Uploaded by User80809

AktForensik 196020302111003 AlifRodhiyan SLD 02 (UAS) Kasus Fraud FS di Indonesia

advertisement
:
:
:
:
NAMA
NIM
MATA KULIAH
DOSEN
ALIF RODHIYAN
196020302111003
AKUNTANSI FORENSIK
Prof. Drs. GUGUS IRIANTO , MSA., Ph.D., Ak.
SELF LEARNING AND DEVELOPMENT
KASUS FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DI INDONESIA
TAHUN 2018-2019
: REFLEKSI KUALITAS AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR
1. Pendahuluan
Trust (kepercayaan) adalah pondasi pasar keuangan dan pasar modal. Kasuskasus kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) melanggar
kepercayaan itu. Sebagaimana dibuktikan dengan kehancuran pasar modal dan
krisis industri keuangan pada saat terjadi kecurangan laporangan keuangan
seperti Enron dan WorldCom. Akibatnya dari tersebut banyak orang dan badan
usaha yang secara langsung atau berinvestasi secara tidak langsung di pasar
modal dirugikan atas kasus tersebut.
Investor berinvestasi selama mereka memiliki kepercayaan pada kualitas,
keandalan, dan transparansi informasi keuangan, termasuk laporan keuangan
yang diaudit. fraudulent financial statement merupakan ancaman serius bagi
kepercayaan para pelaku pasar terhadap informasi keuangan.
Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup berat untuk beberapa kantor akuntan
publik (KAP) terkenal di Indonesia. Setidaknya, hingga awal Agustus 2019, ada
dua KAP dikenakan sanksi administratif karena salah dalam melakukan audit atas
laporan keuangan tahunan (LKT) perusahaan publik. Ditambah lagi, pelaporan
yang salah ini terjadi pada perusahaan publik ternama di antaranya yakni PT
Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), dan PT Hanson
International Tbk (MYRX).
Berikut adalah kasus-kasus fraudulent financial statement yang menjerat KAP
ternama yang terdaftar di Indonesia tahun 2018 sd 2019 :
1
No
KAP
Penjelasan Kasus
1
KAP Purwanto,
Sungkoro, dan
Surja (Member
dari Ernst and
Young Global
Limited/EY)
Penggelembungan (over
statement) pendapatan
senilai Rp 613 miliar
untuk laporan keuangan
tahunan (LKT) tahun
2016 pada PT Hanson
International Tbk.
Pendapatan yang
dimaksud terkait dengan
penjualan Kaveling Siap
Bangun (Kasiba) yang
diakui dengan metode
akrual penuh, meskipun
dalam LKT yang
dimaksud tidak
diungkapkan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli
(PPJB).
2
KAP
Tanubrata,
Sutanto,
Fahmi,
Bambang &
Rekan
(Member dari
BDO
International)
Sanksi OJK
(OJK) memberikan sanksi
kepada Sherly Jakom dari
KAP Purwanto, Sungkoro
dan Surja karena terbukti
melanggar undang-undang
pasar modal dan kode etik
profesi akuntan publik.
Surat Tanda Terdaftar
(STTD) Sherly dibekukan
selama 1 tahun. Selain itu
OJK juga memberikan
sanksi kepada Direktur
Utama Hanson
International Benny
Tjokrosaputro alias
Bentjok sebesar Rp 5 miliar
karena bertanggungjawab
atas laporan keuangan
tersebut.
Kesalahan penyajian LKT Sanksi pembekuan izin
2018 terkait dengan
selama 12 bulan terhadap
perjanjian kerja sama
Akuntan Publik (AP) Kasner
penyediaan layanan
Sirumpea atas LKT 2018
konektivitas dengan PT
dari PT Garuda Indonesia
Mahata Aero Teknologi.
Tbk (GIAA).
Kekeliruan ini
menyebabkan
perusahaan mampu
mencatatkan keuntungan
sebesar US$ 809.946,
dari sebelumnya rugi
US$ 216,58 juta.
2
3
KAP Amir
Abadi Jusuf,
Aryanto,
Mawar &
Rekan (Afiliasi
dari RSM
International)
Over statement hingga
Rp 4 triliun pada akun
piutang usaha,
persediaan, dan aset
tetap Grup TPS Food dan
sebesar Rp 662 miliar
pada pos penjualan serta
Rp 329 miliar pada
EBITDA (laba sebelum
bunga, pajak, depresiasi
dan amortisasi) entitas
bisnis Food. Ditemukan
pula dugaan aliran dana
sebesar Rp 1,78 triliun
dengan berbagai skema
dari Grup TPS Food
kepada pihak-pihak yang
diduga terafiliasi dengan
manajemen lama.
Investigasi atas
lapkeu AISA ini dilakukan
oleh EY. Khusus KAP ini,
karena masih dalam
penyelidikan, OJK belum
merilis sanksi.
4
KAP Satrio,
Bing, ENy &
Rekan (Partner
Deloitte
Indonesia)
Laporan Keuangan
Tahunan PT
SNP Finance,
perusahaan pembiayaan,
telah diaudit AP dari KAP
Satrio, Bing, Eny dan
Rekan dan mendapatkan
opini Wajar Tanpa
Pengecualian.
Pengenaan sanksi
terhadap AP dan KAP
oleh OJK mengingat
LKT yang telah diaudit
tersebut digunakan SNP
untuk mendapatkan
kredit dari perbankan dan
menerbitkan MTN yang
berpotensi mengalami
gagal bayar dan/atau
menjadi kredit
bermasalah sebesar Rp.
1,2 Triliun (Bank Mandiri)
OJK resmi memberikan
sanksi administratif berupa
pembatalan pendaftaran
kepada Auditor Publik (AP)
Marlinna, Auditor Publik
(AP) Merliyana Syamsul
dan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Satrio, Bing, Eny dan
Rekan yang merupakan
salah satu KAP di bawah
Deloitte Indonesia.
Fraudulent financial statement terus menjadi perhatian besar bagi para regulator
(Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) dan investor. Kasus-kasus tersebut telah membuat
kepercayaan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan
keuangan diragukan. Konsep monitoring cost pada agency theory bisa berjalan
3
dengan baik, dengan adanya peranan dari KAP. Oleh karena itu menjadi sangat
penting kualitas audit (audit quality) yang dilakukan KAP dalam perkembangan
pasar modal dan pasar uang.
2. Kualitas Audit dan Independensi Auditor
a. Kualitas Audit
Kualitas audit penting karena laporan keuangan yang berkualitas dan bebas
dari salah saji diakibatkan oleh audit kualitas (Sudarna & Ludigdo, 2014).
Kemungkinan bahwa auditor akan menemukan salah saji tidak hanya
tergantung pada kualitas pemahaman (kompetensi) auditor tetapi juga pada
independensi auditor untuk melaporkan salah saji tersebut. Banyak penelitian
sebelumnya telah meneliti pengaruh independensi terhadap kualitas audit.
Salah satu artikel yang melakukan literature review penelitian-penelitian
kualitas audit dan independensi auditor adalah artikel yang berjudul “Auditor
Independence and Audit Quality : A Literature Review” ditulis oleh Nopmanee
Tepalagul dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand dan Ling Lin dari
University of Massachusetts Dartmouth, North Dartmouth, USA.
Jurnal ini menyajikan tinjauan komprehensif dari penelitian akademik yang
berkaitan dengan auditor independensi dan kualitas audit. Tinjauan Pustaka
yang disajikan di dalam jurnal ini dilakukan berdasarkan artikel yang
dipublikasikan selama periode 1976-2013 di sembilan jurnal terkemuka yang
terkait dengan audit. Jurnal ini membahas empat ancaman utama terhadap
independensi auditor yaitu:
a. Pentingnya klien;
b. Layanan non-audit;
c. Masa Jabaan Auditor
d. Hubungan klien dengan perusahaan audit.
Studi yang dilakukan di berbagai pengaturan internasional, termasuk Amerika
Serikat, Inggris, Australia, Cina, Jerman, Norwegia, Spanyol, dan lainnya.
b. Dimensi Kualitas Audit
Kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi auditor. Auditor
yang kompeten adalah auditor yang bisa menemukan adanya pelanggaran
sedangkan auditor yang independen adalah auditor yang “bersedia”
4
melaporkan” pelanggaran tersebut. Terdapat lima dimensi dalam menentukan
kualitas jasa audit, yaitu:
-
Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan audit yang
sesuai dengan janji yang ditawarkan.
-
Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan auditor dalam membantu
klien dan memberikan pelayanan audit yang cepat dan tanggap dengan
penyampaian informasi yang jelas.
-
Assurance, meliputi kemampuan auditor atas: pengetahuan terhadap
kualitas audit laporan secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian
dan kesopanan dalam memberi pelayanan audit , keterampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di
dalam memanfaatkan jasa audit yang ditawarkan, dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan klien terhadap auditor.
-
Dimensi empathy ini merupakan penggabungan dari dimensi:
Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa audit yang
ditawarkan auditor.
Komunikasi
(communication),
merupakan
kemampuan
melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada klien atau memperoleh
informasi dari klien.
-
Pemahaman pada klien (understanding the client), meliputi usaha auditor
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan klien.
c. Upaya Peningkatan Kualitas Audit
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit
adalah:
-
Meningkatkan pendidikan profesionalnya,
-
Mempertahankan independensi dalam sikap mental
-
Dalam
melaksanakan
pekerjaan
audit,
menggunakan
kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
-
Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik
-
Memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik
-
Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten
-
Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai
dengan hasil temuan
5
Standar audit profesional menyebutkan bahwa bukti audit harus cukup dan
memadai (relevan dan handal) agar dapat memberikan dasar yang memadai
untuk memberikan audit opinion (ISA 500, 2005). Bukti Audit digunakan oleh
auditor untuk menarik kesimpulan tentang realitas yang relevan, dan tidak
dapat diamati lagi.
d. Independensi Auditor
banyak kasus Fraudulent financial statement yang terjadi, baik di Indonesia
maupun di dunia, seringkali terjadi kolusi antara klien (perusahaan yang
diaudit) dengan auditor atau kantor akuntan publik (KAP) yang melakukan
audit. Kolusi membuat dengan sengaja auditor meloloskan saja salah saji
material yang ada pada laporan keuangan klien. Auditor dengan sengaja
memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit opinion) pada
laporan keuangan klien yang manipulatif.
Kolusi dapat terjadi salah satunya karena ada kedekatan antara auditor dengan
klien. Kedekatan bisa terjadi karena seseorang telah lama berhubungan
dengan orang lain. Perikatan kerja atau kontrak yang telah lama terjalin,
selama bertahun – tahun antara auditor dengan klien bisa membuat hubungan
antara auditor dengan klien menjadi tidak ada batasan lagi, menjadi seperti
teman bahkan seperti saudara. Hal inilah yang dikuatirkan dapat memicu
kolusi.
e. Rotasi Auditor (Audit Tenure) untuk Menjaga Independensi Auditor
Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mencegah kecurangan dalam
laporan keuangan ialah dilakukannya rotasi audit. Rotasi audit adalah
peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan
tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor.
Tujuannya di bentuk sistem rotasi audit ialah untuk mentaati peraturan
perundang- undangan, menjaga independensi auditor, serta menjaga kualitas
audit. Makna lainnya adalah bahwa kedekatan hubungan (closeness) antara
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan klien sebagai akibat lamanya penugasan
dapat mengurangi independensi dan ujungnya dapat menurunkan kualitas
audit.
Diharapkan dengan dilakukannnya rotasi audit dapat memberikan keuntungan
baik dari pihak auditor maupun pihak klien. Dengan di bentuk sistem rotasi audit
6
akan memperkuat independensi auditor. Rotasi audit berkaitan dengan audit
tenure. Audit tenure merupakan kondisi dimana Kantor Akuntan Publik
diberikan batasan waktu dalam mengaudit. Audit tenure tidak berhubungan
langsung dengan kualitas audit, karena audit tenur lebih berfokus pada
perikatan yang terjadi antara Kantor Akuntan Publik dengan client. Tujuan di
bentuknya
sistem
audit
tenure
ialah
untuk
mempertahankan
sikap
independensi auditor dan untuk me-minimalisir terjadinya kecurangan. Audit
tenure dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak independensi auditor
sehingga dapat menurunkan kualitas audit. Dilihat dari tujuan audit tenure,
menunjukkan adanya perikatan dengan klien yang memiliki dampak yang
positif maupun negatif. Di dalam perikatan antara auditor dengan klien perlu di
berikan pembatas waktu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang melanggar
kebijakan sebagai auditor yaitu indepensi auditor, maka di buatlah peraturan
dalam rotasi audit. Pemerintahan telah menetapkan peraturan tentang rotasi
audit dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No 17/PMK.01/2008 pasal 3 ayat
1 yang bunyinya “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari
suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan
oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.”
3. Kasus Kualitas Audit dan Independensi Auditor pada Perusahaan Publik
a. PT SNP Finance
-
Bisnis PT SNP Finance
SNP Finance merupakan bagian usaha Columbia, jaringan ritel yang
menawarkan pembelian barang rumah tangga secara kredit atau cicil.
Dalam kegiatannya, SNP lah yang menyokong pembelian barang yang
dilakukan oleh Columbia dengan sumber pendanaan dari perbankan atau
surat utang.
Di industri multifinance, SNP Finance boleh dibilang pemain kelas
menengah ke bawah. Total pembiayaan yang disalurkannya pun tidak lebih
dari Rp5 triliun per tahun. Maklum, barang yang dibiayainya hanya kasur,
lemari, sofa, dan perabot rumah tangga lainnya.
Berbeda dengan multifinance sekaliber BCA Finance, Astra Sedaya
Finance, FIF, dan Adira Finance yang membiayai kendaraan roda empat
7
dan sepeda motor. Tak heran, pembiayaan yang mereka salurkan selalu
berkisar puluhan triliun per tahun. Wajarlah, teman-teman seprofesi SNP
Finance itu berinduk usaha pada bank umum.
-
Masalah PT SNP Finance
SNP Finance diketahui menerima fasilitas kredit modal kerja dari 14 bank.
Salah satu dan yang paling besar berasal dari PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk. SNP Finance sendiri telah 20 tahun menjadi nasabah Bank Mandiri.
Namun, pada 2016, perusahaan mengajukan restrukturisasi kredit.
Saat itu, Bank Mandiri memasukkan SNP Finance dalam kelompok
kolektibilitas 2 (kol 2) atau dalam perhatian khusus. Restrukturisasi kredit
diperlukan bukan karena perusahaan menunggak pembayaran, melainkan
agar perusahaan bisa mendapat kucuran dana dari bank lain. Alih-alih
membaik, SNP Finance malah menunjukkan itikad buruk. Dalam beberapa
bulan terakhir, kreditnya mulai macet dan manajemen perusahaan
mengajukan pailit sukarela. Padahal, kredit macetnya saat itu mencapai
Rp1,2 triliun. Selain itu, SNP Finance mengajukan pinjaman fasilitas kredit
modal kerja dan rekening koran kepada Bank Panin periode Mei 2016
sampai 2017 dengan plafon kepada debitur sebesar Rp425 miliar.
Salah satu tindakan yang dilakukan oleh SNP Finance untuk mengatasi
kredit macetnya adalah menerbitkan surat utang berbentuk Medium Term
Notes (MTN), yang diperingkat oleh Pefindo, lembaga pemeringkat,
berdasarkan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP DeLoitte. Menurut
siaran pers Pefindo, biro kredit independen tersebut mendapuk SNP
Finance dengan peringkat idA- (single A minus) sejak Desember 2015November 2017. Lalu, peringkat itu dinaikkan menjadi idA (single A) pada
Maret 2018. Padahal, saat itu, keuangan SNP Finance mulai bermasalah.
Dua bulan setelahnya, yakni Mei 2018, OJK mengeluarkan sanksi
Pembekuan Kegiatan Usaha (PKU) terhadap SNP Finance melalui Surat
Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Nomor S-247/NB.2/2018. Pefindo
pun buru-buru menyematkan peringkat idCCC (triple C) atau credit watch
negative sebelum akhirnya menarik peringkat terhadap SNP Finance.
-
Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi
Auditor dan Sanksi
8
Dua akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance, yakni
Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul dari KAP KAP DeLoitte
melanggar standar audit profesional. Menurut data resmi Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan (PPPK), dalam mengaudit SNP Finance tahun buku 2012
- 2016, mereka belum sepenuhnya menerapkan pengendalian sistem
informasi terkait data nasabah dan akurasi jurnal piutang pembiayaan.
Akuntan publik tersebut juga belum menerapkan pemerolehan bukti audit
yang cukup dan tepat atas akun piutang pembiayaan konsumen dan
melaksanakan prosedur memadai terkait proses deteksi risiko kecurangan,
serta respons atas risiko kecurangan.
KAP DeLoitte Indonesia diberi sanksi berupa rekomendasi untuk membuat
kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik
terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior. Sanksi
administratif kepada kantor akuntan publik yang diketahui melakukan
pelanggaran dalam prosedur audit atas laporan keuangan PT Sunprima
Nusantara Pembiayaan (SNP) Finance tahun buku 2012 hingga 2016.
Sanksi administrasi diberikan setelah memperoleh pengaduan dari OJK.
b. Kasus PT Hanson International Tbk
-
Bisnis PT Hanson International Tbk
Menurut situs perseroan, PT Hanson International Tbk berdiri pada 1971.
Awal mula bernama PT Mayertex Indonesia atau PT Mayer Textile Industri
Indonesia (PDF) dan berdiri pada 7 Juli 1971 di Jakarta. Perseroan
memasarkan saham kepada publik dengan melakukan initial public offering
(IPO) pada 31 Oktober 1990 dan mencatatkan kode emiten MYRX di papan
bursa. Pada 7 Mei 1997 perusahaan berganti nama menjadi PT Hanson
Industri Utama Tbk. Perseroan kembali berganti nama menjadi PT Hanson
International Tbk pada 2004 yang terus dipakai hingga saat ini.
Bukan hanya nama, perseroan juga kerap melakukan peralihan area bisnis.
Seiring turunnya harga tekstil akibat gempuran impor yang disebabkan
longgarnya manajemen Pusat Logistik Berikat (PLB), Hanson mengubah
haluan menjadi bisnis energi dan mineral. Caranya adalah dengan
melakukan divestasi anak usaha PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) yang
bergerak di bidang tekstil pada 2007. Dengan menjual 99,99 persen saham
anak perusahaan PMJ kepada PT Biratex Industries, Hanson International
9
dengan leluasa terjun ke bisnis batu bara. Dengan hilangnya usaha tekstil
di perusahaan tersebut, maka perusahaan akan bertransformasi ke bisnis
energi khususnya perdagangan dan produsen batu bara.
Dalam proses transformasi bisnis ini, Hanson International melewati
beberapa tahap. Pertama, MYRX menjadi produsen batu bara berkapasitas
kecil dengan cara joint operation dan off taker. Selanjutnya MYRX menjadi
produsen berkapasitas besar dengan memproduksi batu bara sendiri.
Namun dalam perkembangannya bisnis batu bara yang dilakukan Hanson
International tidak berjalan mulus. Penurunan harga komoditas dunia
menekan kinerja Hanson. Puncaknya pada 2013 kala laba Hanson
International merosot hampir 100 persen menjadi hanya Rp200 juta
dibanding pada akhir 2011 yang sebesar Rp102 miliar. Diversifikasi bisnis
kembali dilakukan perseroan. Benny Tjokrosaputro yang merupakan salah
satu pemegang saham PT Hanson International mulai mengubah haluan
dengan menyuntikkan bisnis properti yang terlebih dulu ia kenal melalui
keluarganya.
-
Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi
Auditor
MYRX telah salah dalam menyajikan total pendapatan di laporan keuangan
tahunan (LKT) periode 2016. Kesalahan penyajian yang dimaksud terkait
dengan penjualan Kaveling Siap Bangun (Kasiba). Menurut LKT MYRX
tahun 2016, pada tanggal 28 Juni 2016 anak usaha tidak langsung
perusahaan, yakni PT Blessindo Terang Jaya (BTJ), menandatangani
perjanjual Jual Beli Tanah Kasiba dengan PT Asabri (Persero) yang
memiliki 11,58% saham perusahaan.
Dalam perjanjian tersebut, BTJ sepakat untuk melepaskan hak kepemilikan
atas Kasiba di Perumahan Serpong Kencana seluas 168.336 meter persegi
dengan jumlah kavling 2.338 unit. Total pendapatan yang diperoleh
mencapai Rp 732 juta. Hal tersebut yang dipermasalahkan oleh OJK adalah
perusahaan mengakui pendapatan tersebut dengan metode akrual penuh,
padahal dalam LKT 2016 MYRX tidak mengungkapkan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas transaksi tersebut.
Berdasarkan dengan Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat (PSAK
44) pendapatan penjualan properti diakui dengan meted akrual penuh jika
10
telah memenuhi kriteria, termasuk proses penjualan telah selesai. "Proses
penjualan dianggap telah selesai apabila pengikatan jual beli atau perjanjian
jual beli telah berlaku, yaitu apabila pengikatan atau perjanjian tersebut
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak telah memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam pengikatan atau perjanjian jual beli agar pengikatan
atau perjanjian tersebut berlaku."
Namun dalam LKT 2016 perusahaan hanya menyebutkan kata "sepakat
untuk melepaskan hak kepemilikan Kasiba," tanpa melampirkan keterangan
PPJB atas perjanjian tersebut, Dengan kata lain tidak ada informasi serah
terima, termasuk di dalamnya berapa jumlah pendapatan yang akan
dibayarkan pada periode tertentu. Atas hal tersebut MYRX telah mengakui
sebagian nilai dalam pos pendapatan atas kesepakatan tersebut sebesar
Rp 613,17 miliar. MRYX diminta untuk melakukan restatement atas LKT
2016 dengan merevisi perolehan pendapatan. Ini berarti, setelah
restatement total pendapatan perusahaan di tahun 2016 akan berkurang
menjadi hanya Rp 126,86 miliar. Alhasil, perusahaan akan membukukan
rugi operasi (usaha) mencapai Rp 312,91 miliar.
-
Pelanggaran Standar Audit terkait Kualitas Audit dan Independensi
Auditor dan Sanksi
MYRX terbukti melakukan pelanggaran akibat penjualan kavling siap
bangun dengan nilai kotor Rp732 miliar. MYRX mengakui pendapatan
dengan metode akrual penuh pada laporan keuangan tahunan periode 31
Desember 2016. Selain itu, perseroan pun tidak mengungkapkan perjanjian
pengikatan jual beli kavling siap bangun di Perumahan Serpong Kencana
tertanggal 14 Juli 2016.
Kesalahan tersebut melanggar Ketentuan Pasal 69 Undang-Undang (UU)
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal jo. huruf A angka 3 Peraturan
No.VIII.G.7 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten
dan perusahaan publik jo. paragraf 36 tentang pernyataan standar
akuntansi aktivitas pengembangan real estat (PSAK 44). Ketentuan lain
yang dilanggar yakni pasal 69 UU Pasar Modal jo. huruf C angka 2 huruf d
angka 1 dan huruf b. OJK pun memberikan sanksi administratif berupa
denda Rp500 juta kepada MYRX dan perbaikan penyajian laporan
11
keuangan tahun buku 2016. Atas penjualan kavling siap bangun (KASIBA)
dengan nilai kotor sebesar Rp732 miliar, PT Hanson International Tbk.
mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh pada laporan
keuangan tahunan PT Hanson International Tbk. per 31 Desember 2016.
Otoritas Jasa Keuangan mengenakan sanksi administratif dengan nilai total
Rp5,6 miliar kepada PT Hanson International Tbk., emiten yang bergerak di
bidang properti, akibat kesalahan penyajian laporan keuangan tahunan
pada tahun buku 2016. Sanksi administratif dikenakan kepada Hanson
International (MYRX), Direktur Utama MYRX Benny Tjokrosaputro, dan
Direktur MYRX Adnan Tabrani termasuk denda dengan total Rp5,6 miliar.
Selain itu, Sherly Jokom sebagai akuntan dari rekan pada Kantor Akuntan
Publik Purwantono Sungkoro dan Surja, anggota Ernst and Young Global
Limited, dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan Surat Tanda
Terdaftar (STTD) selama 1 tahun terhitung setelah ditetapkannya surat
sanksi.
4. Kesimpulan
a. Fraudulent financial statement merusak kepercayaan (trust) investor dan
kreditor di pasar modal atau pada pembiayaan perbankan. Akibat lebih jauh
lagi bahwa akan mengganggu perusahaan memperoleh dana dari pihak ketiga
dan biaya yang rendah karena tingginya risiko fraud. Atas hal tesebut tentunya
akan berpengaruh ke perekonomian negara bahkan global yang berakibat
pada krisis keuangan.
b. Upaya mengurangi fraudulent financial statement tidak hanya dengan
meningkatkan kualitas audit dan independensi auditor namun juga diperlukan
penguatan Corporate Governance perusahaan public itu sendiri, yaitu peranan
dewan komisaris dan organnya yaitu komite audit. Peranan komite audit harus
lebih ditingkatkan dalam rangka menjalankan fungsi pengendalian mereka
terhadap efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan auditor serta
memastikan terjaganya independensi auditor.
c. Selain dari internal dan peranan akuntan, upaya mengurangi fraudulent
financial statement juga melalui organisasi profesi (IAI dan IAPI) dan regulator
(Otoritas Jasa Keuangan). Pelaporan keuangan yang kompleks dan diatur oleh
12
standar yang luas dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Ada juga yang
standar industri-didorong oleh badan pengatur lainnya, seperti OJK dan
Kementerian Keuangan, IAPI, IAI dll. Selain peraturan terkait dengan industri
tertentu, OJK secara langsung dan agresif terlibat pengawasan perusahaanperusahaan yang mempunyai akuntabilitas publik. Semua perusahaan aktif
diperdagangkan saham harus menyampaikan laporan yang luas untuk OJK:
tahunan, triwulanan, pernyataan proksi tahunan, laporan yang lebih teknis
lainnya, sdan laporan yang hal yang material di luar periode pelaporan yang
normal.
Daftar Pustaka
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekretariat Jenderal – Kementrian Keuangan.
Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin. Retrieved from
http://pppk.kemenkeu.go.id/Publikasi/Index/11
Ayuningtyas. (2019). Gara-gara Lapkeu, Deretan KAP Ini Malah Kena Sanksi OJK.
CNBC Indonesia. Retrieved from
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190809123549-17-90910/gara-garalapkeu-deretan-kap-ini-malah-kena-sanksi-ojk
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of accounting and
economics, 3(3), 183-199. https://doi.org/10.1016/0165-4101(81)90002-1
IAPI. (2016). Draf Panduan Indikator Kualitas Audit oada Kantor Akuntan Publik.
Jakarta Retrieved from http://iapi.or.id/uploads/article/exposure-draft-panduanindikator- kualitas-audit-5804a2d00298b.pdf.
Limani, Arta. What is a high quality audit?. published by Amcham’s magazine
HORIZON. Retrieved from https://www2.deloitte.com/al/en/pages/audit/articles/highquality-audit.html
Septriani, Y. (2012). Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit, Studi Kasus Auditor Kap Di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi &
Manajemen, 7(2), 78-100.
Sudarna, M., & Ludigdo, U. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Ukuran
Auditee Terhadap Kualitas Audit. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi, 5(2), 226-239.
https://doi.org/10.18860/em.v5i2.2861
Tepalagul, N., & Lin, L. (2015). Auditor independence and audit quality: A literature
review. Journal of Accounting, Auditing & Finance, 30(1), 101-121.
https://doi.org/10.1177/0148558x14544505
13
Download