Uploaded by User65767

Pertemuan 2

advertisement
Enrico Jovian Silvan Sulistio (F0318045)
1. Jelaskan lingkungan ekonomi yang terkait dengan profesi Akuntan Publik!
Lingkungan ekonomi yang terkait dengan profesi Akuntan Publik adalah sebagai berikut:
a. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementrian Keuangan Republik
Indonesia. P2PK, sebelumnya dikenal sebagai PPAJP (Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai Publik). P2PK berwenang memberikan ijin AP, dan ijin mendirikan KAP
atau cabang KAP; P2PK juga berwenang melakukan pengawasan terhadap profesi AP,
mengevaluasi kinerja AP, menguji kepatuhan AP dalam melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan SPAP maupun kode etik yang berlaku. P2PK juga berwenang memberikan
peringatan, memberikan sanksi kepada AP dan KAP, mulai sanksi pembatasan dalam
pemberian jasa, pembekuan ijin praktek AP, sampai dengan pencabutan ijin AP dan ijin
usaha KAP.
b. Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI). IAPI merupakan wadah atau asosiasi
profesi akuntan Publik di Indonesia. Setiap AP wajib bergabung dalam wadah IAPI. IAPI
berwenang memberikan evaluasi atas kualitas AP, meregulasi fee audit, mengatur
keanggotaannya, menerbitkan SPAP, serta mengadakan PPL bagi para anggotanya.
Setiap AP berkewajiban mengikuti PPL yang diselenggarakan oleh IAPI, dan asosiasi
lainnya yang sesuai dengan kompetensi yang dibtuhkan para AP, sehingga paling sedikit
wajib memperoleh 30 SKP. AP berkewjiban membayar iuran anggota secara tahunan,
dan berhak untuk dipilih dan memilih sebagai pengurus IAPI.IAPI merupakan asosiasi
yang merupakan wadah dari para AP. IAPI merupakan regulator, dalam kaitannya dengan
segala ketentuan terkait standar profesi dan kode etik yang berlaku bagi AP/KAP.
c. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelum berdirinya OJK,
maka Bank Indonesia turut mengatur setiap AP/KAP yang bekerja memberikan jasa
profesinya di lingkungan perusahaan perbankan, baik pada Bank Umum, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Setelah OJK
berdiri, maka fungsi pengawsan AP dilakukan oleh OJK. Perbedaan reguasi AP dan KAP
yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan AP yang diregulasi oleh OJK adalah aturan
mainnya. Ketika AP diatur oleh Bank Indonesia, maka AP tidak pernah mengeluarkan
sejumlah dana untuk memelihara tanda terdaftar sebagai auditor Bank pada Bank
Indonesia;; sedangkan ketika AP/KAP diawasi oleh OJK, maka sejak saat itu, para AP
berkewajiban membayarkan iuran tahunan, dan iuran lainnya yang sifatnya variabel, yang
dihitung dari pendapatan fee per proyek yang dikerjakan oleh AP/KAP tersebut. OJK dan
Bank Indonesia dapat disebut sebagai mitra dalam berusaha, sekaligus dapat dipandang
sebagai regulator dalam kaitannya dengan pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap
perusahaan
yang
termasuk
perusahaan
publik
(Tbk),
maupun
24
perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan, seperti abnk, asuransi, dana pensiun, dan
yang sejenisnya.
d. Pusat Pengawasan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). PPATK
merupakan lembaga Negara, yang berwenang melakukan pengawasan atas transaksitransaksi keuangan, melalui lembaga perbankan untuk mencegah dari tindakan kejahatan
dalam bidang keuangan yang tidak diharapkan terajdi. Misalnya, PPATK mengawasi
rekening bersaldo besar, transksi keuangan yang mencurigakan, misalnya transaksi
pencucian uang, dan transaksi lainnya yang sejenis. AP dewasa ini wajib terdaftar sebagai
mitra dari PPATK, dan AP diberikan kewajiban melaporkan kepada PPATK, ketika AP
mengetahui
terdapat
transaksitransaksi
keuangan
yang
mencurigakan.
PPATK
merupakan mitra dalam melaksanakan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan adanya
dugaan money laundering (pencucian uang), berdasarkan adanya transaksi keuangan yang
mencurigakan.
e. Dirjen Pajak Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Dirjen Pajak (DJP)
sebagai fiskus mewajibkan setiap AP/KAP terdaftar dan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Bagi KAP tertentu, yang mempunyai jumlah peredaran usaha melebihi
batasan sebagai Pengusaha Kecil (omset lebih dari Rp. 600 juta setahun), berkewajiban
mendaftarkan diri dan ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. AP dan KAP setiap
setahun sekali wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT WP dan
SPT OP). AP juga menjadi mitra bagi DJP, dalam rangka mengamankan penerimaan
pajakn Negara.
f. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan satu satunya lembaga
pemeriksa keuangan Negara di Indonesia. BPK merupakan mitra kerja dari AP/KAP.
BPK dapat bekerja bersama untuk melaksanakan proses audit terhadap setiap entitas
pemerintahan, maupun entitas perusahaam milik Negara/perusahaan milik Daerah.
Selama ini, BPK telah memberikan kepercayaan kepada AP/KAP yang terdaftar di BPK
untuk melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan dari entitas pemerintah; AP juga
dipercaya untuk melaksanakan audit laporan keuangan dari setiap perusahaan milik
Negara/milik Daerah.
g. Aparat Penegak Hukum (APH), seperti Kepolisian Negara, Kejaksanaan merupakan
mitra kerja dalam kaitannya upaya penegakan hukum, atau dalam kaitannya upaya
penyelesaian sengketa hukum. APH dapat dipandang sebagai pengguna jasa, dan
sekaligus mitra dalam rangka upaya penegakan hukum. AP dapat membantu menghitung
kerugian keuangan Negara dalam kasus dugaan korupsi; dan menjadi saksi ahli dalam
penyesesaian perkara di pengadilan; maupun diminta menjadi mitra dalam penanganan
kasus sengketa hukum.
h. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan wadah professional akuntan, termasuk
Akuntan Publik. Sebelum adanya IAPI, dahulunya para AP bergabung dan menjadi
anggota IAI Kompartemen Akuntan Publik. IAI merupakan regulator, yang berperan
mengatur standar akuntansi keuangan, pada tingkat nasional.
i. International Financial Accounting Committee) (IFAC), dan Asean CPA.
Keduanya merupakan asosiasi profesi akuntan profesional, dan akuntan publik, skala
regional maupun skala internasional. Keduanya dapat dipandang sebagai regulator, yang
mengatur segala sesuatunya terutama terkait dengan standar akuntansi keuangan, kode
etik, dan standar pemeriksaan.
2. Apa saja persyaratan untuk memperoleh ijin usaha KAP dalam Pasal 18 UU Nomor 5
tahun 2011?
Pada Pasal 18 UU Nomor 5 tahun 2011, diatur tentang persyaratan untuk memperoleh
ijin usaha KAP. Beberapa syarat yang harus dipenuhi, bagi pemohon ijin usaha KAP
antara lain berikut ini.
a. Terdapat kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(terpisah
dari
rumah
tinggal
AP).
b. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha
persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang
berbentuk usaha perseorangan;
c. Paling sedkit memmpunyai 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di
bidang akuntansi (auditor);
d. memiliki rancangan sistem pengendalian mutu KAP;
e. membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan,
dengan mencantumkan paling sedikit: (a) alamat Akuntan Publik; (b) nama dan domisili
kantor; (c) maksud dan tujuan pendirian kantor; (d) memiliki akta pendirian yang
dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha persekutuan dan Firma;
3. Apa perbedaan kode etik Akuntan Publik yang dikembangkan IAI dengan kode etik
Akuntan Publik yang dikembangkan IFAC?
Perbedaan utama antara kode etik AP yang dikembangkan sebelumnya oleh IAI jika
dibandingkan dengan kode etik AP, yang dikembangkan oleh IFAC, sesungguhnya sama,
tetapidalam implementasinya, kode etik seeblumnya (IAI) hanya mengatur perilaku AP
yang menjalankan praktek saja, dan orang-orang yang bekerja dalam lingkungan KAP
saja; tetapi jika kode etik yang dikembangkan oleh IFAC, mengikat untuk semua orang
yang kekerja dalam lingkuangn AP (AP, dan para pegawai dalam KAP), juga personil
lainnya yang bekerja di luar KAP, tetapi mempunyai hubungan kerja sama dalam
jaringan KAP. Yang dimaksud dengan jaringan KAP, misalnya adalah peagwai dari
kantor konsultan pajak, dari konsultan teknik informatika, yang membatu bekerja sama,
atau direkrut oleh KAP untuk membantu memberikan jasa keahliannya lewat KAP.
Walaupun mereka bukan pegawai KAP, dan tidak ada hubungan kepemilikan lembaga
KAP, tetapi jika kantor konsultan tersebut bekerja sama (misalnya kantor
konsultan memberikan klien atau merekomendasikan klien baru, untuk diaudit) oleh
KAP, maka kantor konsultan tersebut, dan semua personil yang terkait dengan kantor
konsultan itu, maka mereka terikat dan wajib patuh terhadap kode etik AP tersebut.
Apakah Profesi Auditor Selain Akuntan Publik Mempunyai Standar Profesional dan
Kode Etik? Jawabannya: lembaga auditor lainnya (BPK), dan lembaga pengawas
keuangan Negara (BPKP, dan APIP) juga memiliki standar professional tersendiri, yang
berlaku untuk mengatur perilaku para anggotanya. Secara konsep kode etiknya mirip
dengan kode etik yang telah dibahas sebelumnya. Namun demikian, dalam bab ini belum
dibahas secara mendalam.
Download