Uploaded by User55005

Tugas Pak Dar

advertisement
TUGAS PASTEURISASI
Nama
NIM
MK
Kelas
: Muhammad Bintang Aly Akbar
: 195100109111004
: Teknologi Pengolahan Pangan
:D
1. Mengapa pasteurisasi tidak dapat memperpanjang masa simpan seperti sterilisasi?
Apa yang perlu dilakukan untuk lebih memperpanjang masa simpan produk
pasteurisasi?
Pasteurisasi tidak dapat memperpanjang umur simpan seperti sterilisasi karena
kombinasi suhu dan waktu yang digunakan pada proses pasteurisasi tidak cukup untuk
membunuh spora bakteri yang relatif tahan terhadap pemanasan suhu tinggi. Pada proses
sterilisasi suhu pemanasan yang digunakan umumnya 121,1⁰C selama 15 menit dan biasa
diaplikasikan pada produk pangan yang dikemas dalam kaleng sedangkan pada proses
pasteurisasi dilakukan pada suhu <100⁰C. Selain itu spora tidak dapat dimusnahkan dengan
proses pasteurisasi, spora masih memungkinkan untuk bergerminasi setelah proses yaitu pada
saat penyimpanan pada kondisi yang ideal bagi mikroba untuk bergerminasi kembali menjadi
sel vegetatif. Mikroba yang menjadi target pada proses pasteurisasi umumnya yaitu
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit TBC (tuberkulosis) dan
Coxiella burnettii yang dapat menyebabkan penyakit demam Q atau Q Fever.
Produk pasteurisasi dapat diperpanjang umur simpannya dengan cara proses
pengemasan produk secara aseptis (aseptic packaging) dan penyimpanan pada suhu
rendah/refrigerator ataupun kombinasi diantara keduanya. Aseptic packaging merupakan
metode pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman secara aseptis dan kontinu
sehingga dapat terhindar dari berbagai kontaminan. Produk pasteurisasi yang diproses secara
aseptis umunya tidak memerlukan bahan tambahan pengawet karena dalam prosesnya, semua
peralatan dalam rantai produksi kemasan aseptik harus steril termasuk material kemasan,
makanan/minuman dan lingkungan dimana proses tersebut dilakukan. Contoh produk yang
menerapkan teknologi aseptis yaitu produk susu pasteurisasi. Selain itu, penyimpanan suhu
rendah dapat memperpanjang umur simpan produk pasteurisasi karena pada suhu rendah,
reaksi metabolisme terutama pada bakteri mesofilik berjalan lambat atau bahkan berhenti.
Penyimpanan pada suhu rendah umumnya dilakukan pada suhu 1-4⁰C yang umum
diaplikasikan pada produk susu pasteurisasi maupun jus buah pasteurisasi.
2. Bagaimana pengaruh pasteurisasi terhadap sifat sensoris dan nutrisi pangan?
Proses pasteurisasi relatif memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap sifat
sensoris dan nutrisi pada pangan. Perubahan karakteristik maupun sifat sensoris yang terjadi
pada proses pasteurisasi diantaranya yaitu perubahan warna yang dapat disebabkan karena
reaksi enzimatis maupun non enzimatis seperti reaksi maillard. Perubahan warna yang umur
terjadi yaitu pencoklatan/browning pada produk. Selain itu proses pasteurisasi
memungkinkan hilangnya senyawa yang bersifat volatil atau mudah menguap. Proses
pasteurisasi juga dapat mempengaruhi kehilangan vitamin yang tidak tahan terhadap proses
pemanasan seperti vitamin C. Proses pemanasan pada pasteurisasi yang relatif rendah dapat
meminimalisir kehilangan nutrisi maupun perubahan karakteristif sensoris pada produk
pangan. Produk pangan pasteurisasi umumnya lebih disukai karena memiliki sifat sensoris
dan nutrisi yang hampir sama dengan dalam bentuk segarnya
3. Apakah pasteurisasi dapat diaplikasikan untuk produk pangan yang berbentuk
padat? Jika ya, bagaimana caranya?
Pasteurisasi dapat diaplikasikan pada produk pangan yang berbentuk padat, contohnya
yaitu rajungan kaleng pasteurisasi (canned pasteurized crabmeat). Proses pasteurisasi pada
rajungan dilakukan di dalam tangki pasteurisasi dengan menggunakan suhu 86-87⁰C selama
140 menit dengan tujuan untuk membunuh mikroba tahan panas dan tidak membentuk spora
yaitu Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella burnetti. Rajungan dipasteurisasi karena
memiliki tekstur daging yang lunak sehingga proses pemanasan pada suhu yang terlalu tinggi
berdampak pada kerusakan sensoris pada produk. Proses pasteurisasi pada produk pangan
yang berbentuk padat umumnya dilakukan dengan metode batch pasteurization. Aplikasi
pasteurisasi pada produk pangan padat yang dikemas kaleng umumnya dilakukan setelah
pangan tersebut (ex: rajungan) dimasukkan kedalam kaleng terlebih dahulu dan dilakukan
seaming sebelum masuk ke dalam batch pasteurizer. Produk yang telah dilakukan seaming
dimasukkan ke dalam basket/keranjang lalu dimasukkan ke dalam batch pasteurizer dan
diberi pemberat. Setelah dimasukkan, salah satu kaleng dipasang thermocouple kemudian
ditutup dengan terpal. Kaleng yang sudah terpasang dengan thermocouple akan bekerja
dengan terbacanya waktu dan suhu dalam bentuk F-value di-record komputer. Jika waktu
sudah mencapai spesifikasi yaitu 140 menit, maka produk dapat diangkat dan dipindahkan ke
dalam chiller tank. Setelah proses pasteurisasi, produk pangan padat disimpan pada suhu
rendah/chilling dengan pendinginan cepat di chiller tank.
4. Apa yang dimaksud dengan batch pasteurization?
Batch pasteruziation merupakan metode pasteurisasi yang dilakukan dengan
menggunakan tangki pasteurisasi (vat) yang terbuat dari stainless steel. Metode pasteurisasi
yang digunakan pada tipe batch yaitu LTLT (Low Temperature Long Time) yang artinya
proses pasteurisasi dilakukan pada suhu rendah dalam jangka waktu yang lama. Proses
pasteurisasi metode bacth dapat diaplikasikan pada produk pangan cair maupun padat,
contohnya yaitu susu dan rajungan kaleng. Aplikasi batch pasteurization pada produk cair
umunya dilakukan dalam skala kecil seperti pada industri rumah tangga. Aplikasi batch
pasteurization yang diaplikasikan pada produk pangan padat umunya diterapkan pada
industri pengalengan rajungan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningsih E. 2018. Pengujian Residu Kloramfenikol Pada Produk Akhir Rajungan
Pasteurisasi dengan Metode ELISA di PT Pan Putra Samudra, Cirebon. Tugas Akhir.
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Akbar, M.B.A. 2018. Penyusunan Rencana Threat Assessment Critical Control Point Pada
Produk Susu di PT Greenfields Indonesia, Malang. Tugas Akhir. Sekolah Vokasi
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Download