Uploaded by User90361

1A PROPOSAL PENGMAS ANAK GERAK SIAGA STUNTING profesi reguler

advertisement
PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT
KEPERAWATAN ANAK
TERINTEGRASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TEMA GESSIT
“GERAK SIAGA STUNTING”
DI DESA PENIMBUNG KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK BARAT
Oleh :
MAHASISWA PROFESI NERS XVI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun judul dari proposal ini adalah:” PROPOSAL
PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DETEKSI
DINI STUNTING DI DESA PENIMBUNG KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK
BARAT”.
Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini yaitu agar
ibu dengan balita di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari
Lombok Barat dapat mengetahui dan memahami tentang deteksi
dini stunting.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
SAP ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih.
Mataram,..............2020
Penulis
Mahasiswa Profesi Ners XVI
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................. 2
Daftar Isi ..................................................... 3
Bab I Pendahuluan .............................................. 4
1.1
Latar belakang ........................................ 4
1.2
Tujuan ................................................ 5
1.3
Manfaat ............................................... 5
Bab II Tinjauan Teori .......................................... 6
2.1 Stunting ................................................ 6
2.2 Asi Eksklusif .......................................... 12
2.3 Makanan Pendamping ASI ................................. 16
2.4 Pencegahan Stunting dan Covid 19 dengan Cuci Tangan .... 23
2.5 Kebutuhan Gizi Balita .................................. 27
2.6 Pemeriksaan Pertumbuhan ................................ 34
Bab III Satuan Acara Penyuluhan ............................... 38
Daftar Pustaka ................................................ 44
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita
1.000
akibat
Hari
tumbuh
kekurangan
Pertama
pada
anak
gizi
kronis
terutama
Kehidupan
(HPK).
Kondisi
balita
disebabkan
oleh
pada
gagal
kurangnya
asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi
berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi
oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000
HPK (Kemenkes, 2016).
Pandemi
covid-19
juga
perlu
diwaspadai
karena
dampak yang ditimbulkan pada anak cukup serius. Anak
yang
telah
terpapar
SARS
CoV-2
dapat
menimbulkan
sindrom inflamasi multisystem (MIS-C) yaitu penyakit
sistemik langka yang melibatkan demam persisten dan
peradangan ekstrem (Ahmed M, Advani S, Moreira A, et
al, 2020). Ini dapat dengan cepat menyebabkan keadaan
darurat
media
seperti
aliran
darah
yang
tidak
mencukupi ke seluruh tubuh (suatu kondisi yang dikenal
sebagai syok). Kegagalan satu atau lebih organ dapat
terjadi(Academy of Pediatric, 2020). Dan apabila hal
tersebut tidak segera ditangani maka akan menyebabkan
proses pertumbuhan anak juga terganggu sehingga bisa
menyebabkan
stunting.
masalah
Dari
pertumbuhan
hasil
salah
penelitian
satunya
(Alfadhila
yaitu
dan
Lailatul, 2019) didapatkan bahwa kebiasaan cuci tangan
yang buruk pada ibu berkontribusi terhadap kejadian
stunting
cuci
tangan
yang
kurang
baik
pada
ibu
memiliki risiko stunting pada balitanya sebesar 0,12
kali lebih tinggi.
Di Indonesia prevalensi stunting selama 10 tahun
terakhir
menunjukkan
tidak
4
adanya
perubahan
yang
signifikan dan ini menunjukkan bahwa masalah stunting
perlu ditangani segera. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2017 menunjukkan 30,8% atau sekitar 7 juta
balita menderita stunting. Sementara di NTB prevalensi
stunting tahun 2018 sebesar 41,18% atau 82.812 balita.
Beberapa faktor yang menyebabkan stunging yaitu
ibu
hamil
dengan
beberapa
masalah
seperti
KEK
(Kekurangan Energi Kronik) dan anemia. KEK menyebabkan
gizi
yang
dibutuhkan
janin
tidak
adekuat
sehingga
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin
sehingga
beresiko
bayi
terlahir
dengan
BBLR.
Salah datu faktor ibu hamil yang beresiko terkena KEK
yaitu
usia
ibu
<20
tahun
atau
kehamilan
pada
usia
remaja. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan stunting
secara dini sejak usia remaja.
Di
balita
Lombok,
masih
Nusa
Tenggara
ditemukan,
Barat
khususnya
di
stunting
pada
wilayah
Desa
Penimbung Kecamatan Gunung Sari. Stunting di wilayah
Desa Penimbung kebanyakan terjadi pada usia 30 bulan.
Dibuktikan
dari
hasil
pengkajian
mahasiswa
STIKES
Mataram Program Profesi Ners Angkatan XVI pada bulan
Agustus
2020
mengalami
lalu
stunting
didapatkan
di
Desa
data
balita
Penimbung
sebanyak
yang
37
orang. Berdasarkan data yang ditemukan jumlah remaja
saat ini yang berada di dusun belinjo berjumlah 59
orang, untuk jumlah balita yang ada di Desa Penimbung
terdapat 357 balita dan rata-rata tingkat pendidikan
masyarakat
yang
ada
di
desa
Penimbung
adalah
SD
(Sekolah Dasar). Setelah dilakukan wawancara terhadap
beberapa ibu dan remaja yang ada di Desa Penimbung
masih belum mengetahui deteksi dini stunting.
Berdasarkan permasalahan diatas maka solusi yang
dapat ditawarkan oleh mahasiswa STIKES Mataram Program
Profesi Ners Angkatan XVI yaitu mengadakan pengabdian
5
masyarakat tentang gerakan siaga stunting dan kelas
ibu balita.
1.2. Tujuan
- Tujuan umum:
Penyuluhan kesehatan tentang stunting bertujuan
untuk
meningkatkan
pemahaman
ibu
terhadap
kejadian stunting.
- Tujuan khusus:
1) Memahami
dan
dapat
melakukan
deteksi
dini
stunting.
2) Memahami tentang manfaat ASI ekslklusif dan
cara pijat oksitosin untuk mencegah stunting.
3) Memahami tentang Makanan Pendamping ASI usia 6
– 23 bulan untuk mencegah stunting.
4) Memahami
tentang
prilaku
hidup
bersih
dan
sehat dengan cuci tangan pakai sabun sesuai
dengan protocol covid-19.
5) Memahami
tentang
nutrisi
pada
balita
untuk
mencegah terjadinya stunting.
6) Memehami tentang cara penmgukuran pertumbuhan
balita untuk mendeteksi dini stunting.
1.3. Manfaat
1. Mampu menekan angka kejadian stunting
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Stunting
1. Definisi Stunting
Tubuh
pendek
pada
masa
anak-anak
(Chilhood
stunting) merupakan akibat kekurangan gizi kronis
atau
kegagalan
pertumbuhan
di
masa
lalu
dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk
gizi
kurang
berhubungan
pada
anak.
dengan
Chilhood
gangguan
stunting
perkembangan
neurokognitif dan risiko menderita penyakit tidak
menular
di
masa
depan
(Kementerian
Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis
yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu
yang
cukup
lama
akibat
pemberian
makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting
terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
nampak
pada
saat
anak
berusia
dua
tahun.
Meningkatnya angka kematian bayi dan anak terjadi
karena kekurangan gizi pada usia dini yang dapat
menyebabkan
postur
penderita
tubuh
tidak
mudah
sakit
maksimal
saat
dan
memiliki
dewasa
(MCA,
2013).
Stunting
pertumbuhan
salah
satu
merupakan
anak
yang
masalah
bentuk
terhambat,
gizi
yang
perhatian (Picauly and Toy, 2013).
dari
proses
yang
termasuk
perlu
mendapat
2. Dampak Stunting
Menurut (World Health Organization, 2018) Dampak
yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak
jangka pendek dan jangka panjang :
1. Dampak Jangka Pendek :
a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada
anak tidak optimal; dan
c. Peningkatan biaya kesehatan.
2. Dampak Jangka Panjang :
a. Postur
tubuh
yang
tidak
optimal
saat
dewasa
(lebih pendek dibandingkan pada umumnya);
b. Meningkatnya
risiko
obesitas
dan
penyakit
lainnya;
c. Menurunnya kesehatan reproduksi;
d. Kapasitas
belajar
dan
performa
yang
kurang
optimal saat masa sekolah; dan
e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak
f. optimal.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting
Menurut
(UNICEF
FRAMEWORK,
2007),
Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi stunting diantaranya
adalah
1. Faktor Individu
a.Asupan zat gizi kurang
Masalah gizi yang dapat terjadi pada balita
adalah tidak seimbangnya antara jumlah asupan
makan atau zat gizi yang diperoleh dari makanan
dengan
kebutuhan
gizi
yang
dianjurkan
pada
balita misalnya Kekurangan Energi Protein (KEP)
(Puspasari and Andriani, 2017).
8
b.Penyakit infeksi
Kejadian
klinis
infeksi
suatu
merupakan
penyakit
pada
suatu
anak
gejala
yang
akan
mempengaruhi pada penurunan nafsu makan anak.,
sehingga
asupan
Apabila
terjadi
makanan
anak
penurunan
akan
asupan
berkurang.
makan
dalam
waktu yang lama dan disertai kondisi muntah dan
diare, maka anak akan mengalami zat gizi dan
cairan. Hal ini akan berdampak pada penurunan
berat badan anak yang semula memiliki status
gizi
yang
infeksi
baik
menjadi
sebelum
status
mengalami
gizi
penyakit
kurang.
Apabila
kondisi tersebut tidak termanajemen dengan baik
maka
anak
akan
(Yustianingrum
dan
penyakit
infeksi
berakibat
pada
mengalami
Adriani,
yang
gizi
2017).
berulang
menurunnya
berat
buruk
Kejadian
tidak
badan
hanya
atau
rendahnya nilai indikator berat badan menurut
umur, tetapi juga akan berdampak pada indikator
tinggi
badan
menurut
umur
(Welasasih
dan
Wirjatmadi, 2008).
c.Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir dikategorikan menjadi BBLR
dan
normal
sedangkan
panjang
badan
lahir
dikategorikan pendek dan normal. Balita masuk
dalam kategori BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),
jika balita tersebut memiliki berat badan lahir
kurang
dari
2500
gram
sedangkan
kategori
panjang badan lahir kategori pendek jika balita
memiliki panjang badan lahir kurang dari 48 cm
(Ngaisyah, 2016).
9
2. Faktor Pengasuh/Orang Tua
a. Pengetahuan dan sikap
Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya
menerapkan
pengetahuan
sehari-hari
pada
dapat
Tingkat
akan
dalam
menimbulkan
seseorang.
seseorang
gizi
sangat
kehidupan
masalah
gizi
pengetahuan
gizi
berpengaruh
terhadap
sikap dan tindakan dalam memilih makanan yang
akan
berpengaruh
tentang
gizi
berpengaruh
yang
ibu
orang
tua
terhadap
diperoleh
yang
terhadap
Pengetahuan
terutama
tingkat
oleh
baik
gizi.
ibu
sangat
kecukupan
gizi
balita.Pengetahuan
gizi
akan
meyakinkan
ibu
untuk
memberikan tindakan yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan gizi balita, terutama yang berkaitan
dengan
kandungan
zat-zat
dalam
makanan,
menjaga
kebersihan
makanan,
waktu
pemberian
makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang
baik akan membantu ibu atau orang tua dalam
menentukan
makanan
pilihan
(Fatimah,
kualitas
Nurhidayah
dan
dan
kuantitas
Rakhmawati,
2008; Rahmatillah, 2018).
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap ibu
merupakan
dapat
faktor
yang
mempengaruhi
tidak
status
langsung
gizi
yang
balita
(Rahmatillah, 2018).
b. Ketahanan pangan
Akses
pangan
untuk
memenuhi
kebutuhan
gizi
dipengaruhi oleh pendapatan yang rendah. Upaya
peningkatan
beli
pada
merupakan
pendapatan
kelompok
kunci
maupun
tergolong
untuk
kemampuan
daya
rentan
pangan
meningkatkan
akses
terhadap pangan (Jayarni dan Sumarmi, 2018).
10
c. Pola asuh
Pola
asuh
anak
merupakan
perilaku
yang
dipraktikkan oleh pengasuh anak dalam pemberian
makan,
pemeliharaan
stimulasi,
serta
kesehatan,
dukungan
pemberian
emosional
yang
dibutuhkan anak untuk proses tumbuh kembangnya.
Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua juga
termasuk
pola
asuh
anak
(Asrar,
Hamam
dan
Dradjat, 2009).
3. Faktor Lingkungan
a. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
akan
kesehatan
meningkatkan
yang
baik
kualitas
pada
balita
pertumbuhan
dan
perkembangan balita, baik pelayanan kesehatan
ketika sehat maupun saat dalam kondisi sakit.
Pelayanan
kesehatan
pelayanan
anak
kesehatan
bagi
balita
anak
merupakan
berumur
12-59
bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali
setahun,
pemberian
vitamin
A
2
kali
setahun
(Kemenkes, 2016).
Keaktifan
pengaruhnya
balita
ke
terhadap
posyandu
sangat
besar
pemantauan
status
gizi.
Kehadiran balita ke posyandu menjadi indikator
terjangkaunya pelayanan kesehatan pada balita,
karena
balita
akan
mendapatkan
penimbangan
berat badan, pemeriksaan kesehatan jika terjadi
masalah,
pemberian
makan
penyuluhan
gizi
mendapat
serta
tambahan
imunisasi
dan
dan
program kesehatan lain seperti vitamin A dan
kapsul yodium. Balita yang mendapatkan program
11
kesehatan dasar maka diharapkan pertumbuhan dan
perkembangannya
terpantau,
balita
rawan/rentan
dan
terjadi
rentan
terkena
karena
pada
terhadap
penyakit
gizi.
masa
infeksi
Anak
yang
sehat bukan karena anak semakin gemuk tetapi
anak
yang
juga
mengalami
kenaikan
karena
pertambahan tinggi (Welasasih dan Wirjatmadi,
2008).
b. Sanitasi lingkungan
Akses
terhadap
air
bersih
dan
fasilitas
sanitasi yang buruk dapat meningkatkan kejadian
indeksi
yang
dapat
membuat
energi
untuk
pertumbuhan teralihkan kepada tubuh perlawanan
tubuh
menghadapi
oleh
tubuh
infeksi,
dan
(Kemenkes,
gizi
sulit
terhambatnya
2016).
Faktor
diserap
pertumbuhan
sanitasi
dan
kebersihan lingkungan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak, karena pada usia anak-anak rentan
terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Paparan
terus
menerus
terhadap
kotoran
binatang
dapat
menyebabkan
kronis.
Infeksi
tersebut
praktik
sanitasi
baik
tubuh.
yang
lingkungan
energi
membuat
Salah
pencernaan
satu
yaitu
yang
untuk
perlawanan
dan
infeksi
gizi
sulit
pemicu
sanitasi
12
oleh
saluran
kebersihan
tersebut
membuat
teralihkan
kepada
menghadapi
2013).
oleh
kurang
diserap
dan
Hal
pertumbuhan
yang
gangguan
dan
bakteri
disebabkan
kebersihan
rendah.
tubuh
manusia
infeksi
(MCA,
2.2 Asi Ekslusif
A. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai
enam bulan (Depkes RI, 2004)
ASI
Eksklusif
dikatakan
sebagai
pemberian
ASI
secara eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti
susu
formula,
jeruk,
madu,
air
teh,
air
putih
dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur susu, biscuit, bubur dan nasi tim (Utami,2005)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai
usia
6
bulan
tanpa
tambahan
cairan
ataupun
makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia
2
tahun.
Pemberian
ASI
eksklusif
selama
6
bulan
dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan
pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi,
ibu, keluarga, maupun Negara (WHO,2001)
Jadi dapat disimpulkan bahwa ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi serta dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun.
B. Keuntungan ASI untuk Ibu
1. Mengurangi insiden kanker payudara
Hal ini terjadi karena pada saat menyusui hormon
esterogen mengalami penurunan, sementara itu tanpa
aktivitas
menyusui,
kadar
hormon
esterogen
tetap
tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu
pemicu
kanker
payudara
karena
tidak
adanya
keseimbangan hormon esterogen dan progesterone.
2. Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi
akan diteruskan ke otak dan ke kelenjar hipofisis
13
yang
akan
oksitosin.
merangsang
Oksitosin
terbentuknya
membantu
hormone
mengkontraksikan
kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan.
3. Mengurangi anemia
Menyusui
artinya
eklusif
menunda
berkurangnya
akan
menunda
haid.
masa
subur
yang
haid
dan
persalinan
akan
Penundaan
perdarahan
pasca
mengurangi angka kejadian anemia.
4. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Menyusui
kehamilan.
menyusui
secara
eklusif
Rata-rata
jarak
adalah
24
dapat
menjarangkan
kelahiran
bulan
sedangkan
ibu
yang
yang
tidak
menyui adalah 11 bulan. Hormon yang mempertahankan
laktasi
bekerja
sehingga
dapat
menekan
menunda
hormon
untuk
kembalinya
ovulasi,
kesuburan.
ASI
yang dapat digunakan sebagai metode KB sementara
dengan syarat: bayi berusia belum berusia 6 bulan,
ibu
belum
haid
kembali
dan
ASI
diberikan
secara
eklusif.
5. Mempercepat kembali ke berat semula
Selama hamil, ibu menimbun lemak dibawah kulit.
Lemak
ini
akan
terpakai
untuk
membentuk
ASI,
sehingga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut
akan tetap tertimbun dalam tubuh.
6. Steril, aman dari pencemaran kuman.
7. Selalu
tersedia
dengan
suhu
yang
sesuai
dengan
bayi.
8. Mengandung
antibodi
pertumbuhan virus.
9. Tidak ada bahaya alergi.
14
yang
dapat
menghambat
C. Keuntungan ASI untuk bayi
1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
ASI
adalah
cairan
hidup
yang
mengandung
zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit
infeksi
bakteri,
virus,
parasit,
dan
jamur.
2. ASI sebagai nutrisi
ASI
merupakan
sumber
gizi
yang
sangat
ideal
dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi.
3. ASI meningkatkan jalinan kasih saying
Kontak
kulit
perkembangan
memberikan
formula,
dini
bayi.
kasih
tetapi
akan
Walaupun
saying
menyusui
berpengaruh
seorang
terhadap
ibu
dengan
memberikan
sendiri
akan
dapat
susu
memberikan
efek psikologis yang besar. Interaksi yang timbul
waktu menyusi antara ibu dan bayi akan menimbulkan
rasa aman bagi bayi. Perasaan aman sangat penting
untuk membangun dasar kepercayaan bayi (basic sense
of trust) yaitu dengan mulai mempercayai oranglain
(ibu), maka selanjutnya akan timbul rasa percaya
pada diri sendiri.
4. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat
badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah
periode
perinatal
kemungkinan
yang
obesitas.
baik,
Ibu-ibu
dan
mengurangi
yang diberikan
penyuluhan tentang ASI dan laktasi, turunya berat
badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak
sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Hal
ini
karena
kelompok
15
ibu-ibu
tersebut
segera
memberikan
menyusu
ASI
setelah
yang
dibuktikan
sering
(tidak
bermanfaat
dihasilkan
lebih
melahirkan.
karena
banyak
Frekuensi
dibatasi)
volume
sehingga
juga
ASI
yang
penurunan
berat
badan bayi hanya sedikit.
D. Pijat Oksitosin
Metode pijat oksitosin merupakan salah satu solusi
untuk menangani ketidaklancaran produksi ASI. Pijat
oksitosin
adalah
pemijatan
pada
sepanjang
tulang
belakang, (vertebra) sampai tulang belakang costae
kelima
–
keenam
dan
merupakan
usaha
usaha
untuk
merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah
melahirkan.
Langkah–langkah
melakukan
pijat
oksitosin sebagai berikut:
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan langkah prosedur
4. Menanyakan kesiapan
5. Kontrak waktu
b. Fase Kerja
1. Melepaskan baju ibu bagian atas, ibu miring ke
kanan
maupun
ke
kiri,
lalu
memeluk
bantal,
memasang handuk, melumuri kedua telapak tangan
dengan minyak atau baby oil.
2. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang
ibu
dengan
menggunakan
dua
kepalan
tangan,
dengan ibu jari menunjuk ke depan.
3. Menekan kuat kuat kedua sisi tulang belakang
membentuk
gerakan
gerakan
melingkar
kecil denagn kedua ibu jarinya.
16
kecil
–
4. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang
belakang kearah bawah dari leher kearah tulang
belikat,
selama
2-
3
menit.
Mengulangi
pemijatan hingga 3 kali.
5. Membersihkan punggung ibu dengan washlap air
hangat dan dingin secara bergantian.
6. Merapikan pasien dan alat
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi hasil
2. Rencana tindak lanjut
3. Dokumentasi
2.3 Makanan Pendamping ASI
A. Pengertian MP-ASI
Makanan
yang
Pendamping
mengandung
gizi
ASI
adalah
diberikan
makanan
kepada
atau
minuman
bayi/anak
untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6
bulan sampai 23 bulan. Semakin meningkat umur bayi/anak,
kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh
kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi
kebutuhan gizi.
MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan
secara
bertahap
konsistensi,tekstur,
variasi
makanan
baik
jumlah,
kekentalan
sesuai
dengan
dan
frekuensi,
variasi
kemampuan
makanan,
pencernaan
bayi/anak .
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas
penting
untuk
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada
periode ini.
17
B. Pemberian makanan anak umur 0-23 bulan yang baik dan
benar
Sesuai
dengan
perkembangan dan
bertambahnya
umur
bayi/anak,
kemampuan bayi/anak menerima makanan,
makanan bayi/anak umur 0-23 bulan :
1.
Tepat waktu
MP-ASI
ttidak
Diberikan
dapat
memenuhi
saat
ASI
kebutuhan
saja
gizi
sudah
usia
6
bulan.
2.
Adekuat
MP-ASI
dibrikan
jumlah,
dengan
frekuensi,
mempertimbangkan
konsistensi,tekstur,
kekentalan dan variasi makanan, variasi makanan
dalam MP-ASI sendiri dari :
•
Makanan pokok : Beras, biji-bijian, jagung,
gandum,
sagu,
umbi,
kentang,
singkong
dan
lain-lain.
•
Makanan sumber protein hewani : Ikan, ayam,,
daging,
hati,
udang
susu,
telur
dan
hasil
olahannya. Pemberian protein hewani dalam MPASI
itu
sumber
diperkenalkan,
yang
protein
nabati
terdapat
mulai
dalamkacang-
kacangan, (protein nabati : Kedelai, kacang
hijau, kacang polong, kacang tanah dan lainlain.
•
Lemak
di
misalnya
peroleh
dari
dari
proses
penambahan
protein hewani dalam MP-ASI.
18
pengolahan
minyak,
santan,
Maka diperhatikan :
•
Buah
dan
sahur
mengandungvitamin
A
dan
C
jeruk, mangga, tomat, bayam, wortel, dan lainlain.
3.
Aman
• Perhatikan
kebersihan
makanan
dan
peralatan
makan
• Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan
sebelum memberikan makanan kepada anak.
4.
Berikan dengan cara yang benar
• MP-ASI diberikan secara teratur (pagi, siang,
sore, menjelang malam).
• Lama pemberian makan maksimal 30 menit.
• Lingkungan
netral
(tidak
sambil
bermain
atau
menonton)
• Ajari anak makan dengan sendok dan minum dengan
gelas
Umur 6-8 Bulan

9-11 Bulan

Lanjut
menyusui

2-3
sdm
bertahap
hingga

3-4 x makan
hingga

1-2
tahun
kali

Jumlah
energi
dari
250
MP-ASI
yang
2-3
dibutuhkan
x
perhari
19
2
atau
lebih
selingan
berukuran
ml
Lanjutkan
menyusui

(125 ml)


Lanjutkan
menyusui
½
mangkok
12-23 Bulan
300
1
mangkok
ukuran 250 ml

3-4 x makan

1-2
selingan
kali
makan

1-2
x
selingan


kkal
Dicincang

Bahan
makanan
Jumlah
sama
dengan
energi
untuk
orang
dari
MP-
ASI
yang
Tekstur
dibutuhkan
perhari
dicincang/

dicacah.
Dipotong

kecil
selanjutnya
dibuat
makanan
dengan
diris-iris.
disaring.
Perhatikan
Tekstur
respon
makanan
saat makan
800
kurang
lebih
sama
dengan
untuk
orang
yang
Perhatiakanresp
on
anak
saat
makan
Kebutuhan cairan
1.300
(kurang
ml/hari
lebih
5
gelas belimbing)
cairan
ml/hari
makanan
diris-iris.
anak
dan
Bahan
makanan
yang
kental
Kebutuhan
550
dewasa. Tekstur
dan
Makanan
lumat
MP-ASI
Masak biasa
per
Disaring
dari
kkal
makanan
200 kkal
energi
yang
dewas.
dibutuhkan
hari
Jumlah
(
3
gelas belimbing)
C. Prinsip Dasar Pemberian MP-ASI
1. Bayi disuapi, batita dibantu makan sendiri.
2. Ikuti isyarat lapar-kenyang anak.
3. Beri makan perlahan dan sabar, jangan paksa.
4. Eksperimen berbagai kombinasi, rasa, tekstur dan cara
menggugah selera makan anak.
20
5. Ingatlah
bahwa
anak
belajar
ketika
makan,
maka
berikan kasih sayang dan perhatian
D.
Cara Membuat MP-ASI dari makanan keluarga
Bayi 6-8 Bulan
Bayi 9-11 Bulan
Anak 12-23 Bulan
Contoh makanan
Contoh makanan
Contoh makanan
matang :
matang :
matang :

Nasi putih 30

gr


Dada telur 35
45 gr

Ikan
Nasi putih
55 gr

Semur hati
kembung
Sayur kare,
bumbu
wortel, tempe
kuning 30
bobor bayam
20 gr
gr
20 gr

dan wortel
gr
Cara membuat :

ayam 45 gr

Bening/
Tumis
buncis 25
Nasi, telur
dada, tempe
Cara membuat :

MP-ASI
untuk anak
Nasi, ikan
12-23 bulan
kare)
kembung
disajikan
dilumatkan
bumbu
dalam
kemudian
kuning dan
bentuk
disaring
tumis
makanan
Ditambahkan
buncis
keluarga
kuah sayur
dicincang
(dicincang
Sajikan
agak besar
sampai
dengan kuat
jika
mendapatkan
sayur
diperlukan)
konsistensi
(santan
bubur kental
kare)
(dari sayur


gr
Cara membuat :

Nasi putih
(santan kare)

21

Sajikan
E.Faktor yang berhubungan pemberian MP-ASI terlalu dini
Pengetahuan Pekerjaan ibu,Iklan MP-ASI, Budaya sosial,
Ekonomi.
manfaat
Pengetahuan
pemberian
ibu
ASI
yang
masih
eksklusif
kurang
sangat
erat
terhadap
kaitannya
dengan faktor pemberian MP-ASI dini. Faktor penghambat
keberlanjutan
pemberian
ASI
adalah
pengetahuan
dan
keyakinan ibu bahwa bayi tidak cukup memperoleh zat gizi
jika hanya diberi ASI sampai umur 6 bulan.
F.Akibat p emberian MP-ASI terlalu dini
Pemberian
MP-ASI
yang
terlalu
dini
(sebelum
bayi
berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan
pencernaan/diare.
Pada
usia
6
bulan,
pemberian
ASI
yang
dilakukan
sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi.
Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama
diperoleh
dahulu
dari
berarti
ASI.
Dengan
kemampuan
memberikan
bayi
untuk
MP-ASI
terlebih
mengkonsumsi
ASI
berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal
ini
dapat
berakibat
anak
menderita
kurang
gizi.
Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
2.4
Pencegahan Stunting dan COVID-19 dengan Cuci Tangan Pakai
Sabun
A. Pengertian Covid-19
Coronavirus
menyebabkan
(CoV)
adalah
penyakit
mulai
keluarga
dari
besar
gejala
virus
ringan
yang
sampai
berat. Ada setidaknya 2 jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
22
seperi Middle East Respiratory Syndrome (MERS--CoV) dan
Srver
Acute
Respiratory
coronavirus
belum
(2019-nCoV)
pernah
Syndrome
adalah
diidentifikasi
(SARS-CoV).
virus
jenis
sebelumnya
Novel
baru
pada
yang
manusia.
Virus corona adalah zoonis (ditularkan antara hewan dan
manusia).
Penelitian
menyebutkan
bahwa
SARS-CoV
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia
dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa corona virus
yang
dikenal
beredar
pada
hewan
namun
belum
terbukti
menginfeksi manusia.
Corona virus juga bisa menyerang anak-anak. Efek yang
ditimbulkan
pada
anak
yaitu
bisa
menyebabkan
sindrom
inflamasi multisystem (MIS-C)yang bisa menyebabkan syok
dan
kegagalan
menyebabkan
organ
proses
yang
berkepanjangan,
pertumbuhan
anak
juga
yang
bisa
terganggu
sehingga bisa menimbulkan dampak buruk bagi anak yaitu
anak akan beresiko mengalami stunting.
B. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala biasanya muncul dalam 2 hari hingga
14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernafasan akibat
seperti demam, batuk dan sesak nafas. Pada kasus yang
berat
dapat
menyebabkan
pneumonia,
sindrom
pernafasan
akut, gagal ginjal dan bahkan kematian.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian
besar
adalah
kesulitan
demam,
bernapas,
dengan
dan
beberapa
hasil
kasus
rontgen
mengalami
menunjukkan
infiltrate pneumonia luas di kedua paru-paru.
C. PENYEBAB
Infeksi virus Corona atau COVID 19 disebabkan oleh
coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernafasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
23
menyebabkan
infeksi
pernapasan
ringan
sampai
sedang,
seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi
pernapasan
berat,
seperti
MERS,
SARS
dan
pneumonia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara,
yaitu:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin
atau batuk penderita COVID-19
b. Memegang
mulut
terlebih
atau
dahulu,
hidung
setelah
tanpa
mencuci
menyentuh
tangan
benda
yang
terkena cipratan air liur penderita COVID-19
c. Kontak
jarak
dekat
dengan
penderita
COVID-19,
misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.
d. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi
efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila
terjadi pada orang lanjut usia, orang yang sedang
sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
D. PENCEGAHAN
a. Gunakan
masker
saat
beraktivitas
di
luar
ruangan,
terutama di tempat umum atau keramaian
b. Menjaga jarak
c. Mencuci
tangan
dengan
air
dan
sabun
atau
hand
sanitizer yang mengandung alcohol setelah beraktivitas
diluar ruangan
E. CUCI TANGAN PAKAI SABUN
1. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun
secara
bersama-sama
dengan
kuat
dan
seluruh
ringkas
aliran air.
24
kulit
kemudian
permukaan
tangan
dibilas
dibawah
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007).
Mencuci
tangan
tangan
dengan
sesudah
adalah
sabun
melakukan
dan
membasuh
air
tindakan
kedua
mengalir
dengan
telapak
sebelum
tujuan
dan
untuk
menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak
dini merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya
kuman dan resiko tertularnya penyakit.
2. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci
tangan
mendasar
tubuh.
untuk
Dimana
merupakan
satu
menghindari
tindakan
ini
tehnik
yang
masuknya
kuman
dilakukan
dengan
paling
kedalam
tujuan
yaitu :
1. Supaya tangan bersih.
2. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.
3. Terhindar dari sakit perut dan diare.
4. Mencegah terjadinya stunting pada bayi/balita
3. Waktu Penting Mencuci Tangan Menurut Kemenkes RI
1. Sebelum makan
2. Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
3. Sebelum menyusui
4. Sebelum memberi makan bayi/balita
5. Sehabis buang air besar/kecil
6. Setelah kontak dengan hewan
4. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
a. Basahi tangan dengan air.
b. Tuangkan sabun secukupnya 3 cc-5 cc.
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan dengan memutar
seperti arah jarum jam selama 4 kali.
d. Gosok
punggung
tangan
dan
sela-sela
jari
tangan
kiri dengan tangan kanan 4 kali dan sebaliknya.
25
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f. Jari-jari
sisa
dalam
dari
kedua
tanagan
saling
mengunci
g. Gossok
ibu
jari
kiri
berputar
kedalam
genggaman
tangan kanan selama 4 kali dan lakukan sebaliknya.
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan
di
telapak
tangan
kiri
selama
4
kali
dan
sebaliknya.
i. Gosok
pergelangan
tangan
kiri
dengan
menggunakan
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
j. Bilas kedua tangan dengan air
k. Keringkan dengan tisu sekali pakai sampai benarbenar kering
l. Tisu dibuang ketempat sampah.
m. Tangan anda kini sudah bersih
2.5 Kebutuhan Gizi Balita
A. PENGERTIAN
Gizi
seimbang
adalah
keseimbangan
antara
zat-zat
penting yang terkandung di dalam makanan maupun minuman
yang dikonsumsi oleh seseorang dalam kehidupan seharihari. Setiap orang harus makan makanan dan minum minuman
yang mengandung tiga zat gizi utama yang cukup jumlahnya,
baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur. Tidak
seimbang
ataupun
kurang
asupan
gizi
akan
dapat
yang
sangat
mempengaruhi tubuh seseorang.
Kebutuhan
penting
nutrisi
dalam
perkembangan
merupakan
membantu
pada
bayi
kebutuhan
proses
dan
pertumbuhan
anak.
Nutrisi
dan
sangat
bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai
penyakit
kebutuhan
akibat
kurang
nutrisi
pada
nutrisi
bayi
26
dalam
dan
tubuh.
anak
Apabila
terpenuhi,
diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan
usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup
serta
mencegah
Banyak
terjadinya
ditemukan
morbiditas
dan
masalah
dalam
berbagai
mortalitas.
pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka
makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal
makanan yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi
seimbang. Disamping itu, pada anak sakit dapat dijumpai
masalah masukan nutrisi yang kurang, sedangkan kebutuhan
dalam tubuh semakin meningkat karena adanya peningkatan
metabolisme
akibat
suatu
penyakit,
sehingga
pada
anak
yang sakit diperlukan makanan tambahan yang mengandung
semua unsur zat gizi yang seimbang (Behrman, 2000).
B. KOMPONEN ZAT GIZI (Menurut Pudjiadi, 2001)
1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap
makanan.
Karbohidrat
harus
tersedia
dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar
15% dari kalori yang ada menyebabkan terjadi kelaparan
dan BB menurun. Demikian sebaliknya, apabila jumlah
kalori
yang
tersedia
atau
berasal
dari
karbohidrat
dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Jumlah karbohidrat
yang
cukup
dapat
buah-buahan,
diperoleh
sukrosa,
dari
sirup,
susu,
padi-padian,
tepung,
dan
sayur-
sayuran.
2. Lemak
Merupakan
zat
gizi
yang
berperan
dalam
pengangkut
vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Lemak
merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung
organ tubuh terhadap suhu, membantu memberikan rasa
kenyang.
Komponen
lemak
dalam
tubuh
harus
tersedia
dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan
27
menyebabkan terjadinya perubahan kulit, khusunya asam
linoleat yang rendah dan berat badan kurang. Jumlah
lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega,
kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan
minyak sayur.
3. Protein
Merupakan
zat
gizi
dasar
yang
berguna
dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya
protein
dalam
pertumbuhan
larutan
jumlah
dan
untuk
yang
perbaikan
menjaga
cukup
sel
penting
jaringan
keseimbangan
untuk
dan
sebagai
osmotik
plasma.
Protein ini terdiri atas dua puluh empat asam amino,
diantaranya 9 asam amino esensial dan elebihnya asam
amino non esensial. Komponen protein dalam tubuh harus
tersedia
protein
dalam
akan
jumlah
yang
menyebabkan
cukup
sebab
kelemahan,
kekurangan
edema,
bahkan
kwashiorkor dan marasmus. Jika kelebihan protein makan
akan
memperburuk
insufisiensi
ginjal.
Komponen
zat
gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging,
ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padipadian.
4. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,
mengingat
yaitu
kebutuhan
sebesar
air
75-80%
pada
dari
bayi
berat
relatif
badan
tinggi,
dibandingkan
dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh
dapat
berfungsi
sebagai
pelarut
untuk
pertukaran
seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrient
dan
produk
buangan,
serta
pengaturan
suhu
tubuh.
Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
5. Vitamin
Merupakan
senyawa
mengatalisasi
organik
metabolisme
28
yang
sel
digunakan
yang
berguna
untuk
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
serta
pertahanan
tubuh
anak. Vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a. Vitamin
A
Berfungsi dalam kemampuan fungsi mata, pertumbuhan
tulang dan gigi, serta pembentukan maturasi epitel.
Vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan,
susu,
kuning
telur,
margarine,
tumbuh-tumbuhan,
saur-sayuran, dan buah-buahan.
b. Vitamin B
Merupakan vitamin yang larut dalam air, dan harus
tersedia
dalam
vitamin
ini
kelelahan,
insomnia,
asam
dapat
jumlah
menyebabkan
anoreksia,
takikardi,
piruvat
yang
dalam
diperoleh
cukup.
penyakit
konstipasi,
edema
darah.
dari
dan
beri-beri,
nyeri
kepala,
peningkatan
Kebutuhan
hati,
Kekurangan
daging,
kadar
vitamin
susu,
ini
padi,
biji-bijian, kacang, dan lain-lain.
c. Vitamin C
Merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah
dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya.
Kekurang
vitamin
ini
menyebabkan
lamanya
proses
penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh dari
tomat, semangka, kubis, dan sayur-sayuran hijau.
d. Vitamin D
Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan
akan stabil dalam suasana panas. Vitamin ini selain
berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan
kalsium
dan
fosfor
dengan
mempengaruhi
permeabilitas membran usus. Kekurangan vitamin ini
akan
menyebabkan
gangguan
pertumbuhan
dan
osteomalasia. Dapat diperoleh dari susu, margarine,
minyak ikan, sinar matahari, dan sumber ultraviolet
lain.
e. Vitamin E
29
Berfungsi
untuk
vitamin
A,
menstabilkan
akan
meminimalkan
dan
asam
membran
sel.
menyebabkan
oksidasi
linoleat,
Kekurangan
hemolisis
sel
karoten,
disamping
vitamin
darah
merah
ini
pada
bayi premature dan kehilangan keutuhan sel saraf.
Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian,
dan kacang-kacangan.
f. Vitamin K
Berfungsi
untuk
koagulasi.
pembentukan
Kekurangan
protombin,
vitamin
K
faktor
menyebabkan
perdarahan dan metabolism tulang yang tidak stabil.
Vitamin
ini
dapa
ditemukan
dalam
sayur-sayuran
hijau, daging dan hati.
6. Mineral
Merupakan
kelompok
komponen
mikro,
zat
yaitu
gizi
yang
mencakup
tersedia
kalsium,
dalam
klorida,
kromium, kobalt, tembaga, fluorin, iodium, zat besi,
magnesium, mangan, fosfor, seng, dll.
C.
KEBUTUHAN NUTRISI BERDASARKAN USIA TUMBUH KEMBANG
1. Usia 0-6 bulan
Pada
usia
ini
semua
kebutuhan
nutrisi
bayi
dapat
dipenuhi melalui ASI yang mengandung komponen paling
seimbang. Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga
enam
bulan
tanpa
makanan
pendamping
lain,
sebab
kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh
bayi. Keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi adalah
:
a. ASI
mengandung
hampir
semua
zat
gizi
yang
diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai
dengan kebutuhan bayi.
b. ASI
mengandung
dimana
laktosa
kadar
ini
laktosa
dalam
30
yang
usus
lebih
akan
tinggi,
mengalami
peragihan
hingga
membentuk
asam
laktat
yang
bermanfaat dalam usus bayi, yaitu :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang pathologis
2) Merangsang
pertumbuhan
mikroorganik
yang
dapat
menghasilkan berbagai asam organic dan mensintesa
beberapa jenis vitamin dana usus
3) Memudahkan peyerapan protein susu
4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral.
c. ASI
mengandung
berbagai
zat
penolak
yang
dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
d. ASI lebih aman dari Kontaminasi karena diberikan
langsung.
e. Resiko alergi pada bayi kecil sekali.
f. ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan
kasih saying antara ibu dan bayi.
g. Suhu ASI sesuai dengan suhu tubuh bayi.
h. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik.
i. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu.
2. Usia 6-9 bulan
Pada usia ini anak mendapatkan nutrisi dari ASI dan
makanan
pendamping
saring,
dan
buah.
berupa
bubur
Pemberian
susu,
makanan
bubur
pendamping
tim
ASI
disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia
anak. Makanan pendamping ASI diberikan pada usia ini
karena bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan
semua makanan ke dalam mulut.
3. Usia 10-12 bulan
Pada usia ini anak masih tetap harus diberikan ASI
dengan tambahan makanan padat berupa bubur susu, bubur
tim kasar, dan buah. Bentuk makanan yang disediakan
dapat
lebih
mengingat
padat
pertumbuhan
dan
lebih
gigi
dan
banyak
jumlahnya,
kemampuan
fungsi
pencernaan sudah meningkat. Pada usia ini anak lebih
senang makan sendiri dengan mengggunakan sendok atau
31
tangan.
Masa
ini
merupakan
saat
yang
baik
untuk
membimbing anak mencoba dan merasakan bentuk makanan.
4. Usia toddler dan pra sekolah
Pada usia ini kemandirian anak mulai terbentuk, begitu
pula
dalam
hal
berhubungan
sendok,
makan.
dengan
dan
makan
gelas
diperkenalkan
pada
Segala
peralatan
seperti
garpu,
semuanya
anak.
harus
piring,
dijelaskan
Berkaitan
dengan
yang
atau
pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada usia ini, sebaiknya penyediaan
menu
makanan
dibuat
bervariasi
untuk
mencegah
kebosanan. Makanan yang dapat diberikan antara lain,
susu,
daging,
sup,
sayuran,
dan
buah-buahan.
Pada
umumnya jenis makanan yang diberikan pada anak adalah
makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai
kuat.
D. HUBUNGAN NUTRISI DENGAN TERJADINYA SUATU PENYAKIT
Penilitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa
kekurangan
gizi
meningkatkan
menghambat
resiko
penelitiannya,
respon
penyakit
Scrimshaw
imunitas
infeksi.
(dalam
Siagian,
dan
Dalam
2010)
mengatakan bahwa kaitan antara malgizi dan infeksi
adalah
sinergistis.
pennyakit
infeksi,
Artinya,
demikian
malgizi
juga
memperparah
halnya
infeksi
memperburuk malgizi. Mekanisme zat gizi mencegah atau
mengurangi beban penyakit infeksi adalah peningkatan
daya tahan tubuh. Peningkatan daya tahan tubuh ini
melalui
produksi
antibody
humoral
dan
kapasitas
fagosit terhadap bakteri. Kekurangan energy protein
menyebabkan
penurunan
pada
proliferasi
limfosit,
produksi sitokin, dan respon antibody terhadap vaksin
yang akan menurunkan imunitas tubuh pada seseorang.
32
2.6 Pemeriksaan Pertumbuhan
A. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran
fisik
dan
struktur
tubuh
sebagian
sehingga dapt diukur dengan satuan
Pertumbuhan
berkaitan
jumlah,ukuran
dan
atau
perubahan
tingkat
dalam
sel,organ,maupun
individu (Kemenkes RI, 2012).
B. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
1. Umur
Umur
merupakan
antropometri.Tanpa
parameter
adanya
yang
penting
dalam
ini,
maka
parameter
parameter berat badan dan tinggi badan menjadi tidak
berarti.
Banyak
mengingat
orang
tanggal
tua
di
kelahiran
pedesaan
anaknya.
yang
Ada
tidak
beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini,
antara
lain:
a) Meminta
surat
kelahiran,
kartu
keluarga,
atau
catatan lain yang dibuat oleh orang tua, apabila
tidak ada coba minta catatan pada pamong desa.
b) Jika tetap tidak diketahui, coba tanyakan waktu
kelahiran anak dengan patokan kejadian-kejadian
penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa,
pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir,
dan lain-lain.
c) Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat
atau
tetangga
yang
sudah
diketahui
umurnya
(beberapa bulan lebih muda atau lebih tua).
d) Jika tanggal lahir tidak diketahui dengan tepat,
tetapi bulan dan tahunnya
diketahui,
anak
tersebut
33
,
panjang dan berat.
dengan
fungsi
keseluruhan
dianggap
lahir
pada
tanggal 15.
Tahun 1966, Jelliffe memperkenalkan adanya indeks
antropometri
(BB/TB).
berat
Penemuan
mendapatkan
data
badan
ini
yang
menurut
tinggi
mempermudah
akurat
badan
pemeriksa
saat
untuk
parameter
umur
tidak diketahui.
2. Berat Badan
Berat
badan
mencerminkan
keadaan
nutrisi
sekarang dan dapat menjadi indikator yang sensitif
terhadap
malnutrisi.
Seseorang
dapat
dikatakan
mengalami malnutrisi apabila:
a. Berat badan kurang dari 80% dari berat badan ideal,
atau
b. Mengalami penurunan berat badan sebesar:
1) 1%-2% dalam satu minggu, atau
2) 5% dalam satu bulan, atau
3) 7,5% dalam tiga bulan, atau
4) 10% dalam enam bulan
Pengukuran
dengan
alat
dikalibrasi
yang
akurat
diketahui.
berat
badan
paling
beam
balance
scale.
secara
rutin
menggunakan
Disarankan
baik
ini
perlu
untuk
mendapatkan
hasil
berat
badan
yang
sudah
pakaian
yang
anak
Alat
dilakukan
memakai
tipis dan melepas sepatu saat pengukuran. Adanya
penyakit yang dapat mempengaruhi berat badan seperti
ascites, edema, dan splenomegali perlu diperhatikan
agar tidak menyebabkan kesalahan pada interpretasi
data.
3. Tinggi Badan
Tinggi
badan
adalah
jarak
dari
puncak
kepala
hingga telapak kaki. Parameter ini merupakan parameter
yang
menggambarkan
keadaan
pertumbuha
skeletal
dan
tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada
waktu
yang
singkat.
Panjang
34
badan
diukur
dengan
infantometer length board untuk anak usia 0-2 tahun.
Anak
diposisikan
Pengukuran
tidur
ini
terlentang
membutuhkan
2
saat
pengukuran.
orang
pengukur.
Pengukuran dapat dilakukan dengan stadiometer dengan
menambahkan
0,7
pada
hasil
pengukuran
untuk
faktor
koreksi apabila anak sudah dapat berdiri dengan tegak.
Berikut
ini
adalah
cara
pengukuran
menggunakan
infantometer:
a. Alas kaki dilepaskan
b. Anak
diposisikan
tidur
terlentang
dengan
kepala
diletakkan pada puncak papan dan kaki lurus.
c. Pengukur digeser hingga rapat pada ujung kaki
d. Pembacaan dilakukan dengan ketelitian 0,1 cm
Untuk anak usia di atas 2 tahun, tinggi badan diukur
dengan
stadiometer.
Berikut
adalah
cara
pengukuran
menggunakan stadiometer:
a. Alas kaki dilepaskan.
b. Anak diposisikan berdiri tegak kaki lurus, tumit,
pantat, punggung dan kepala bagian belakang harus
menempel
pada
dinding
dan
muka
menghadap
lurus
dengan pandangan ke depan.
c. Menurunkan pengukur sampai rapat pada kepala bagian
atas.
d. Pembacaan
pada
stadiometer
dilakukan
saat
anak
inspirasi dengan ketelitian 0,1 cm
Parameter tinggi badan mempunyai banyak kegunaan,
yaitu dalam penilaian status gizi, penentuan kebutuhan
energi basal, penghitungan dosis obat, dan prediksi
dari fungsi fisiologis seperti volume paru, kekuatan
otot, dan kecepatan filtrasi glomerulus.
4. Lingkar Kepala
Lingkar
kepala
adalah
pengukuran
yang
dilakukan
pada bayi dan anak-anak. Parameter ini menggambarkan
berat dan volume otak dan tidak sensitive terhadap
35
adanya
malnutrisi.
Hal
ini
disebabkan
karena
otak
adalah organ yang paling terakhir terpengaruh ketika
terjadi
malnutrisi.
Pengukuran
lingkar
kepala
sebaiknya dilakukan setiap minggu mulai dari 3-5 hari
setelah lahir.
Alat pengukur lingkar kepala yang digunakan tidak
boleh
dapat
digunakan
mengalami
untuk
measuring
tape.
occipital
kepala
frontal.
peregangan.
pengukuran
Pengukuran
hingga
Pengukuran
ini
ini
Alat
tidak
baik
misalnya
dilakukan
bagian
yang
dari
anterior
dapat
metal
bagian
dari
dilakukan
os
pada
anak dengan hidrocephalus dan edema pada kulit kepala.
36
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
3.1. Analisa Situasi
1. Ruangan
a. Ukuran ruangan : 12x10 meter
b. Keadaan penerangan dan ventilasi : Ruangan
terang dan terdapat ventilasi yang memadai
c. Prasarana yang tersedia
: LCD, pengeras suara
2. Pemateri
a. Penyuluhan kesehatan ini akan diberikan
mahasiswa Profesi Ners STIKES Mataram
oleh
3.2. Waktu dan tempat
KESEHATAN DENGAN
GESSIT
(GERAK
SIAGA
STUNTING)”
diselenggarakan pada :
Kegiatan
“PENYULUHAN
TEMA
akan
Hari
:Selasa dan Rabu
Tanggal
:12 dan 13 Januari 2021
Tempat
:Dusun Gubuk Belinjo Desa Penimbung
3.3. Sasaran Kegiatan
Sebagai bentuk skrinning Stunting dengan sasaran
kegiatan ibu dengan balita dan remaja di Dusun Gubuk
Belinjo Desa Penimbung.
3.4. Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Demonstrasi
3.5. Media



Power point
Leaflet
Alat peraga
37
3.6. Susunan Kepanitian
Kelompok 1
 Moderator
 Pemateri
 Fasilitator
 Dokumentor
 Konsumsi
Kelompok 2
:Teguh Gama Zarkasyi
:Susilawati
:Sito Febiyati dan Nurhafnillah
:Abdul Ra’uf dan Jahmat
:Ni Nengah Anggreni P.S
 Moderator
 Pemateri
 Fasilitator
 Demonstrator
 Dokumentor
 Konsumsi
Kelompok 3
:Harianti
:Mastila
:Nur Fitri Aulia
:Suci Nirmala dan Aladin
:Hikma Ilmul Yaqin
: Putri Maharani
 Moderator
 Pemateri
 Fasilitator
 Demonstrator
 Dokumentor
 Konsumsi
Kelompok 4
:Ruth Sulastri
:Yeni Marliani
:Haerunnisa dan Syamsurizal
:Dea Aditya Gumelar
:Muh. Rizal
:Restu Wahyu Inayah



Moderator
Pemateri
Fasilitator
 Demonstrator
 Dokumentor
 Konsumsi
Kelompok 5
 Moderator
 Pemateri
 Fasilitator
 Demonstrator
 Dokumentor
 Konsumsi
Kelompok 6



Moderator
Pemateri
Fasilitator
:Elmi Damayana
:Novian Irwana Fikri
:Baiq
Rizki
Handayani
Rizkatul Hikmah
:Pandi Wijaya
:Eni Wahyuni
:Kartini Ulfianti
dan
:Alimuddin
:Munawir Haris
:M. Yusri Pratama
:Ade Irma S. dan Evi Mulyati
:Mendi Aindiawan
:Baiq Puspita Sari
:Erin Saputra
:Zukron Aula
:Ni Wayan Dewi P.,Ria Susilawati
38


Dokumentor
Konsumsi
:Basori Putra
:Egi Diah Syafitri
3.7. Susunan Acara
WAKTU
KEGIATAN
RABU, 13 JANUARI Persiapan
2021
kegiatan di
08.00 – 08.30
rumah kepala
dusun belinjo
RABU, 13 JANUARI Panitia humas
2021
membantu untuk
08.30 – 08.45
mengumpulkan
perserta
RABU, 13 JANUARI REGISTRASI
2021
dan pemberian
09:00-09:05
konsumsi
RABU, 13 JANUARI Pembukaan oleh
2021
Moderator
09:05-09:20
acara,
Pemberian
materi 1
RABU, 13 JANUARI Pemberian
2021
materi 2
09:20-09:35
RABU, 13 JANUARI Pemberian
2021
materi 3
09:35-09:50
RABU, 13 JANUARI Diskusi Tanya
2021
jawab
09:50 – 10.00
Dipandu oleh
moderator
RABU, 13 JANUARI Penyampaian
2021
kesimpulan
10:00- selesai
dari notulen
dan penutup
kembali ke MC
acara
KAMIS,
JANUARI 2021
09:00-09:05
14 REGISTRASI
dan pemberian
konsumsi
KAMIS,
JANUARI 2021
09:05-09:20
14 Pembukaan oleh
MC acara di
serahkan ke
39
TEMPAT
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
PENANGGUNG
JAWAB
Kelompok
1,2, dan 3
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
Kelompok
4,5, & 6
KAMIS,
JANUARI 2021
09:20-09:35
KAMIS,
JANUARI 2021
09:35-09:50
moderator,
Pemberian
materi 1
14 Pemberian
materi 2
14 Pemberian
materi 3
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
RUMAH
KEPALA
DUSUN
BELINJO
KAMIS,
14 Diskusi Tanya
JANUARI 2021
jawab
09:50 – 10.00
Dipandu oleh
moderator
KAMIS,
14 Penyampaian
JANUARI 2021
kesimpulan
10:00- selesai
dari notulen
dan penutup
kembali ke MC
acara
Acara Selesai
3.8. Rancangan Anggran Biaya
No
1
2
3
4
5
Kegiatan/Uraian
Dokumentasi dan
pelaporan
Biaya ATK
Konsumsi
Kegiatan
Media
(Phoster,leaflet)
Spanduk 3 x 1
Volume
Unit Cost
Jumlah
6 Paket
Rp. 10.000
Rp. 60.000
6 Paket
Rp. 50.000
Rp. 300.000
60 Kotak
Rp. 5.000
Rp. 300.000
6 Paket
Rp. 20.000
Rp. 120.000
1 buah
Rp. 100.000
Rp.100.000
40
6
Handsanitizer
2 buah
Rp. 10.000
Rp. 20.000
7
Masker
60 buah
Rp. 2.000
Rp. 120.000
Rp.1.020.000
Total
41
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, F., Rosmalina, Y.
‘Effect of the Pregnant
Their Baby Length At
Stunting Among Children
Gizi dan Makanan, 36(1),
dan Permanasari, Y. (2013)
Women’ S Protein Intake and
Birth To the Incidence of
Aged 12 Months’, Penelitian
pp. 1–11.
Laksono,A.
2012.
Pedoman
Perencanaan
Program;
GerakanNasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka
Seribu Hari Pertama Kefidupan (gerakan 1000 HPK), pp.
10-17.
Priyono, D. I. P., Sulistiyani dan Ratnawati, L. Y. (2015)
‘Determinan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia
12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung
Kabupaten Lumajang (Determinants of Stunting among
Children Aged 12-36 Months in Community Health Center
of Randuagung, Lumajang Distric)’, Jurnal Kesehatan
Masyaakat, 3(2), pp. 349–355.
Kemenkes, R. (2016)
Tahun 2016’.
Kristiyansari
Medika,
‘Hasil
Pemantauan
Weni, 2009,ASI,
Yogyakarta
Status
Menyusui
&
Gizi
(PSG)
Sadari,
Nuha
Suradi, Rululina dkk,2008, Manfaat Asi dan Menyusui,Fakultas
Kedokteran Universirtas Indonesia, Jakarta
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1.
Yogyakarta:
Kawan Kita.
Roesli Utami,2001, Asi Ekslusif, Pustaka Bunda,Jakarta
FKUI, BukuPedomanPraktis
Pelayanan
Kesehatan
Maternal
dan Neonatal, Cetakan 1, 2002, Yayasan Bina Pustaka:
Jakarta.
Prabantini,
ANDI
D.
2010.
Makanan
Pendamping
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan
Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
ASI.
Gizi,
Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap
Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta:
Diet,
dan
Keluarga
dan
Buella. Dewi. 2016. Jurnal tentang cuci tangan yang baik dan
benar di SDN 46 Jakarta. Jakarta : universitas
indonesia
Riskesdas. 2016. Jurnal pencegahan Ispa dan Diare dengan
mencuci tangan. Kalimantan : Riskesdas
Alfadhila,K.S.Muniroh,
Lailatul.
2019.
Hubungan
Faktor
Water, Sanitation, And Hygiene (WASH) Dengan Stunting
42
Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Kotakulon
Kabupaten
Bondowoso
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Perilaku
Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia
Kumalasari,
Fety
dan
Yogi
Satoto.
Teknik
Praktis
Mengolah: Air Kotor Menjadi Air Bersih Hingga Menjadi
Layak DiMinum. Bekasi: Laskar Aksara
Departmen kesehatan RI dengan kwatir Nasional Gerakan
Pramuka. 1991. Pengawasan kualitas air. Jakarta
Dachroni, Dr. Bunga Rampai Perilaku Hidup Bersih di Rumah
Tangga. 1997. Jakarta
Ahmed M, Advani S, Moreira A, et al. September 2020. Sindrom
Inflamasi
Multisistem
pada
Anak-Anak.
EClinicalMedicine.
26:100527.
doi:10.1016/j.eclinm.
2020. 100527. ISSN 2589-5370. PMC 7473262. PMID
32923992. S2CID 221494176
Multisystem
sindrom
inflamasitemporal
yang
berhubungan
dengan COVID-19 (PIMS). RCPCH. Royal College of
Paediatric dan Kesehatan Anak. Mei 2020. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 16 Juni 2020
43
Download