Uploaded by User84585

BETON

advertisement
BETON
A. Bahan penyusun beton
 Pc (semen)
Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland. Semen portland
adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat
hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.
Pada umumnya semen portland yang digunakan adalah jenis semen portland biasa
(ordinary cement portland), yaitu semen portland yang digunakan untuk tujuan umum.

Agregat halus (pasir)
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton. Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung
pada maksud pemakaian.

Agregat kasar
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung
pada maksud pemakaian.

Air
Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur dan
bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu diperlukan
pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai sebagai campuran
beton atau tidak.

Bahan adimixture (tambahan)
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan
untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk
Beton, SK SNI S-18-1990-03).
Chemichal adimixtures :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tipe A, Water-Reducing Admixtures
Tipe B, Retarding Admixtures
Tipe C, Accelerating Admixtures
Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures
Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures
Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures
Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures
Bahan tambahan lainnya
1. Plasticizer
Mengatasi permasalahan kelecakan (workability) yang diakibatkan
pemakaian faktor air-semen yang rendah
2. Mikrosilika
Kuat-tekan beton juga semakin besar seiring dengan bertambahnya
kadar mikrosilika dan berkurangnya fly ash
3. Flyash
4. Silica fume
B. Kebaikan Beton
1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
2. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap
pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
3. Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai
keinginan.
4. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban yang
berat.
5. Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun
diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula
dipompakan ke tempat yang posisinya sulit.
6. Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran.
C. Kekurangan Beton
1. Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
2. Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion
joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
3. Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga
perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air
yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara seksama
agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama
pada struktur tahan gempa.
D. Sifat Beton
1. Kuat Hancur
2. Durability
3. Kuat tarik
4. Modulus elastis
5. Susut
6. workability
BETON RINGAN AERASI
A. Metode pembuatan beton ringan aerasi
 Dengan memberikan agregat atau campuran isian beton ringan
 Dengan memberikan agregat halus, dimana agregat itu disaring. Contoh debu dan
debu terbang dihapuskan
 Dengan meniupkan atau mengisi udara di dalam beton, yang dapat dilakukan secara
mekanis atau kimiawi
MOR
MORTAR
Download