Uploaded by User104014

RESUME SEMINAR PROPOSAL

advertisement
RESUME SEMINAR PROPOSAL
MUHAMMAD ALIF
TEMA : AKUNTANSI KEUANGAN DAN PELAPORAN
“Penerapan Good Corporate Governance dan Dimoderasikan Dengan Arus Kas Terhadap
Financial Distress”
Latar Belakang
Kondisi keuangan yang sehat dapat diwujudkan melalui pengelolaan sumber daya perusahaan
yang baik. Jika pengelolaan sumber daya dilakukan dengan buruk maka akan mengakibatkan
terjadinya kesulitan keuangan atau financial distress.
Fenomena kesulitan keuangan akhir2 ini terjadi pada kasus Jiwasraya. Diduga manajemen
investasi yang buruk mengakibatkan perusaahaan mengalami kerugian 15,3 T. Jiwasraya juga
membukukan ekuitas negative pada 2018
Terdapat beberapa gap research, misalnya pada variabel ukuran dewan direksi, penelitian
manzaneque et al (2016) hasil penelitiannya signifikan, sementara pada penelitian cinantya (2015)
hasil penelitiannya adalah tidak signifikan. Kemudina pada variabel komisaris independent, pada
penelitian emrinaldi (2007) hasil penelitiannya signifikan, sementara pada penelitian fathonah
(2017) hasil penelitiannya tidak sgnfikan. Kemudian pada variabel komite audit, penelitian
setiyani (2016) hasil penelitiannya signifikan, sementara oada penelitian emrinaldi (2007) tidak
signifikan. Pada variabel arus kas, penelitian Julius (2017) mhasil penelitiannya signifikan,
semntara pada penelitian gunawan (2017) hasil penelitiannya tidak signifikan.
Rumusan Masalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah semakin besar ukuran dewan direksi dapat mengurangi financial distress?
Apakah semakin banyak komisaris independent dapat mengurangi financial distress?
Apakah komite audit mengurangi financial distress?
Apakah semakin banyak arus kas perusahaan dapat mengurangi financial distress?
Apakah ukuran dewan direksi, komisaris independent, dan komite audit dapat memperkuat
arus kas perusahaan untuk mengurangi financial distress?
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya hubugan antara pemilik modal
(principal) dan pengelola perusahaan (agen). Pemilik modal menyediakan sumber daya
untuk dikelola oleh manajemen agar mebghasilkan nilai tambah. Namun dalam praktiknya,
manajemen seringkali memiliki kepentingan yang tidak sejalan dengan kepentingan modal.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) yang berpendapat bahwa informasi yang diungkapkan
dalam laporan tahunan dapat dijadikan sinyal oleh pemegang saham untuk menilai tingkat
Kesehatan keuangan perusahan.
3. Financial Distress (Y) yaitu kondisi dimana perusahaan megalami kesulitan keuangan
sebelum akhirnya bangkrut. Kesulitan keuangan ditunjuk dengan ketidakmampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek atau jangka Panjang.
4. Pengukuran Financial Distress dilakukan dengan Attman Z-Score, Attman Zeta, Ohlson
O-Score, Zmijewski, CAMEL, Springate, CA-Score, ataupun Grover.
5. Ukuran Dewan Direksi, Perusahaan dengan tingkat financial distress tinggi cendrung
memiliki dewan direksi yang lebih sedikit dibandingkan perusahaan dengan tingkat
financial distress rendah. Pengukuran ukuran dewan direksi dihitung dengan jumlah
anggota dewan direksi
6. Komisaris Independen, Komposisi dewan komisaris pada perusahaan non keuangan,
dewan komisaris paling sedikit diisi oleh 2 orang anggota dengan 1 diantaranya merupakan
pihak independent. Namun khusus perusahaan keuangan, komposisi wajib diisi minimal 3
orang anggota, paling sedikit separuhnya merupakan komisaris independent. Pengukuran
komisaris independent dilakukan dengan jumlah komisaris independent dibagi jumlah
anggota dewan komisaris.
7. Komite Audit membantu fungsi dewan komisaris dalam hal pengawasan internal
8. Arus kas, informasi mengenai arus kas perusahaan bertujuan untuk memberikan proyeksi
kepada investor dan kreditor untuk mengetahui jumlah arus kas yang dibagikan dalam
dividen. Pengukuran arus kas adalah arus kas operasional dibagi total asset.
9. Moderasi Ukuran Direksi, Komisaris Independen dan Komite Audit dengan Arus Kas.
Semakin besar ukuran dewan direksi dan semakin banyak komisaris independent dapat
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
Metode penelitian pengukuran financial distress diuji dengam midel uji Attman modifikasi 1995
-
Variabel control leverage, leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajibannya kepada kreditur, leverage diukur menggunakan rasio liabilitas
terhadap asset (DAR)
Summary :
-
Menggunakan Teknik analisis Logit
Dianjurkan untuk memasukkan Odd Ratio
Dalam penulisan tujuan penelitian, lebih baik diganti menjadi untuk ‘Membuktikan bahwa
ukuran dewan direksi dapat mengurangi financial distress’
Komisaris independen adalah pihak yang dapat bersikap objektif.
Dewan komisaris minimal diisi 3 orang anggota, dari 3 anggota tsb paling sedikit
separuhnya (50%) merupakan komisaris independent.
Arus kas perusahaan bertukuan untuk memberikan proyeksi kepada investor dan kreditur
untuk mengetahui jumlah arus kas yang akan dibagikan dalam bentuk dividen (bagi
investor) dan bunga pinjaman sebagai distribusi likuidasi
-
Leverage digunakan sebagai variable control, walaupun tidak dapat mengisi Gap karena
variable control bukan focus utama
Judul tidak berubah
Revisi diperintahkan untuk mempercantik
RESUME SEMINAR PROPOSAL
GRACE OLIVIA
TEMA : AKUNTANSI KEUANGAN DAN PELAPORAN
“Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Transaksi Pihak
Berelasi”
Latar Belakang
Peningkatan kinerja perusahaan dilakukan dengan strategi tertentu salah satunya dengan melalui
transaksi pihak terkait. Transaksi pihak berelasi (related party transaction_RPT) adalah suatu
pengalihan . jasa, kewajiban atau sumber daya antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi,
tanpa melihat adanya harga yang dibebankan (PSAK No. 7 tahun 2014). Hubungan dengan pihak
berelasi adalah hal wajar dalam kegiatan perdaganagan perusahaan. Keberadaan transaksi pihak
berleasi dapat mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan laba rugi.
RPT dapat menjadi positif, karna memberikan efisiensi harga Ketika dapat menurunkan harga
transaksi, proses negosiasi dan pembagian risiko.
RPT dapat menjadi negative jika disalahkgunakan menjadi Tindakan oportunis, melalui aktivitas
turneling.
Para principal akan menerapkan mekanisme pemantauan untuk memitigasi transaksi pihak terkait
yang oportunis.
Mekanisme tata Kelola perusahaan yang baik akan mewujudkan pengawasn terhadap keputusan
yang dilakukan manajemen agar tidak terjadi sebuah penyimmpangan dan memaksimalkan
efisiiensi perusahaaan serta nilai pemegang saham.
Sejalan dengan tata Kelola perusahaan yang baik, akan mendorong adnaya pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan sebagai bentuk pengawasan dari pemangku kepentingan
eksternal dan mengembangkan kepercayaan.
Fenomena yang terjadi adalah pada informasi laporan keuangan dari PT Tiga Pilar Sehajtera Food
Tbk (AISA) tahun 2017 yakni terjadi manipluasi laporan keuangan dengan menggelembungkan
piutang usaha 6 perusahaan yang bekerja sama dengan AISA. Terdapat dugaan aliran dana kepada
beberapa perusahaan afliasi yang memiliki hubungan dengan pihak manajemen yang lama.
Terdapat research gap, pertama pada variabel komisaris independen, penelitian ardhana (2019)
menghasilkan hasil yang signifikan, sementara penelitian pratomo (2018) menghasilkan hasil yang
tidak signifikan. Pada variabel komite audit, penelitian cahyo Kurniawan (2018) menghasilkan
hasil yang signifikan, sementara penelitian dwi ernawati (2019) menghasilkan hasil yang tidak
signifikan. Pada variabel Kepemilikan terkonsentrasi, penelitian dwi ernawati (2019)
menghasilkan hasil yang signifikan, sementara penelitian apriani (2015) menghasilkan hasil yang
tidak signifikan. Terakhir pada variabel kepemilikan institusional, penelitian Jessyka Tridewi
Purba et al (2020) menghasilkan hasil yang signifikan, sementara pada penelitian pratomo (2018)
menghasilkan hasil yang tidak signifikan.
Rumusan Masalah :
-
Bagaimana pengaruh Good Corporate governance Terhadap Kepatuhan Pengungkapan
Transaksi Pihak Berelasi
Tujuan :
-
Menganalisis pengaruh good corporate governance terhadap kepatuhan pengungkapan
transaksi pihak berelasi
Landasan Teori
1. Teori Agensi, tedapat dua masalah agensi. Masalah agensi tipe I adalah antara manajer
dengan pemegang saham. Masalah agensi tipe II adalah antara pemegang saham
pengendali dengan pemegang saham non pengendali
2. Teori stakeholder, yaitu teori yang menjelaskan mengenai bentuk tanggung jawab
perusahaan ke berbagai pemangku kepentingan.
3. Pengungkapan transaksi pihak berelasi, perusahaan wajib mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap sebagaimana tujuan dari laporan keuangan yang tercantum
dalam PSAK 1.
4. Komisaris Independen, dewan komisaris terdiri dari pihak yang tidak berhubungan
deengan perusahaan yang disebut komisaris independen
5. Komite Audit, pendukung dari komisaris independent bahwa laporan keuangan yang
disajikan manajemen sudah wajar dan sesuai dengan standar
6. Kepemilikan Terkonsentrasi, dengan kepemilikan saham terkonsentrasi maka dapat
memengaruhi laporan keuangan.
7. Kepemilikan institusional,
8. Variabel Kontrol :
a. Ukuran Perusahaan
b. Leverage
Hipotesis :
H1 : Komisaris Independen berpengariuh signifikan positif terhadap pengungkapan transaksi
pihak berelasi
H2 : Komite Audit berpengarih signifikan positif terhadap pengungkapan transaksi pihak berelasi
H3 : Kepemilikan Konsentrasi berpengaruh signifikan negatih terhadap pengnugkapan transaksi
pihak berelasi
H4 : Kepemilikan Institusional berpengruh signifikan positif terhadap penungapan transaksi pihak
berelasi
Pengukuran Pengungkapan RPT diukur dengan Nilai Pengungkapan dibagi Total Pengungkapan
dikali 100%
Komisaris independent diukur dengan membagi jumlah komisaris independent dengan total dewan
komisaris
Komite audit diukur dengan melihat jumlah anggota komite audit
Kepemilikan terkonsentrasi diukur dengan membagi total kepemilikan saham dengan jumlah
saham yang beredar.
Kepemilikan institusional diukur dengan mmembagi kepemilikan saham institusional dibagi total
saham yang beredar
Ukuran perusahaan diukur dengan melihat total asset perushaan
Leverage diukur dengan membagi total liabilitas dibagi total ekuitas.
Download