PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI TINDAK PIDANA KORUPSI PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI TUJUAN UMUM Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu memahami Tindak Pidana Korupsi PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI TUJUAN KHUSUS 1. Menjelaskan pengertian Tindak Pidana Korupsi 2. Menjelaskan Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia 3. Menjelaskan Lembaga Penegak hukum, pemberantasan, & Pencegahan Korupsi 4. Menjelaskan Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI POKOK BAHASAN 1 • Pengertian Tindak Pidana Korupsi di Indonesia 2 • Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia 3 • Lembaga penegak hukum, pemberantasan, & Pencegahan korupsi 4 • Tindak Pidana Korupsi dlm Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Tindak pidana korupsi Suatu tindak pidana yg dengan manipulasi dan perbuatan-perbuatan melawan hukum yang merugikan atau dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, merugikan kesejahteraan atau kepentingan rakyat/umum. Rumusan-rumusan tentang segala perbuatan yang dilarang/diperintahkan dalam undang-undang No. 3 Tahun 1971, yang kemudian disempurnkan dengan No. 31 Tahun 1999 selanjutnya di ubah dengan UU No. 20 Tahun 2001, tentang korupsi. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN PRA KEMERDEKAAN MASA KERAJAAN MASA KOLONIAL BELANDA ORDE LAMA ORDE BARU PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI REFORMASI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI PRA KEMERDEKAAN Masa Pemerintahan Kerajaan : Singosari, Majapahit, Demak, & Banten. Gejala kurupsi dan penyimpangan kekuasaan masih didominasi para kalangan elit bangsawan, sultan, dan raja, sedangkan rakyat kecil nyaris belum mengenal atau memahaminya Masa Kolonial Belanda Perilaku korup bukan hanya oleh masyarakat Nusantara saja, akan tetapi orang Belanda, Portugis dan Jepang pun gemar mengkorup hartaharta Korpsnya, institusi atau pemerintahannya. Budaya yang sangat tertutup dan penuh keculasan tersebut turut menyuburkan budaya korupsi di Indonesia, seperti kebiasaan mengambil upeti (pajak) dari rakyat PASCA KEMERDEKAANORDE LAMA Dibentuknya Panitia Retrooling Aparatur Negara (PARAN) dipimpin oleh Abd Haris Nasution Kepres No 275 Tahun 1963, upaya pemberantasan korupsi kembali digalakkan dengan membentuk lembaga yang bertugas meneruskan kasus-kasus korupsi di meja pengadilan yang dikenal “Operasi Budhi Dalam kurun waktu 3 bulan sejak Operasi Budhi dijalankan, keuangan negara dapat diselamatkan, Karena dianggap menggangu prestise Presiden, akhirnya Opresi Budhi di hentikan. mengharuskan Pejabat mengisi formulir daftar kekayaan pejabat negara Usaha PARAN akhirnya mengalami deadlock karena kebanyakan pejabat berlindung di balik Presiden, sehingga diserahkan kembali ke Pemerintah (kabinet Juanda). Soebandrio mengumumkan pembubaran Operasi Budhi yang kemudian diganti namanya menjadi Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (KOTRAR), diketuai langsung oleh Presiden Soekarno, PASCA KEMERDEKAANORDE BARU Dibentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) diketuai JAGUNG 1970, Unjuk rasa Pelajar & mahasiswa , BUMMN disoroti sarang korupsi Dibentuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih & berwibawa seperti Prof Johannes, IJ Kasimo, Mr Wilopo dan A Tjokroaminoto dgn tugas utama membersihkan Depag, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust, Telkom & Pertamina. Namun komite ini hanya “macan Ompong” karena hasil temuannya tentang dugaan korupsi di BUMN tdk direspon Pemerintah. Dibentuknya Operasi Tertib (Opstib) memberantas korupsi. Seiring dengan berjalannya waktu Opstib)pun hilang ditiup angin tanpa bekas. PASCA KEMERDEKAA ERA REFORMASI UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN dibentuklah berbagai komisi seperti KPKPN, KPPU, atau lembaga Ombudsman Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate & menyebabkan Gus Dur lengser. Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK). dibentuk dengan Keppres d masa Jaksa Agung Marzuki Darusman & dipimpin Hakim Agung Andi Andojo, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTP akhirnya dibubarkan. Sejak itu mengalami kemunduran dalam upaya. pemberantasan KKN Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki Darusman. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PASCA KEMERDEKAA ERA REFORMASI Kompromi Politik . Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan di masyarakat karena kebijaksanaannya menjual aset-aset negara. negara. Pada tahun 2003 dibentuk suatu komisi untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini dinamai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), didirikan berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002 PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Lembaga Penegak Hukum Dalam Pemberantasan Korupsi 1.Kepolisian ; 2.Kejaksaan ; 3.Komisi Pemberantasan Korupsi; 4.Pengadilan Tipikor KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Kepolisian Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian RI bahwa Kepolisian disamping berfungsi dalam Harkamtibnas, perlindungan dan pengayoman, pelayanan masyarakat namun juga bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindakan pidana PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 14 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Kejaksaan Menurut UU No 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia, disebutkan bahwa Kejaksaan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undangundang, termasuk diantaranya undangundang No. 31 tahun 1999 Jo UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 15 KOMISI PEMEBERANTASAN KORUPSI (KPK) KPK dibentuk berdasarkan UU No 30 tahun 2002. Undang-undang ini terbit dengan pertimbangan penegakan hukum untuk memberantas tindak pidana korupsi yang dilakukan secara konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan. Saat ini korupsi telah menjadi kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) sehingga harus ditangani secara luar biasa (extra ordinary measures). PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 21 16 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Tugas Pasal 6 1. koordinasi 2. supervisi 3. penyelidikan, penyidikan, & penuntutan tipikor 4. pencegahan tindak pidana korupsi; 5. monitor. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 22 17 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Tugas & Wewenang, KPK berasaskan ; 1. 2. 3. 4. 5. Pasal 5 Kepastian Hukum ; Keterbukaan ; Akuntabilitas; Kepentingan Umum ; dan Proporsionalitas PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 23 18 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Kewajiban KPK; Pasal 15 Pasal 1. Memberikan Perlindungan terhadap saksi atau pelapor 2. Memberikan Informasi Kepada Masyarakat yg memerlukan bantuan atau memberikan bantuan berkaitan dengan hasil penuntutan Tipikor 3. Menysun Laporan tahunan & menyampaikan kepada Presiden, DPR & BPK 4. Menegakkan Sumpah Jabatan 5. Menjalankan tugas, Tanggung Jawab & wewenangnya. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 23 19 Tugas KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi yg : Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2002 1. melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara; 2. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau 3. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 23 20 Pengadilan TIPIKOR Merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum dan berkedudukan di setiap ibukota kabupaten/kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum pengadilan negeri yang bersangkutan. Pengadilan TIPIKOR diatur dalam UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 21 21 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Wewenamg Pengadilan TIPIKOR berwenang memeriksa, Pasal mengadili, dan memutus perkara: 1. tindak pidana korupsi; 2. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi; dan/atau 3. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan sebagai tindak pidana korupsi. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN 23 22 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Sistem Perundangan yg terkait dengan Korupsi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Pidana Suap; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Undang-undang No 31 tahun 1999, diubah dengan nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Instruksi Presiden No 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; Instruksi Presiden No 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI PENGERTIAN GRATIFIKASI Gratifikasi Pasal 1 Permenkes No.14/2014 Gratifikasi adalah : Pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik yang berhubungan dengan jabatan atau kewenangan (penjelasan Pasal 12 B Ayat(1) UU 31/1999 jo UU 20/2001) PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Jadi..................... GRATIFIKASI (NETRAL) Memenuhi unsur Pasal 12 B Negatif Positive PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Hubungan Sosial PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI HAL-HAL YANG MENJADI PEMBENARAN Sekedar Ucapan “Terimakasih” Lumrah dan wajar Memuliakan Tamu “Adat ketimuran” Uang pulsa, sekedar makan Membina hubungan baik dll PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI ILUSTRASI…………… Anak Kecil Ibu Penjual Makanan Pembeli Biasa PNS/ Pejabat Seorang Ibu Penjual makanan memberikan makanan secara “CUMA-CUMA” kepada tiga seperti gambar disamping Pemberian yang mana dikategorikan dlm Gratifikasi? Mengapa……..????????????? PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI ALAT UKUR GRATIFIKASI No Kriteria Penjelasan 1 Motif Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak melaksanakan tupoksinya? 2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yang “setara?”, jk tidak = gratifikasi = laporkan 3 Relasi kekuasaan Apakah terdapat kaitan berkenaan dengan/ menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol atas asetaset sumberdaya strategis ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang Anda seperti Panitia PBJ, PPK, dll 4 Conflic k of interst Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan kepentingan di masa mendatang (ga enak… karena sudah kenal dan membantu) 5 Cara memberi 6 Kewajaran Apakah pemberian dilakukan secara “terbuka” Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan frekuensi yang wajar secara ukuran masy. Umum? PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI HADIAH LEGAL VS ILLEGAL Karakteristik Motif Kesetaraan Relasi Conflick of interst Cara memberi Resiprositas Sifat hubungan Akuntabilitas LEGAL ILEGAL Membina hub baik secara Membina hub baik secara “sosial” “Jabatan PNS” Setara Timpang Tidak ada relasi kekuasaan Ada Relasi Kekuasaan Tidak ada konflik Ada/Potensi konflik Terbuka Tertutup Saling memberi dg jumlah, Searah, dari satu ke yang lain, cara dan ukuran yang sama ukuran & cara berbeda Aliansi sosial, jangka panjang Patternalistik, jangka pendek dan ikatan emosional saudara dan “transaksional” Accountable Nilai pemberian Interaksi sosial , biasa, umum Un Accountable Lebih kepada “nilai moneter” PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI PENGENDALIAN INDIVIDU Berupa self assessment sederhana yang dapat digunakan oleh masing-masing pegawai negeri dan penyelenggara negara dalam menghadapi penerimaan gratifikasi. Dengan melakukan assessment “AMATI” diharapkan PNS dan Penyelenggara Negara dapat mengambil sikap yang tepat pada saat dihadapkan pada pemberian gratifikasi, apakah harus segera menolak, atau dapat menerimanya untuk kemudian dilaporkan kepada KPK. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI A M A T I …………………………………………… A • ATURAN : Bagaimana aturan yang berlaku di instansi Saudara terkait penerimaan gratifikasi? M • MAKSUD: Apa maksud si pemberi memberikan gratifikasi kepada saudara? A • AGENDA: Adakah agenda kegiatan yang sedang berlangsung pada saat dilakukannya pemberian gratifikasi kepada Saudara? T I • TERBUKA; Apakah pemberian tersebut sah dan dilakukan secara terbuka? • IDENTITAS; bgmn identitas & latar belakang pemberi dlm kaitannya dengan jabatan dan pelaksanaan tugas serta kewajiban Saudara? PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI SIKAP TERHADAP GRATIFIKASI Tolak Terima dan laporkan (Pasal UU 30/2002) PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERMENKES 14/2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES 1 Penandatanganan Komitmen Bersama Menteri Kesehatan dengan Stakeholder tentang Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi disaksikan oleh Pimpinan KPK (Kamis, 3 April 2014) 2 Guna mendukung implementasi komitmen tersebut, ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 merupakan pedoman bagi Aparatur Kementerian Kesehatan dalam menentukan tindakan-tindakan yang berpotensi atau mengarah pada gratifikasi. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 36 PERMENKES NOMOR : 14 TAHUN 2014 mengatur tentang : 1 Kategori Gratifikasi 2 Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) 3 Mekanisme pelaporan Gratifikasi PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 37 KATEGORI GRATIFIKASI Gratifikasi Tidak Dianggap Suap Terkait Kedinasan Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 38 GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP APABILA: PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada: 1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran produk; 2. Cash back yang diterima instansi digunakan untuk kepentingan pribadi ; 3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan publik atau proses lainnya; 4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu produk. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 40 GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 1. Gratifikasi Tidak dianggap suap Terkait Kedinasan: Meliputi gratifikasi yang diperoleh namun tidak terbatas pada: Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar, workshop, konfrensi pelatihan dll) Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti honor, transport akomodasi sesuai standar biaya yang berlaku di instansi pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai wajar, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima. Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan tertentu ysng dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 41 …….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan : a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga (kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/isteri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dg penerima gratifikasi. b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat yang tidak ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap. c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk menggunakan anggaran negara; 42 …….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP e. f. g. h. i. j. k. Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan menyangkut kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, pensiun yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang dialami penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan; Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau souvenir yang berlaku umum; Hidangan, sajian yang berlaku umum; Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan/kompetisi. Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham pribadi yang berlaku umum; Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan langsung/pihak lain yang berwenang. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 43 PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 44 Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Unit Pengendalian Gratifikasi yang selanjutnya disebut UPG adalah Unit pelaksana program pengendalian gratifikasi PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 45 MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di lingkungan Kemenkes dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG Kemenkes, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG UPT disertai bukti tanda terima dari UPG Kemenkes. Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK, harus memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti tanda terima dari KPK. Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam proses hukum PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 46 BatasanWaktu PelaporanGRATIFIKASI KPK 15 hari 30 hari 5 hari UPG Kemenkes 5 hari UPG Unit Utama 5 hari UPG Unit Pelaksana Teknis Aparatur Kemenkes 47 PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 48 PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI • Identifikasi dan diskusikan Potensi Gratifikasi di Poltekkes Kemenkes Jakarta II • Bagaimana upaya Pengendaliannya ? PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI 49 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POTENSI GRATIFIKASI DI POLTEKKES PENERIMAAN MAHASISWA BARU LEGALISIR IJAZAH UNIT PERPUSTAKAAN PERAYAAN HARI BESAR KEAGAMAAN HARI ULANG TAHUN PENGELOLA POLTEKKES PENERIMAAN BEASISWA PENUNJUKAN PEJABAT (PUDIR, KAJUR, KAPRODI, KAURKAUNIT) DI POLTEKKES 8. ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (ANGKA KREDIT DOSEN DAN KENAIKAN PANGKAT) 9. PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA 10.PENGADAAAN BARANG DAN JASA 11. BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH/SKRIPSI 12.UJIAN SEMESTER DAN UJIAN AKHIR PROGRAM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI Pemberian Tiket nonton bola dari rekanan kepada pejabat/PNS secara cuma-cuma Pertanyaan Apakah termasuk Gratifikasi? Jawaban Ya Karena rekanan tersebut ada hub dg Tupoksi pejabat/PNS. Rekanan tsb adalah salah satu supliyer di Tempat tugas Mengapa termasuk Gratifikasi? PNS/Pejabat ybs. Pemberian tsb dpt mengurangi independensi Pejabat/ PNS dalam melaksanakan tupoksinya. 1. Menolak dengan cara yang baik 2. Jika terpaksa menerima (misal diantar kerumah tanpa sepengetahuan anda, Apa yang harus dilakukan oleh segera lapor ke KPK paling lambat 30 Pejabat/PNS tsb? hari setelah diterima atau PPG di unit anda kerja Pemberian pinjaman barang dari rekanan kepada pejabat/PNS secara cuma-cuma Pertanyaan Apakah termasuk Gratifikasi? Jawaban Ya Karena rekanan tersebut ada hub dg Tupoksi pejabat/PNS. Rekanan tsb adalah salah satu supliyer di Tempat tugas Mengapa termasuk Gratifikasi? PNS/Pejabat ybs. Pemberian tsb dpt mengurangi independensi Pejabat/ PNS dalam melaksanakan tupoksinya. 1. Menolak dengan cara yang baik 2. Jika terpaksa menerima (misal diantar kerumah tanpa sepengetahuan anda, Apa yang harus dilakukan oleh segera lapor ke KPK paling lambat 30 Pejabat/PNS tsb? hari setelah diterima atau PPG di unit anda kerja PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Pemberian Insentif oleh BUMN kpd pihak Swasta karena target penjualan tercapai Pertanyaan Jawaban Apakah termasuk Gratifikasi? Tidak Mengapa tidak Gratifikasi? Karena Bukan termasuk dalam Pejabat/ PNS, pemberian tersebut tidak ada kaitan nya dgn tupoksi penyelenggara Negara. dikategorikan 1. Ada potensi bahaya jika pemberian tsb dpt mempengaruhi persaingan usaha. Apa yang harus diperhatikan dlm 2. Belum termasuk gratifikasi dalam UU kontek tersebut? No.31 jika tidak terkait dengan PBJ di lingkungan Pemerintahan. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Penerimaan Honor sbg Nara Sumber oleh PNS/Pejabat dalam suatu acara Pertanyaan Apakah termasuk Gratifikasi? Jawaban Tidak, jika tidak dilarang dalam kode etik internal instansi penyelenggara 1. Jika diatur dalam kode etik dilarang, maka penerimaan tersebut dapat termasuk gratifikasi dan merupakan bagian dari tupoksinya. Jika dalam Apa yang harus diperhatikan dlm kondisi tdk dpt menolak, lapor ke KPK kontek tersebut? 2. Catatan: KPK sudah punya kode etik jika termasuk transport, akomodasi kecuali tidak dapat dijangkau oleh masyarakat dalam keadaan normal PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Pemberian Souvenir, makanan, oleh-oleh dari kawan lama atau tetangga Pertanyaan Apakah termasuk Gratifikasi? Mengapa tidak Gratifikasi? Jawaban Tidak, karena hub sosial/kekerabatan dikategorikan Karena “orang bersih” tidak harus jadi makhluk asing dalam lingkungannya. Jika pemberian itu mengandung motif Apa yang harus diperhatikan dlm kamuflase yang bertujuan suatu saat minta bantuan dan kemudahan yang terkait kontek tersebut? pekerjaan, maka harus ditolak. PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI Tugas-28 April 2020 Diskusikan topik disamping ini. Paling banyak 1 halaman kuarto A4 Margin kiri 4 cm, kanan, atas dan bawah 3 cm. Dikumpul ke PJ dan dikirim ke [email protected] paling lambat jam 16:00 Apa yang bisa Saudara petik dari topik: Korupsi sejak dulu sampai sekarang di Indonesia’ pada Buku Ajar PBAK, BPPSDM halaman 123127. Menurut pandangan Saudara tentang efektivitas peraturan perundang-undangan di Indonesia dalam pemberantasan korupsi Apa saran Saudara untuk memperkuat lembaga penegak hukum dalam pemberantasan korupsi?