KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

advertisement
BAB 4
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
GERONTIK
Dian Eka fitriyanti,SKM
Pengertian Keperawatan Gerontik
 Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang
berkaitan dengan penyakit pada proses menua (KOZIER,
1987). Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik
adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia
yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Fungsi Perawat Gerontik
Menurut Eliopoulous tahun 2005, fungsi perawat
gerontologi adalah:
 Guide Persons of all ages toward a healthy aging process (Membimbing




orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
Eliminate ageism (Menghilangkan perasaan takut tua).
Respect the tight of older adults and ensure other do the same (
Menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama).
Overse and promote the quality of service delivery (Memantau dan
mendorong kualitas pelayanan).
Notice and reduce risks to health and well being ( Memerhatikan serta
mengurangi risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan).
 Teach and support caregives (Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan).
 Open channels for continued growth ( Membuka kesempatan untuk pertumbuhan









selanjutnya).
Listern and support (Mendengarkan dan memberi dukungan).
Offer optimism, encourgement and hope (Memberikan semangat, dukungan dan harapan).
Generate, support, use and participate in research (Menghasilkan, mendukung,
menggunakan, dan berpatisipasi dalam penelitian).
Implement restorative and rehabilititative measures (Melakukan perawatan restoratif dan
rehabilitatif).
Coordinate and managed care (Mengoordinasi dan mengatur perawatan).
Asses, plan, implement and evaluate care in an individualized, holistic maner (Mengkaji,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi perawatan individu dan perawatan secara
menyeluruh).
Link services with needs (Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).
Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality (Membangun masa
depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya).
Understand the unique physical, emotical, social, spritual aspect of each other (Saling
memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan spritual).
 Recognize and encourge the appropriate management of ethical
concern (Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai
dengan tempatnya bekerja).
 Support and comfort through the dying process (Memberikan
dukungan dan kenyamanan dalam menghapi proses kematian).
 Educate to promote self care and optimal independence (Mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).
Lingkup Keperawatan Gerontik
 Lingkup asuhan keperawatan gerontik adalah pencegahan
ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan, perawatan
untuk pemenuhan kebutuhan lansia dan pemulihan untuk
mengatas keterbatasan lansia. Sifat nya adalah independen
(mandiri), interdependen (kolaborasi), humanistik dan
holistik.
Trend dan issue keperawatan gerontik
Fenomena Demografi
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap







kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly:
Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke
peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun
1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari
total populasi penduduk.
Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari
total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:




62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
53% lansia masih menanggung bebean kehidupan keluarga.
Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.
Fenomena Permasalahan Pada Lansia
 Permasalahan Umum
 Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
 Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
 Lahirnya kelompok masyarakat industry.
 Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
 Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
 Permasalahan Khusus
 Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,mental
maupun sosial.
 Berkurangnya integrasi sosial usila.
 Rendahnya produktifitas kerja lansia.
 Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
 Bertbahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistic.
 Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik
lansia.
 Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
 Penurunan fisik
 Perubahan mental
 Perubahan-perubahan Psikososial
 Karakteristik Penyakit pada Lansia:
 Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.
 Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.
 Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
 Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
 Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
 Sering terjadi penyakit iatrogenic
Penyakit yang sering terjadi pada lansia
 Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di
kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa
masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya
sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi),
instability (instabilitas dan jatuh), incontinence
(inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and
hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation
(depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur),
hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Osteo Artritis (OA)
 OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang
mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA
merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi
risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.
Osteoporosis
 Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan
tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan
kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II
adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D.
Hipertensi
 Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena
menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat
memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal
jantung, dan gagal ginjal
 Diabetes Mellitus
 Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu
diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl.
Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM.
Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya
adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang,
gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.
 Dimensia
 Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya
ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari.
Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya
riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes,
kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga
kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.
 Penyakit jantung koroner
 Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala
umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.
Kanker
 Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi
sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel
lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi
karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi
normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa
tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari
keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian
nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling
utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65
tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker
meningkat.
Kanker
 Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi
sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel
lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi
karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi
normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa
tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari
keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian
nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling
utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65
tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker
meningkat.
Download