Uploaded by User65338

03. Analisis Probabilitas Durasi Proyek Metode PERT-CPM Untuk Pekerjaan Struktur PT Freeport Indonesia

advertisement
Analisis Probabilitas Durasi Proyek dengan Metode PERT-CPM
Untuk Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211 PT Freeport Indonesia
Hamzah Maulana
Project Control Department PT Freeport Indonesia, Palm Office Room 008 Grasberg Surface Mine Area
E-mail: [email protected] / [email protected]
Abstrak
Durasi proyek adalah salah satu aspek penting yang harus bisa diestimasi dengan seakurat mungkin pada tahap
penjadwalan. Salah teknik estimasi yang dapat menghasilkan tingkat akurasi cukup tinggi adalah Program Evaluation
and Review Technique (PERT) dengan tiga variabel yaitu durasi optimistis (tO), durasi yang paling sering terjadi (tM),
dan durasi pesimistis (tP). Durasi dari setiap aktivitas kritis yang terangkai menjadi jalur kritis suatu proyek dapat
menggambarkan durasi sebuah proyek. Oleh karena itu kombinasi metode PERT-CPM dapat digunakan untuk
melakukan analisis durasi proyek. Namun hasil sebuah estimasi belum pasti akan sesuai dengan aktual pelaksanaan.
Variabel-variabel pada metode PERT akan membentuk distribusi probabilitas durasi-durasi yang mungkin terjadi.
Dengan input paramater nilai minimum, paling sering terjadi, dan maksimum maka jenis distribusi yang paling sesuai
digunakan untuk dasar perhitungan distribusi PERT adalah distribusi beta. Hasil perhitungan menghasilkan berbagai
durasi yang nilainya berada di antara nilai minimum dan maksimum nilainya dalam bentuk persentase peluang dan
sangat berguna sebagai salah satu tool untuk berbagai analisis dalam perencanaan dan penjadwalan proyek.
Kata Kunci: CPM, distribusi beta, GHX, konstruksi baja, PERT, penjadwalan proyek, probabilitas
Abstract
Project duration is one of the important aspects that should be estimated as accurately as possible at the scheduling
stage. One of the estimation techniques that can produce a high degree of accuracy is the Program Evaluation and
Review Technique (PERT) with three variables: optimistic duration (tO), most frequent duration (tM), and pessimistic
duration (tP). The duration of each critical activity that stretches into the critical path of a project can illustrate the
duration of a project. Therefore a combination of PERT-CPM methods can be used to analyze the project duration. But
the result of an estimate is not certain to be in accordance with the actual implementation. The variables in the PERT
method will form probability distributions of possible durations. With the parameter input of the minimum, most
common, and maximum value, then the most suitable type of distribution used for the basis of PERT distribution is the
beta distribution. The calculation results produce various durations whose values are between the minimum and
maximum values in the form of percentage of opportunity and are very useful as a tool for various analyzes in project
planning and scheduling.
Keywords: beta distribution, CPM, PERT, probability, project management, project scheduling, steel construction
points estimates yang aplikasinya menggunakan
Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan
reserve analysis. Penggunaan metode PERT akan
menghasilkan suatu durasi yang diharapkan (tE) sebagai
suatu durasi dengan tingkat keakuratan lebih tinggi.
Namun dalam penerapannya yang tak kalah penting
adalah bagaimana menentukan durasi optimistis (tO),
durasi yang paling sering terjadi (tM), dan durasi
pesimistis (tP) untuk setiap aktivitas pekerjaan. Dalam
estimasi jam kerja struktur baja setiap komponen harus
diketahui dan dihitung menggunakan aturan praktis atau
standard dan data historis untuk dapat menekan faktor
ketidakpastian (CPE No. 0113008, 2013: 4).
1. Pendahuluan
Proyek adalah serangkaian kegiatan dan tugas-tugas yang
memiliki tujuan tertentu yang harus diselesaikan dengan
spesifikasi tertentu, memiliki jangka waktu tertentu
(kapan mulai dan selesai), memerlukan sumber daya
(misalnya manusia, material, dan peralatan), memiliki
anggaran biaya tertentu, dan bersifat fungsional
(Kerzner, 2013 dalam Bjarnason, 2015). Jangka waktu
proyek dibatasi oleh titik mulai dan selesainya proyek
yang harus bisa ditentukan berdasarkan estimasi durasi
setiap aktivitas dan durasi proyek secara keseluruhan.
Menurut PMBOK Edisi Keempat (2008) terdapat lima
cara penentuan durasi aktivitas proyek yaitu expert
judgement; estimasi analog; estimasi parametrik, three-
Selanjutnya untuk menentukan durasi proyek secara
keseluruhan maka akan lebih tepat jika dilakukan analisis
1
jalur kritis atau critical path method (CPM). CPM adalah
salah satu metode dasar analisis jaringan yang bertujuan
untuk menentukan durasi proyek berdasarkan panjang
jalur kritis (Horáčková, 2011). Dengan demikian analisis
probabilitas durasi proyek secara keseluruhan juga akan
dilakukan dengan pendekatan durasi aktivitas kritis.
Kombinasi metode PERT-CPM dapat menghasilkan
estimasi durasi yang lebih akurat. Setelah itu probabilitas
durasi proyek dapat dikalkulasi sehingga dapat pula
diketahui tingkat keyakinan penyelesaian sebuah proyek
dengan durasi tertentu sebagai sebuah risiko terhadap
target yang diberikan. Risiko harus dipertimbangkan
pada tahap awal perencanaan proyek dan manajemen
risiko harus dilakukan selama pelaksanaan proyek
(Cooper et al., 2005).
2. Distribusi yang Digunakan
Menurut London (2013, dalam Andale, 2016) distribusi
PERT (disebut juga teknik estimasi beta-PERT atau
three points estimates) adalah versi yang halus dari
distribusi seragam atau distribusi segitiga. Menurut
Prakasah (2017) dengan asumsi bahwa banyak fenomena
dunia nyata terdistribusi normal, pertimbangan dalam
penggunaan distribusi PERT adalah akan menghasilkan
kurva yang mirip dengan bentuk kurva normal tanpa
mengetahui parameter yang tepat dari kurva normal yang
terkait. Menurut teori limit terpusat, data dengan ukuran
sampel yang besar akan berdistribusi normal. Oleh
karena itu, uji z yang biasa digunakan pada distribusi
normal digunakan utuk menguji data yang sampelnya
berukuran besar (Hatta, 2010). Sedangkan distribusi
PERT hanya memasukkan paramater minimum, paling
sering terjadi, dan maksimum. Selain itu perbedaan
distribusi PERT dengan distribusi normal adalah adanya
skewness atau tingkat deskripsi data yang akan akan
mengukur kurang simetrinya distribusi dalam data.
Dengan demikian distribusi beta lehih tepat digunakan
sebagai dasar distribusi PERT.
struktur baja berbentuk truss untuk menopang berbagai
peralatan mechanila & electrical di atasnya.
Standar Perhitungan Jam Kerja. Perhitungan durasi tM
didasarkan pada standar pelaksanaan konstruksi baja PT
Freeport Indonesia (Standard PTFI) yang biasa
digunakan sebagai durasi yang paling sering terjadi
karena disusun berdasarkan kondisi aktual dan data
statistik berbagai proyek sebelumnya sehingga durasi
setiap aktivitas bisa dihitung dengan lebih rinci. Untuk
dasar perhitungan durasi tO dan durasi tP dihitung
menggunakan referensi dari proyek sebelumnya. Untuk
durasi tO akan dihitung menggunakan standard salah satu
kontraktor yang pernah terlibat di PTFI yaitu Fluor
karena beberapa pertimbangan dan secara matematis
dapat mewakili suatu standard produktivitas yang lebih
cepat dibanding standard PTFI. Sedangkan durasi tP
dihitung dengan cara estimasi analog menggunakan
proyek GHX208 yang produktivitasnya (durasi dibagi
tonase) lebih besar dibanding standard PTFI.
Perhitungan Durasi Setiap Aktivitas Pekerjaan.
Durasi setiap aktivitas pekerjaan adalah jumlah jam kerja
untuk seluruh profil baja penyusunnya berdasarkan
standard (untuk tO dan tM). Sedangkan untuk perhitungan
tP digunakan suatu nilai pembanding antara produktivitas
proyek GHX208 dengan durasi tM GHX211. Perhitungan
jam kerja setiap profil baja dimulai dengan pengukuran
panjang (untuk item pekerjaan misalnya grating floor
digunakan luas) setiap profil baja kemudian
diklasifikasikan sehingga diperoleh nilai jam kerjanya
(wh) berdasarkan standard. Setelah profil baja pada setiap
aktivitas pekerjaan diperoleh jam kerjanya kemudian
dijumlahkan sehingga diperoleh jam kerja setiap aktivitas
pekerjaa (WH). Perhitungan durasi setiap aktivitas
pekerjaan (t) dihitungan berdasarkan nilai WH dengan
pendekatan durasi kerja yaitu 8 jam per hari dan
konfogurasi tenaga kerja & alat berat berdasarkan
standard PTFI. Pada penelitian ini akan digunakan alat
bantu Primavera P6 termasuk untuk perhitungan jam
kerja setiap aktivitas pekerjaan dengan pengaturan fixed
unit/time berdasakan input jam kerja.
3. Metodologi Penelitian
Proyek yang Dianalisis. Grashopper 211 (GHX211)
merupakan sejenis portable conveyor yang direncakanan
akan menjadi fasilitas pelengkap untuk rangkaian
overvburden handling system (OHS) tambang Grasberg
di PT Freeport Indonesia (PTFI). GHX211 berlokasi di
area Lower Wanagon (LW) dan didesain untuk dapat
mengakomodasi manuver stacker di LW-OHS terkait
dengan kebutuhan rencana produksi yang mendesak.
Proyek LW-OHS GHX211 harus dapat diselesaikan tepat
waktu sesuai dengan target durasi yang diberikan oleh
top management PTFI, yang dalam hal ini bertindak
sebagai klien, untuk menghindari kemungkinan terburuk
yaitu produksi tambang Grasberg berhenti sementara
akibat belum tersedianya tambahan jalur distribusi
overburden yang direncanakan akan melalui LW-OHS
GHX211. Struktur LW-OHS GHX211 adalah rangkaian
Analisis Jalur Kritis. Analisis jalur kritis dilakukan
dengan forward pass dan backward pass sehingga
diketahui aktivitas mana yang memliki nilai ES = LS dan
EF = LF. Rangkaian dari aktivitas kritis tersebut akan
menghasilkan jalur kritis proyek pekerjaan struktur LWOHS GHX211.
Perhitungan Durasi Yang Diharapkan. Durasi proyek
yang diharapkan (TE) dihitung dengan persamaan PERT:
....................... (1)
Perhitungan Durasi proyek. Durasi proyek dihitung
sebagai penjumlahan dari durasi seluruh aktivitas kritis.
Durasi proyek yang diharapkan dapat dihitung dengan
rumus:
.............. (2)
Page 2 of 6
Perhitungan durasi proyek tersebut harus diulangi dengan
variabel durasi tM, tO, dan tP sehingga akan diketahui
durasi proyek dengan ketiga durasi tersebut.
Beta(α, β) =
Nilai Γ(α), Γ(β), dan Γ(αβ) adalah variabel akhir yang
diperlukan untuk perhitungan fungsi beta.
Perhitungan Nilai Rata-Rata & Standard Deviasi.
Menurut Allsylabus (2010) nilai TM adalah nilai puncak
pada kurva distribusi PERT dan nilai TO danTP akan
menjadi batas minimum dan maksimum tetapi nilai TM
tidak harus menjadi median atau nilai tengah antara TO
dan TP. Nilai TM secara teori akan menggambarkan
modus atau nilai yang paling sering muncul sedangkan
TE akan menggambarkan mean (µ) atau nilai rataratanya. Sedangkan pada penerapan metode PERT
standard deviasi (σ) dihitung dengan persamaan:
σ
Γ(α) =
......................... (8)
Γ(α) =
......................... (9)
Γ(αβ) =
................. (10)
Menurut Wonica (2017: 2) distribusi beta (disebut beta
density) dari perkiraan suatu nilai x yang terletak pada
range nilai TO dan TP Dapat dihitung dengan rumus:
................................ (3)
BetaDensity(x) =
Perhitungan Skewness. Skewness aadalah tingkat
deskripsi data yang akan akan mengukur kurang
simetrinya distribusi dalam data. Dalam perhitungan
skewness diperlukan variable α dan β yang merupakan
paramater condongnya kurva distribusi ke arah minimum
atau
maksimum.
Berdasarkan
referensi
dari
LaserLightNetwork (2017) dengan penyesuaian notasi
pada persamaan PERT dengan TO sebagai nilai minimum
dan TP sebagai nilai optimum maka variabel α dan β
dapat dihitung dengan rumus:
α=
.... (8)
Perhitungan Probabilitas Durasi Proyek. Fungsi
distribusi probabilitas beta suatu nilai x dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
f(x) =
................. (9)
Fungsi distribusi probabilitas beta tersebut akan
digunakan untuk menghitung probabilitas durasi proyek
dengan nilai x adalah durasi proyek dalam satuan hari.
Untuk menyatakan probabilitas pada umumnya bisa
dilakukan dalam bentuk persentase hasilnya akan
dikalikan dengan 100%.
....... (4)
β=
α ....................... (5)
4. Hasil dan Pembahasan
Setelah itu skewness dapat dihitung dengan persamaan:
Skewness =
............... (7)
Analisis Jalur Kritis. Penentuan aktivitas kritis dilakuan
menggunakan Primavera P6 sehingga nilai ES, LS, EF,
dan LF dapat diketahui. Setelah itu Primavera P6
otomatis dapat membedakan suatu aktivitas termasuk ke
dalam aktivitas kritis jika ES=LS dan EF=LF.Aktivitiasaktivitas kritis pekerjaan struktur proyek LW-OHS
GHX211 dapat dilihat pada batang berwarna gelap pada
Gambar 1 (tampilan timescale logic view Primavera).
......... (6)
Fungsi Beta. Menurut Wonica (2017: 1) secara umum
fungsi beta untuk paramater α dan β dapat dihitung
dengan rumus:
Gambar 1. Timscale logic view (Aktivitas Kritis Berwarna Gelap)
3
Durasi yang Diharapkan (tE). Setelah diperoleh nilai tO,
tM, dan tP untuk setiap aktivitas pekerjaan maka durasi
yang diharapkan (tE) dihitung dengan persamaan 1.
Perhitungan tE diutamakan untuk aktivitas kritis karena
akan digunakan untuk perhitungan durasi.
Durasi Proyek. Setelah diperoleh durasi seluruh
aktivitas kritis maka durasi proyek dapat dicari dengan
persamaan 2. Rekapitulasi hasil perhitungan durasi
proyek dapat dilihat pada Tabel 1 sehingga selain TE juga
akan diperoleh nilai TM, TO, dan TP.
Tabel 1. Durasi Proyek TO, TM, TP, dan TE
Hasil Perhitungan Durasi Proyek
TE
39,33 hari
39 hari 2,64 jam
TO
31,78 hari
31 hari 6,24 jam
TM
40,31 hari
40 hari 2,48 jam
TP
42,97 hari
42 hari 7,76 jam
Nilai Rata-Rata dan Perhitungan Standard Deviasi
Jalur Kritis. Nilai rata-rata atau mean (µ) pada metode
PERT akan sama dengan nilai TE. Dengan demikian
maka µ = TE = 39,33 hari. Sedangkan standard deviasi
dihitung dengan persamaan 3 dan menghasilkan nilai σ =
1,87 hari. Nilai standard deviasi sebesar 1,87 hari berarti
nilai variabel x yaitu durasi proyek dengan acuan jam
kerja TM, TO, dan TP menyimpang dari nilai rata-ratanya
yaitu durasi proyek dengan acuan jam kerja TE sebesar
1,87 hari.
Skewness. Nilai skewness yang dihitung menggunakan
persamaan 6 menghasilka nilai sebesar -0,472. Nilai
negatif tersebut berarti kurva distribusi PERT akan
condong data ke arah kiri (condong negatif) dimana nilai
modus lebih besar dari nilai mean (Mo > µ). Hal ini juga
akan menjadi kontrol hasil perhitungan distribusi beta
(PERT) yang akan digambarkan ke dalam bentuk kurva.
Distribusi dan Probabilitas Durasi Proyek. Setelah
diperoleh nilai Γ(α), Γ(β), dan Γ(αβ) maka dilanjutkan
dengan perhitungan distribusi beta (BetaDensity(x))
menggunakan Persamaan 8. Nilai x yang dimasukkan
dimulai dari x = TO = 31,78 hari hingga x = TP = 42,97
hari dan di antara nilai tersebut akan dimasukkan nilai x
antara 32 hari hingga 42,5 hari dengan interval 0,5 hari.
Selain itu akan dihitung juga x = TE = 39,33 hari; x = TM
= 40,31 hari; dan x = TD = 40 hari. Hasil perhitungan
distribusi beta disajikan pada Tabel 2 dan akan dipadu
dengan hasil perhitungan probabilitas durasi proyek
(hanya ditampilkan nilai x dengan interval 1 hari) yang
dihitung menggunakan persamaan 9.
Tabel 2. Distribusi dan Probabilitas Durasi Proyek
Durasi
x
(hari)
Beta
Density(x)
Prob
(%)
31 hari 6,24 jam (TO)
32 hari
33 hari
34 hari
35 hari
36 hari
37 hari
38 hari
39 hari
39 hari 2,64 jam (TE)
40 hari
(TD)
40 hari 2,48 jam (TM)
41 hari
42 hari
42 hari 7,76 jam (TP)
31,78
32
33
34
35
36
37
38
39
39,33
40
40,31
41
42
41,97
0,0000000
0,0000018
0,0008554
0,0066931
0,0225042
0,0512037
0,0919068
0,1388866
0,1811670
0,1915072
0,2029316
0,2025856
0,2002508
0,1562263
0,0000000
0,00%
0,00%
0,02%
0,34%
1,70%
5,27%
12,34%
23,87%
39,97%
46,13%
59,42%
65,72%
69,55%
87,84%
100,00%
Grafik Distribusi Durasi Proyek. Hasil perhitungan
distribusi durasi proyek atau BetaDensity(x) dari Tabel 2
disajikan dalam bentuk kurva distribusi PERT pada
Gambar 2. Dari kurva tersebut terlihat beberapa ukuran
data statistik sebagai berikut. Nilai x = TO = 31,78 hari
menjadi nilai minimum kurva di sisi kiri. Nilai x = TP =
42,97 hari menjadi nilai maksimum kurva di sisi kanan.
Nilai x = TE = 39,33 hari secara teori adalah nilai ratarata atau mean (µ) dan tidak harus menjadi median atau
modus. Nilai x = TM = 40,31 hari secara teori akan
menjadi nilai yang paling sering muncul atau modus
(Mo) dan terbukti dari kurva tersebut bahwa x = TM =
40,31 hari menjadi puncak kurva distribusi PERT. Nilai
tengah atau median (Me) dapat sebagai suatu nilai di
antara TO dan TP yaitu sebesar 37,38 hari yang jika
digambarkan akan berada tepat di tengah kurva.
Gambar 2. Kurva Distribusi PERT Proyek Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211
Page 4 of 6
Grafik Probabilitas Durasi Proyek. Hasil perhitungan
durasi proyek dari Tabel 2 disajikan dalam bentuk kurva
pada Gambar 3. Berdasarkan kurva dan hasil perhitungan
probabilitas durasi proyek dihasilkan nilai probabilitas
terkecil yaitu 0% atau tidak mungkin terjadi dan 100%
atau sangat mungkin terjadi. Berdasarkan rumus
distribusi beta sebagai dasar distrribusi PERT nilai
probabilitas 0% dan 100% secara teori adalah tendensi
yang diberikan dari nilai minimum yaitu TO dan nilai
maksimum yaitu TP. Artinya Standard Fluor sebagai
acuan durasi optimistis akan memberikan pengaruh
sejauh mana durasi tercepat yang mungkin terjadi dan
sebaliknya untuk referensi proyek GHX208 sebagai
acuan durasi pesimistis akan memberikan pengaruh
sejauh mana durasi terlama yang mungkin terjadi.
Perseberan kemungkinan yang akan terjadi akan berada
pada range tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai TO
memiliki kemungkinan terjadi sangat kecil (0%) dan TP
memiliki kemungkinan terjadi sangat besar (100%).
Secara logika bahwa jika kita diberikan suatu pekerjaan
maka kemungkinan terjadinya dalam batas tercepat
adalah semakin kecil karena hal itu berarti kita benarbenar bisa menekan risiko dan unsur ketidakpastian.
Sebaliknya kemungkinan terjadinya dalam batas
terlambat adalah semakin besar karena tanpa kita
berusaha maksimal untuk menekan risiko dan unsur
ketidakpastian pun maka pekerjaan mungkin akan tetap
selesai. Perhitungan probabilitas secara matematis ini
sangat penting sebagai dasar manajemen risiko.
Gambar 3. Kurva Probabilitas Proyek Pekerjaan Sturktur LW-OHS GHX211
Analisis Probabilitas Durasi Proyek. Durasi proyek
yang dihitung dengan metode PERT adalah 39,33 hari
(39 hari 2,64 jam) dengan probabilitas 46,13%. Nilai
tersebut juga menjadi mean (µ) dari berbagai
kemungkinan durasi proyek LW-OHS GHX211. Durasi
proyek yang paling sering terjadi TM yang dihitung
menggunakan Standard PTFI yaitu 40,31 hari (40 hari
2,84 jam) memiliki probabilitas 65,72%. Untuk durasi
proyek optimistis TO yang dihitung menggunakan
Standard Fluor yaitu 31,78 hari (31 hari 6,24 jam)
memiliki probabilitas 0% sebagai batas minimum pada
distribusi PERT. Untuk durasi proyek pesimistis yang
dihitung dengan estimasi analog terhadap proyek
GHX208 yaitu 42,97 hari (42 hari 7,76 jam) memiliki
probabilitas 100% sebagai batas maksimum pada
distribusi PERT. Sedangkan target durasi yang diberikan
oleh top management PTFI TD selaku klien yaitu 40,00
hari memiliki probabilitas 59,42%.
dari durasi yang diberikan oleh klien TD (40 hari) maka
perlu direncanakan beberapa kemungkinan antisipasi
sejak awal proyek. Sedangkan durasi proyek yang
dihitung dengan metode PERT dapat dijadikan acuan
dalam mengontrol pelaksanaan proyek dan akan
ditampilkan dalam kurva progress komulatif proyek per
hari. Pertama, membagi beban kerja pada hari ke-41
(lihat Gambar 4) menjadi tambahan durasi kerja pada
hari ke-1 hingga ke-40 secara rata sehingga durasi kerja
rata-rata per hari menjadi 8 jam 3,72 menit atau hanya
membaginya pada periode tertentu (misalnya pada satu
hari, dua hari, satu minggu, dsb).
Rencana Antisipasi Untuk Mencapai Target Durasi
dari Klien. Secara SOP durasi yang resmi harus diterima
oleh top management PTFI adalah durasi yang paling
sering terjadi dengan dasar perhitungan Standard PTFI.
Namun karena durasi tersebut (40,31 hari) lebih besar
Gambar 4. Manpower Loading Proyek
Pekerjaan Struktur LW-OHS GHX211
5
Kedua, menambah tenaga kerja sehingga diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas. Namun penggunaan
solusi ini harus bisa terukur secara matematis untuk
sehingga tidak inefisiensi biaya dan berkurangnya tenaga
kerja dari proyek lain.Ketiga, menambah tim kerja untuk
proyek LW-OHS GHX211 menjadi dua tim karena
secara matematis dapat ditentukan durasinya akan lebih
cepat dua kali lipat dengan pertimbangan proyek ini
selesai lebih cepat meskipun ada proyek lain yang akan
tertunda penyelesaiannya. Keempat, karena selisih antara
durasi dengan jam kerja TM dan TD tidak terlalu besar
maka bisa dilihat terlebih dahulu progress aktual hingga
periode tertentu (apakah cenderung mendekati kurva TM,
mendekati atau di atas kurva TE, atau di bawah kurva TM)
baru kemudian diputuskan salah satu atau gabungan dari
solusi pertama hingga ketiga.
5. Penutup
Kesimpulan. Durasi TD, TE, TM, TP, dan TO memiliki
probabilitas masing-masing yang disajikan pada Tabel 2.
Nilai TP dan TO menjadi batas minum dan maksimum
kurva distribusi PERT dan nilai probabilitasnya.
Sedangkan TD, TM, dan TE memiliki probabilitas pada
range 0% hingga 100%. Durasi yang ditetukan oleh klien
TD yaitu 40 hari memiliki probabilitas 59,42% yang
artinya ada risiko sebesar 100%-59,42%=40,58% yang
harus diantisipasi sebagai faktor ketidakpastian yang
mungkin menyebabkan target tersebut tidak tercapai.
Perhitungan probabilitas durasi proyek ini sangat penting
sebagai salah satu tool untuk analisis pada tahap pra
pelaksanaan sehingga harus disiapkan beberapa rencana
antisipasi untuk dapat mencapai suatu durasi tertentu.
Saran. Beberapa saran untuk penelitian lain terkait
probabilitas durasi proyek berdasarkan pendapat, hal-hal
yang dihadapi oleh penulis, kesulitan, serta hal-hal yang
perlu dilanjutkan dari penelitian ini antara lain:
pentingnya penentuan dasar perhitungan durasi tM, tP,
dan tO; penggunaan metode PERT sebagai alat kontrol
suatu pelaksanaan konstruksinya; serya perlunya
penelitian probabilitas proyek pada sisi biaya serta
kualitas pekerjaan yang bisa diukur secara kauntitatif.
Daftar Pustaka
Bjarnason, Elias. 2015. Critical Success Factors for
Planning, Scheduling and Control in Design and
Construction
(Tesis).
Reykjavík:
Reykjavík
University.
Central Services Project & Cost Control. 2010. Project
Control – Scheduler, Standard Operational Procedure.
Tembagapura: Central Services Project & Cost
Control, CDT – PT Freeport Indonesia.
Central Services Project & Cost Control. 2015. PT
Freeport Indonesia construction rate. Tembagapura:
Central Services Project & Cost Control, CDT – PT
Freeport Indonesia.
CPE Candidate No. 0113008. 2013. How to Estimate the
Cost of a Steel Superstructure for a Multi-Story
Medical Office Building at Design Development.
Nashville: American Society of Professional
Estimators.
Dale Cooper et al. 2005. Project Risk Managemnt
Guidelines (Managing Large Projects and Complex
Procurements). Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
De Weck, Oliver. 2010. ESD.36, Lecture 2, System &
Project Management, Critical Path Method (CPM).
Cambridge: Massachusetts Institute of Technology.
Dubey, Anuj. 2015. Resource Levelling for a
Construction Project. Maharashtra: IOSR Journal of
Mechanical and Civil Engineering (IOSR-JMCE).
Fluor Corporation. 2000. Fluor Estimating, Standard Unit
Work Hours. Fluor Corporation.
Gabrial, Steven A. 2009. ENCE 603, Management
Science Applications in Project Management Lectures
5-7, Project Management LP Models in Scheduling,
Integer Programming. Maryland: UMD.
Horáčková, Anna. 2011. Project Evaluation Applying the
PERT and The Critical Chain Method. Brno: Mendelu
University.
Kusnanto. 2010. Penjadwalan Proyek Konstruksi dengan
Metode PERT (Studi Kasus Proyek Pembangunan
Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco
FKIP UNS Tahap I). Surakarta: Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, UNS.
London, Felecia L. Analytic Method for Probabilistic
Cost and Schedule Risk Analysis. Houston: National
Aeronatics and Space Administration (NASA).
Maulana, Hamzah. 2015. Analisis Jalur Kritis dengan
Critical Path Method. Jakarta: Majalah Bisnis
Kontraktor Edisi #03/Thn I.
Mubin, Sajjad dan Abdul Mannan. 2013. Innovative
Approach to Risk Analysis and Management of Oil
and Gas Sector EPC Contracts from a Contractor’s
Perspective. Journal of Business & Economics Vol.5
No.2 (July-December 2013) pp. 149-170.
Project Management Institute. 2008. A Guide to The
Project Management Body of Knowledge, Fourth
Editon. Pennsylvania: Project Management Institute,
Inc.
Raharja, Irwan. 2014. Analisa Penjadwalan Proyek
dengan Metode PERT di PT Hasana Damai Putra
Yogyakarta pada Proyek Perumahan Tirta Sani.
Yogyakarta: UII.
Raghunathan, Krishnan. 2006. Productivity Improvement
in Downstream EPC Projects using Value Streams
based Organization (Tesis). Cambridge: Department
of
Civil
and
Environmental
Engineering,
Massachusetts Institute of Technology.
Suprayogi. 2006. Distribusi Probabilitas Kontinyu
Teoritis. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
TNDOT Department of Transporation. 2015. Critical
Path Methos (CPM) Schedules. Washington:
American Association of State Highway and
Transportation Officials.
Page 6 of 6
Download