audit kecurangan (fraud) - Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak

advertisement
AUDIT KECURANGAN (FRAUD)
Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., C.A.
FRAUD (KECURANGAN)
• Permasalahan yang mengganggu pencapaian tujuan
organisasi, dan oleh karenanya menjadi wilayah kerja
internal auditor antara lain adalah:
– Proses bisnis yang tidak efisien.
– Pelanggaran terhadap prosedur.
– Ketidakpatuhan terhadap kebijakan manajemen.
– Ketidakpatuhan
pada
undang-undang
dan
peraturan.
– Keterbatasan kompetensi.
– Kecurangan (fraud)
FRAUD (KECURANGAN)
• Fraud adalah tindakan ilegal untuk memenuhi
kepentingan pribadi atau kelompok, baik dalam
bentuk penyalahgunaan wewenang, penyembunyian
kebenaran (deceit), pemalsuan dokumen, maupun
dalam bentuk pelanggaran kepercayaan.
• Untuk perencanaan audit fraud, pertanyaanpertanyaan berikut ini dapat digunakan sebagai
bahan acuan:
– Risiko kecurangan seperti apa yang perlu
dimonitor oleh internal auditor secara periodik?
FRAUD (KECURANGAN)
– Bagaimana cara melaksanakan audit secara rutin
terhadap risiko kecurangan yang kritikal?
– Bagaimana prosedur audit yang tepat untuk
mengatasi pelanggaran sistem pengendalian
internal oleh manajemen (management override)?
– Adakah peristiwa penting yang mendorong
perubahan prosedur audit atas management
override?
– Kompetensi apa yang diperlukan oleh internal
auditor untuk melakukan audit atas kecurangan?
FRAUD (KECURANGAN)
– Kapan diperlukan bantuan tenaga ahli untuk
membantu pelaksanaan audit fraud yang
dipandang komplek?
– Bagaimana prosedur audit yang tepat untuk
mencegah, mendeteksi, dan menginvestigasi
fraud?
– Bagaimana cara yang tepat untuk memperkuat
independensi internal auditor?
FRAUD TRIANGLE
Kebutuhan (tekanan)
Fraud atau
kecurangan berawal
dari tiga hal, yaitu:
• Kesempatan
• Kebutuhan
(tekanan)
• Rasionalisasi
(pembenaran
terhadap
tindakan ilegal)
FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN
Kecurangan dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, dengan cara-cara sebagai berikut:
• Memanipulasi, memalsukan, atau mengubah bukti
transaksi dan pembukuan.
• Dengan sengaja menyajikan secara keliru atau
menghilangkan transaksi atau informasi penting
dalam laporan keuangan.
• Dengan sengaja menerapkan standard akuntansi
secara tidak benar, baik dari sisi jumlah, klasifikasi,
cara penyajian, atau pengungkapan.
FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN
• SAS (Statements of Auditing Standard) no. 99
menyatakan
bahwa
auditor
independen
bertanggungjawab
untuk
merencanakan
dan
melaksanakan audit untuk mendapatkan jaminan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material, baik kesalahan yang tidak disengaja
maupun kesalahan yang disengaja (fraud).
• Secara khusu SAS 99, menganjurkan kepada auditor
independen untuk:
– Meningkatkan perhatian pada fraud dan juga
meningkatkan skeptisme profesional.
FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN
– Meningkatkan
intensitas
diskusi
tim
audit
(“brainstorming session”)
– Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
mengidentifikasi risiko salah saji material dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh FRAUD.
– Membuat ringkasan hasil identifikasi FRAUD dan
menentukan rencana tindak lanjut atas temuan fraud.
– Mewajibkan pelaksanaan prosedur audit untuk
mengidentifikasi potensi pelanggaran manajemen
(management override) atas SPI.
FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN
– Melakukan evaluasi hasil audit.
– Mengkomunikasikan
fraud
kepada
manajemen, komite audit, dan pihak lain yang
relevan.
10
OCCUPATIONAL FRAUD
• Occupational fraud adalah kecurangan melalui
penyalahgunaan jabatan.
• The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
mendefinisikan occupational fraud sebagai berikut:
Occupational fraud adalah penggunaan jabatan
untuk memperkaya diri sendiri melalui
penyalahgunaan secara sengaja sumberdaya
organisasi.
OCCUPATIONAL FRAUD
• Occupational fraud dapat diklasifikasi ke dalam tiga
bentuk (menurut ACFE), yaitu:
– Asset misappropriation (penyalahgunaan aset)
– Corruption, yaitu mempengaruhi transaksi bisnis
untuk memperkaya diri sendir atau orang lain.
– Fraudulent statements, yaitu penerbitan laporan
yang menyesatkan, misalnya pelaporan lebih
pendapatan/aset
atau
pelaporan
kurang
utang/beban.
PERAN INTERNAL AUDITOR
• Internal auditor adalah bagian integral dari
governance dan oleh karenanya harus
mendukung aktivitas ERM.
• Aktivitas internal auditor adalah melakukan
asesmen terhadap governance serta membuat
rekomendasi secara tepat untuk meningkatkan
proses governance, yang mencakup:
– Mendorong penerapan prinsip-prinsip etika
dan tata nilai dalam organisasi.
PERAN INTERNAL AUDITOR
– Memastikan efektifitas dan akuntabilitas
kinerja manajemen.
– Mengkomunikasikan secara efektif risiko dalam
bidang-bidang kritikal organisasi, serta SPI yang
diperlukan untuk mengatasinya.
– Meningkatkan kualitas komunikasi dalam
organisasi, baik komunikasi internal organisasi
maupun komunikasi eksternal organisasi.
SKEPTISME PROFESIONAL
• Skeptisme profesional adalah kemampuan untuk
melakukan evaluasi secara kritis atas bukti dan informasi
yang diperoleh. Kemampuan semacam ini sangat penting
untuk keperluan asesmen risiko fraud.
• Dengan kemajuan TI, modus fraud bergeser dari pola
konvensional ke dalam fraud melalui teknologi informasi.
Auditor perlu memiliki keterampilan praktis di bidang TI,
sebagai alat bantu untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensinya dalam mendeteksi fraud, misalnya melalui
CAATs (Computer Assisted Audit Techniques) – teknik
audit berbantuan komputer.
ASESMEN RISIKO KECURANGAN
Auditor perlu melaksanakan beberapa prinsip sebagai
berikut, agar asesmen risiko menjadi lebih efektif:
1. Melalukan asesmen secara sistematis dan berkelanjutan.
2. Memprediksi potensi skema dan skenario kecurangan,
termasuk faktor-faktor internal dan eksternal yang
mendorong terjadinya fraud.
3. Melakukan asesmen risiko pada tingkat perusahaan
(companywide), tingkat unit usaha yang signifikan, serta
pada tingkat akun yang signifikan.
4. Melakukan evaluasi atas kemungkinan, signifikansi, serta
sebaran kecurangan.
ASESMEN RISIKO KECURANGAN
5. Melakukan asesmen atas potensi terjadinya risiko,
dengan cara mengevaluasi aktifitas dan efektifitas
sistem pengendalian interen yang ada.
6. Melakukan asesmen terhadap tingkat keterlibatan
personalia yang relevan dengan masing-masing jenis
risiko.
7. Melakukan asesmen terhadap potensi terjadinya
pelanggaran oleh manajemen (management override).
8. Melakukan asesmen terhadap pemutakhiran sistem
pengendalian fraud pada saat terjadi peristiwa khusus,
misalnya merger, akuisisi, atau penggunaan sistem
baru.
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN
Bentuk kecurangan laporan keuangan:
1.
Pendapatan fiktif.
2.
Penyembunyian utang dan beban.
3.
Penilaian aset secara tidak tepat.
4.
Pengungkapan atas laporan keuangan secara
tidak tepat.
5.
Pisah batas transaksi (cutoff) secara tidak
tepat.
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN
Metode
untuk
mendeteksi
ketidaktepatan,
kecurangan, dan penyimpangan akuntansi antara lain:
1. Analisis vertikal dan horizontal atas laporan
keuangan (membandingkan angka-angka laporan
keuangan antar periode atau antar komponen pada
periode yang sama).
2. Analisis rasio, termasuk pengujian cut-off transaksi,
serta prosedur analitis yang lain.
3. Review atas kepatuhan terhadap ketentuan
pinjaman dan kesepakatan dengan kreditur.
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN
4. Review atas kepatuhan terhadap ketentuan
perpajakan.
5. Wawancara tertulis dengan manajemen tentang
variasi tertentu dalam praktik bisnis serta hal-hal
lain yang perlu mendapatkan penjelasan tertentu.
6. Analisis arus kas, termasuk konfirmasi bank,
pelanggan (debitur), serta pemasok (kreditur),
secara selektif.
7. Dalam industri yang diatur secara khusus, lakukan
review atas perubahan regulasi atas industri, atau
atas perusahaan.
ILUSTRASI FRAUD, DETEKSI, DAN PENCEGAHAN
Beberapa metode pencegahan:
1. Pemberlakuan praktik audit internal yang independen,
objektif, dan kuat.
2. Pemberlakuan standard etika dan integritas pegawai.
3. Pemantauan secara aktif terhadap manajemen oleh
pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam masalah
governance (komisaris).
4. Penurunan peluang dan tekanan yang bisa
menimbulkan kecurangan melalui laporan keuangan.
5. Pembatasan rasionalisasi fraud melalui training secara
rutin tentang permasalahan fraud.
INVESTIGASI FRAUD
Dalam membuat perencanaan investigasi fraud, harus
dipertimbangkan metode untuk:
1. Pengumpulan data, seperti surveilance (pemantauan
secara cermat), interview, atau pernyataan tertulis.
2. Pendokumentasian bukti, pertimbangkan aturan legal
tentang dokumentasi bukti serta penggunaan bukti
untuk keperluan bisnis.
3. Menentukan luas kecurangan.
4. Menentukan pola dan teknik kecurangan.
5. Evaluasi penyebab kecurangan.
6. Identifikasi pelaku kecurangan.
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
1. Melakukan identifikasi tentang jenis fraud,
penyebab fraud, dan pengaruh fraud terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
2. Menuliskan hasil temuan fraud secara lengkap
sistematis, dan jelas.
3. Mendukung bukti fraud dengan kebijakan,
standard, hukum, dan peraturan yang dilanggar.
4. Menutup laporan dengan kesimpulan dan
rekomendasi.
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
6. Laporan hasil audit dibuat untuk mampu memberikan
nilai dan manfaat yang besar bagi pengguna laporan.
7. Laporan hanya berisi fakta, bebas dari opini pribadi,
serta informasi lain yang bersifat spekulatif, meskipun
di dalamnya memuat hasil analisis atas fakta yang
ditemukan dalam proses audit fraud.
8. Laporan tidak memuat atau berifat tuduhan terhadap
siapapun, melainkan hanya berupa pemaparan fakta
untuk menyimpulkan adanya fraud.
9. Keputusan tentang pelaku fraud ada di tangan hakim,
dan oleh karenanya di luar lingkup kerja internal
auditor.
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
10. Segera melaporkan ke senior manajemen atau
dewan komisaris, pada saat dapat dipastikan fraud
telah terjadi selama beberapa periode tanpa
diketahui, dan membawa dampak signifikan pada
laporan keuangan beberapa periode.
11. Menerbitkan laporan tertulis atau bentuk komunikasi
formal yang lain pada tahap kesimpulan hasil
investigasi fraud. Laporan harus mencakup dasar
pelaksanaan investigasi awal, jangka waktu
investigasi, pelaksanaan observasi, kesimpulan,
penyelesaian, dan tindakan koreksi untuk
meningkatkan kualitas pengendalian.
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
Menurut IIA, “pelaporan fraud terdiri dari terdiri dari
berbagai komunikasi lisan atau tertulis, komunikasi
sementara atau komunikasi final dengan senior
manajemen dan/atau dewan komisaris tentang status dan
hasil dari investigasi fraud”.
Tanggungjawab auditor internal:
1. Menyerahkan draft pelaporan final tentang fraud
kepada divisi legal untuk direview.
2. Segera melaporkan kepada senior manajemen atau
dewan komisaris, pada saat telah dapat dipastikan
terjadi fraud atau penurunan kepercayaan yang
signifikan.
PELAPORAN HASIL AUDIT FRAUD
3. Senior manajemen dan dewan komisaris harus diberi
laporan jika berdasarkan hasil investigasi ternyata fraud
telah berlangsung lama dan berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya.
4. Laporan tertulis atau komunikasi formal yang lain harus
dikeluarkan pada tahap kesimpulan hasil investigasi.
Laporan harus mencakup dasar pelaksanaan investigasi
awal, jangka waktu investigasi, hasil observasi,
kesimpulan, penyelesaian, dan tindakan koreksi yang
telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem
pengendalian.
Terimakasih
Download