Uploaded by User92638

MANAJEMEN ASN

advertisement
THE PROVINCE OF WEST JAVA
MANAJEMEN APARATUR SIPIL
NEGARA (ASN)
A journey of a
thousand miles must
begin with a single step
Lao Tze
DESKRIPSI SINGKAT
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral
tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang
Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan
yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
mampu memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban
dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam
pengelolaan ASN dan pengelolaan ASN
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
diharapkan dapat:
1. menjelaskan kedudukan, peran, hak dan
kewajiban, kode etik dank ode perilaku ASN;
2. menjelaskan konsep sistem merit dalam
pengelolaan ASN;
3. menjelaskan mekanisme pengelolaan ASN.
MATERI POKOK
1. Kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan
kode etik ASN;
2 Konsep sistem merit dalam pengelolaan
ASN
3. Mekanisme pengelolaan ASN
EKSPLORE AKOSA PESERTA SETIAP
Pendahuluan
Brainwritting
Coba anda tulis, “satu frase atau
kata” yg berkaitan dengan
“PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)”
???
• Indonesia memiliki prasyarat untuk
menjadi negara maju.
• Negara yang kaya dengan potensi
sumber daya alam, dengan potensi
penduduk
yang
sangat
besar
(demographic bonus).
• NAMUN: MENGAPA KITA
SEPERTI BELUM
TERBANGUNKAN DARI
POTENSINYA???
TANTANGAN PEMBANGUNAN
ASN
MENUJU BIROKRASI BERKELAS DUNIA 2024
BIROKRASI BERKELAS DUNIA
2024
Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
KONDISI SAAT INI
ASN 4,1 Juta
INKOMPETENSI
MISMATCH
PANDEMI Cov19 ERA
DIGITAL
KRISIS
EKONOMI
SMART ASN
BERINTEGRITAS,
PROFESIONAL,
KOMPETEN,
BERDAYA MELAYANI,
SERTA MENGUASAI
IT DAN BAHASA
ASING
3
Peranan Manajemen ASN dalam Pembentukan ASN
yang Profesional yang memiliki Karakter sebagai
Pelayan Publik
FUNGSI
PERAN
M
A
N
A
J
E
M
E
N
• Pelaksana
• Pelayan
• Perekat &
Pemersatu
• Perencana
• Pelaksana
• Pengawas
Pembentukan
Sikap &
Perilaku Bela
Negara :
•
• Nilai Dasar
•
• Kode Etik
& Perilaku
A
S
N
PRINSIP
• Komitmen,
integritas
moral,
tanggung
jawab
pada
pelayanan
publik
• Kompetensi
• Kualifikasi
akademik
• Profesionalita
s jabatan
•
Warga
Bangsa &
Nilai Bela
Negara
Analisis
Situasi
Strategis
Kesiap
Siagaan
Bela
Negara
Internalisasi
Nilai Dasar :
• Akuntabilita
s
Kedudukan
dan
peran
PNS
dalam
NKRI :
• Nasionalism
e
1. Pelayanan
Publik
• Etika Publik
2. Manajeme
n ASN
• Komitmen
Mutu
• Anti Korupsi
3. WOG;
AKTUALISASI
Isu-isu
Pemerintahan dan
Pembangunan
Kegiatan 
Output
H
A
B
I
T
U
A
S
I
ASN
Profesiona
l yang
memiliki
karakter
sebagai
pelayan
Publik
APARATUR SIPIL NEGARA
Globalisasi
Pluralitas
o Pelayanan Publik
o Profesional
o Kompetensi
(Pengetahuan,
Perilaku, Skill)
o Etika Profesi
o Memahami bidang
tugas
o Berorientasi pada
mutu/kualitas;
o Budaya Pelayanan ASN
o Tidak Diskriminatif
o Membangun
kepercayaan publik
Desentralisasi Konflik
o Oreintasi Pada
kepentingan
Publik
o Mengutamakan
kepentingan
Publik
o Etika publik
o Nilai-nilai
publik
o Public trust
o
o
o
o
o
o
o
o
Pemersatu bangsa
Pengawal negara
Mementingkan
kepentingan negara
Loyalitas pada negara
bukan yang lainnya
Semangat Nasionalisme
Wawasan Kebangsaan
Menciptakan kondisi
aman dan damai
Keragaman/pluralisme
ARAH PEMBANGUNAN ASN (1x)
RPJM 4 (2020-2024)
04
RPJM 3 (2015-2019
ASN MERIT SYSTEM
03
WORLD CLASS
GOVERNMENT
Profil ASN (Memiliki / Kuasai :
 Nasionalisme
 Integritas
 Hospitality
 Networking
 Teknologi Informasi
 Bahasa Asing
 Entrepreneurship
02
RPJM 1 (2005-2009)
GOOD
GOVERNANCE
01
RPJM 2 (2010-2014)
REFORMASI
BIROKRASI
HAKEKAT DAN FUNGSI ASN
 Profesi bagi PNS dan PPPK yang bekerja pada instansi
pemerintah (tidak ada ASN Pusat atau ASN Daerah)
 Dikelola dengan Sistem Merit: kualifikasi-kompetensi-kinerja
 Jabatan dalam ASN:
1.
2.
3.
Fungsi &
Tugas ASN
Sebagai Pelaksana
Kebijakan
Pelayanan Publik
Perekat dan Pemersatu
Bangsa
Tujuan Negara
1.
JPT
JF
JA
 Diikat Kode Etik Profesi dan Kode Perilaku
 Diberikan jaminan pengembangan, kesejahteraan dan
Perlindungan Hukum
Mendukung
Pemerintah yang
berkuasa
Mewujudkan tujuan:
1. RPJPN
2. RPJMN
Mendorong
3. Program Prioritas
tercapainya
Pemerintah
2.
3.
4.
Melindungi segenap
bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah
darah Indonesia
Memajukan
kesejahteraan umum
Mencerdaskan
kehidupan bangsa
Melaksanakan
ketertiban dunia
yang berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
U R U S A N P E M E R I N TA H A N
BERDASARKAN UU NO. 23 THN 2014
ABSOLUT
1.
2.
3.
4.
5.
URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
KONKUREN
PERTAHANAN
KEAMANAN
AGAMA
YUSTISI
POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER & FISKAL
NASIONAL
Pusat
Pelayanan Dasar
Kesehatan, Pendidikan,
Pekerjaan Umum, dll.
Provinsi
Kab/Kota
Otonomi
Daerah
KEWENANGAN PRESIDEN
SEBAGAI KEPALA
PEMERINTAHAN
Pilihan
Wajib
Non Pelayanan
Dasar
Pariwisata,
Perdagangan,
Pertanian
dll.
Tenaga Kerja, Pangan,
Lingkungan Hidup dll.
14
K L A S I F I K A S I U R U S A N P E M E R IN T A H A N
APBN
APBD
1.
2.
3.
4.
5.
PERTAHANAN
KEAMANAN
AGAMA
YUSTISI
POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER &
FISKAL
URUSAN
PEMERINTAHAN
UMUM
KONKUREN
ABSOLUT
WAJIB
PELAYANAN
DASAR
APBN
PILIHAN
NON
PELAYANAN
DASAR
S PM
APBN
1. PEMBINAAN
WAWASAN
KEBANGSAAN;
2. PEMBINAAN
PERSATUAN
KESATUAN;
3. PEMBINAAN KERUKUNAN
ANTAR SARA
4. PKS;
5. KOORDINSASI
TUGAS
ANTARISNTANSI YG ADA DI
DAERAH;
6. PENGEMBANGAN
DEMOKRASI;
7. PELAKSANAAN
URUSAN
PEMERINTAHAN
YG
BUKAN
MRP
KEWENANGAN
DAERAH/
TDK
DILAKSANAKAN
INSTANSI VERTIKAL
URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN
Pasal 22
WAJIB
berkaitan dengan pelayanan
dasar
1. Pendidikan;
2. kesehatan;
3. Pekerjaan
umum dan 6.
Penataan
Ruang;
4. Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Permukiman
5. ketentraman
dan
ketertiban
umum serta
perlindungan
masyarakat
sosial;
PILIHAN
tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar
1. Tenaga kerja;
10. komunikasi dan
informatika;
2. Pemeberdayaan
Perempuan dan
11. koperasi, usaha
Perlindungan Anak;
kecil, dan
3. Pangan;
menengah;
4. Pertanahan;
12. penanaman modal;
5. Lingkungan Hidup; 13. kepemudaan dan
6. kependudukan dan
olah raga;
pencatatan sipil;
14. statistik;
7. pemberdayaan
15. persandian;
masyarakat dan
16. kebudayaan;
Desa;
17. Perpustakaan;
8. keluarga berencana; 18. kearsipan;
9. Perhubungan
1. kelautan dan
perikanan;
2. Pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumberdaya
mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian;
dan
8. transmigrasi.
16
P E M B A G IA N U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N
WAJIB
(PSL 12)
PELAYANAN
DASAR
1.
2.
3.
4.
Pendidikan;
Kesehatan;
PU & tt ruang;
Prmhan & kwsn
permukiman
5. Tramtibu m
&
linmas
6. sosial
S PM
(pasal 18)
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas, Akuntabilitas dan
Efisiensi dan kepentingan
strategis nasional
PILIHAN
(PSL 1 2 (3))
NON PELAYANAYAN
DASAR
Tenaga
Kerja,
Pemberdayaan
&
Perempuan
Anak,
Pelindungan
Pangan, Pertanahan, LH,
Adminduk & Capil, PMD,
pengendalian pddk &KB,
perhubungan,
Kominfo,
Koperasi, Usaha Kecil &
Menengah , Penanaman
Modal, Kepemudaan &
Olahraga,
Statistik,
Persandian, Kebudayaan,
Perpu stakaan
dan
Kearsipan
1. Kelautan &
Perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. ESDM
6. Perdagangan
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
Pemerintah berwenang (psl 16)
- Menetapkan NSPK
- Melaksanakan BinWas
1. Kedudukan, Peran,
Hak & Kewajiban, dan
Kode Perilaku & Kode
Etik ASN
18
Pengertian ASN
PNS
ASN
PPPK
PROFESI
• diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian
• diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas Negara
lainnya
• digaji berdasarkan peraturan perundangundangan.
19
ASN SEBAGAI PROFESI
BERLANDASKAN PADA PRINSIP:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral,
dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas;
dan
g. profesionalitas jabatan
http://sinyo19.blogspot.com
JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASN
JENIS
PNS
Pasal 1 butir 3
& Pasal 7
PPPK
Pasal 1 butir
4 & Pasal 7
STATUS
KEDUDUKAN
1. Berstatus pegawai
tetap dan Memiliki NIP
secara Nasional;
2. Menduduki jabatan
pemerintahan.
• Berkedudukan
sebagai unsur
aparatur negara
1. Diangkat dengan
perjanjian kerja sesuai
kebutuhan instansi dan
ketentuan UU.
2. Melaksanakan tugas
pemerintahan.
• Harus bebas dari
pengaruh/intervensi
golongan & partai
politik
• Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
FUNGSI DAN PERAN PEGAWAI ASN
Fungsi:
1. pelaksana kebijakan publik;
2. pelayan publik; dan
3. perekat dan pemersatu bangsa
Peran Pegawai ASN:
Sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme
HAK DAN KEWAJIBAN ASN
JENIS
PNS
Pasal 1 butir
3 & Pasal 7
PPPK
Pasal 1 butir
4 & Pasal 7
HAK
1. gaji, tunjangan, dan
fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan
jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan
kompetensi.
1. gaji, tunjangan, dan
fasilitas;
2. cuti;
3. perlindungan; dan
4. pengembangan
kompetensi.
KEWAJIBAN
• setia dan taat pada Pancasila,
UUD NRI 1945, NKRI, dan
pemerintah yang sah;
• menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa;
• melaksanakan kebijakan
pemerintah;
• menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• melaksanakan tugas
kedinasan;
• menunjukkan integritas dan
keteladanan;
• menyimpan rahasia jabatan
• bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah NKRI
KETENTUAN UMUM
APARATUR SIPIL NEGARA
(ASN):
profesi bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi
pemerintah
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA:
PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK)
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
MANAJEMEN ASN :
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Asas Aparatur Sipil Negara
(Pasal 2, UU 5/2014)
25
PROFESI
PNS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kepastian hukum;
profesionalitas;
proporsionalitas;
keterpaduan;
delegasi;
netralitas;
akuntabilitas;
ASN
PPPK
8. efektif dan efisien;
9. keterbukaan;
10. nondiskriminatif;
11. persatuan dan
kesatuan;
12. keadilan dan
kesetaraan; dan
13. kesejahteraan.
25
Prinsip ASN sebagai profesi
(Pasal 3, UU 5/2014)
PROFESI
PNS
ASN
PPPK
1. nilai dasar
2. kode etik dan kode perilaku;
3. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab
pada pelayanan publik;
4. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas;
5. kualifikasi akademik;
6. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas; dan
7. profesionalitas jabatan.
26
26
Nilai Dasar ASN
27
(Pasal 4, UU 5/2014)
PROFESI
PNS
ASN
PPPK
1. memegang teguh ideologi Pancasila;
2. setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah;
3. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
5. membuat keputusan berdasarkan prinsip
keahlian;
27
Cont’
28
PROFESI
PNS
ASN
PPPK
6. menciptakan lingkungan kerja yang
nondiskriminatif;
7. memelihara dan menjunjung tinggi standar
etika yang luhur;
8. mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik;
9. memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
28
PROFESI
PNS
ASN
Cont’
29
PPPK
10. memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun;
11. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai;
14. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.
29
Kode etik dan kode perilaku
30
(Pasal 5, UU 5/2014,)
Kode etik dan kode perilaku bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a.
melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat
dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan,
dan tanpa tekanan;
30
Cont’
31
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
31
Cont’
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern
negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
32
Cont’
33
4. menaati ketentuan peraturan per-UU-an;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NK RI. 33
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai
Negeri Sipil (PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik
5.
6.
7.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan publik
b) Pelayan publik; dan c) Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah
2. Konsep Sistem Merit
Dlm Pengelolaan ASN
36
PRINSIP DASAR UU ASN
2.Memberlakukan “SISTEM MERIT
” melalui:
•
•
•
•
•
•
Seleksi dan promosi secara adil dan
kompetitif
Menerapkan prinsip fairness
Penggajian, reward and punishment
berbasis kinerja
Standar integritas dan perilaku untuk
kepentingan publik
Manajemen SDM secara efektif dan
efisien
Melindungi pegawai dari intervensi
politik dan dari tindakan semena-mena.
Sistem Merit adalah
kebijakan dan
Manajemen ASN
yang berdasarkan
pada kualifikasi,
kompetensi, dan
kinerja secara adil
dan wajar dengan
tanpa membedakan
latar belakang
politik, ras, warna
kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin,
status pernikahan,
umur, ataupun
kondisi kecacatan.
Membangun Sistem Merit ASN
• Aligning Anjab & ABK thd
Renstra K/L/D, serta Audit
Kepegawaian
• Supervisi oleh JPT Madya dan
Pratama
Mengapresiasi
secara layak
• Sistem pensiun & JHT
• Sistem kompensasi
Mendapatkan talenta
terbaik
Menuju ASN
yang dinamis
• Talent Mapping,
Succession & Career
Planning
• Rotasi nasional (perekat
NKRI)
6P
Meningkatkan kinerja
berkelanjutan
• Performance dialogue
• Merit & performance based
incentives
Menyesuaikan arah
pembangunan nasional
KEBIJAKAN &
PROSES
SISTEM &
INFRASTRUKTUR
BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN
• Rekrutmen berbasis
jabatan (diversifikasi
tes) & sertifikasi TKD
• Orientasi &
engagement utk
setiap penugasan
pada jabatan baru
Mengurangi kesenjangan
kompetensi
• Training Need Analysis (TNA)
• Diklat, Coaching & Mentoring
berbasis
Sumber: Kemenpan
RB
(Y
)
9
1
(X
)
JABATAN ASN
DIISI DARI PEGAWAI ASN
Jabatan Administrator
Jabatan
Administrasi
Jabatan
Fungsional
DIISI TNI
DAN POLRI
Jabatan
Pimpinan
Tinggi
Jabatan
ASN
tertentu
memimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan
publik serta administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jabatan
Pengawas
mengendalikan
pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan oleh
pejabat pelaksana
Jafung keahlian: a) ahli utama;
b) ahli madya;
c) ahli muda; dan
d) ahli pertama.
Jabatan Pelaksana
melaksanakan kegiatan
pelayanan publik serta
administrasi
pemerintahan dan
pembangunan
Jafung keterampilan: a) penyelia;
• Jabatan pimpinan tinggi utama;
• Jabatan pimpinan tinggi madya; dan
• Jabatan pimpinan tinggi pratama
b) mahir;
c) terampil;
d) pemula
KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN
MANAGEMEN ASN
Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:
 KemPAN merumuskan kebijakan
 LAN melaksanakan diklat dan kajian
 BKN mengelola pegawai ASN
 KASN menjamin perwujudan sistem merit
PRESIDEN
KEMENPAN-RB
LAN
BKN
KASN
NON-STRUKTURAL
INDEPENDEN
KEWENANGAN PRESIDEN
44
Perubahan PP No.11 Th.2017 Tentang PENDELEGASIAN
PRESIDEN
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan
dan manajemen ASN
PP no.11 Th. 2017
menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan
pemberhentian PNS.
Presiden juga dapat
mendelegasikan
kewenangan tersebut
kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian (PPK) dan
Pejabat yang Berwenang
(PyB).Merumuskan
kebijakan
PP.17/
2020
Apabila PPK atau PyB
melakukan pelanggaran
terhadap sistem merit.
“Presiden dapat menarik
kembali
kewenangan
tersebut dalam rangka
efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan
pemerintahan,
STRUKTUR KELEMBAGAAN KASN
45
PRESIDEN
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan
dan manajemen ASN
KEMENTERIAN
LNS
KEMEN PANRB
KASN
Merumuskan kebijakan
LPNK
LAN
BKN
Melaksanakan
Kajian dan diklat
Mengelola
pegawai ASN
1. Menjaga merit system
2. Monev Seleksi JPT
3. Laporan ke Presiden
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
Unsur pemerintah dan/atau
non-pemerintah, yang terdiri:
 1 orang Ketua merangkap
anggota.
 1 orang Wakil Ketua
merangkap anggota
 5 orang anggota


Mengawasi proses
pengisian JPT;
Penerapan asas, nilai
dasar, serta kode etik dan kode
perilaku (mengawasi dan
mengevaluasi serta meminta
informasi, memeriksa dan
klarifikasi laporan pelanggaran)
Mewujudkan:
 Sistem Merit
 ASN yg profesional
 Pemerintahan yg efektif, efisien,
terbuka, & bebas KKN;
 ASN yg netral;
 Profesi ASN yg dihormati;
 ASN dinamis &
berbudaya.
Tugas: menjaga
netralitas; melakukan
pengawasan atas
pembinaan profesi; dan
melaporkan hasilnya
kepada Presiden
Fungsi: mengawasi norma dasar,
kode etik dan kode perilaku ASN,
serta penerapan Sistem Merit
TINDAK LANJUT HASIL KEPUTUSAN KASN
HASIL PENGAWASAN
KASN
TIDAK ADA
PELANGGARAN
ADA
PELANGGARAN
Keputusan KASN:
pelanggaran kode etik dan
kode perilaku Pegawai ASN
TIDAK
DITINDAK
LANJUTI PPK
dan PyB
KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk
menjatuhkan SANKSI TERHADAP PPK DAN PyB
yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan
peraturan perundang-undangan
DITINDAK
LANJUTI PPK
dan PyB
SANKSI SEBAGAIMANA
DIMAKSUD BERUPA:
a. peringatan;
b. teguran;
c. perbaikan, pencabutan,
pembatalan, penerbitan
keputusan, dan/atau
pengembalian
pembayaran;
d. hukuman disiplin untuk
PyB sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
dan
e. sanksi untuk PPK, sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
RANGKUMAN
1.
2.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan
ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga
keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan
yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian
kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk
mencapai visi dan misinya.
Pasca rekruitmen, dalam organisasi berbagai sistem
pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang
sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
3.
Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai
diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan
dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja
3. Mekanisme/Sistem
Pengelolaan ASN
50
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat
mendelegasikan
kewenangan
MENETAPKAN
pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan
tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama
kepada:
• Menteri di kementerian;
• Pimpinan lembaga di LPNK;
• sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;
• gubernur, di provinsi; dan
• bupati/walikota, di kabupaten/kota.
Pejabat yang Berwenang (PyB)
Presiden dapat mendelegasikan kewenangan PEMBINAAN Manajemen
ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris
jenderal/sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga nonstruktural,
sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Undang-undang ASN
Pasal 6 :
Pegawai ASN terdiri atas:
PNS dan PPPK
MANAJEMEN PNS
1
REKRUITMEN
BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK)
untuk JANGKA WAKTU 5 THN
2
PENGEMBANGAN
PEGAWAI
SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2
PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
PERTUKARAN PNS-SWASTA
3
PROMOSI
4
KESEJAHTERAAN
5
MANAJEMEN
KINERJA
POSITION & PERFORMANCE BASED
SALARY/ PROMOTION, SANKSI ATAS TDK
TERCAPAINYA KINERJA
6
DISIPLIN & ETIKA
RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI
7
PENSIUN
BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI)
BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG
JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA
SEMANGAT FULLY FUNDED
MANAJEMEN ASN
Manajemen PNS meliputi:
a.
penyusunan dan penetapan
kebutuhan;
b.
pengadaan;
c.
pangkat dan jabatan;
d.
pengembangan karier;
e.
pola karier;
f.
promosi;
g.
mutasi;
h.
Penilaian kinerja
i.
penggajian dan tunjangan;
j.
penghargaan;
k.
disiplin;
l.
pemberhentian;
m. pensiun dan tabungan hari
tua; dan
n.
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi:
a. penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. penilaian kinerja;
d. penggajian dan tunjangan;
e. pengembangan kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g. disiplin;
h. pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan
i. perlindungan.
PEMBERHENTIAN PNS
TIDAK DENGAN HORMAT
a. penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NRI 1945;
b. dihukum penjara/kurungan yang berkekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau yang ada
hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. MENJADI ANGGOTA DAN/ATAU PENGURUS PARTAI POLITIK;
atau
d. dihukum penjara yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
BATAS USIA PENSIUN
Batas usia pensiun PNS yaitu:
•
•
•
58 (lima puluh delapan) tahun
bagi Pejabat Administrasi;
60 (enam puluh) tahun bagi
Pejabat Pimpinan Tinggi; dan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan bagi Pejabat
Fungsional.
KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI
SE KEPALA BKN TGL 17 JANUARI 2014 PERIHAL BUP PNS
Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon I dan eselon II)
1
2
PEJABAT
PIMPINAN
TINGGI
BUP 60 tahun
Telah
PEJABAT Usia < 60 tahun diberhentikan
PIMPINAN
(TMT akhir
TINGGI
Januari 2014)
Tidak
diberhentikan dari
jabatannya
BUP 60 tahun
Telah
diberhentikan dari
jabatannya
BUP 58 tahun
Telah
diberhentikan dari
jabatannya,
Usia > 58 tahun
Diberhentikan
dgn hormat
KETENTUAN BUP PEJABAT PIMPINAN TINGGI (2)
3
PEJABAT Usia < 60
PIMPINAN
tahun
TINGGI
Telah
diberhentikan
(TMT akhir
Januari 2014)
dan SK pensiun
telah ditetapkan
SK pensiun
Ditinjau Kembali
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas
Surat pernyataan
bermaterai
kepada PPK
SK pensiun
berlaku
Usia >58 saat
berakhirnya MPP
4
PEJABAT
PIMPINAN
TINGGI
Masa Bebas
Tugas/ MPP
Usia < 58 tahun
saat berakhirnya
MPP
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas
Diberhentikan
dgn hormat
Ditugaskan
kembali & tidak
berhak
mengajukan MPP
Surat pernyataan
bermaterai
kepada PPK
Diberhentikan
dgn hormat
KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat
Pelaksana
(sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan
fungsional umum)
1
2
PEJABAT
ADMINISTRAS
I
BUP 58 tahun
Usia
PEJABAT
< 58 tahun
ADMINISTRAS
I
Telah
diberhentikan
(TMT akhir
Januari 2014)
dan SK pensiun
telah ditetapkan
SK pensiun
Ditinjau Kembali
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas
Surat pernyataan
bermaterai
kepada PPK
SK pensiun
berlaku
KETENTUAN BUP PEJABAT ADMINISTRASI (2)
Usia < 56 tahun
saat berakhirnya
MPP
3
PEJABAT
ADMINISTRAS
I
Masa Bebas
Tugas/ MPP
tidak bersedia
lagi
melaksanakan
tugas
Ditugaskan
kembali & tidak
berhak
mengajukan MPP
Surat pernyataan
bermaterai
kepada PPK
Diberhentikan
dgn hormat
KETENTUAN BUP LAINNYA
1
BUP pejabat fungsional
yang tidak ada
perpanjangannya sesuai
peraturan perundangan
saat ini
2
PNS yang diberhentikan
sementara krn ditahan
dan menjadi terdakwa
tindak pidana
3
4
PNS yang diberhentikan
dari jabatan organik
karena diangkat sebagai
Pejabat Negara atau
Kepala Desa
BUP bagi PNS yang
menduduki jabatan lain
yang ditentukan UndangUndang
(Guru, Dosen, dan Jaksa,
dll)
Akan diatur lebih
lanjut dengan
Peraturan
Perundangundangan
Usia < 58 tahun
Usia < 58 tahun
BUP 58 tahun
BUP 58 tahun
Tetap berlaku
PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT NEGARA
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi ketua, wakil ketua, dan
anggota MK; BPK; KY; KPK; Menteri dan jabatan setingkat menteri; Kepala
perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Dubes Luar Biasa
dan Berkuasa Penuh DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATANNYA
DAN TIDAK KEHILANGAN STATUS SEBAGAI PNS.
Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi
Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan anggota DPR; DPD;
gubernur dan wakil gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil
walikota WAJIB MENYATAKAN PENGUNDURAN DIRI SECARA TERTULIS
SEBAGAI PNS sejak ditetapkan sebagai calon.
MANAJEMEN PPPK
Pengadaan
 Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan,
pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan.
 Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.
 Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
 Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
 PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
Penilaian
Kinerja
Disiplin
Hak
 Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi.
 Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
 Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman
disiplin jika melanggarnya
 Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd
APBN/APBD.
 Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
 Dapat diberikan penghargaan.
 Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
Pengadaan
•
Jabatan yang dapat diisi oleh PPPK :
a. JF
yang berkaitan langsung dengan
pelayanan masyarakat;
b. JPT
utama dan madya tertentu yang
kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di
kalangan PNS dan diperlukan untuk
peningkatan kapasitas organisasi.
Dikecualikan
di bidang rahasia negara,
pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara, pengelolaan
sumber daya alam, dan bidang lain yang
ditetapkan Presiden
Perjanjian Kerja


PPPK yang diangkat wajib menandatangani
perjanjian kerja dengan PPK.
Perjanjian kerja paling kurang memuat:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tugas;
Target kinerja;
Masa perjanjian kerja;
Hak dan kewajiban;
Larangan; dan
Sanksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk
teknis pengadaan PPPK diatur dengan
Peraturan Kepala BKN.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja:
a. JPT utama yang menilai adalah
Presiden;
b. JPT madya dilakukan oleh PPK;
c. JF Keahlian dan JF Keterampilan
dilakukan oleh PyB atau pejabat
yang mendapat delegasi.
Penggajian dan tunjangan
PPPK diberikan gaji dan tunjangan
sesuai
ketentuan
peraturan
perundang undangan yang berlaku
bagi PNS
Pemberian Penghargaan
Pemberian penghargaan berupa:
a. tanda kehormatan;
b. kesempatan
prioritas
untuk
pengembangan
kompetensi;
dan/atau
c. kesempatan
menghadiri
acara
resmi dan/atau acara kenegaraan.
Disiplin
1.
2.
3.
4.
PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK;
PPK pada setiap instansi menetapkan
disiplin PPPK;
Disiplin PPPK ditetapkan berdasarkan
karakteristik pada setiap instansi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pengenaan sanksi disiplin bagi
PPPK diatur dengan Peraturan Kepala
BKN.
Pemutusan Hubungan Perjanjian
Kerja (1)
Pemutusan hubungan perjanjian kerja
dilakukan karena:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
meninggal dunia, tewas atau hilang;
atas permintaan sendiri;
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pengurangan PPPK;
tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja
yang disepakati;
tidak memenuhi target kinerja;
mencapai batas usia pensiun
Pemutusan Hubungan Perjanjian
Kerja (2)
Pemutusan hubungan perjanjian kerja
dilakukan karena:
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
mencalonkan Diri atau Dicalonkan menjadi Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota, Wakil
Bupati/Wakil Walikota;
diangkat menjadi pejabat negara atau komisioner;
melakukan pelanggaran disiplin PPPK;
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
melakukan tindak pidana/penyelewangan;
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; dan/atau
menggunakan ijazah palsu
Perlindungan
Pemerintah
wajib
memberikan
perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum
Cuti
Cuti PPPK terdiri atas:
a. Cuti tahunan;
b. Cuti sakit;
c. Cuti melahirkan; dan
d. Cuti bersama.
ORGANISASI ASN
KEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI
untuk menyalurkan aspirasinya.
TUJUAN :
a.
Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa.
FUNGSI :
a.
b.
c.
d.
Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap
dugaan pelanggaran sistem merit dan masalah hukum
dalam melaksanakan tugas;
Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik
instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan
kode perilaku profesi;
Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan
kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai
dengan peraturan perudang-undangan
SISTEM INFORMASI ASN
1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi
Pengambilan Keputusan dalam
manajemen ASN.
2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar
instansi.
3. Pembangunan dan pemutakhiran
Data secara berkala.
4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan,
mudah diakses dan memiliki sistem
keamanan terpercaya.
5. Pengelola:
BKN
dan
dapat
digunakan/diakses oleh instansi terkait
baik untuk keperluan update data
maupun
untuk
pengambilan
keputusan.
PENYELESAIAN SENGKETA
Sengketa
Pegawai ASN
Administratif
Keberatan
diajukan secara tertulis
kepada atasan pejabat yang
berwenang menghukum
dengan memuat alasan
keberatan dan tembusannya
disampaikan kepada pejabat
yang berwenang
menghukum
Banding
administratif
diajukan kepada badan
pertimbangan ASN
SISTEM PELATIHAN BAGI ASN
PELATIHAN BAGI
JABATAN
FUNGSIONAL
MANAJERIAL
•
•
•
•
NSPK oleh LAN
Target : Calon dan Eselon I
sd IV
Berjenjang (Pim I sd IV)
Penyelenggara : K/L
Pembina dan Lemdik
terakreditasi
TEKNIS
•
•
•
•
NSPK oleh K/L
Teknis/Sektor
Target : seluruh ASN
Pemerintah Pusat &
Daerah sesuai kebutuhan
jabatan
Jenis : Tunggal &
Berjenjang
Penyelenggara : K/L
teknis dan Lemdik
terakreditasi
MANAJERIAL
TEKNIS
NSPK oleh K/L Pembina JF
Target : Jabatan Fungsional
PELATIHAN BAGI
Jenis : Tunggal &
JABATAN FUNGSIONAL
Berjenjang
• Penyelenggara : K/L
Pembina dan Lemdik
PRAJABATAN
terakreditasi
PRAJABATAN • NSPK oleh LAN
• Target : CPNS
• Jenis : Tunggal
• Penyelenggara : K/L
Pembina dan Lemdik
terakreditasi
•
•
•
RANGKUMAN
1.
2.
3.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan
Manajemen PPPK
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;
pengadaan dan penilaian. kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian
kerja; dan perlindungan.
4.
5.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat
Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak
lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian
pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan
Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
6.
7.
8.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada
KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari
PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan
sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai
PNS.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa.
9.
10.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi Pemerintah
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan
dan banding administrative
82
Download