Uploaded by User104332

Rangkuman Materi

advertisement
BAB I
KENDALI MOTOR DC
o
Kendali pada motor DC dibagi 3, yaitu; sistem starting, pengatguran kecepatan dan
pengereman.
o
Pada saat starting terjadi arus lonjakaan yang sangat besar. Arus seperti ini tidak hanya
terjadi pada motor, tapi juga terjadi pada trafo.
o
Pada saat trafo pertama kali diberi tegangan, Ea belum muncul, sehingga arus yang
mengalir akan sangat besar. Arus ini disebut dengan inrush current.\
o
Berapa lama terjadinya inrush current. Tergantung jenis trafonya dan karakteristiknya.
o
Sistem start untuk memperkecil arus starting disebut soft starting.
o
Pada motor DC, cara yang paling mudah adalah dengan memberi tahanan sebelum
motor, yang disebut dengan tahanan mula/depan.
o
Dengan adanya tahanan mula, maka tegangan yang ke motor akan lebih kecil daripada
tanpa tahanan mula.
o
Contoh di gambar saklar bergerak dari R1 sampai ke saluran yang tanpa R.
o
Cara seperti ini sudah tidak dipakai lagi. Yang dipakai sekarang adalah menggunakan
metode PWM untuk mengatur tegangan. Metode PWM akan dibahas secara khusus di
pertemuan terakhir.
o
Pada pengaturan kecepatan pada prinsipnya sama dengan sistem starting. Yang bisa
diatur adalah Vin (perhatikan rumusnya)
o
Pengereman pada motor ada dua jenis. Pengereman mekanis (seperti rem cakram di
motor/mobil) dan pengereman elektris.
o

Pengereman elektris ada 3 jenis.
Pda prakteknya pengeraman pada dilakukan tergantung pada kondisi di lapangan.
Misalnya, pada saat jalan menurun maka motor akan menggunakan pengeram
regeneratif.
Pada mobil listrik misalnya, metode pengeraman regeneratif banyak dipakai.

BAB II
KENDALI MOTOR AC
Motor induksi ada dua jenis. 1 fasa dan 3 fasa.
Untuk motor induksi 1 fasa sistem starting yang dipakai hanya metode DOL. Karena motor
induksi 1 fasa biasanya kapasitasnya kecil, < 5 Hp. Sehingga lonjakan arus startingnya masih
kecil.
Untuk motor induksi 3 fasa, kapasitas dibagi 3 jenis :
*kapasitas keci : <5 Hp *kapasitas sedang : 5 - 10 Hp
*kapasitas besar : >10 Hp
Untuk kapasitas kecil dan sedang bisa dilakukan starting DOL. Untuk mengaplikasikan
starting star-delta harus memperhatikan nameplate di motornya.
Karena tidak semua motor induksi 3 fas bisa langsung memakai sistem starting star-delta.
BAB III
CYCLOCONVERTER
PAK YUN :
Prinsip kerja adalah sperti di rangkaian ini. Di sisi kiri (P converter) akan menghasilkan siklus
positif, dan sisi kanan (N converter) akan menghasilakan siklus negatif. Banyaknya siklus
diatur oleh rangkaian kontrol.
Sehingga keluarannya menajdi seperti in.
Hanya contoh saja, siklus positif ada 3 puncak, dan siklus negatif ada 3 lembah.
Adanya siklus positif dan siklus negatif, maka sudah tercipta tegangan AC, walaupun belum
sinus murni.
Besarnya frekuensi diatur dengan mengatur banyaknya puncak dan lembah.
Dengan frekuesni yang bisa diatur maka bisa diaplikasikan ke motor induksi untuk mengatur
kecepatannya.
Secara sederhana rangkaian elektronika daya cycloconverter satu phasa dapat dilihat pada
gambar 2(a). Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini dapat dibayangkan dengan cara
membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter
tyristor-N paralel yang nantinya bekerja secara bergantian. Konverter tyristor-P bekerja untuk
membentuk arus keluaran AC pada saat periode positip-nya, sedangkan konverter tyristor-N
bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran AC pada periode negatifnya.
BAB IV
PWM (Pulse Width Modulation)
PAK YUN
o
Sperti kita ketahui tegangan DC jika diliat di osiloskop akan terlihat seperti garis
lurus.
o
Dngan metode PWM garis lurus itu sperti dipotong-potong membentuk gelombang
kotak dengan t on (waktu hidup) dan t off (waktu mati) yang bisa diatur.
o
Secara prinsipal metode PWM, sebetulnya hanya saklar hidup dan mati, dalam
frekuensi yang sangat cepat.
o
Besar keluaran dari PWM, bisa dilihat di makalah ; Vout = t on/(t total) *Vin.
o
Dengan metode ini kita bisa mengatur besar tegangan DC, yang kemudian
diaplikasikan untuk mengatur kecpatan motor DC.
o
Besar tegangan keluaran tergantung dari duty cycle.
1.1. Pengertian

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi
lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk mendapatkan
tegangan rata-rata yang berbeda. Beberapa Contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian
data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban,
regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya.


Gambar. Sinyal PWM
Aplikasi PWM berbasis mikrokontroler biasanya berupa, pengendalian kecepatan
motor DC, Pengendalian Motor Servo, Pengaturan nyala terang LED.

Aplikasi penerapan penggunaan PWM dalam kehidupan:
1. PWM sebagai data keluaran suatu perangkat. PWM dapat digunakansebagai
data dari suatu perangkat, data direpresentasikan dengan lebarpulsa positif (Tp).
2. PWM sebagai data masukan kendali suatu perangkat. Selain sebagaidata
keluaran, PWM pun dapat digunakan sebagai data masukan sebagaipengendali suatu
perangkat.
Salah
satu perangkat yang
menggunakandata PWM sebagai data
masukannya adalah Motor DC Servo. Motor DCServo itu sendiri memiliki dua tipe: 1.
Kontinyu, 2. Sudut. Pada tipe 1.,PWM digunakan
untuk
menentukan
arah Motor
DC Servo, sedangkan pada tipe 2., PWM digunakan untuk menentukan posisi sudut
Motor DCServo.
3. PWM sebagai pengendali kecepatan Motor DC bersikat. Motor DC bersikat
atau Motor DC yang biasa ditemui di pasaran yang memilikikutub A dan
kutub B yang jika diberikan beda potensial diantara kedua-nya, maka Motor DC akan
berputar. Pada prinsipnya Motor DC jenis iniakan
potensial
diantara
ada
waktu
antara
saat
beda
keduanyadihilangkan dan waktu berhentinya. Prinsip inilah yang
digunakan untukmengendalikan kecepatan Motor DC jenis ini dengan PWM,
semakinbesar lebar pulsa positif dari PWM maka akan semakin cepat putaranMotor
DC. Untuk mendapatkan putaran Motor DC yang halus, maka perludilakukan
penyesuaian Frekuensi (Perioda Total) PWM-nya.
4. Mengatur microkontroler
5. Mengatur lampu seperti lampu mobil rating
1.2.
Jenis
a. Analog
Pembangkitan sinyal PWM yang paling sederhana adalah dengan cara membandingkan sinyal
gigi gergaji sebagai tegangan carrier dengan tegangan referensi menggunakan rangkaian opamp comparator.
Rangkaian PWM analog
Cara kerja dari komparator analog ini adalah membandingkan gelombang tegangan
gigi gergaji dengan tegangan referensi seperti yang terlihat pada Gambar dibawah
Pembentukan sinyal PWM
saat nilai tegangan referensi lebih besar dari tegangan carrier (gigi gergaji) maka
output comparator akan bernilai high. Namun saat tegangan referensi bernilai lebih
kecil dari tegangan carrier, maka output comparator akan bernilai low. Dengan
memanfaatkan prinsip kerja dari komparator inilah, untuk mengubah duty cycle dari
sinyal output cukup dengan mengubah-ubah besar tegangan referensi. Besarnya
duty-cycle rangkaian PWM ini
b. Digital
Pada metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu
sendiri. Misalkan PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut memiliki resolusi 28= 256,
maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki 256 variasi, variasinya mulai dari 0 – 255
yang mewakili duty cycle 0 – 100% dari keluaran PWM tersebut.
1.3.
Kelebihan dan Kekurangan
o Kelebihan PWM dengan PLC
Keuntungan utama dari PWM adalah bahwa daya yang hilang dalam perangkat
switching sangat rendah. PWM juga bekerja dengan baik pada kontrol digital. PWM
juga telah digunakan dalam beberapa sistem komunikasi dimana siklus tugasnya telah
digunakan untuk menyampaikan informasi melalui saluran komunikasi. Dan
keuntungan PWM menggunakan PLC adalah proses pengaturannya lebih mudah
o Kekurangan PWM dengan PLC
Kekurangan dari PWM yang menggunakan PLC adalah,bahwa harga PLC lebih mahal.
1.4.
Konsep Dasar PWM

Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap,
namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar Pulsa PWM berbanding lurus
dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki
frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga
100%)

Dari persamaan diatas diketahui bahwa perubahan duty cycle akan merubah tegangan
keluaran atau tegangan rata-rata seperti gambar dibawah ini
Gambar. Vrata-rata Sinyal PWM

Pulse Width Modulation (PWM) merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan
signal analog dari sebuah piranti digital. Sebenarnya Sinyal PWM dapat dibangkitkan
dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rankaian
op-amp atau dengan menggunakan metode digital.

Dengan metode analog setiap
perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan
menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari
PWM itu sendiri. Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM
tersebut. Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki
variasi perubahan nilai sebanyak 28 = 256 variasi mulai dari 0 – 255 perubahan nilai
yang mewakili duty cycle 0 – 100% dari keluaran PWM tersebut
Gambar. Duty Cycle dan Resolusi PWM
1.5.
Perhitungan duty cycle PWM

Dengan cara
mengatur lebar pulsa “on” dan “off” dalam satu perioda
gelombang melalui pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM
akan didapat duty cycle yang diinginkan. Duty cycle dari PWM dapat
dinyatakan sebagai
Duty Cycle = t on/(ton+toff) x 100%

Duty
cycle
100% berarti
sinyal
tegangan
pengatur motor dilewatkan
seluruhnya. Jika tegangan catu 100V, maka motor akan mendapat tegangan
100V. pada duty cycle 50%, tegangan pada motor hanya akan diberikan 50% dari
total tegangan yang ada, begitu seterusnya.

Perhitungan Pengontrolan tegangan output motor dengan metode PWM cukup
sederhana.

Dengan menghitung duty cycle yang diberikan, akan didapat tegangan output
yang dihasilkan. Sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan pada gambar.

Average voltage merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh
sinyal PWM. a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal
“on”. b adalah
nilai duty cycle saat kondisi sinyal “off”. V full adalah tegangan maximum pada
motor. Dengan menggunakan rumus diatas, maka akan didapatkan tegangan
output sesuai dengan sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.
Download