Uploaded by User81194

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU

advertisement
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU
SUSU PASTEURISASI
(Studi Kasus Unit Susu Pasteurisasi Pondok Modern Darul
Ma’rifat Gontor 3 Desa Sumbercangkring Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri )
Akhadiyah Afrila 1), Asnah 2)
1), 2)
Staf Pengajar, FP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
email: [email protected]
ABSTRACT
The aim of this study was determine the application of quality management in milk
pasteurization Units Pondok Modern Darul Ma'rifat Gontor 3, study the factors that affect the
quality of the products, and know the process of pasteurization of milk production under
controlled conditions or not. Application of Quality Management in Milk Pasteurization Unit
Pondok Modern Darul Ma'rifat Gontor 3 is divided into covering the application of quality
management of raw materials, the application of quality management and application
processing final product quality management. Application of quality management of raw
materials made with fresh milk quality testing that organoleptik test, chemical test adjusted for
SNI. Application of quality management process pasteurized milk processing performed by
analysis of the implementation of Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation Standard
Operating Procedures (SSOP) and pasteurized milk processing equipment sanitation.
Keyword(s): Pasteurization milk, Quality management, GMP and SSOP
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen mutu di Unit Susu
Pasteurisasi Pondok Modern Darul Ma’rifat Gontor 3, mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan, dan mengetahui proses produksi susu
pasteurisasi dalam keadaan terkendali atau tidak. Pondok modern Darul Ma’rifat Gontor 3
sebagai salah satu lembaga pendidikan berbasis pesantren memiliki kegiatan ekonomi
produktif berupa agribisnis terpadu yang berbasis ternak sapi perah. Penerapan Manajemen
Mutu di Unit Susu Pasteurisasi Pondok Modern Darul Ma’rifat Gontor 3 terbagi menjadi
meliputi penerapan manajemen mutu bahan baku, penerapan manajemen mutu proses
pengolahan dan penerapan manajemen mutu produk akhir. Penerapan manajemen mutu bahan
baku dilakukan dengan pengujian mutu susu segar yaitu uji organoleptik, uji kimiawi yang
disesuaikan dengan SNI. Penerapan manajemen mutu proses pengolahan susu pasteurisasi
dilakukan dengan analisis implementasi Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation
Standard Operating Procedure (SSOP) dan sanitasi peralatan pengolahan susu pasteurisasi.
Kata kunci: Susu Pasteurisasi, Manajemen Mutu, GMP dan SSOP
PENDAHULUAN
Susu merupakan bahan pangan
yang memiliki nilai nutrisi yang
lengkap dan mudah dicerna. Selain itu
susu merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme karena
komponen nutrisi yang terkandung
didalamnya
sehingga
mudah
mengalami kerusakan. Sebagai upaya
untuk mencegah kerusakan susu
dilakukan beberapa terapan teknologi
dalam rangka mempertahankan nilai
gizi dan memperpanjang umur
simpannya
antara
lain
yaitu
pasteurisasi, sterilisasi dan fermentasi.
Pasteurisasi merupakan salah
satu metode pengolahan susu dengan
menggunakan
panas
untuk
mempertahankan mutu dan keamanan
susu. Menurut Rennie (1989) susu
pasteurisasi merupakan bentuk lain
dari susu segar dan merupakan salah
satu cara untuk memperpanjang daya
tahan susu segar. Susu pasteurisasi
berdasarkan SNI (01-3951-1995)
adalah susu segar yang telah
mengalami proses pemanasan pada
temperatur 65oC selama minimum 30
menit atau pada pemanasan 72oC
selama
15
detik,
kemudian
didinginkan
sampai
10oC
dan
diperlakukan secara aseptis lalu
disimpan pada suhu maksimum 4,4oC.
Proses pengolahan susu segar
menjadi susu pasteurisasi juga
merupakan upaya untuk meningkatkan
mutu dan keamanan susu segar
sehingga
diperlukan
penerapan
manajemen mutu mulai bahan baku
sampai produk akhir. Produk susu
yang baik sangat tergantung penerapan
manajemen mutu proses pengolahan
susu tersebut.
Manajemen mutu menurut
Gaspersz (1997) adalah merupakan
semua aktivitas dari fungsi manajemen
secara keseluruhan yang menentukan
kebijaksanaan mutu, tujuan dan
tanggungjawab,
serta
mengimplementasikannya melalui alat
manajemen mutu seperti perencanaan
mutu, pengendalian mutu, penjaminan
mutu
dan
peningkatan
mutu.
Penerapan manajemen mutu bertujuan
untuk memperbaiki penyediaan bahan
baku maupun pelayanan organisasi,
semua proses dalam organisasi pada
tingkatan tertentu selain untuk
pencapaian dan perbaikan mutu
produk secara terus-menerus dan
pencapaian proses produksi yang
efisien. Tujuan penelitian yaitu
mengetahui penerapan manajemen
mutu di unit susu pasterurisasi pondok
modern Darul Ma’rifat Gontor 3,
mempelajari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi mutu produk susu
pasteurisasi serta mengetahui proses
produksi susu pasteurisasi dalam
keadaan terkendali atau tidak.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
unit susu pasterurisasi pondok modern
Darul Ma’rifat Gontor 3 mulai tanggal
20 April sampai dengan 30 Mei 2014.
Desain
penelitian
ini
dilakukan dengan studi kasus di
pondok modern Darul Ma’rifat Gontor
3 untuk memperoleh gambaran
lengkap obyek penelitian. Studi kasus
ini digunakan
untuk mengkaji
mengenai penerapan manajemen mutu
susu pasteurisasi.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Data primer diperoleh
dari sumber informasi langsung yang
dibutuhkan atau dari responden,
sedangkan data sekunder diperoleh
dari sumber catatan yang memuat
informasi atau dari literatur.
Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis
sebab akibat. Analisis deskriptif
dilakukan untuk mendeskripsikan
konsep dasar yang diterapkan di unit
susu pasterurisasi pondok modern
Darul Ma’rifat Gontor 3 yang
menekankan pada prinsip-prinsip
manajemen mutu yang terdiri dari
kepemimpinan, pelanggan, kedekatan
berdasarkan fakta untuk membuat
keputusan, keterlibatan semua pihak,
pendekatan proses dan perbaikan
terus-menerus
secara
berkesinambungan. Analisis Diagram
Sebab Akibat digunakan untuk
menggambarkan
macam-macam
penyebab yang dpat mempengaruhi
mutu produk dan menganalisis hal-hal
yang sesungguhnya terjadi dalam suatu
proses.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan Baku Utama
Bahan baku yang digunakan
dalam proses pengolahan susu
pasteurisasi adalah susu segar yang
diperoleh dari peternakan sapi yang
dimiliki Pndok Modern darul Ma’rifat
Gontor 3 yang berjumlah 21 ekor.
Selain itu bahan baku susu segar juga
diperoleh dari paternak lain yang
berjumlah 50 sampai 80 liter susu
segar. Pengujian kualitas yang terdiri
dari pengujian organoleptik , sifat
kimia dan mikrobiologi jarang
dilakukan oleh pengelola unit susu
pasteurisasi. Pengujian kualitas susu
segar selama penelitian disajikan pada
Tabel 1.
Warna susu segar yang
dihasilkan yaitu putih kekuningkuningan, sedangkan warna susu
secara fisik bisa diantara putih kebirubiruan sampai kuning kecoklatcoklatan (Buckle et.al, 1987). Warna
susu putih kekuningan ini disebabkan
adanya kandungan koloid lemak,
kalsium kaseinat, kalsium fosfat serta
adanya pigmen karoten dan riboflavin.
Rasa susu segar agak manis,
hal ini disebabkan oleh adanya
kandungan
laktosa
pada
susu
sedangkan rasa gurih atau asin berasal
dari klorida, sitrat dan garam mineral
lain. Bau susu khas berbau susu murni.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Susu Segar
Parameter
Berat Jenis (gr/cm3)
Lemak (%)
SNF (%)
pH
TPC
Pb (ppm)
Zn (ppm)
Berdasarkan
hasil
uji
laboratorium susu segar pada Tabel 1.
diperoleh berat jenis yang sudah
memenuhi
Standart
Nasional
Indonesia (SNI) yaitu 1,046 sedangkan
untuk kadar lemak kurang dari SNI
yaitu minimum 3% sedangkan hasil uji
laboratorium menunjukkan hanya
1,3%. Rendahnya kadar lemak pada
susu
segar
ini
kemungkinan
Hasil
1,0416
1,30
7,77
6,92
8,8 x 107
0,28
0,14
dipengaruhi
oleh
pakan
yang
diberikan. Pakan yang diberikan
berupa konsentrat dan hijauan.
Konsentrat
rata-rata
diberikan
sebanyak
14
kilogram/ekor/hari
sedangkan hijauan sebanyak 30
kilogram/ekor/hari.
Hasil
uji
laboratorium konsentrat disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium Konsentrat sapi perah
Parameter
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Abu (%)
Karbohidrat (%)
Rendahnya kadar lemak susu
segar kemungkinan disebabkan oleh
rendahnya komposisi lemak pada
konsentrat hasil uji laboratorium yaitu
sebesar 0,86%.
Menurut SNI
3148.1:2009 tentang persyaratan mutu
konsentrat sapi perah berdasarkan
bahan kering untuk kadar lemak yaitu
sebesar 7%, sehingga hal ini sangat
Hasil
9,18
0,86
77,37
9,54
3,05
kurang memenuhi syarat. Rendahnya
kadar
lemak
konsentrat
ini
kemungkinan juga disebabkanoleh
formulasi bahan konsentrat yang masih
kurang bervariasi karena hanya terdiri
dari bahan-bahan yaitu bekatul, tepung
jagung, kopra, bungkil kedele, starbio,
tetes, garam dan air. Sedangkan jenis
hijauan yang diberikan yaitu rumput
gajah dan tebon. Total mikroba
menunjukkan hasil yang cukup tinggi
yaitu 8 x 107 CFU/ml dibandingkan
ketentuan SNI sebesar 1 x 106
CFU/ml, hal ini menunjukkan tingkat
penanganan yang kurang higienis
sehingga
menyebabkan
tingkat
kontaminasi mikroba yang cukup
tinggi.
Pengolahan Susu Pasteurisasi
Tujuan
pengolahan
susu
pasteurisasi menurut Saleh (2004)
adalah memperoleh susu yang
beraneka ragam, berkualitas tinggi,
berkadar gizi tinggi, tahan simpan,
mempermudah
pemasaran
dan
transportasi sekaligus meningkatkan
nilai tukar dan daya guna bahan
bakunya. Susu pasteurisasi yang
diproduksi unit susu sapi perah pondok
modern Darul Ma’rifat Gontor 3
memiliki empat varian rasa yaitu plain,
melon, coklat dan strawberi.
Hasil
uji
laboratorium
terhadap susu pasteurisasi disajikan
pada Tabel 3. Hasil Uji laboratorium
susu pasteurisasi menunjukkan bahwa
kadar protein masih kurang dari
ketentuan SNI yaitu 2,5% sedangkan
kadar lemak, Solid Non Fat serta total
mikroba melebihi ketentuan SNI. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh
penanganan
bahan
baku
yang
digunakan serta proses pasteurusasi
yang masih semi manual. Pemanasan
susu pasteurisasi dengan menggunakan
metode batch system yang dilengkapi
alat penunjuk temperatur dilengkapi
alat pemanas kompor LPG sehingga
proses pasteurisasi tidak terkontrol
suhu maupun waktunya. Selain itu
bahan baku susu segar untuk proses
pasteurisasi didapatkan dari peternak
lain sehingga tidak diketahui proses
penanganannya yang berakibat pada
komposisinya yang berbeda. Beberapa
bahan penunjang yang digunakan yaitu
gula pasir dan perisa buah.
Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Susu Pasteurisasi
Parameter
Protein (%)
Lemak (%)
SNF (%)
pH
TPC
Pb (ppm)
Zn (ppm)
Cu (ppm)
Hasil
2,09
4,20
14,99
6,92
2,4 x 106
0,41
0,31
0,14
Penerapan Manajemen Mutu
Untuk menghasilkan produk
yang memiliki kualitas sesuai standar
mutu
dan
memenuhi
keinginan
konsumen maka menurut Nasution
(2004) diperlukan penerapan manajemen
mutu. Beberapa penerapan manajemen
mutu pengolahan susu pasteurisasi yang
dilakukan di unit sapi perah pondok
modern darul ma’rifat Gontor 3 antara
lain yaitu bahan baku, proses pengolahan
dan produk akhir.
Penerapan Manajemen Mutu Bahan
Baku
Bahan baku utama pengolahan
susu
pasteurisasi
diperoleh
dari
peternakan sendiri selain ditambah dari
peternakan luar. Kualitas susu segar
antara lain dipengaruhi oleh faktor
genetik, pakan dan tata laksana. Secara
genetik sapi yang dipeliharaa adalah
jenis peranakan Fries Holland (PFH).
Perlakuan reproduksi ternak apabila ada
tanda-tanda kawin adalah dengan
memanggil petugas Inseminasi Buatan
(IB) untuk dilakukan kawin suntik. Tidak
adannya pencatatn atau recording
menyebabkan kesulitan untuk menelusuri
riwayat ternak. Pakan yang diberikan
terdiri dari hijauan dan konsentrat yang
di produksi sendiri. Pakan hijauan terdiri
dari rumput gajah, rumput lapang dan
tebon jagung yang berasal dari kebun
sendiri yang berada di
lingkungan
pondok. Tata laksana yang dilakukan
yaitu pemberian pakan, pemerahan serta
kebersihan kandang an peralatan.
Pemberian pakan tidak berdasarkan
produksi susu ataupun bobot badan.
Rataan jumlah konsentrat yang diberikan
sebesar 14 kilogram/ekor/hari sedangkan
hijauan sebesar 30 kilogram/ekor/hari
dengan frekuensi pemberian 2 kali yaitu
pagi dan sore. Tata laksana selanjutnya
yang dilakukan yaitu pemerahan.
Pemerahan 2 kali sehari dengan jarak
kurang lebih 12 jam yaitu pagi hari pukul
04:30 WIB dan sore hari pukul 15:30
WIB. Sebelum pemerahan dilakukan
pembersihan kandang dan pembersihan
sapi. Pembersihan kandang dilakukan
denganmenyemprotkan air bertekanan
tinggi untuk menghilangkan sisa-sisa
makanan dankotoran sapi. Kotoran dan
sisa makanan akan mengalir ke dalam
selokan sehinggapada saat pemerahan
susu tidak tercemar kotoran. Sapi harus
dibersihkan dari kotoran yang menempel
pada badan sapi dengan cara menyikat
dan
menyemprot
dengan
air.
Selain itu pembersihan sapi dilakukan
untuk menjaga kesehatan sapi dan
menjagakualitas susu yang dihasilkan.
Penerapan Manajemen Mutu Proses
pengolahan Susu Pasteurisasi
Penerapan manajemen mutu proses
pengolahan susu pasteurisasi dapat
dilihat
dari
implementasi
Good
Manufacturing
Practices
(GMP),
implementasi
Sanitation
Standard
Operating Procedure (SSOP) dan
sanitasi peralatan pengolahan susu
pasteurisasi yang diterapkan.
Implementasi Good
Practices (GMP)
Manufacturing
Implementasi GMP yang diterapkan
dapat dilihat dari keseluruhan proses
pengolahan susu pasteurisasi sampai
pada produk susu pasteurisasi tersebut
didistribusikan. Ruang lingkup GMP
terdiri
atas:
lingkungan
sarana
pengolahan; bangunan dan fasilitas
pabrik; peralatan pengolahan; fasilitas
dan
kegiatan
sanitasi;
sistem pengendalian hama; higiene
pekerja dan pengendalian proses
(Lampiran1.)
Implementasi Sanitation Standard
Operating Procedure (SSOP)
SSOP merupakan prosedur untuk
memelihara kondisi sanitasi yang
berhubungan dengan seluruh fasilitas
produksi. Implementasi SSOP yang telah
diterapkan di Unit sapi perah dapat
dilihat dari delapan kunci persyaratan
sanitasi yang meliputi: (1) keamanan air;
(2) kondisi dan kebersihan permukaan
yang kontak dengan bahan pangan; (3)
pencegahan kontaminasi silang; (4)
menjaga fasilitaspencuci tangan, sanitasi
dan toilet; (5) proteksi dari bahan- bahan
kontaminan; (6)pelabelan, penyimpanan
dan penggunaan bahan toksin yang
benar; (7) pengawasankondisi kesehatan
pekerja; dan (8) menghilangkan pest dari
unit pengolahan.(Lampiran 2.)
Penerapan Manajemen Mutu Produk
Akhir
. Botol plastik yang telah diisi susu
pasteurisasi
disimpan
di
cool storage. Produk susu pasteurisasi
didistribusikan dengan mobil pickup
yang tidak dilengkapi pendingin (cooling
box) tetapi menggunakan kotak foam
yang dilengkapi es batu.
Analisis Diagram Sebab Akibat
Lima
faktor
utama
yang
mempengaruhi mutu susu segar dan
mutu susupasteurisasi yaitu bahan baku,
mesin/peralatan, metode,karyawan dan
lingkungan. Fishbone Diagram mutu
susu segar ditunjukkan pada Gambar 1
(Lampiran 3.), dan Fishbone Diagram
mutu susu pasteurisasi diditunjukkan
pada Gambar 2 (Lampiran 4.)
Bahan Baku
Hasil
Fishbone
Diagram
menunjukkan bahan baku merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
dan menentukan mutu susu segar dan
susu pasteurisasi. Susu segar yang
berkualitas dapat diperoleh dari sapi
laktasi bergenetik unggul (Sudono,
1998). Bahan lain yang dibutuhkan
dalam produksi susu pasteurisasi adalah
bahan penunjang. Bahan penunjang yang
digunakan
setiap
produksi
susu
pasteurisasi berasal dar idistributor yang
sama, yang bertujuan untuk menjaga
mutu susu pasteurisasi.
Mesin / Peralatan
Mesin atau peralatan memiliki
peranan penting agar dapat menghasilkan
produk
yang
bermutu.
Peralatan
pengolahan susu pasteurisasi yang masih
semi manual menyebabkan kualitas susu
pasteurisasi belum sesuai standart. Mesin
atau peralatan tersebut yang minim
perawatannya menyebabkan kinerjanya
tidak terkontrol dan belum berada dalam
standard operasional. Perlakuan suhu
peralatan pengolahan susu pasteurisasi
harus
diperhatikan
untuk
mempertahankan
mutu
susu dan
mencegah
berkembangnya
mikroorganisme pada susu.
Metode
Proses
pemerahan
sempurna
diperlukan untuk menghasilkan mutu
susu segaryang baik (Saleh, 2004).
Pengujian susu tidak dilakukan. Mutu
susu pasteurisasi bergantung pada proses
pengolahan. Proses pengolahan susu
pasteurisasi yang dilaksanakan dengan
pemanasan menggunakan batch system
dilengkapi kompor LPG, apabila
temperatur susu telah mencapai 80oC
dipertahankan selama 15 menit kemudian
dilakukan pencampuran dengan bahan
pendukung.
Karyawan
Karyawan
memiliki
pengaruh
penting terhadap mutu susu segar dan
susupasteurisasi karena karyawan terlibat
langsung dalam proses pemerahan
maupunproses
pengolahan
susu
pasteurisasi. Keahlian karyawan dalam
pemerahan dan proses pengolahan akan
menentukan
produk
akhir
yang
dihasilkan .Keahlian tersebut dipengaruhi
oleh: pengalaman, pelatihan dan
pendidikan. Pengalaman bekerja menjadi
faktor utama tingkat keahlian yang
dimiliki dan untukkaryawan baru akan
diberikan pelatihan. Tinggi rendahnya
pendidikan formal karyawan akan
berpengaruh
terhadap
kemampuan
karyawan
dalam
meresponperintah
atasan.Motivasi dan semangat karyawan
dalam bekerja dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu: kesejahteraan, kedisiplinan dan
konsentrasi. Karyawan di unit ini adalah
para santri yang mengabdi dipondok
sebelum diberikan ijazahnya yang
tentunya
berpengaruh
terhadap
konsentrasi
dan
motivasi
dalam
mengefisienkan waktu disamping tugas
lain yang juga dibebankan.
Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap mutu susu
segar dan susu pasteurisasi yang
dihasilkan.
Lingkungan
yang
berpengaruh terhadap susu segar yaitu
kandang dan air minum untuk sapi.
Menurut Sudono (1998) kebersihan
kandang terutama kandang sapi laktasi
sangat diperlukan untuk menjamin susu
segar yang diperah terhindar dari
kotoran/feces, air kencing atau makanan
sapi. Cara untuk menjaga kebersihan
kandang yaitu dengan pembersihan
kandang secara rutin dan menjamin
pembuangan air limbah berjalanlancar.
Air minum yang diberikan kepada sapi
merupakan air bersih dan sesua
ikebutuhan sapi. Pemberian air minum
penting untuk produksi susu, karena air
susudan badan sapi sebagian besar terdiri
atas air dengan persentase masingmasings ebesar 87 % dan 50 %.
Lingkungan yang berpengaruh terhadap
susu pasteurisasi yaitu bangunan
pengolahan susu dan air yang digunakan
untuk
pengolahan
atau
sanitasi
peralatan/hygiene karyawan. Disain
bangunan pengolahan dan peralatan
harus dibuat mempertimbangkan aspek
keselamatan kerja, aspek efisiensi dan
efektivitas kerja (Pusat Standardisasi dan
Akreditasi-DEPTAN, 2004). Sirkulasi
udara harus berjalandengan lancar yang
ditandai dengan pertukaran udara dari
daerah kotor ke daerah bersih. Air yang
digunakan untuk pengolahan harus
dibedakan dengan air untuk keperluan
lain (Direktorat Kesehatan Masyarakat
Veteriner, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penerapan manajemen mutu susu
pasteurisasi di unit sapi perah pondok
modern Darul Ma’rifat Gontor 3 mulai
dari bahan baku, proses pengolahan susu
pasteurisasi samapi produk akhir belum
dilaksanakan secara optimal. Faktorfaktor yang paling mempengaruhi mutu
susu segar adalah mutu pakan sapi perah
dan kinerja serta kualitas mesin/peralatan
yang digunakan. Faktor-faktor yang
paling mempengaruhi mutu susu
pasteurisasi adalah mutu susu segar,
disiplin karyawan dan kinerja serta
kualitasmesin/peralatan produksi.
SARAN
Perlu
ditingkatkan
penerapan
manajemen mutu susu pasteurisasi di
unit sapi perah pondok modern Darul
Ma’rifat Gontor 3 terutama dalam hal
peningkatan kualitas pakan, mesin
perlatan yang digunakan serta motivasi
karyawan atau tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[BSN]. Badan Standardisasi Nasional.
1998. SNI Mutu Susu Segar.
Badan Standardisasi Nasional.
Jakarta. 8:6-7.
[BSN]. Badan Standardisasi Nasional.
1995. SNI Mutu Susu Pasteurisasi.
Badan Standardisasi Nasional.
Jakarta.
Buckle, K.A. R.A.Edwards, G.H.Fleet,
dan M. Wotton. 1987. Ilmu
Pangan.
Terjemahan:
Hadi
Purnomo dan Adiono. UI Press.
Jakarta.
Direktorat
Kesehatan
Masyarakat
Veteriner. 2007. Jaminan Mutu
dan Keamanan Pangan Berbasis
Produk Peternakan. Direktorat
Jenderal Peternakan Departemen
Pertanian. Jakarta.
Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas
Penerapan
Konsep-Konsep
Kualitas dalam Manajemen Bisnis
Total. PT Gramedia
Utama. Jakarta.
Pustaka
Nasution. 2004. Manajemen Mutu
Terpadu. Ed Revisi. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Pusat
Standardisasi dan AkreditasiDEPTAN. 2004. Disain Fisik
LaboratoriumAcuan/Tinjaun
Aspek Teknis II. 3:8.
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan
Susu dan Hasil Ikutan Ternak.
Program Studi Produksi Ternak.
Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara.
Sudono, A. 1998. Budidaya Sapi Perah.
Ilmu Produksi Ternak. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Lampiran 1. Implementasi GMP di Unit Sapi Perah Pondok Modern Gontor 3
Sasaran GMP
Kondisi Lapangan
Kondisi seharusnya
Lingkungan sarana pengolahan
 Terletak didaerah dengan
penduduk tidak padat
(lingkungan pesantren)
 Berada jauh dari industri
yang dapat mencemari
produksi susu
 Melakukan
penangan
limbah
 Lokasi bebas polusiasap,
debu, bau dan kontaminan
lain
 Lokasi bebas hama dan banjir
 Tempat pembuangan sampah
tertutup
 Jauh dari permukiman padat
dan kumuh
 Sistem drainase/pembuangan
air lancar dan instalasi
pengolahanlimbah terpantau
Bangunan dan Fasilitas
 Saluran pembuangan di
arahkan langsung ke bak
penampungan limbah
 Tata
letak
peralatan
produksi disusun rapi
sesuai urutan pengerjaan
 Ruangan
proses
pengolahan
tidak
dilengkapi blowerfresh air
untuk mengatur pertukaran
udara
 Desain, konstruksi dan tata
ruang disesuaikan dengan
tujuan serta tidak mudah
dimasuki hama
 Tata ruang/tata letak peralatan
produksi teratur dan lancar
sehingga
mempermudah
proses produksi
 Ventilasi dan sirkulasi udara
baik
 Aliran udara dari daerahbersih
ke daerah kotor
Peralatan Pengolahan
 Peralatan
pengolahan 
masih sederhana (semi
manual)
 Peralatan
mudah 
pemelihrannya
dan
pembersihannya.
(lingkungan pesantren)
Fasilitas Dan kegiatan sanitasi
 Pasokan
air
sudah
mencukupi untuk kegiatan
produksi yangberasal dari
sumur bor tetapi belum
distandardisasi
sesuai
mutu baku air minum
 Pemisahan
saluran
pembuangan untuk bahan
Peralatan pengolahanmudah
dipelihara,dibersihkan,disanit
asi dan dibongkar pasang
Peralatan pengolahan terbuat
dari bahan kuat, tidak korosif
dan tidak toksik
 Air untuk pengolahan (bahan
baku, pencuci produk) sesuai
mutu air minum
 Pipa
air
untuk
keperluansepertipemadam api
dan boiler terpisah dari pipa
air untuk pengolahan susu
pasteurisasi
yang
mudah
terkontaminasi dan bahan
yang bersih
 Sistem pembuangan limbah
cair
dirancang
tidak
mencemari sumber air bersih
 Fasilitashygiene
karyawan
tersedia di ruang pengolahan
Sistem pengendalian hma
Kardus
dan
kertas
menumpuk
sehingga
menjadi
tempat
bersarangnya hama
Pencegahan bersarangnya hama
di ruangan pengolahan
Higiene karyawan
 Pengawasan
proses
pengolahan
susu
pasteurisasi
tidak
dilakukan
 Pekerja
yang
tidak
memakai
kelengkapan
paka
 Kelengkapan pakaian kerja
dan badan yang bersih selama
proses pengolahan
 Pelaksanaan
Standard
Operating
Procedur(SOP)
oleh para karyawan
 Pengawasan
proses
pengolahan
oleh
Kepala
Produksi
 Pemeriksaan
kesehatan
karyawan secara rut
.
Lampiran 2. Implementasi SSOP di Unit Sapi Perah Pondok Modern Gontor 3
SOP
Kondisi Lapangan
Keamanan air
Kondisi seharusnya
Air yang digunakan
bersumber dari sumur
bor
yang
belum
dilakukan standarisasi
Penghentian
proses
produksi,apabila kondisi air
tidak sesu
 Pencucian dilakukan pada
kemasan
 Menggunakan
deterjen
cair yang aman untuk
pencucian
peralatan
pengolahan dan kemasan
 Pembersihan
peralatan
sebelum dan sesudah proses
prosuksi
 Pembersihan peralatan yang
terkontaminasi
 Penggantian atau penyesuaian
konsentrasidesinfektan yang
membahayakan produk
Pekerja tidak memakai
kelengkapan kerja seperti
penutup kepala dan sarung
tangan pada saat proses
produksi
Pengawasan kinerja karyawan
oleh Kepala Produksi
Penjagaan fasilitas cuci tangan dan
toilet
 Ruang pengolahan susu
pasteurisasi
dilengkapi
fasilitas
cuci
tangan
dengan sabun antiseptik
yang aman untuk makanan
(food grade)
 Pengisian bahan perlengkapan
toilet dan tempat cuci tangan
 Pembuatan larutan sanitasi
baru jika konsentrasi bahan
sanitasi salah
 Perbaikan toilet yang rusak
Pencegahan kontaminasi bahan non
pangan
Tidak tersedianya tempat
sampah
di
ruangan
pengolahan,
untuk
pembuangan sisa potongan
pengemas
 Pengawasan kinerja karyawan
oleh Kepala Produksi
 Pengecekan
ulang
ada
tidaknya sampah plastik di
ruang produksi pada akhir
proses pengolahan
 Tidak
dilakukannya
pemeriksaan
kesehatan
pekerja
 •Tidak terdapatnya catatan
kesehatan para pekerja
 Pengobatan karyawan yang
sakit
 Pengistirahatan
karyawan
yang sakit dan kurang sehat
Kebersihan permukaan yang kontak
dengan produk
Pencegahan Kontaminasi silang
Pengawasan
personil
kondisi
kesehatan
Lampiran 3. Diagram Sebab Akibat Mutu Susu Segar
Gambar 1. Fish bone Diagram mutu susu segar
Lampiran 4. Diagram Sebab Akibat Mutu Susu Pasteurisasi
Gambar 2. Fish bone Diagram mutu susu Pasteurisasi
Download