LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA KASUS DHF" Disusun Oleh : Ni Luh Aprinindra K.D. {19} YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SMK YARSI MATARAM T.A 2020/2021 KATA PENGANTAR 1 Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan ini. Puji syukur penulis telah berhasil menyelesaikan makalah Laporan Pendahuluam tentang “DHF”. Laporan ini disusun agar dapat menambah informasi kepada para pembaca tentang DHF. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Zuhdi.S,Kep.Ners. Selaku Guru IPPD Keperawatan SMK Yarsi Mataram. 2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi. 3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan Laporan ini. Semoga Laporan ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Penyusun Ni Luh Aprinindra K.D 2 DAFTAR ISI COVER ..................................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................. .2 Daftar Isi .................................................................................................................... ………...3 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4 A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................... 4 B. IDENTITAS MASALAH ...................................................................................................................... 5 C. TUJUAN ........................................................................................................................................... 5 D.MANFAAT ........................................................................................................................................ 6 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7 A. Definisi ............................................................................................................................ 7 B. Anatomi Fisiologi .......................................................................................... ………......7 C. Klasifikasi ....................................................................................................................... 9 D. Etiologi .......................................................................................................................... 10 E. Manifestasi Klinis ......................................................................................................... 10 F. Patofisiologi .................................................................................................................. 11 G. Pathway ......................................................................................................................... 13 H. Komplikasi…………...………………….…….…………………………..................15. I. Pemeriksaan penunjang………………………………………………………………..16 J. Penataklasaanaan medis.................................................................................................17 K. Penatalaksanaan Keperawatan.…………………………………...…………………...17 BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN ................................................................. 19 A. Pengkajian ..................................................................................................................... 19 B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 22 C. Rencana Asuhan Keperawatan ..................................................................................... 22 BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 26 A. Kesimpulan ................................................................................................................... 26 B. Saran ............................................................................................................................. 26 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27 3 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG A. Latar Belakang DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57). Sampai sekarang penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan 24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. ( Soegijanto, 2006) Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus dengue hemorrhagic fever, karena tempat hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10 kota dengan tingkat DBD paling tinggi seluruhnya merupakan ibukota provinsi yang padat penduduknya. Data kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu.Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus demam berdarah dengue di Indonesia belum bisa dikatakan berkurang. Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah dari 0,89% 2 pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat demam berdarah dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010. ( Pramudiarja, 2011) Data di dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah menunjukan selama 2009 ada 16.858 kasus demam berdarah di Jawa Tengah dengan pasien yang meninggal dunia 230 orang. Dari jumlah itu, yang terjadi di kota Semarang mencapai 3.314 kasus dengan meninggal dunia 48 orang. Sedangkan daerah lain, adalah Jepara dengan 1.395 kasus dan meninggal dunia 17 orang, Solo 535 kasus dengan meninggal dunia tiga orang, kota Magelang 236 dengan meninggal dunia satu orang. ( Rofiuddin, 2010 ) Kebanyakan orang yang menderita demam berdarah dengue pulih dalam waktu dua minggu.Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan.Kasus kematian akibat DHF (dengue hemorrhagic fever) sering terjadi pada anak-anak, hal ini 4 disebabkan selain karena kondisi daya tahan anak-anak tidak sebagus orang dewasa, juga karena sistem imun anak-anak belum sempurna.Penyakit DHF (dengue hemorrhagic fever) jika tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan gejala klinis yang semakin berat yang mengarahkan pada gangguan pembuluh darah dan gangguan hati dapat mengalami perdarahan hebat, syok dan dapat menyebabkan kematian. (Hanifah, 2011) Berdasar data dari catatan rekam medik RSUD Dr.Moewardi Surakarta, pada tahun 2009 angka kejadian pada pasien DHF sebanyak 214 klien. Dari data di atas menunjukkan angka kejadian demam berdarah dengue di RSUD Dr. 3 Moewardi Surakarta masih tinggi.Angka tersebut membuktikan bahwa demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan dimana besarnya masalah demam berdarah dengue dapat di lihat dari indikator morbilitas dan mordibitas. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Asuhan Keperawatan pada An.C dengan Dengue hemorrhagic fever derajat I di ruang melati II RSUD Dr.Moewardi Surakarta” 2. IDENTITAS MASALAH Dari latar belakang yang telah di paparkan maka identitas masalah pada laporan kasus ini adalah “ Bagaimanakah asuhan keperawatan yang benar pada An C dengan Dengue Hemorrhagic Fever derajat I di ruang melati II RSUD Dr.Moewardi Surakarta ” 3. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui Asuhan keperawatan yang benar pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan karya tulis ini adalah agar penulis mampu : A. Melaksanakan pengkajian pada An. C dengan dengue haemorragic fever B. Menegakkan diagnosa keperawatan pada An. C dengan dengue haemorragic fever 4 5 C. Menyusun intervensi keperawatan pada An. C dengan dengue haemorragic fever D. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. C dengan dengue haemorragic fever E. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada An. C dengan dengue haemorragic fever 4. MANFAAT Manfaat penulisan ini adalah : 1. Instalasi Rumah sakit Agar dapat di gunakan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengue hemorrhagic fever, serta dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan pada pasien. 2. Instalasi pendidikan Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan, terutama kajian pada anak dengan dengue hemorrhagic fever. 3. Penulis Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman tentang perawatan pada anak dengan dengue hemorrhagic fever. 4. Pasien dan keluarga Pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan, perawatan, penyebab, tanda dan gejala, serta pertolongan pertama yang dilakukan jika mengalami dengue hemorrhagic fever. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Demam berdarah dengue adalah suatau penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suriadi & Yuliana, 2006). DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengangejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.( Hendarwanto; 417; 2004 ) DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropodbora virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes albopictus dan Aedes agypty ). ( Ngastiyah; 341; 1997 ) DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus disertai demam akut, perdarahan, tedensi syok.( Suryanah; 191; 1996 ) B. Anatomi fisiologi Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah manusia ± 7-8 % dari berat badan. (Lauralee Sherwood : 2001) Bila darah lengkap dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan yang tertinggal dinamakan serum Anatomi Fisiologi (Syaiffudin, 1997: Hal. 4) 1. Sel-sel darah ada 3 macam yaitu: a) Eritrosit (sel darah merah) 7 Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen.Sel darah merah : Kekurangan eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia. b) Leukosit (sel darah putih) Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit.Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5.000 – 9.000 sel/mm³. c) Trombosit (sel pembeku darah) Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 – 300.000/mm³ darah. 2. Struktur Sel a) Membran sel (selaput sel) Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10nm. Hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein lemak yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk rangsangan yang datang. b) Plasma Terdiri dari beberapa komponen yaitu : Air membentuk 90 % volume plasma Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah serta melawan bibit penyakit (immunoglobulin). 8 Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2 berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga fungsi normal jaringan tubuh. Zat-zat makanan sebagai makanan sel. Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk membantu metabolisme. Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri Sesuai produk jaringan : urea, asam urat dan kreatinin C. Klasifikasi Klasifikasi derajad DBD menurut WHO : Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji turniquet positif Derajat 2 Derajad 1 disertai perdarahan spontan dikulit dan / atau perdarahan lain Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (≤ 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi lembab, dan pasien menjadi gelisah. Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat di ukur. Sumber : BA infeksi dan pediatri tropis hal : 164 D. Etiologi Virus dengue, termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap 9 serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberi perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di indonesia (Sudoyo Aru, 2009). E. Manifestasi klinis Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah : 1. Demam tinggi 5-7 hari 2. Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma 3. Epistaksi, hemamelena, hematuria 4. Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan 5. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati. 6. Sakit kepala 7. Pembengkakan sekitar mata 8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening 9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan darah menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat dan lemah). Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa : 1. Demam disertai ruam-ruam makulopapular 2. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan/ demam tinggi (> 39◦C) yang tiba- tiba dan berlangsung selama 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dam muntah dan ruam-ruam. 3. Bintik-bintik perdarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintikbintik perdarahan di farings dan konjungtiva 10 4. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri ditulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut 5. Kadang-kadang demam mencapai 40-41◦C dan terjadi kejang demam pada bayi. F. Patofisiologi Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Kelainan juga dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem kali krein menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya perembesaran plasma akibat pembesaran plasama terjadi pengurangan volume plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan reaksi antigen anti bodiyang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia (Price dan Wilson, 2000). Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2000). Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia,yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada 11 perdarahan. Reaksi perdarahan pada pasien DHF diakibatkan adanya gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3),menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin,faktor V, IX, X dan fibrinogen). Perdarahan yang terjadi seperti peteke,ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) jugabisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan Wilson, 2000). G. Pathway Arbovirus (melalui nyamuk Aedes aegypti) PGE2 hipothalamus v Hipertermi beredar dalam aliran darah membentuk & Melepaskab zat C3a,C5a Peningkatan reabsorbsi Na+ dan H2O infeksi virus dengue (viremia) mengaktifkan sistem komplemen permeabilitas membran meningkat Kurangnya pengetahuan Agregasi trombosit Trombositopeni kerusakan endotel Pembuluh darah resiko syok hipovolemik Merangsang &renjatan hipovolemik Mengaktivasi faktor& hipotensi Pembekuan DIC Ansietas Resiko Perdarahan pendarahan integritas 12 Resiko perfusi jaringan Tidak efektif Asidosis metabolik Hipoksia jaringan Resiko syok Ke extravaskuler (hipovolemik) Kekurangan volume cairan Paru-paru hepar Efusi pleura abdomen hepatomegali ascites Mual,muntah Ketidakefektifan pola nafas Penekanan intraabdomen Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Nyeri Sumber : NANDA NIC NOC 2015 13 H. Komplikasi Komplikasi DHF menurut Smeltzer danBare (2002) adalah perdarahan, kegagalan sirkulasi, Hepatomegali, dan Efusi pleura. 1. Perdarahan Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif,peteke, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesisdan melena. 2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2–7, disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod, miokardium volume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.DSS juga disertai dengan kegagalan hemostasis mengakibatkan perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresifdan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam 12-24 jam. 14 3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungan dengan nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan selsel kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besardan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virusantibody. 4. Efusi pleura Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusipleura akan terjadi dispnea, sesak napas I. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorium : a) Trombosit menurun b) Hematokrit meningkat 20% atau lebih c) Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga d) Kadar albumin menurun dan bersifat sementara e) Hipoproteinemia( Protein darah rendah ) f) Hiponatremia( NA rendah ) 2. Pemeriksaan Radiologi Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di dapatkan efusi pleura. J. Penatalaksanaan medis 1. DHF Tanpa Renjatan - Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari ) - Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres 15 - Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb. - Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat 2. DHF Dengan Renjatan - Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan - Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20– 30 ml/ kg BB ) - Tranfusi jika Hb dan Ht turun K. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam 2. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam 3. Observasi intake output 4. Diet makan lunak 5. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres. 6. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. 7. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt. 16 8. 9. Resiko Perdarahan Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena Catat banyak, warna dari perdarahan Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal Peningkatan suhu tubuh Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik Beri minum banyak Berikan kompres 17 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit. 1. Biodata Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register. 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun. b. Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun. c. Riwayat kesehatan dahulu Apakah dahulu klien pernah menderita penyakit yangsama? d. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama dengan klien.Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty. 18 e. Riwayat Kesehatan Lingkungan Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan. f. Riwayat Tumbuh Kembang Pengkajian Per Sistem: 1) Sistem Pernapasan Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles. 2) Sistem Integumen. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit. 3. Pola Pengkajian secara fungsional : a. Nutrisi-Metabolik Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin makanan.Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus berlebihan. b. Eliminasi Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB, BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK. 19 c. Aktivitas – Latihan Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat sakit. d. Istirahat tidur Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang dirasakan saat tidur. e. Kognitif- perseptual Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan f. Konsep diri-persepsi diri Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social, kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran g. Seksual reproduksi Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual h. Koping toleransi stress Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau koping terhadap stress i. Nilai kepercayaan Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dankepercayaan berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual B. Diagnosa Keperawatan 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia). 20 2. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma. 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. C. Rencana Keperawatan No 1 Dx Keperawatan Hipertermi b/d infeksi virus dengue proses NOC Thermoregulasi NIC 1. Monitor suhu sesering Kriteria Hasil : - - mungkin Suhu tubuh dalam 2. Monitor IWL rentang normal 3. Monitor warna dan Nadi dan RR dalam rentang suhu kulit 4. normal - Tidak ada darah, nadi dan RR 5. Monitor penurunan perubahan warna kulit dan tidak ada tingkat kesadaran 6. Monitor WBC, Hb, dan pusing, merasa nyaman Monitor tekanan Hct 7. Berikan anti piretik 8. Selimuti pasien 9. Berikan cairan intraven 10. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila Temperature regulation 11. Monitor suhu minimal tiap 2 jam 12. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi 13. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 21 14. Berikan anti piretik jika perlu 15. Monitor TD, nadi, suhu, 2 Kurangnya volume cairan Fluid balance tubuh b/d peningkatan Hydration permeabelitas dinding Nutritional status : plasma food and fluid intake Kriteria hasil : - - Mempertahankan urine 1. Timpang popok jika diperlukan 2. Pertahankan catat intake dan output yang akurat 3. Monitor status output sesuai dengan dehidrasi (kelembaban usia dan BB, BJ urine membran mukosa, nadi normal, HT normal adekuat,) jika Tekanan darah, nadi, diperlukan suhu tubuh dalam batas 4. Monitor masukan - normal makanan / cairan dan Tidak ada tanda-tanda hitung intake kalori dehidrasi, elastisitas harian tugor kulit baik, membran mukosa 5. Kalaborasikan pemberian cairan IV lembab, tidak ada rasa 6. Monitor status nutrisi haus yang berlebihan 7. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan 8. Tawarkan snack (jus buah, buah segar) 9. Kolaborasi denagn dokter 10. Monitor tingkat Hb, dan hematokrit 11. Monitor BB 22 12. Dorong pasien untuk menambah intake oral 3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia Nutritional Status : nutrient intake Nutritional Status : Food and Fluid Intake Weight control Kriteria hasil : - Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi - Tidak ada tanda-tanda malnutrisi - Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan - makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di butuhkan klien 3. Yakinkan diet yang akan dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah badan - 1. Kaji adanya alergi Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti konstipasi 4. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. 5. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah 6. Monitor lingkungan saat makan 7. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan 8. Monitor turgor kulit 9. Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht 10. Monitor mual dan 23 muntah 11. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 12. Monitor intake nutrisi 13. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi 14. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan 15. Atur posisi semifowler atau fowler tinggi selama makan 16. Anjurkan banyak minum 24 BAB VII PENUTUP 4.1 KESIMPULAN DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57). Sampai sekarang penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan 24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. ( Soegijanto, 2006) Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus dengue hemorrhagic fever, karena tempat hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10 kota dengan tingkat DBD paling tinggi seluruhnya merupakan ibukota provinsi yang padat penduduknya. 4.2 SARAN Untuk mencapai asuhan keperawatan dalam merawat klien, pendekatan dalam proses keperawatan harus dilakukan secara sistematis. Dimana pelayanan keperawatan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang memperhatikan dan menjaga privacy klien. Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik atau kolaborasi baik kepada teman sejawat, dokter atau para medis lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maupun dalam hal pengobatan kepada klien agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. 25 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1.Jakarta : EGC. Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : TIM. M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. Jakarta. Ngastiyah.(1995). Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. (2005), Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing. Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC. 26 LAPORAN KASUS (ASUHAN KEPERAWATAN) A. PENGKAJIAN 1.Pengumpulan Data a. Identitas Klien Nama : Tn.N Umur : 18 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMK Pekerjaan :- Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Status Perkawinan : Belum Menikah Alamat : Kp.Cisaranten Rt03/01 Tanggal Masuk : 25 September 2014 Tanggal Pengkajian : 26 September 2014 Diagnosa Medis : DHF b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn.W Umur : 39 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Alamat : Kp.Cisaranten Rt03/01 Hubungan Dengan Klien : Ayah c. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang 27 Klien mengeluh demam, tidak nafsu makan, mual dan lemah, sejak 5 hari yang lalu, klien di minumkan obat penurun panas namun tidak ada perbaikan a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit Klien mengeluh sudah 1 minggu panas badan tidak turun b) Keluhan Utama Saat Dikaji Klien mengatakan bahwa klien mengeluh panas, serasa di siram air panas dan di rasakan di seluruh tubuh S: 38˚C pada malam hari 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Keluarga klien mengatakan bahwa sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang di deritanya 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang mengalami penyakit seperti yang di derita klien d. Pola Aktivitas Sehari-hari No Aktivitas 1 Sebelum Sakit Sesudah Sakit Frekuensi 2x/hari 3x/hari Porsi Makan 1 porsi ¾ porsi Jenis Nasi, lauk pauk Bubur, sayur Keluhan Tidak ada Mual NUTRISI MAKAN 2 MINUM 28 3 Frekuensi 8 gelas/hari 5 gelas/hari Jenis Air putih, susu, teh Air putih, susu Keluhan Tidak ada Tidak ada Frekuensi Tidak terhitung 3x/hari Konsistensi Cair Cair Kuning urine Kuning urine Tidak ada Tidak ada Frekuensi 2x/hari 1x/hari Konsistensi Padat Padat Warna Kuning feses Kuning kecoklatan Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidur siang Tidak pernah 1-2jam/hari Tidur malam 8jam/hari 6jam/hari Keluhan Tidak ada Gangguan tidur 2x/hari Diseka 1x/hari ELIMINASI BAK sss Warna Keluhan BAB 4 5 ISTIRAHAT DAN TIDUR PERSONAL HYGIENE MANDI Frekuensi 29 Keluhan Tidak ada Tidak ada Frekuensi 3xseminggu Tidak pernah Keluhan Tidak ada Tidak ada Frekuensi 2x/hari 1x/hari Keluhan Tidak ada Tidak ada Bersekolah, Bermain Berbaring di tempat KERAMAS GOSOK GIGI 6 POLA KEBIASAAN AKTIVITAS tidur Keluhan Tidak ada Klien merasa bosan e. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Klien : Penampilan : Composmentis Tanda Tanda Vital: TD : 100/60 mmHg Suhu : 38,3˚C Respirasi : 20x/menit Nadi : 78x/menit 2. Kulit : Sawo matang, turgor kulit kurang baik 3. Kepala dan Rambut o Kepala Bentuk o Rambut : Bulat, Simetris : Distribusi : Merata 30 Warna : Hitam Kebersihan : Bersih Rontok : Tidak rontok 4. Wajah dan Leher o Wajah : Bentuk Warna : Kemerahan Lesi : Tidak ada : Simetris Bekas trauma : Tidak ada o Leher : Simetris tidak ada benjolan 5. Mata Bentuk kedua mata : Simetris Kongjungtiva : Pucat Pupil : Baik Sklera : Warna putih Reflek cahaya : Baik, pupil refleks terhadap cahaya ada terbukti ketika di beri cahaya pupil berkontraksi dan ketika cahaya di jauhkan pupil dilatasi Fungsi penglihatan : Normal (klien bisa membaca koran dengan jarak kurang lebih 25cm) 6. Telinga Bentuk : Simetris Kebersihan : Bersih Fungsi Pendengaran : Normal, klien bisa mendengar bunyi/suara 7. Hidung Bentuk hidung : Simetris Lesi : Tidak ada Sekret : Ada, lendir cair dan tidak ada kotoran Mukosa Hidung : Sedikit kemerahan Kebersihan : Tidak terdapat kotoran Fungsi Penciuman : Normal, klien bisa membedakan bau kayu putih dan bau parfum 31 8. Mulut Bentuk bibir : Simetris Keadaan bibir : Kering, pecah-pecah Gigi : Lengkap jumlah 32 Buah Lidah : Bersih Fungsi Pengecapan : Klien bisa merasakan manis, pahit, asam dan asin 9. Dada Bentuk : Simetris Bunyi nafas paru : Vesikuler (bernada rendah) Perkusi paru : Resonant (suara perkusi paru yang normal) Pola nafas : Regular (teratur) Ekspansi paru : Seimbang Irama Jantung : Reguler (teratur) 10. Abdomen Bentuk : Simetris Nyeri tekan : Tidak ada Bising usus : 14x/menit Lesi : Tidak ada 11. Repreduksi Keadaan genetalia : Bersih Lesi : Tidak ada Kateter : Tidak terpasang Hemoroid : Tidak ada 12. Ekstremitas atas/bawah o Atas : Bentuk : Simetris dan lengkap 32 Keadaan kuku : Pendek, bersih Pergerakan : Terbatas di tangan kiri karena terpasang infus 30gtt/menit cairan infus Ringer Laktat, kekuatan otot (4/5) o Bawah : Bentuk : Simetris dan lengkap Keadaan kuku : Pendek bersih Pergerakan : Tidak terbatas tapi lemah, reflek otot patella(+/+) normal terbukti dengan diberi rangsangan menggunakan reflek hamer langsung bergerak refleks ke depan, kekuatan otot (5/5) f. Data Psikologis 1) Status Emosi : Emosi klien tampak stabil, terbukti klien selalu tenang 2) Kecemasan : Klien tampak sedikit cemas 3) Pola Koping : Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada tim medis tentang kondisi penyakitnya. Dalam mengatasi masalah klien sering meminta bantuan orang lain 4) Gaya Komunikasi : Klien bisa berkomunikasi dengan baik 5) Konsep Diri a) Gambaran Diri : Klien tampak sabar dalam menerima sakit yang di derita b) Harga Diri : Klien ingin cepat pulang agar dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan temannya c) Peran : Klien berperan sebagai anak ke 1 dari 2 bersaudara d) Identitas Diri : Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merasa tidak berdaya e) Ideal Diri : Klien dapat berinteraksi dengan perawat mahasiswa g. Data Sosial : Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa sekolah seperti biasanya h. Data Spiritual o Pelaksanaan ibadah : Selamadi rawat klien melakukan ibadah ditempat tidur o Kepercayaan/Keagaamaan : Yakin (Klien banyak berdoa) 33 i. Data Penunjang No Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Satuan 1 Hemoglobin 15,5 g/dl L: 14-17, P: 12-16 g/dl 2 Leukosit 3,500/mm Dewasa: 4.000-10.000 /mm 3 Pcv 40% 40-50% % 4 Trombosit 31.000/mm 150.000-450.000 /mm · Terapi medis · Cairan Infus Ringer Laktat 30gtt/menit · Ceftriaxone (termasuk golongan sefalosporin/antibiotika belaktam) injeksi 2x1 gr(iv) j. Program dan rencana pengobatan No Jenis Obat Cara Pemberian Jam pemberian Fungsi Obat 1 Paracetamol Oral 07.30 Penurun panas, obat menghilangkan rasa sakit 2 Antipiretik Oral 07.30 Mengurangi suhu tubuh, menurunkan panas 3 Imunos Oral 07.30 Untuk menstimulis sistem imun tubuh 4 Ondansentron Injeksi 08.00 Mengurangi rasa mual 34 2. ANALISA DATA No Data Interpretasi (penyebab) Masalah 1 Nyamuk aedes aegepty Gangguan rasa nyaman Ds: - Klien mengeluh panas peningkatan suhu badan tubuh Do: - Suhu klien 38˚C - Klien tampak lemas Respon antigen antibody Merangsang sel-sel monosit, eosinofel neotrofil dan makrofag untuk mengeluarkan zat-zat pirogen endogen Impuls disampaikan ke hypotalamus bagian thermoregulator melalui ductus thoraticus Sel point suhu meningkat Suhu tubuh meningkat 35 Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh 2 Ds: - Klien Virus dengeu Resiko defisit volume mengeluh lemas Do: - Turgor kulit jelek cairan tubuh Reaksi antigen-antibody TD: 100/60mmHg N: 78x/menit Merangsang aktivitas komplemen dari jaringan tubuh R: 20x/menit S: 38˚C C3a-C5a Peningkatan permeabilitas pembuluh darah Perpindahan cairan dari dalam pembuluh darah ke intertitas jaringan Volume pembuluh darah menurun Syok hifovolemik 36 Resiko defisit volume cairan tubuh 3 Ds: - Klien Merangsang sistem saraf otonom mengeluh mual Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan Do: - Klien tampak mual - Bising usus 14x/menit Saraf parasimpatis terangsang Hypersekresi HCL Merangsang medula Mual, anoreksia Intake nutrisi berkurang Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan 4 Ds: - Klien Implus ke hypotalamus 37 Gangguan pemenuhan mengeluh tidak bisa istirahat dan tidur tidur Do: - Terdapat lingkaran hitam di kelopak mata Saraf pusat RAS - Konjungtiva pucat - Klien tampak Klien terjaga lemah Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur 3. DIAGNOSA KEPERAWATAN No Dignosa Keperawatan Tanggal ditemukan Nama Siswa 1 Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu 26-09-2014 Hilda Wildan D 26-09-2014 Hilda Wildan D 26-09-2014 Hilda Wildan D 26-09-2014 Hilda Wildan D tubuh berhubungan dengan virus dengeu 2 Gangguan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibat virus dengeu 3 Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan adanya mual 4 Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan panas badan 38 Paraf B. PERENCANAAN No Diagnosa Intervensi Keperawatan 1 Tujuan Tindakan Gangguan rasa Setelah dilakukan · Observasi TTV · Untuk mengetahui nyaman peningkatan tindakan keperawatan suhu tubuh diharapkan suhu tubuh berhubungan dengan normal dengan kriteria virus dengeu suhu klien 36˚C-37˚C · Anjurkan klien Rasional keadaan umum klien minum extra 200cc setiap kenaikan suhu 1˚C · Anjurkan · Untuk memlatasikan untuk kompres pembuluh darah sehingga hangat bisa dengan mudah terjadi penguapan · Agar dapat menyerap keringat dengan baik · Anjurkan dan mempermudah untuk memakai proses penguapan baju yang tipis dan mudah menyerap keringat 2 · Observasi TTV · Untuk mengetahui Gangguan volume Setelah dilakukan cairan tubuh perawatan diharapkan berhubungan dengan kebutuhan cairan tubuh peningkatan terpenuhi dengan kriteria · Anjurkan permeabilitas : untuk ekstra pembuluh darah akibat virus dengeu keadaan umum klien minum · Turgor kulit baik · Observasi · TD normal diastol 39 · Agar cairan tubuh dapat terpenuhi · Untuk mengganti cairan elektrolit yang hilang agar tidak terjadi 100-140mmHg, sistol tetesan infus dehidrasi 60-100mmHg · Suhu normal 36˚C37˚C · Respirasi 1624x/menit · Nadi 60-100x/menit 3 Gangguan kebutuhan Setelah dilakukan · Sajikan · Untuk dapat nutrisi kurang dari tindakan keperawatan makanan dalam meningkatkan nafsu kebutuhan dengan diharapkan kebutuhan bentuk hangat makan dan mengurangi adanya mual nutrisi klien dapat rasa mual klien terpenuhi dengan kriteria · Dapat mengurangi rasa : mual dan memenuhi · Klien tidak mengeluh · Anjurkan klien mual makan dengan porsi sedikit tapi · Bising usus normal sering · Makan 1 porsi habis kebutuhan nutrisi · Untuk memudahkan makanan mudah cerna · Anjurkan klien makan selingan seperti biskuit 4 Gangguan istirahat Setelah dilakukan · Atur posisi · Posisi yang nyaman tidur berhubungan tindakan keperawatan tidur senyaman dapat mempermudah dengan panas badan diharapkan kebutuhan mungkin klien untuk tidur istirahat dan tidur klien · Memberikan suasana dapat terpenuhi dengan · Ciptakan kriteria : lingkungan yang 40 yang rileks · Kongjungtiva merah tenang dan mudah nyaman · Lingkar kelopak mata · Kebersihan lingkungan hitam · Klien tampak segar · Ganti alat dapat memberikan rasa tenun nyaman ketika beristirahat · Untuk mengurangi kebisingan · Batasi pengunjung C. PELAKSANAAN No Tanggal dan Diagnosa 1 jam ke Jum’at DP ke 1 Tindakan (Evaluasi Formatif) · Mengobservasi TTV 26-09-2014 Hasil : Jam 08:00 TD : 100/60mmHg R : 20x/menit N : 78x/menit S : 38,3˚C · Menganjurkan klien untuk ekstra minum 41 Paraf Hasil : Klien mau mengikuti anjuran perawat · Memberikan kompres hangat pada bagian prontal Sabtu DP ke 1 dan axilla Hasil : 27-09-2014 Suhu klien turun sedikit Jam 08:00 · Menganjurkan klien untuk memakai baju yang tipis dan mudah menyerap keringat Hasil : Klien berkeringat 2 Jum’at DP ke 2 · Mengobservasi TTV 26-09-2014 Hasil : Jam 09:00 TD : 100/60mmHg R : 20x/menit N : 78x/menit S : 38˚C · Menganjurkan klien untuk ekstra Hasil : Klien mau mengikuti anjuran perawat · Mengobservasi tetesan infus Hasil : 42 Sabtu DP ke 2 Mengetahui kebutuhan cairan dan elektrolit, jika infus macet perawat dapat mengatasinya 26-09-2014 · Kolaborasi dengan tim medis Jam 09:00 Hasil : Klien mengatakan mau kolaborasi dengan tim medis 3 Jum’at DP ke 3 · Menyajikan makanan dalam bentuk hangat 26-09-2014 Hasil : Jam 10:00 Klien mengatakan mual sedikit berkurang · Menganjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering Hasil : Klien mengatakan ingin mengikuti anjuran perawat · Menganjurkan klien makan-makanan selingan seperti biskuit Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat Sabtu DP ke 3 27-09-2014 Jam 10:00 4 Jum’at Dp ke 4 · Mengatur posisi klien yang nyaman 26-09-2014 Hasil : Jam 11:00 Klien terlihat tampak nyaman 43 · Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman Hasil : Di ruangan klien terlihat nyaman dan tenang · Mengganti alat tenun dengan yang bersih Hasil : Sabtu DP ke 4 Klien tampak senang 27-09-2014 · Membatasi pengunjung Jam 11:00 Hasil : Klien sudah tidak mengeluh ke keluarga dan perawat tentang pengunjung D. EVALUASI Hari/Tanggal Diagnosa Perkembangan Jum’at DP 1 S : Klien mengatakan suhu tubuh berkurang O : Suhu tubuh 37,3˚C 26-09-2014 A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi DP 2 S : Klien mengeluh panas O : Turgor kulit masih jelek A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 44 Paraf DP 3 S : Klien mengatakan mual O : Porsi makan ¾ habis A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi DP 4 S : Klien mengeluh tidak lemas O : Klien bisa tidur walaupun sebentar A : Masalah teratasi P : Hentikan intervensi 45