BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan kemajuan pesat dunia teknologi dan informasi, ilmu
akuntansi berkembang dengan sangat baik. Pesatnya perkembangan dunia bisnis
memberikan kesempatan luas dalam lapangan kerja yang beragam bagi angkatan
kerja, salah satunya angkatan kerja yang ada di Indonesia adalah Sarjana Ekonomi
khususnya Sarjana Akuntansi. Pendidikan akuntansi mempunyai tugas untuk
menghasilkan professional - profesional di bidang akuntansi, salah satunya
akuntan publik. Peranan profesi akuntan menjadi sangat penting dalam
perkembangan ini.
Pada saat ini profesi akuntan menjadi sorotan tajam bagi para pelaku bisnis
dan masyarakat karena dianggap sebagai salah satu pihak yang mampu
memberikan kontribusi besar dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Terutama untuk profesi akuntan publik, mereka dituntut untuk mampu menjaga
kepercayaan publik dan menjalankan setiap kegiatannya dengan maksimal.
Sehingga karir akuntan publik merupakan karir yang dianggap menjanjikan
prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan
pengalaman belajar yang tidak ternilai. Karir ini juga memberikan kesempatan
untuk mengembangkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi, karena dapat
ditugaskan di berbagai tempat dan berbagai perusahaan yang memiliki ciri dan
kondisi yang berbeda. Oleh karenanya minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk
masuk profesi akuntan publik cukup besar, hal ini ditujukkan dengan adanya
persaingan ketat dalam tes – tes penerimaan untuk menjadi akuntan di Kantor
Akuntan Publik (Setiyani, 2005:4)
Akuntan merupakan profesi yang dalam pelaksanaanya didasarkan pada
prinsi-prinsip etika. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan perubahan
global, profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan
yang semakin berat. Sehingga dalam menjalankan aktifitasnya seorang akuntan
dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya. Machfoedz (1997) dalam
Elvi (2008: 1) menyatakan bahwa ada tiga hal yang utama yang harus dimiliki
oleh setiap anggota profesi dalam mewujudkan profesionalisme yaitu berkeahlian,
berpengetahuan, dan berkarakter.
Menurut Bachtiar (2002) dalam Kusumawati (2008:3) profesi akuntan publik
bisa termasuk profesi termahal karena sumber pendapatan terbesar akuntan publik
telah bergeser dari jasa audit ke jasa konsultasi manajemen, profesi akuntan
publik juga termasuk profesi prestisius di Indonesia. Sedangkan menurut Wheeler
(1983) dalam Widyasari (2010:11) profesi akuntan publik merupakan profesi yang
dipandang menjajikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan
tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai. Profesi sebagai
akuntan
publik menyediakan peluang kerja yang besar bagi lulusan jurusan
akuntansi di Indonesia , tidak mengherankan jika profesi ini diatur oleh pemerintah
dari berbagai regulasi.
Pemerintah pada bulan Mei 2011, mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2011
tentang profesi akuntan publik. Pemerintah secara jelas memperbaharui dan
merevisi beberapa peraturan kembali tentang profesi akuntan publik. Undang –
Undang ini berisikan ruang lingkup jasa akuntan publik, perizinan akuntan publik,
dan KAP, hak, kewajibab, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP, kerja sama
antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP dan Kantor
Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA), Asosiasi
Profesi Akuntan Publik, Komite Profesi Akuntan Publik, pembinaan dan
pengawasan oleh Menteri, sanksi administrative dan ketentuan pidana.
Peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengenai syarat
menjadi seorang akuntan yang harus mengikuti pendidikan profesi akuntan setelah
lulus sarjana ekonomi akuntansi, membuat jumlah profesi akuntan meningkat dari
tahun ke tahun. Pada awalnya, mahasiswa jurusan akuntansi adalah mahasiswa
yang memiliki kesempatan besar untuk langsung melanjutkan program pendidikan
akuntansi. Namun, berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011, seluruh lulusan sarjana
dari berbagai macam jurusan dapat menjadi seorang akuntan, yakni akuntan
publik manakala sudah mengikuti ujian sertifikasi secara khusus yang
dilaksanakan oleh pemerintah.
Gambaran diatas menunjukkan bahwa mahasiswa/i akuntansi dihadapkan
dalam beberapa pilihan untuk menjadi seorang akuntan. Dengan berbagai macam
persyaratan dan mekanisme yang harus dilalui untuk menjadi seorang akuntan,
sedikit banyak mempengaruhi persepsi seorang mahasiswa untuk menjadi seorang
akuntan. Waktu dan biaya yang sangat besar menjadi salah satu faktor yang
menghambat mahasiswa untuk tidak menjadi seorang akuntan.
Profesi akuntan Themas (2008) dalam Andersen (2012:2) menuntut
seseorang untuk memiliki intensitas waktu kerja yang sangat tinggi tapi belum
diimbangin dengan bonus ataupun income yang memadai. Ini merupakan salah
satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan jumlah akuntan masih sangat
kurang di Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Diperlukan
adanya hubungan yang sinergi antara penghargaan finansil/gaji dengan tingkat
kinerja akuntan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa riset yang
sudah ada.
Menurut Wulandari (2011) dalam Noviasari (2012:3) hasil penelitian
mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam
pemilihan karir sebagai akuntan publik. Kesimpulan penelitian tersebut bahwa
secara silmutan dan secara parsial faktor gaji/penghargaan finansial, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai sosial, lingkungan kerja dan
pertimbangan pasar kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
menjadi akuntan publik oleh mahasiswa akuntansi, sedangkan hasil penelitian
Noviasari (2012) menambahkan 1 (satu) variabel tambahan yaitu nilai intrinsik
pekerjaan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian – penelitian yang
dilakukan sebelumnya dimana beberapa penelitian mengkaji faktor – faktor
penarik minat mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik. Penelitian
Noviasari (2012) menyebutkan 7 variabel yang akan diteliti. Perbedaan dari
penelitian sebelumnya penelitian ini menambahkan 2 variabel tambahan yaitu
regulasi pemerintah dan risiko profesi. Penelitian ini tidak hanya menguji faktor –
faktor penarik tetapi juga mengkaji faktor – faktor penghambat minat mahasiswa
akuntansi terhadap profesi akuntan publik. Sehingga semua faktor yang dikaji
baik faktor penarik maupun faktor penghambat dapat disajikan dalam suatu
Determinan.. Penelitian ini mengambil lokasi sampel di perguruan tinggi negeri
maupun swasta yang berlokasi di kota Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar berlakang yang telah diurakan diatas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
a.
Apakah gaji / penghargaan finansial berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
b.
Apakah pelatihan profesional berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
c.
Apakah pengakuan professional berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
d.
Apakah nilai-nilai sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk memilih profesi akuntan publik ?
e.
Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk memilih profesi akuntan publik ?
f.
Apakah pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
g.
Apakah nilai intrinsik pekerjaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
h.
Apakah regulasi pemerintah berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik ?
i.
Apakah risiko profesi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk memilih profesi akuntan publik ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a.
Untuk menganalisis pengaruh gaji/penghargaan finansial terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
b.
Untuk menganalisis pengaruh pelatihan profesional terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
c.
Untuk menganalisis pengaruh pengakuan profesional terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
d.
Untuk menganalisis pengaruh nilai-nilai sosial terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
e.
Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
f.
Untuk menganalisis pengaruh pertimbangan pasar kerja terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
g.
Untuk menganalisis pengaruh nilai intrinsik pekerjaan terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
h.
Untuk menganalisis pengaruh regulasi pemerintah terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
i.
Untuk menganalisis pengaruh risiko profesi terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk memilih profesi akuntan publik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
membuat kurikulum akuntansi bagi perguruan tinggi tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk penelitian lanjutan
serta
memperdalam
pengetahuan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi minat mahasiswa terhadap profesi akuntan publik.
3. Bagi Ikatan Akuntan Publik Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
membentuk generasi – generasi baru akuntan publik yang lebih
kompeten dan profesional.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pendapat dan pengetahuan mahasiswa
akuntansi yang ada di Surabaya baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta
tentang profesi akuntan publik.
Download