalam kelasharuslah dikurangi sehingga tersedia
kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam kaitan ini adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kelompok. Melalui
diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berfikir secara lebih kritis serta mampu
mengungkapakan pikiran dan perasaannya dengan baik.
B. PENGERTIAN
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan
memecahkan masalah. Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai
diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.

Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.

Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua
anggota kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta
beromunikasi secara bebas dan langsung.

Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi
kerja sama untuk mencapainya.

Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelopok
C. KOMPONEN
KETERAMPILAN
MEMBIMBING
DISKUSI
KELOMPOK KECIL
1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.

Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi

Kemukakan masalah-masalah khusus

Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan

Rangkum hasil pembicaraan diskusi.
8
2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.

Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas

Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan
ide tersebut

Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi
tambahan atau contoh-contoh yang sesuai, sehingga kelompok dapat
memperoleh informasi secara lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik. Di dalam diskusi sering
terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian,
kita hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan
cara antara lain sebagai berikut:

Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat

Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan peserta didik.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menantang peserta
didik untuk berpikir.

Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat

Mengajukan pertanyaan yang mengunadang banyak pendapata atau
jawaban

Memberikan waktu untuk berpikir

Memberikan dukungan kepada usulan pendapat peserta didik dengan
penuh perhatian
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Mencoba memancing usulan peserta didik yang enggan berpartisipasi
dengan mengarah langsung secara bijaksana. Mungkin kita sering
menjumpai peserta didik yang sangat pasif, seakan-akan tidak mau
terlibat dalam kegiatan diskusi. Jika demikian, kita perlu melibatkan
9
mereka secara khusus. Sesekali kita berikan pertanyaan khusus untuk
berpendapat. Atau dapat juga kita lakukan dengan membuat
pertanyaan agar dijawab melalui tulisan. Jawaban dari peserta didik
yang tidak aktif tersebut kita bacakan secara khusus di depan kelas lalu
kita memberikan apresiasi. Kadang mereka tidak mau terlibat diskusi
bukan berarti tidak peduli, namun boleh jadi karena demam panggung,
demophobi, tidak terbiasa berbicara di depan publik

Mencegah terjadinya pembicaran serentak dengan memberi giliran
kepada setiap orang, terutama yang pendiam terlebih dahulu

Secara bijaksana usahakan mencegah orang yang suka memonopoli
pembicaraan

Mendorong setiap orang untuk mengomentari usulan temannya
sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan

Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan untuk melanjutkan
diskusi dengan brtitik tolak dari salah satu pendapat jika diskusi
menemui jalan buntu atau mengambil jalan tengah.
6. Menutup diskusi

Dengan bersama-sama, kita membuat rangkuman hasil diskusi

Kita perlu memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi

Kita lakukan evaluasi bersama atas proses maupun hasil diskusi yang
telah dicapai
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan
secara efektif, anda harus memperhatikan prinsip penggunaan diskusi, baik
sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip penggunaan tersebut
adalah sebagai berikut:
10
1.
Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di
jenjang kelas siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara lisan
2.
Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topic / masalah yang
memerlukan informasi / pendapat dari banyak orang untuk membahasnya
atau memecahkanya.
Keunggulan dan kelemahan
1. Keuntungan diskusi kelompok kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:

Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik

Termotivasi oleh kehadiran teman

Mengurangi sifat pemalu

Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok,

Meningkatkan pemahaman diri anak

Melatih sisa untuk berfikir kritis

Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya

Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
2. Kelemahan diskusi kelompok kecil

Waktu belajar lebih panjang

Dapat terjadi pemborosan waktu

Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif

Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
11

Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
KB 3. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. RASIONAL DAN PENGERTIAN
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan
pembelajaran. Misalnya , pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai dengan
kegiatan yang sedang berlangsung,ruangan kelas yang bersih dan terang , media
pembelajaran yang menarik dan hubungan timbal balik yang baik antara guru
dengan murid. Oleh karena itu , guru perlu menguasai ketrampilan untuk
menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
B. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL
Pada umumnya didalam proses pembelajaran terjadinya dua kegiatan yang
berbeda , tetapi terintegrasi , yaitu kegiatan pengelolaan dan kegiatan
instruksional. Kegiatan pengeloalaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan, memelihara atau, mengembalikan kondisi yang memungkinkan
terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif, seperti membuat aturan dikelas
atau tata tertib.
Kemudian Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang yang diarahkan untuk
membantu siswa mengusasai kemampuan yang diharapkan, seperti memberi
penjelasan ,mendiagnosis kesulitan belajaran dan menyusun lembar kerja.
C. KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN
Komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari ketrampilan yang
bersifat preventif dan ketrampilan yang bersifat represif. Ketrampilan yang
12
bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya gangguan ,yang
dapat ditunjukkan dengan :
1) Ketrampilan yang bersifat Preventif
2) Ketrampilan yang bersifat Represif
Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal
disamping harus menghindari sejumlah perilaku yang dianggap mudah
menimbulkan gangguan.
KB 4. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERORANGAN
Keterampilan mengajara kelompok kecil dan perorangan merupakan
keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks dan menuntut penguasaan
keterampilan dasar mengajar sebelumnya.
Ini berarti bahwa untuk dapat
menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan guru dituntut
untuk menguasai keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, serta mengelola kelas.
Untuk memudahkan guru menguasai kemampuan tersebut, maka di dalam
materi ini mencakup rasional, pengertian, variasi pengorganisasian, serta
komponen-komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
A. RASIONAL
Sebagai individu pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik dan
kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yan lainnya. Di dalam
kehidupan sekolah, keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga
berlaku bagi siswa. Ini berarti bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik dan
kebutuhan sendiri-sendiri.
Namun nyatanya dalam kondisi sekolah saat ini, guru memperlakukan
semua siswa dengan cara yang sama. Kegiatan kelompok kecil dan perorangan
13
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang
berbeda-beda. Dari pihak siswa belajar dalam kelompok kecildan perorangan
memungkinkan
mereka
meningkatkan
keterlibatannya
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Dari segi hubungan guru dengan siswa, penggunaan model kegiatan
kelompok kecil dan perorangan akan membuat hubungan lebih akrab, yang berarti
guru dapat mengenal siswanya lebih baik.
Dengan demikian, penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan
sebagai variasi dari kegiatan klasikal akan dapat mengurangi kelemahan kegiatan
klasikal, disamping memantapkan dampak positif yang ditimbulkannya yaitu
kebiasaan melakukan interaksi sosial pada kalangan yang lebih luas.
B. PENGERTIAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks klasikal.
Dalam konteks ini, siswa tidak terus-menerus belajar dalam kelompok kecil atau
perorangan. Dengan demikian, para siswa akan mengalami kegiatan belajra secara
klasikal, kolompok kecil, dan perorangan sesuai dengan hakikat topik yang
sedang dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai. Pengajaran kelompok kecil
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Terjadi hubungan atau interaksi yang akrab dan sehat antara guru dan
siswa serta siswa dengan siswa.
2)
Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kempuan, dan minatnya
sendiri.
3)
Siswa mendapat bantuan dari guru dengan kebutuhannya.
4)
Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh,
materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin
dicapai.
14
C. Variasi Pengorganisasian
Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping
menuntut perubahan peran guru, juga menuntut adanya perubahan dalam
pengelolaan. Pengaturan kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan
perorangan dapat dibuat dengan berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat
topik yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta
ketersediaan waktu dan fasilitas.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok
kecil atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar.
Yang penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa
pengaruh kepbkebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan waktu dan fasilitas.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan kegiatan kelompok
kecil atau perorangan dan diakhiri dengan kegiatan klasikal atau kelompok besar.
Yang penting guru harus mengingat bahwa variasi yang dibuat akan membawa
pengaruh kepada pengelolaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
D. Komponen Keterampilan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4
komponen pokok yang sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu komponen yang berkaitan dengan penanganan orang dan tugas. Keempat
kelompok komponen keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Perlu diketahui bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang
sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Suasana yang
demikian itu, dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :

Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa.

Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa.

Memberikan respons positif terhadap buah pikiran yang dikemukakan
siswa.
15

Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh
ucapan yang tulus.

Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa.

Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.

Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman.
2) Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran
Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran.
Agar dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik, guru harus menguasai
keterampilan berikut :

Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas atau masalah yang
akan dipecahkan.

Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan ruangan
kerja, peralatan, cara kerja, aturan yang perlu dilakukan, serta alokasi
waktu untuk kegiatan tersebut.

Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan
lain-lain.

Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar yang
dicapai.

Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.

Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan
hasil yang dicapai siswa.
3) Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat
membantu para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami
frustasi.
Agar dapat melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai keterampilan,
antara lain sebagai berikut :
16

Memberikan penguatan yang sesuai.

Mengembangkan supervisi proses awal.

Mengadakan supervisi proses lanjut.

Melakukan supervisi pemanduan.
4) Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru adalah
membantu siswa baik secara kelompok maupun perorangan agar dapat melakukan
kegiatan dengan baik. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran terdiri dari 4 subkomponen yang terdiri dari :

Membantu siswa menerapkan tujuan pembelajaran.

Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa.

Berperan dan bertindak sebagai penasihat bagi siswa apabila diperlukan.

Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri.
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum bisa bagi
banyak guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan secara
efektif maka perlu memperhatikan hal-hal berikut :

Guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan.

Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum
sebaiknya diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.

Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus
melakukan pengorganisasian siswa, sumber, materi, rungan, serta waktu
yang diperlukan.
17

Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan
kulminasi yang dapat berupa rangkuman, laporan pemantapan, yang
memberi kesempatan siswa saling belajar.

Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efekti, guru perlu
mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur
dengan tepat.

Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang
siap dipakai seperti modul
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan
dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran
hanya terjadi pada awal dan akhir pelajaran.
Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
merupakan
keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan
keterlibatansiswa dalam pembelajaran. Syarat-syarat diskusi kelompok kecil
antara lain : jumlah anggota kelompok 3 – 9 orang, terjadinya tatap muka
informal, ada tujuan yang ingin dicapai dan berlangsung secara sistematis.
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang
memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk
menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika
terpenuhi syarat-syarat berikut :
1. Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru – siswa dan antar
siswa.
2. Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara dan minat sendiri.
3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar.
5. Guru dapat memainkan berbagai peran.
19
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil makalah, maka kami menyampaikan saran sebagai
berikut :
1. Keterampilan mengajar yang sudah dimiliki oleh guru saat ini meskipun
sudah dalam kategori baik masih perlu untuk lebih ditingkatkan agar dapat
lebih digunakan secara optimal demi tercapainya proses pembelajaran
yang berkualitas.
2. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan maksimal, saat proses
kegiatan pembelajaran
guru hendaknya selalu membuat
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada saat kegiatan tatap muka sehingga
guru mempunyai pedoman pembelajaran.
20
DAFTAR RUJUKAN
Abimanyu, S. (1984). Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Jakarta :
P2LPTK Ditjen Dikti.
Boechtal, N.M (1973). Individualizing Instruction
Sanity.Chicago: Follett Publishing Company.
and
Keeping
your
Bolla, J.I. (1982). Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta: Tim Pengembangan
PPL P3G.
Gale, J.A. (1974). Group Work in Schools. Sydney: McGraw Hill.
Jones, S.E, Bamlund, D.C. & Haiman, F.S. (1980). The Dynamics of Discussion
Communication in Small Groups. New York: Harper & Row Publishers.
Turney, C, dkk., (1973) Sydney Micro Skills. Handbook Series 4 dan 5. Sydney:
Sydney University.
Wardani, I.G.A.K. (1984a). Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil. Jakarta:
P2LPTK, Ditjen Dikti.
Wardani, I.G.A.K. (1984b). Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil dan
Perorangan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti.
Weber, W.A (1977). Classroom Management. Dalam J.M Cooper (Editor).
Classroom Teaching Skills: A handbook, 284 – 349. Lexington: D.C.Heath
and Company.
Wragg. E.C & Dooley, P.A (1984). Class management during teaching practice.
Dalam E.C. Wragg (ed). Classroom Teaching Skills, 21 – 46. New York:
Nichols Publishing Company.
Download