ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR Disusun oleh: Rani Galih Anggreni NIM : P17324215051 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR 2018 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR Disusun oleh: Rani Galih Anggreni NIM : P17324215051 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR 2018 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. IDENTITAS PRIBADI Nama Lengkap : Rani Galih Anggreni Jenis Kelamin : Perempuan Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 02 Agustus 1997 Alamat : Sasakpanjang Rt 02/Rw 04 No telepon : 081288063267 2. RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negri 1 Sasakpanjang : Tahun 2004 -2009 SMP Binadidaktika : Tahun 2009 - 2012 SMA Negri 1 Tajurhalang : Tahun 2012 - 2015 Diploma III Poltekes Kemenkes Bandung : Tahun 2015 – Sekarang iv POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR LAPORAN TUGAS AKHIR 2018 Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny.T Dengan Hiperemesis Gravidarum TK II di RSUD Sayang Cianjur VI Bab,49 halaman 1 Lampiran ABSTRAK Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama dari pada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama, dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan. Salah satu penelitian mengemukaan bahwa angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia yaitu (25,4 %). Hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan kematian karena mual muntah yang berlebihan dan terus menerus dapat terjadi dehidrasi dan dehidrasi jika tidak dapat penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan janin. Hiperemesi gravidarum dapat disebabkan juga karena kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu. Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah melakukan asuhan kebidanan pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat II di RSUD Sayang Cianjur. Metode yang di gunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah studi kasus dalam bentuk pendokumentasian SOAP (subyektif, obyektif, analisa dan penatalaksanaan). Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan penunjang observasi parsitifatif studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Hasil pengkajian data Subyektif Ny.T keluhan mual muntah sejak kurang lebih 2 minggu, muntah lebih sering dari biasanya sehari kurang lebih 17 kali, tidak ada nafsu makan, setiap makan selalu dimuntahkan kembali karena mual muntah tersebut. Pada data objektif penurunan beratbadan 7 Kg dalam 2 minggu. Bibir kering, lidah kering, mata cekung, abdomen terasa nyeri pada epigastrium. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan keton urine positif 3. Berdasarkan pengkajian tersebut ditegakkan analisa yaitu Ny.T dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II. Penatalaksanaan yang diberikan memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dans uami, rehidrasi cairan tubuh sesuai advis SpOG Periksa ulang laboratorium. Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari di rumah sakit, ibu diperbolehkan pulang kemudian kondisi ibu membaik. Pada saat pulang ibu hanya merasakan lemas dan sedikit mual. Kepustakaan:22(1998-2016) Kata kunci: Asuhan Kebidanan, Hiperemesis Gravidarum, Kehamilan. v Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ( LTA) yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.T dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur” Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Bandung Program Studi Kebidanan Bogor. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir Ini penulis banyak mengalami kendala namun dengan segala keterbatasan kemampuan semua dapat diatasi. Penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas dukungan yang diberikan, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Hj. Ns. Enung Harni S, SK.p, M.KM sebagai Ketua Program Studi Kebidanan Bogor 2. Ibu Risna Dewi Yanti, M.Keb yang telah membimbing dalam penulisan Laporan Tugas Akhir. 3. Ibu Gilang Purnamasari, S.ST, M. Kes sebagai pembimbing akademik. 4. Ibu Sinta Nuryati, M.Keb selaku Wali Tingkat Jalur Umum tingkat III B Program Studi Kebidanan Bogor. 5. Ibu Hani Amd.Keb sebagai CI Ruangan Nifas dan pembimbing lahan praktik Asuhan Kebidanan Patologis di RSUD Sayang Cianjur. 6. Seluruh Bidan, dan Karyawan RSUD Sayang Cianjur yang tidak saya bias sebutkan satu persatu. 7. Seluruh Dosen serta staff Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung. vii 8. Bapak Rasman Sutejo dan Ibu Yayuk Haryani ke dua orang tua yang sangat luar biasa, mereka sangat berpengaruh besar sebagai penyemangat dalam setiap langkahku sampai saat ini. 9. Ny.T beserta keluarga yang telah bersedia bekerja sama dalam pelaksanaan laporan tugas akhir ini. 10. Serta teman-teman Mahasiswi Jalur Umum Tinggat III angkatan 17 Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung yang telah mewarnai setiap langkahku dan selalu memberikan dukungan. Penulis menyadari dalam penyususan laporan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bogor, Juni 2018 ` vii Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................................. v PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ............................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ............................................ 2 C. Tujuan ............................................................................................... 3 1. TujuanUmum .............................................................................. 3 2. TujuanKhusus ............................................................................. 3 D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan .............................................. 3 1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan ................................................... 3 2. Bagi Klien dan Keluarga ............................................................. 3 3. Bagi Profesi ................................................................................. 4 BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 5 A. Konsep Dasar Kehamilan .................................................................. 5 B. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum ........................................... 14 C. Kewenangan Bidan Dalam Asuhan Hiperemesis Gravidarum……. 22 D. Aplikasi Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................... 23 ix BAB III METODOLOGI ........................................................................... 27 A. Metode .............................................................................................. 27 B. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28 BAB IV HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN ......................... 30 A. Data Subjektif ................................................................................... 30 B. Data Objektif ..................................................................................... 33 C. Analisa .............................................................................................. 34 D. Penatalaksanaan ................................................................................ 34 E. CatatanPerkembangan ....................................................................... 35 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 41 A. Data subjektif .................................................................................... 41 B. Data Objektif ..................................................................................... 42 C. Analisa .............................................................................................. 43 D. Penatalaksanaan ................................................................................ 43 BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 47 A. Kesimpulan ....................................................................................... 47 B. Saran.................................................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 :satuan acara penyuluhan tanda-tanda bahaya ibu hamil BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih merupakan masalah besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia Angka kematian ibu di Indnesia Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.1 Penyebab kematian tersebut terjadi pada masa kehamilan persalinan dan nifas. Masa kehamilan adalah masa yang sangat rentan, 50% - 90% dari seluruh kehamilan di Indonesia disertai dengan mual dan muntah.2 Pada ibu hamil ada kemungkinan muncul mual muntah yang ringan dan tidak mengganggu aktifitas sehari-hari, namun pada kondisi tertentu mual dan muntah dapat terjadi lebih sering dan lama bahkan memperburuk kondisi ibu. Mual dan muntah yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama serta menganggu aktifitas ibu sehari-hari.3 Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan pertama namun pada kasus dapat terjadi dalam beberapa kehamilan. Mual dan muntah dapat muncul sejak trimester pertama dan terkadang menetap pada derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan. Frekuensi kejadian hiperemesis grvidarum adalah 2 per 1000 kehamilan. Salah satu penelitian menemukan bahwa angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia yaitu 25,4 % dari seluruh kehamilan. Faktor predisposisi pada hiperemesis gravidarum yaitu, primi gravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda, factor organik, faktor psikosomantik, dan faktor endokrin lainnya seperti hipertiroid dan diabetes.4 Komplikasi hiperemesis gravidarum antara lain dehidrasi, gangguan kesadaran dan saraf, ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Pada janin umumnya akan terjadi seperti abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta IUGR.3 Pada kasus hiperemesis 1 2 gravidarum ibu kurang mendapatkan asupan gizi karena sebagian besar yang dimakan dan diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk yaitu kematian pada ibu.4 Saat tidak ada makanan yang bisa dicerna oleh tubuh maka tubuh akan kekurangan karbohidrat sehinggatidak adaenergi yang dapat dihasilkan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Metbolisme lemak dan asam lemak menghasilkan keton,yang kemudian dikeluarkan tubuh melalui urine (ketonuria).5 RSUD Sayang cianjur adalah RSUD Tipe B RSUD yang menerima rujukan dari berbagai tempat pelayanan kesehatan daerah cianjur dan sekitarnya. Di RSUD Sayang cianjur pada tahun 2015 ibu hamil yang di rawat dengan diagnosa hiperemesis gravidarum berjumlah 77 ibu hamil,pada tahun 2016 berjumlah 93 ibu hamil dan pada tahun 2017 berjumlah 124 ibu hamil. Di RSUD Sayang cianjur ibu hamil yang dirawat karena hiperemesis gravidarum semakin tahun semakin meningkat. 5 kasus terbesar di tahun 2017 yaitu diantara satunya adalah hiperemesis gravidarum sebanyak 124 kasus berada di peringkat no 5. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan terhadap pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum. Dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II” Pada tanggal 23 Februari – 26 Februari 2018. B. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah 1. Rumusan masalah Rumusan masalah dari laporan tugas akhir ini yaitu bagaimana penerapan asuhan kebidanan antenatal pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. 2. Lingkup masalah Lingkup masalah asuhan kebidanan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dibatasi pada asuhan kebidanan antenatal pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. 3 pada tanggal 23 Februari 2018 sampai dengan 26 Februari 2018 menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP. C. Tujuan perumusan 1. Tujuan umum Agar penulis mampu memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada pasien Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. 2. Tujuan khusus a. Diperolehnya data subjektif dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. b. Diperolehnya data objektif dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur.. c. Ditegak kan nya analisa data dari Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. d. Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. e. Diketahuinya faktor pendukung dan penghambat dari asuhan kebidanan pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur. D. Manfaat kegiatan asuhan kebidanan 1. Bagi RSUD Sayang Kabupaten Cianjur Diharapkan Rumah Sakit dapat mempertahankan mutu pelayanan terhadap pasien pada umumnya khususnya pada pasien hiperemesis gravidarum. 2. Bagi Ibu dan keluarga Sebagai bahan informasi dan wawasan untuk klien dan keluarga mengenai tanda-tanda hiperemesis gravidarum, komplikasi, dan penanganan hiperemesis gravidarum sehingga keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk dilakukan. 4 3. Bagi profesi bidan Menambah wawasan dalam memberikan pelayanan dan pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal dengan sesuai standar asuhan kebidanan yang berlaku. BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.6 Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi. Dan setiap perempuan berkpribadian unik,dimana terdiri dari bio,psiko,dan sosial yang berbeda sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.7 Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Banyak hal dan banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan.7. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.8 Dari beberapa pengertian diatas jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan proses alamiah dimana hasil dari fertilisasi spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. 5 6 2. Perubahan fisiologis pada saat kehamilan Proses terjadinya kehamilan adalah ketika bersatunya sel telur (ovum) dan sperma atau disebut dengan fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai stadium morula selama 3 hari dan bergerak kea rah rongga rahim oleh rambut getar tuba dan kontraksi tuba, hasil konsepsi tiba pada kavum uteri pada tingkat blastula. Hasil konsepsi akan menamakan dirinya dalam endometrium (nidasi). Ketika blastula mencapai rongga rahim, endometrium berada dalam masa sekresi sehingga blastula dengan bagian yang berisi masa sel dalam akan mudah masuk kedalam desi dua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel bistula. Kemudian bistula akan berkembang menjadi janin. Untuk mencukupi kebutuhan janin maka dibentuklah plasenta. Plasenta terbentuk lengkap pada kehmilan kurng lebih 16 minggu, dan berfungsi untuk memberikan makanan kepada janin. Respirasi janin untuk tempat sekresi bagi janin, dan tempat pembentukan hormon dan juga tempat menyalurkan segala kebutuhan janin.di dalam rahim janin juga diproteksi oleh air ketuban,volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 10001500 cc, air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis.7 Penentuan dan dugaan terhadap kehamilan sangat terkait dengan pengetahuan tentang fisiologis awal kehamilan. Pengenalan ini juga penting bagi penapisan terhadap kelainan yang mungkin terjadi selama kehamilan. Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi saat kehamilan yaitu : a. Sistem Reproduksi 1) Uterus Ukuran uterus terus membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan hypertrofi dan hyperplasia otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik 7 akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan rahim.7 2) Serviks uteri Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri lebih banyak mengandung jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot jaringan ikat pada serviks ini banyak mendandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.7 3) Vagina dan Vulva Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).7 4) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah di kemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.7 5) Mammae Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropiun, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran payudara, progesterone menambah sel-sel asinus sedangkan somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga perubahan kasein, laktalbumin dan lactabumin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi.7 8 b. Sistem sirkulasi darah 1) Volume darah Volume darah total dan volume darah naik pesat sejak akhir trisemester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah janjung (cardiac output) yang meningkat sebanyak ± 30%. 2) Protein darah Protein dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan gamamglobulin menurun dalam triwulan pertama dan akan meningkat secara bertahap pada ahkir kehamilan.Beta globulin dan fibrinogen terus menigkat.7 3) Hemoglobin Meskipun terjadi peningkatan volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada wanita hamil dalam keseluruhan lebih besar dari pada sewaktu belum hamil.7 a. Sistem pernapasan Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh karena uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diagragma kurang leluasa bergerak.7 b. Sistem Pencernaan Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek mual akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus menurun. Sehingga motilitas (daya gerak) seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus- 9 usus. Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morming sicknes. 7 Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar atau perasaan ingin makan terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari Saliva meningkat dan pada trimester pertama, dan megeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Bulan-bulan pertama kehamilan, hormon estrogen meningkat yang dapat menyebabkan nausea (mual), ada yang mengalami muntah terus menerus sampai menganggu aktivitasnya, dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini merupakan keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari peningkatan kadar estrogen dan HCG, reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi, rahim yang semakin membesar akan akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar progesteron. Seiring dengan kemajuan kehamilan lambung dan usus tergeser oleh uterus yang membesar seiring dengan kemajuan usia kehamilan. Biasanya terjadi mual, kadang-kadang terjadi muntah disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke esophagus bagian bawah. Gusi dapat terjadi hiperemis dan melunak, dapat berdarah serta cidera ringan. Haemorroid sering terjadi ini disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus yang membesar. Sistem Perkemihan Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar dan akhir kehamilan bila 10 kepala janin mulai turun pintu atas panggul tertekan kembali sehingga timbul sering BAK. c. Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan huperpigmentasi alat-alat tertentu. Pegmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanoprhore stimulating hormon yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadangkadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.7 d. Perubahan metabolisme. Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mandasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Adapun perubahan metabolisme adalah : 1) Metabolisme basal naik 15 – 20 % terutama pada trimester ke tiga. 2) Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan; pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155 mEq perliter menurun sampai 145 – 147 mEq perliter. 3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin; protein harus di simpan pula untuk kelak dapat di keluarkan pada laktasi. Maka dari itu, perlu di perhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Di perkirakan satu gram protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari. 4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak, dan protein. 5) Kebutuhan mineral untuk ibu hamil a) Kalsium 1,5 – 2,5 gram setiap hari b) Zat besi 800 mg atau 30 – 50 mg perhari 11 c) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak d) Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,6 – 16,5 selama hamil. 3. Perubahan Psikologi Wanita Hamil Masalah psikologis dapat menjadi faktor ibu hamil mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau memperburuk dalam gejala yang sudah ada. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik. Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya terutama kecemasan akan datangnya mual dan muntah dapat memperburuk rasa mual muntah. Perasaan bersalah, marah, mengasihani diri sendiri atau ketakutan dapat menambah gejala mual muntah. Ibu hamil dapat merasa bersalah tentang dampak kehamilan pada keadaan keunganan keluarga, terutama jika kehamilan tidak direncanakan. Rasa marah dapat diarahkan pada pasangannya turut andil dalam menyebabkan konsepsi sehingga dianggap bertanggung jawab atas rasa tidak nyaman. Pada saat wanita menginginkan janin didalam kandungannya berjenis kelamin tertentu juga dapat mengalami respon positif atau negative secara ekstrem, hal ini pada akhirnya dapat memunculkan gejala fisik seperti mual dan muntah. faktor psikis, kematangan jiwa, dan penerimaan ibu tersebut terhadap kehamilannya sangat berpengaruh dengan berat ringannya gejala yang timbul.19 a. Trimester pertama (1-12 minggu) Trimester pertama merupakan periode penyusaian diri terhadap kenyataan bahwa ibu hamil, juga merupakan waktu penungguan yang mencemaskan agar menjadi ibu yang baik. Ini terutama berlaku pada ibu hamil pertama yang merupakan pengalaman baru pada hidupnya.6 b. Trimester kedua (13-28 minggu) Trimester kedua disebut sebagai periode pancaran kesehatan karena selama trimester ini umumnya wanita merasa sehat dan terbesar dari masa 12 kecemasan dan rasa tidak nyaman yang dirasakan pada trimester pertama. Pada trimester ini pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya sehingga ia merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluardari dirinya.6 c. Trimester ketiga (29-40 minggu) Trimester ketiga sering disebut periode menunggu dengan hati-hati, wanita tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga saat persiapan aktif kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Wanita tersebut mungkin takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul saat melahirkan.6 1) Tanda Kehamilan a) Adapun tanda-tanda tidak pasti hamil sebagai berikut :6 (1) Mual dan muntah (2) Gangguan berkemih (3) Persepsi adanya gerakan janin (4) Terhentinya menstruasi/amenore (5) Perubahan pada payudara (6) Perubahan warna mukosa vagina (7) Meningkatnya pigmentsi kulit dan timbulnya striae b) Adapun tanda-tanda mungkin hamil :8 (1) Pembesaran abdomen, (2) Perubahan anatomi pada serviks (3) Kontraksi Braxton hiks (4) Ballottement (5) Kontraksi fisik janin (6) Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum. c) Adapun tanda-tanda pasti hamil8 (1) Identifikasi kerja jantung janin yang tersendiri dari kerja jantung wanita hamil (2) Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa 13 (3) Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan tekhnik sonogravik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan. d. Komplikasi Selama kehamilan ada beberapa tanda-tanda bahaya atau Komplikasi pada ibu hamil yaitu : 1. Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. 2. Sakit kepala yang hebat adalah ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. 3. Gerakan janin berkurang adalah ibu sudah tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama kehamilan. 4. Demam tinggi merupakan suatu masalah,demam tinggi dapat merupakan adanya gejala infeksi dalam kehmilan. 5. Mual muntah yang merupakan gejala yang wajar yang sering di alami oleh ibu hamil trimester 1. Tetapi jika tidak cepat ditangani secara dini akan menyebabkan komplikasi yaitu hiperemesis gravidarum adapun Komplikasi yang dapat terjadi pada hyperemesis gravidarum adalah : a. Maternal Akibat defisiensi B1 akan menyebabkan diplopia,palsi nervus ke6,nistagmus,ataksia dan kejang, jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff adalah amnesia menurunnya kemampuan untuk beraktifitas, ataupun kematian karena itu hiperemesis gravidarum tingkat 3 perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan. Akibat dari hiperemesis gravidarum juga yaitu dehidrasi yang menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi, dapat mempengaruhi tekanan darah ibu sehingga terjadi hipertendsi pada ibu. 14 b. Fetal Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam (IUGR).8 B. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum 1.Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada kehamilan trimester pertama, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan sebagainya.6 Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau kehamilan kembar . Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.9 Sedangkan Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya.10 Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis dapat menimpulkan bahwa Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada kehamilan trimester pertama, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari. 15 2. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan adalah sebagai berikut:11 a. Umumnya terjadi pada Primigravida karena primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin korionik, mola hidatidosa karena jumlah hormone yang di keluarkan cukup tinggi maka bisa menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG. b. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin. c. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain. 3. Patofisiologi Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG). HCG adalah hormone glikoprotein dari keluarga gonadotropin yang awalnya disintesin oleh embrio manusia, dan kemudian dilanjutkan oleh syncytiotrophoblast. bagian dari plasenta selama masa kehamilan. dapat menjadi faktor mual dan muntah. Khusus nya karena periode mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu HCG mencapai kadar tertingginya HCG sama dengan LH dan disekresikan oleh sel-sel tropoblas blastoit. Peningkatan kadar hormon 16 progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah ketosis atau keton dengan tertimbunnya asam aseton asetik dan aseton darah.12 Sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, mata cekung, tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan ngengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju kearah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga Ph darah menjadi lebih tinggi.12 Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan komplikasi gangguan fungsi alat vital sebagai berikut: a. Hepar 1) Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis. 2) Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus. 3) Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi menurun. b. Ginjal 1) Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun. 2) Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak. 3) Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan ventrikel. 4. Tingkatan dan Gejala Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum itu terpengaruh 17 dianggap sebagai hiperemesis.Menurut berat ringannya gejala dapat di bagi dalam tiga tingkatan yaitu : a. Tingkat 1 = Ringan Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung.13 b. Tingkat II = Sedang Mual dan muntah hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.13 c. Tingkat III = Berat Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat dengan adanya nigtagmus, diplopia, perubahan mental.13 5. Diagnosis Diagnosis hiperemis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan. Diagnosis dapat ditegakkan jika ditemui tanda berikut.13 a. Amenore disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu. b. Fungsi vital : nadi meningkat 100x/menit, Tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril, dan gangguan kesadaran (apatiskoma) 18 c. Fisik : Dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besarnya sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru. d. Pemeriksaan USG : untuk mengetahui adanya kehamilan kembar, molahidatidosa dan kondisi kesehatan janin. e. Laboratorium : kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit, benda keton, dan proteinuria. f. Pada keluhan hiperemesis yang berat atau berulang pikirkan untuk konsultasi psikologi. 6. Penatalaksanaan Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.13 Adapun tingkatan hiperemesis gravidarum yang harus dirawat dirumah sakit adalah hiperemesis gravidarum tingkat II dan III. Dan tidak semua grade harus di rawat di RS.2 Adapun tatalaksana hiperemesis gravidarum secara umum : a. Tatalaksana Umum 1) Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. 2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3) Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. 4) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. 5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan. 6) Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 7) Defekasi yang teratur. 8) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. 19 9) Obat-obatan Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit. Adapun prosedur tetap penatalaksaan hiperemesis gravidarum di RSUD Sayang Cianjur adalah sebagai berikut : 1) Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tindakan yang akan di lakukan. 2) Isi formulir persetujuan tindakan medis. 3) Dekatkan alat-alat yang akan di gunakan 4) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang aman. 5) Mencuci tangan dengan dengan sabun di bawah air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk. 6) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital. 7) Melakukan pemeriksaan obstetri,papasi dan DJJ. 8) Memasang infuse sesuai dengan IK pemasangan infuse. 9) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 % Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien. 10) Setelah melakukan tindakan cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir lalu keringkan dengan handuk kering. 11) Catat hasil pemeriksaan pada status dan asuhan kebidanan. Adapun tingkatan hyperemesis gravidarum yang harus dirawat dirumah sakit adalah hyperemesis gravidarum tingkat II dan III. Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum Tingkat I, Tingkat II, dan Tingkat III yaitu : 20 a) Tingkat I adalah pemberian cairan infuse D10%. Karena tubuh ibu harus mendapatkan cairan yang cukup. Dokter biasanya akan memberikan cairan infuse D10% untuk membantu mengembalikan cairan.dan pemberian obat oral beberapa jenis obat oral juga bisa diberikan kepada ibu seperti Ranitidine 150 Mg 3 x 1 secara oral. Untuk menurunkan Asam Lambung. Ondansetron 8 Mg 1 x 1 secara oral. Untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah. b) Tingkat II adalah : (1) Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tindakan yang akan di lakukan. (2) Isi formulir persetujuan tindakan medis. (3) Dekatkan alat-alat yang akan di gunakan (4) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang aman. (5) Mencuci tangan dengan dengan sabun di bawah air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk. (6) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital. (7) Melakukan pemeriksaan obstetri,papasi dan DJJ. (8) Memasang infuse sesuai dengan IK pemasangan infuse. (9) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 % Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien. (10) Setelah melakukan tindakan cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir lalu keringkan dengan handuk kering. (11) Catat hasil pemeriksaan pada status dan asuhan kebidanan. c) Tingkat III adalah : (1) Memberikan cairan infuse D10% (2) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 % Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien. (3) Diet hiperemesis I. Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, 21 ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.10 C.Kewenangan Bidan Dalam Asuhan Hiperemesis Gravidarum Dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan pelaksana, bidan memiliki kewenangan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya dalam kasus hyperemesis gravidarum. Pedoman yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Standar kompetensi Berdasarkan Kepmenkes nomor 369 tahun 2007 tentang standar profesi bidan bahwa terdapat 9 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam memeberikan pelayanannya,diantaranya yaitu pada kompetensi ke-3 tentang memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk megoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : Deteksi dini, pengobatan maupun rujukan dari komplikasi tertentu. Untuk penanganan dari hyperemesis gravidarum yang dapat dilakukan oleh bidan terdapat pada standar pelayanan kebidanan yaitu : a. Standar 3 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal Mengenal tanda dan gejala anemia ringan, berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen dan komplikasinya.18 b. Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal. Bidan memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan, bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan bidan harus mengenal kehamilan dengan resiko tinggi. 2. UU No. 28 tahun 2017 Berdasarkan UU No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pada pasal 19 ayat (2). Pada ayat (2)bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu, bidan berwenang melakukan : 22 a. Konseling pada masa sebelum hamil, b. Antenatal pada kehamilan normal, c. Persalinan normal, d. Ibu nifas normal, e. Ibu menyusui normal, dan f. Konseling pada masa dua kehamilan. Berdasarkan Isi Keputusan Menteri Kesehatan nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidanyang berbunyi dalam menjalankan pelayanan bidan berwennang melakukan pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan arbotus iminens dan hiperemesis gravidarum tingkat I. Jika terdapat pasien hiperemesis gravidarum tingkat II dan III segera dilakukan tindakan rujukan karena bukan dalam wewenang bidan. C. Aplikasi Manajemen Asuhan Kebidanan Pada kasus hiperemesis gravidarum di perlukan pengkajian yang lebih fokus dan cermat untuk memastikan bahwa klien benar mengalami hiperemesis gravidarum. Pengkajiannya adalah berikut ini : 1. Data subjektif Data subjektif yang diperoleh adalah pada klien dengan hyperemesis gravidarum ibu akan mengeluh muntah hebat juga mengeluh nafsu makan berkurang,dan lemas.10Ibu mengeluh sangat menginginkan janin didalam kandungannya berjenis kelamin tertentu.19 2. Data objektif a. Pemeriksaan umum b. Berat badan dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya. c. Suhu badan meningkat,denyut nadi cepat, dan frekuensi pernafasan. d. Tekanan daran turun. e. Pemeriksaan fisik f. Turgor kulit buruk. g. Kelembapan membrane mukosa. 23 h. Kondisi lidah bengkak, kering,pecah-pecah. i. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ,nyeri tekan. j. Bau keton ketika benafas.9 3. Analisa Ny ……tahun, G…P…A…hamil…minggu dengan hyperemesis gravidarum tingkat… 4. Planning Tindakan awal yang diberikan pada ibu hyperemesis gravidarum adalah. Umum : a. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan. f. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. g. Defekasi yang teratur. h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. i. Obat-obatan. Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit. 24 Tatalaksana sesuai tingkatan : a. Tingkat I adalah pemberian cairan infuse D10%. Karena tubuh ibu harus mendapatkan cairan yang cukup. Dokter biasanya akan memberikan cairan infuse D10% untuk membantu mengembalikan cairan.dan pemberian obat oral beberapa jenis obat oral juga bisa diberikan kepada ibu seperti Ranitidine 150 Mg 3 x 1 secara oral. Untuk menurunkan Asam Lambung. Ondansetron 8 Mg 1 x 1 secara oral. Untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah. b. Tingkat II adalah : 1) Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tindakan yang akan di lakukan. 2) Isi formulir persetujuan tindakan medis. 3) Dekatkan alat-alat yang akan di gunakan 4) Tempatkan pasien pada tempat tidur yang aman. 5) Mencuci tangan dengan dengan sabun di bawah air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk. 6) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital. 7) Melakukan pemeriksaan obstetri,papasi dan DJJ. 8) Memasang infuse sesuai dengan IK pemasangan infuse. 9) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 % Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien. 1. Setelah melakukan tindakan cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir lalu keringkan dengan handuk kering. 2. Catat hasil pemeriksaan pada status dan asuhan kebidanan. c. Tingkat III adalah : 1) Memberikan cairan infuse D10% 2) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi neurobion dan primperan 1 ampul dalam cairan Dex 5-10 % Atau tindex 27A,tetesan sesuai KU pasien. 3) Penghentian kehamilan 25 Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. BAB III METODOLOGI A. Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini adalah studi kasus dengan teknik pendekatan manajemen kebidanan yang menggambarkan alur pola pikir dan bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah. Melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal berarti satu orang, sekelompok atau penduduk yang mengalami suatu masalah yang sama atau sekelompok masyarakat disuatu daerah.15 Teknik pendekatan yang digunakan adalah manajemen kebidanan, yaitu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi kan pikiran dan , temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien yang terdiri dari tujuh langkah yaitu pengumpulan data dasar, interprestasi data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, merencanakan asuhan yang menyeluruh, melakukan perencanaan, dan evaluasi.15 Manajemen kebidanan yaitu suatu proses pemecah masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan dan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP yang meliputi data subjektif, objektif, analisa dan planning.15 B. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada pengkajian kasus pada laporan Tugas Akhir ini ini adalah : 1. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan data, dimana peneliti mendapat kan keterangan atau pendiri lisan dari seseorang atau sasaran penelitian, atau bercakapcakap, berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi, data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.15 27 28 Pada kasus hiperemesis gravidarum wawancara dilakukan untuk memperoleh data subjektif yang berkaitan dengan kasus hiperemesis gravidarum. Data yang ditanya meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kesehatan ibu, pola nutrisi dan hidrasi, eliminasi, istirahat, seksual. Sehingga dari data tersebut penulis dapat mengetahui salah satu faktor penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum yang nantinya dapat membantu dalam penegakan diagnosa. 2. Pemeriksan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data objektif klien sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis dan teliti sehingga didapatkan hasil yang akurat.15 Pada kasus ini pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif, adapun pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan fisik lengkap dan laboratorium yaitu urin. 3. Observasi Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi, melihat dan mencatatat jumlah dan tarafaktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang yang diteliti.15 Pada kasus ini penulis melakukan observasi secara berkala terhadap pasien minimal 24 jam hingga pasien diperbolehkan pulang oleh dokter SPOG, untuk memantau perkembangan kondisi fisik dan kebutuhan pasien. 4. Studi Dokumentasi Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip. Studi dokumentasi ini dilakukan melalui status pasien untuk mengkaji kondisi, perkembangan atau tindakan dan keputusan klinik yang terlewatkan. Status pasien ini sangat berguna untuk melihat kondisi dan tindakan apa saja yang sudah diberikan kepada pasien disaat penulis tidak melakukan observasi secara langsung.15 29 5. Studi Literatur Pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai informasi, baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli dari beberapa referensi. Studi literature ini dilakukan untuk mengkaji konsep dan teori terbaru untuk menjadi dasar perbandingan dengan penatalaksanaan dilapangan. Adapun sumber literatur yang digunakan terdiri dari kepustakaan, artikel, materi seminar dan jurnal baik yang dicetak maupun yang dipublish melalui internet.15 BAB IV TINJAUAN KASUS Hari/Tanggal : Jumat, 23 Februari 2018 Waktu : 18.10 WIB Tempat : Ruang Nifas (RSUD Cianjur) Pengkaji : Rani Galih Anggreni A.DATA SUBJEKTIF 1.Identitas Istri Suami Nama Ny. T Tn.T Umur 36 tahun 40 tahun Suku Sunda Sunda Agama Islam Islam Pendidikan SMA SMA Pekerjaan IRT Karyawan Swasta Alamat Sukasirha Sukasirha 2.Riwayat Masuk Rumah Sakit Sejak 10 Februari 2018 Ibu di rumah mengalami mual dan muntah sehari 17 kali, kurang lebih selama 2 minggu. Pukul 17.00 Wib tanggal 23 februari 2018 ibu pun ke BPM bersama suami untuk memeriksaan kehamilannya. Karena keluhan ibu tersebut bidan pun menyarankan ibu untuk ke RSUD Sayang Cianjur. Ibu dan suami datang ke IGD kebidanan sampai pada pukul 18.10 WIB. Di IGD kebidanan ibu dilakukan pemeriksaan TTV TD: 100/70 mmHg, Nadi: 86 X/Mnt, Pernafasan :21 X/Mnt, Suhu: 36,8, Cek keton urin, PP test, Serta darah ibu di ambil untuk mengetahui hasil HB ibu, Ibu di pasang Infus di tangan kanan dengan cairan infus D10% dengan tetesan 20 Tetes/mnt. dan 30 31 Pada pukul 18.30 Wib terapi yang ibu dapatkan di IGD di berikan Ondansentron dengan dosis 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam .Di berikan Secara di Drip ke Cairan Infus dan Injek Ranitidine 2 x1 dengan dosis 2 ml di berikan secara IV Bolus. Setelah selesai di tindak lanjut ibu akan di pindah kan ke ruang Nifas tetapi ibu beristirahat dahulu di Ruang IGD. Pada pukul 20.00 Wib ibu pun di pindahkan ke ruangan Nifas untuk di observasi lebih lanjut. 3.Riwayat Kehamilan Saat ini Ini merupakan kehamilan keempat , tidak pernah keguguran. HPHT 20-122017. Ibu baru 2 kali periksa ke Bidan. Periksa pertama pada saat usia kehamilan ibu 7 minggu dan periksa ke2 pada saat usia kehamilan ibu 10 minggu dengan keluhan mual muntah sudah 17 kali selama 2 minggu. Ibu sudah diperiksa pemeriksaan laboraturium lengkap di puskesmas dengan hasil HB 12,8. 4.Riwayat Persalinan No Usia Anak Tempat Bersalin 1 12 Tahun Rumah 2 8 Tahun 3 3 Tahun Hamil Ini 4 Jenis Persalinan Penolong BBL 40 Minggu Normal Bidan 3200 Gr Laki-laki Keadaan Anak Saat Ini Hidup Rumah 38 Minggu Normal Bidan 2900 Gr Laki-laki Hidup BPM 40 Minggu Normal Bidan 2800 Gr Laki-laki Hidup - - - Usia Kehamilan - - 6.Riwayat Penyakit Ibu tidak memiliki penyakit gastritis (magh). - Jenis Kelamin Anak - 32 7.Riwayat Psikososial Ini pernikahan pertama, lamanya sudah 13 tahun. Ibu mengatakan sangat menginginkan anak perempun karena ibu belum memiliki anak perempuan. 8.Riwayat Pola nutrisi sehari-hari 1) Nutrisi dan Hidrasi Sebelum hamil ibu mengatakan makan 3x dalam 1 hari dengan menu seimbang dan mengatakan menyukai makanan pedas dan asam. Selama hamil ibu makan 2x dalam 1 hari dengan menu nasi dan sayur. Ibu mengalami kesulitan makan, setiap kali makan ibu mengalami muntah dan selama hamil ibu tidak mengonsumsi makanan pedas dan asam. Sebelum hamil ibu minum air putih kurang lebih 6-7 gelas sehari, saat hamil ibu minum air putih kurang lebih 3-5 gelas sehari. 2) Eliminasi Sebelum hamil ibu BAB 1 kali sehari, saat hamil ibu BAB masih lancar 1 kali sehari. Sebelum hamil ibu BAK 3-5 kali sehari, saat hamil ibu BAK 3-5 kali sehari dengan tidak ada keluhan. 3) Istirahat Sebelum hamil ibu tidur 6-7 jam sehari, saat hamil ibu tidur 6-7 jam sehari. Tiap malam dan siang hari tidur 1-2 jam. Saat hamil ibu tidak bisa tidur siang karena terganggu dengan mual dan muntanhnya. 4) Seksual Sebelum hamil ibu melakukan hubungan seksual 1 minggu 3 kali. Setelah hamil ibu tidak pernah melakukan hubungan seksual karena terganggu dengan keluhan mual dan muntahnya. 9.Riwayat Kontrasepsi Ibu menggunakan kontrasepsi Suntik 3 bulan selama ± 2 tahun. Selama menggunakan kontrasepsi suntik tersebut, ibu tidak mendapatkan haid. Ibu berhenti menggunakan kontrasepsi suntik dengan tujuan agar mendapatkan anak. 33 B.DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Composmentis Antropometri 1) BB Sebelum hamil : 57 Kg 2) BB Saat hamil : 52 Kg Tanda Vital 1) TD : 100/70mmHg 2) Nadi : 80x/m 3) Pernafasan : 21x/m 4) Suhu : 36,9C 2. Pemeriksaan Fisik a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, mata tampak cekung. b. Mulut : bibir tampak pucat, Lidah tampak kotor. c. Leher : tidak ada kelenjar tyroid dan limfe d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, adanya nyeri tekan pada epigastrium, ballotement (-), kandung kemih kosong e. Genitalia : Bersih, vulva vagina tidak ada kelainan f. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varices, tampak terlihat pucat, turgor kulit berkurang elastis, kulit teraba dingin. Terdapat Infus di tangan kanan ibu dengan cairan infuse D10 % kolf ke I, dengan tetesan 20 tpm . 3. Pemeriksaan Penunjang a. Keton Urine : Positive (III) b. Test Kehamilan : Positive (+) 34 3. ANALISA NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 hamil 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II. 4. PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. 2. Memberikan dukungan dan motivasi dengan meyakinkan ibu bahwa mual dan muntah merupakan adaptasi yang terjadi pada kehamilan muda. Serta meyakinkan ibu bahwa sakit yang dialami ibu dapat disembuhkan dengan cara menghilangkan rasa takut, cemas karena kehamilan. 3. Memberitahu ibu agar Ibu tetap sering makan namun sedikit-sedikit dan mengkonsumsi makanan lunak seperti bubur. 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG hasil : 1) Cairan Infus D10% kolf I , 20 tpm. Di tangan kanan ibu. 2) Observasi tetesan cairan infuse. Hasil data rekamedic pasien : a. 22.00 wib observasi keadaan umum ibu b. 22.30 observasi tanda-tanda vital ibu dengan hasil TD : 100/90 mmHg, nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 37ºC c. 06.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus. d. 06.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam. e. 06.10 Wib meberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air pipis ibu di tampung ke dalam pot untuk dilakukan pengecekan pada keton urine Positive ( ++). 35 Catatan Perkembangan Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Februari 2018 Waktu : 08.00 WIB Tempat : Ruang Nifas (RSUD Cianjur) A. DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan pusing mual serta muntah nya berkurang, Tetapi ibu masih lemas. Ibu sudah mau makan dengan 6 sendok bubur ayam, 3 potong buah apel dan 1 gelas air putih. B. DATA OBJEKTIF a. KU : Baik b. Kesadaran : CM c. TTV TD : 100/70 mmHg N : 86 X/Mnt RR : 21 X/Mnt S : 36,7C d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, mata tampak cekung e. Mulut : bibir tampak pucat, lidah tampak kotor. f. Abdomen : Adanya nyeri pada epigastrium, ballotement (-), kandung kemih kosong g. Ekstremitas : Tidak ada Oedema dan varises, tampak terlihat pucat, turgor kulit berkurang, kulit teraba dingin. Di tangan kanan ibu terpasang Infus dengan cairan infuse D10% kolf ke 2, tetesan 20 tpm. C. ANALISA Ny.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hamil 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II 36 D. PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah membaik. 2. Memantau TTV ibu : dengan hasil TD : 100/90 mmHg,N : 89x/mnt, Rr : 20x/mnt, S : 37 C. 3. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup. 4. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi dan Elimnasi. 5. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan istirahat yang cukup. 6. Memotivasi ibu agar ibu tetap makan sedikit-sedikit tapi sering. 7. Menganjurkan ibu untuk sering minum sari buah agar mengurangi rasa mual yang ibu rasakan seperti air jeruk manis yang hangat dan minum yang manis supaya lebih berenergi. Memberikan semangat kepada ibu agar ibu cepat sembuh. Data rekamedic pasien : a. 18.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus. b. 18.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam. c. 19.00 Wib observasi keadaan ibu dengan hasil TD : 100/90 mmHg, Nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 37ºC d. 22.00 Wib mengganti cairan infuse D10% pada kolf ke 2. e. 06.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus. f. 06.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam. g. 06.10 Wib memberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air pipis ibu ditampung kedalam pot untuk dilakukan pengecekan keton urin Positife (++). h. 08.00 Wib Memberitahu ibu agar segera sarapan pagi dengan menu bubur ayam. i. 12.00 Wib Memberitahu ibu agar menjaga pola istirahat dan eliminasi. 37 Catatan Perkembangan Hari/Tanggal : Minggu, 25 Februari 2018 Waktu : 13.00 WIB Tempat : Ruang Nifas (RSUD Cianjur) A. DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan mual serta muntah berkurang , muntah kurang lebih 1 kali. Tetapi ibu masih lemas. Ibu sudah mau makan dengan 7 sendok bubur ayam, 4 potong buah papaya dan 1 gelas air putih. B. DATA OBJEKTIF a. KU : Baik b. Kesadaran : CM c. TTV TD : 100/70 mmHg N : 86 X/Mnt RR : 20 X/Mnt S : 36,4C d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, Mata cekung. e. Mulut : bibir tampak pucat,lidah kering. f. Abdomen : Adanya nyeri pada epigastrium, Ballotement (-), kandung kemih kosong g. Ekstremitas : Tidak ada Oedema dan varises, tampak terlihat pucat, turgor kulit berkurang, kulit teraba dingin. Di tangan kanan ibu terpasang Infus dengan cairan infuse D10% kolf ke 3, tetesan 20 tpm . C. ANALISA NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hanil 10 minggu dengan Riwayat Hiperemesis Gravidarum 38 D. PENATALAKSANAAN 1. Memberikan cairan infuse D10% kolf ke 3. 2. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi,Elimnasi dan Istirahat. 3. Memberitahu ibu agar makan seing tapi sedikit-sedikit. 4. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup. 5. Menganjurkan ibu untuk sering minum sari buah agar mengurangi rasa mual yang ibu rasakan seperti air jeruk manis yang hangat dan minum yang manis supaya lebih berenergi. 6. 18.00 Wib Ondansentron dengan dosi 3 Mg dan Neurobion 4 gram/2 ml/12 jam. diberikan secara di drip ke cairan Infus. 7. 18.05 Wib Injek Ranitidine di berikan secara IV Bolus/12 jam. Data rekamedic pasien : a. 22.00 Wib obsrvasi tanda-tanda vital ibu dengan hasil TD : 100/90 mmHg, Nadi : 89x/mnt, pernafasan : 20x/mnt, suhu : 36,8ºC b. 06.10 Wib Wib memberikan ibu pot urine dan memberitahu agar air pipis ibu ditampung kedalam pot untuk dilakukan pengecekan keton urin negative (-). c. 08.00 Wib Memberitahu ibu agar segera sarapan pagi dengan menu bubur ayam. 39 Catatan Perkembangan Hari/Tanggal : Senin, 26 Februari 2018 Waktu : 09.00 WIB Tempat : Ruang Nifas (RSUD Cianjur) A.DATA SUBJEKTIF Ibu mengatakan mual serta muntah berkurang , hari ini ibu sudah tidak mual dan muntah. Ibu sudah tidak lemas. Ibu sudah mau makan dengan satu porsi bubur ayam, 6 potong buah pepaya dan 1 gelas air putih. B. DATA OBJEKTIF a. KU : Baik b. Kesadaran : CM c. TTV TD : 110/80 mmHg N : 80 X/Mnt RR : 20 X/Mnt S : 36,6C d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, konjung tiva merah muda. e. Mulut : bibir sudah tidak pucat merah muda, lidah sudah tidak : Tidak nyeri pada epigastrium, Ballotement (-), kandung kering . f. Abdomen kemih kosong g. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varises, tidak pucat, kulit teraba sudah tidak dingin. 40 C. ANALISA NY.T Usia 36 tahun G4P3A0 Hanil 10 minggu dengan Riwayat Hiperemesis Gravidarum D. PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah membaik. 2. Memberitahu ibu dan keluarga ibu sudah boleh pulang. 3. Memberitahu ibu agar memenuhi kebutuhan Nutrisi,Elimnasi dan Istirahat. 4. Memberitahu ibu agar tetap menjaga pola nutrisi. 5. Memberitahu ibu jika ada mual muntah segera ke tenaga kesehatan terdekat. 6. Memberikan obat untuk pulang sesuai Advice dokter : a. Ranitidine 150 Mg 3 x 1 secara oral. Untuk menurunkan Asam Lambung. b. Ondansetron 8 Mg 1 x 1 secara oral. Untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah. 7. Memberitahu ibu kontrol ulang pada tanggal 29 Februari 2018 di ruang poli kebidanan pada pukul 08.00 Wib. BAB V PEMBAHASAN Pada BAB ini penulis akan membahas kesenjangan dan kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan serta faktor penunjang dan penghambat selama penulis melakukan asuhan pada Ny. T dengan hyperemesis gravidarum tingkat II di Ruang Nifas, RSUD Sayang Cianjur Kabupaten Cianjur. A. Data Subjektif Dari data yang diperoleh dengan cara anamnesa pada Ny.T usia 36 tahun didapatkan data klien Ibu mengaku hamil 10 minggu HPHT 20-12-2017 mengatakan hamil ke empat, belum pernah keguguran. Ibu mengeluh mual dan muntah sejak 2 minggu yang lalu, muntah 17 kali sehari. Hal ini sesuai dengan teori bahwa mual muntah yang berlebihan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu,dengan frekuensi ≥ 10 kali dalam 24 jam dan menganggu aktifitas merupakan tanda hiperemesis gravidarum tingkat II.6 Pada riwayat psikososial didapatkan bahwa ibu sangat mengharapkan kehamilan ini, dikarenakan ibu belum memiliki anak perempuan.Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kondisi psikosomantik dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum. Kondisi psikosomantika adalah gangguan psikologis yang berubah menjadi bentuk gangguan fisik.Gangguan psikologis yang terinpilasi pada gejala fisik ini dapat berupa mual dan muntah, kelelahan yang berat dan sebagainya.hiperemesis gravidarum merupakan salah satu keadaan gangguan psikologis yang diubah dalam gejala fisik.Kondisi psikologis ibu yang menjalani pproses kehamilan dapat menyebabkan terjadinya stress. Ibu yang dalam keadaan stress ini dapat meningkatkan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung sehingga dapat meningkatkan hormone HCG. HCG adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat di deteksi dari darah atau air seni wanita hamil ± 10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual ` 41 42 dan muntah pada ibu hamil.20Teori lain juga mengemukakan bahwa saat wanita mengetahui jenis kelamin janinnya, ia dapat mengalami emosi positif atau negative secara ekstrem yang mungkin berhubungan dengan keinginannya untuk memperoleh bayi berjenis kelamin tertentu, hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan stress yang menyebabkan timbulnya gejala fisiknya seperti mual dan muntah. B. Data Objektif Pada pengkajian data objektif yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik kepada Ny T 36 tahun yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 88 kali permenit, suhu 36.7°, pernafasan 20 kali permenit, terjadi penurunan berat badan selama hamil 2 Kg. Mata cekung, pada mulut terlihat lidah kering dan kotor,turgor kulit kurang elastis.Hal ini sesuai dengan teori bahwa tanda gejala hipermemesis gravidarum tingkat II adalah penderita tampak lebih lemah, turgor kulit lebih mengurang, dan mata sedikit ikterik. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.20 Terjadi penurunan berat badan dari 57 kg menjadi 55 kg.Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada kasus hiperemesis gravidarum yang ekstrem, vomitus yang persisten menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi, yang menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit dan cairan. Dehidrasi menyebabkan hipovolemia, yang dimanifestasikan sebagai hipotensi dan taki kardi.21 Pada pemeriksaan penunjang didapatkan data yaitu pemeriksaan pp test hasil (+) dan pemeriksaan urin didapatkan hasil keton positif(+++).Hal ini sesuai dengan teori bahwa Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah ketosis atau keton dengan tertimbunnya asam aseton asetik dan aseton darah.Sehingga dapat menimbulkan 43 dehidrasi, mata cekung, tekanan darah menurun, dan diuresis.Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolism menuju kearah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat.16 C. Analisa Berdasarkan data yang diperoleh dari data subjektif dan data objektif Penegakkan hiperemesis gravidarum pada kasus ini berdasarkan teori bahwa tanda gejala hiperemesis gravidarum tingkat II adalah penderita tampak lemah, turgor kulit mengurang, lidah terlihat kotor dan kering, nadi cepat, berat badan turun, dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bahwa Keton (+++) yang dapat penegakkan diagnosa dari hiperemesis gravidarum. Maka analisa yang dapat ditegakan pada Ny. T usia 36 tahun, G4P3A0, hamil 10 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. D. Penatalaksanaan Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengkajian untuk memperoleh data subjektif dan objektif serta menyusun sebuah analisa agar diperoleh diagnosa untuk menetukan masalah dan kebutuhan potensial Ny. T maka penatalaksanaan yang diberikan yaitu : 1. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, Karena bidan tidak bemempunyai wewenang untuk pemberian obat pada kasus hyperemesis gravidarum sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan hasil kolaborasi yaitu : a. Memperbaiki keadaan umum dengan memberikan cairan infus D 10% yang dicampur dengan neurobion 1 ampul dengan dosis 3 ml dan ondancetron 2x4 mg sehari dengan 20 tpm. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemberian cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5-10 % dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai 44 sumber energi, sehingga terjadi perubahan metabolism dari lemak dan protein menjadi pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat ditambahkan vitamin C, B komplek atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme.Pemberian neurobion dalam cairan untuk mencegah gangguan metabolik karena kekurangan zat makanan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa multivitamin, pirodiksin dan atau tiamin diberikan IV untuk menyeimbangkan elektrolit sampai wanita mampu menoleransi cairan melalui mulut dan urin menunjukan sedikit atau tidak ada keton dan enselopati Wernicke merupakan salah satu komplikasi yang berkaitan dengan kurangknya vitamin B1 (thiamin).22Setelah diberikan cairan ini selama 4 hari sebanyak ± 8 kalf keadaan umum ibu semakin membaik. Memberikan suntikan secara intravena Ranitidin 2x25 mg sehari.Yang bekerja mempengaruhi sistem sekresi asam lambung untuk mengurangi rasa perih dilambung.Setelah dilakukan asuhan selama 4 hari asam lambung ibu menurun, ibu tidak lagi merasakan nyeri pada epigastrium. Memberikan Antiemetic Ondansentron 3x4 mg. Hal ini sudah sesuai dengna teori bahwa pada keadaan yang lebih berat diberikan antimetic.Antiemetik berupa Antagonis serotonin selektif.Obat – Obatan tersebut diharapkan dapat merangsang motilitas lambung tanpa merangsang pengeluaran asam lambung, kandung empedu, atau pancreas, tetapi bekerja secara sentral sebagai antagonis terhadap reseptor dopamine. Sehingga mual muntah ibu selama dirawat di RS semakin hari semakin membaik dan berkurang frekuensi muntahnya sebelum masuk RS kurang lebih 17 kali atau hari setelah diberikan asuhan di RS pada hari ke2, 3, dan 4 sudak tidak muntah namun hanya mual saja. 2. Periksa laboraturium darah lengkap dan urine lengkap. Pada kasus ini terdapat kesenjangan dikarenakan terdapat asuhan yang tidak dilakukan sesuai dengan teori.Pada pemeriksaan laboraturium hanya dilakukan pemeriksaan keton urin saja, namun menurut teori bahwa 45 pemeriksaan penunjang pada kasus hipermemesis gravidarumm adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urine lengkap, dan tes fungsi hati.Pemeriksaan darah lengkap terdiri dari yaitu hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan leukosit. Peningkatan hematocrit, perubahan kadar elektrolit dan ketonuria berkaitan dengan dehidrasi.22 Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum tingkat II adalah pada peredaran darah terjadi hemokonsentrasi.5 Pada pemeriksaan urine didapatkan hasil urin ibu mengandung keton positif (+++), pemeriksaan urine dilakukan sehari sekali tepatnya pada pukul 06.00 WIB.Pemeriksaan keton urine dilakukan mengetahui perkembangan tingkat derajat hyperemesis gravidarum. 3. Memberikan motivasi kepada ibu agar ibu tetap bersemangat dan selalu berfikiran positif agar psikologi ibu tidak terganggu. Setelah diberkan asuhan kepada klien selama dirawat 4 hari klien pun diperbolehkan pulang karena kondisi klien sudah membaik. Terlihat pada intensitas mual muntah yang berkurang Awal masuk RS klien mengeluh mual muntah kurang lebih 17 kali setelah dilakukan asuhan di berikan terapi sesuai dr.SpOG dan pada hari klien ke- 4 mengatakan sudah tidak terlalu mual dan sudah tidak muntah. Pada pemeriksaan keton urine pun masuk Rumah Sakit Positif(+++) dan setelah dilakukan asuhan menjadi positife (++). Pada hari ke 2 di RS klien mengatakan mual muntah berkurang menjadi 2 kali sehari dan nafsu makan bertambah, pada hari ke 3 di RS klien mengatakan mual muntah berkurang menjadi 1 kali,nafsu makan sudah meningkat dan setelah dilakukan asuhan dan dilakukan pengecekkan keton urin hasil nya menjadi negatif(-), dan pada hari ke 4 atau hari klien terakhir di rawat di RS mengatakan sudah tidak terlalu mual dan sudah tidak muntah. Nafsu makan sudah meningkat, sudah tidak terlalu lemas, dan pusing.Dilakukan pengecekkan keton urin hasil negative (-).Setelah berkolaborasi dengan dokter ibu diperbolehkan pulang. 46 A.Faktor Pendukung Selama memberikan asuhan pada Ny.T dengan Hiperemesis gravidarum penulis banyak mendapatkan bantuan dari dokter, CI rungan, bidan-bidan maupun teman-teman.Selama melakukan asuhan penulis sangat dibimbing dan diberikan pengetahuan oleh CI rungan sehingga penulis dapat diberi kepercayaan dalam memberikan asuhan mengenai hyperemesis gravidarrum. Begitupun dalam pencegahan infeksi di rumah sakit sangat baik karana tersedia alat pelnduk diridalam memberikan asuhan dan juga tersedia tempat pembuangan limbah baik benda tajam, infeksius maupun non infeksius yang memadai dan proses penyeterilan alat yang tepat dan khusus baik tempat maupun tenaga kerja. Sehingga terhindar dari infeksi pada pasien maupun petugas kesehatan.Ny.T dan suami yang kooperatif sehingga memudahkan penulis menggali permasalahan melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik.Sehingga asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi dapat dengan mudah dan dapat diterima juga oleh pasien maupun keluarga. B. Faktor Penghambat Dalam memberikan asuhan pada hiperemesis gravidarum ini, tidak dilakukan pemeriksaan Lab secara lengkap sehingga hasil penunjang tidak lengkap.pada penulisan laporan tugas akhir ini penulis kesulitan mendapatkan teori dan angka kejadian hiperemesis gravidarum. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.T dengan hiperemesis gravidarum berupa pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik dan data penunjang untuk memperoleh data objektif, menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Data Subjektif Ny.T yang datang dengan keluhan mual muntah sejak 2 minggu yang lalu, muntah sehari kurang lebih 17 kali, tidak ada nafsu makan, lemas, nyeri pada ulu hati. 2. Data Objektif Hasil pemeriksaan mulut didapatkan bibir kering, lidah kering, mata cekung, abdomen terasa nyeri pada epigastrium, pada pemeriksaan penunjang didapatkan urinalisa tes HCG positif, ketonurina positif (+++). 3. Analisa Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang telah didapatkan ditegakkan alias Ny.T dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. 4. Penatalaksanaan Penanganan hiperemesis gravidarum dilakukan sesuai SOP RSUD Sayang Cianjur, teori dan kompetensi kewenangan bidan meliputi memperbaiki keadaan umum, menurunkan asam lambung, mengurangi mual muntah, dan menghilangkan benda keton dalam tubuh serta mengurangi resiko kesakitan pada ibu dan janin. 47 48 B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran guna perbaikan asuhan kebidanan pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat II sebagai berikut : 1. Untuk Rumah Sakit Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan kesehatan dengan cara memberikan asuhan kebidanan khususnya pada klien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. 2. Untuk Klien dan Keluarga Diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan wawasan untuk klien dan keluarga mengenai tanda-tanda, komplikasi, dan penanganan pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat II . 3. Untuk Profesi Dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada masa pendidikan kedalam praktek lapangan dalam berbagai asuhan sesuai dengan wewenang yang telah diterapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayan kebidanan dan bermanfaat bagi klien dan keluarga. DAFTAR PUSTAKA 1. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Diakses tanggal 28 Februari 2018. Didapat:https://www.depkes.go.id. 2. Ruri Puriati, Hubungan Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUD Adji darmo Rangkas bitung Tahun 2011:Jurnal Obstretika Scientia, Vol. 2 No. 1 Juni 2014. 3. Cuningham, Obstetri Patologi. Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014. 4. Yosii Fitrina,Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester I Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Palembaya Jorong Koto Tinggi Tahun 2014:Dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Yasri Sumbara Bukit tinggi. 5. Sastrawinata, Sulaiman et al. (Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2.EGC:Jakarta; 2004. 6. Varney, Helen. Asuhan Kebidanan. EGC:Jakarta; 2008 7. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Pt. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2014. 8. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologi jilid 1. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998 9. Manuba, Ida Bagus Gde. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta:EGC; 2010 10. Sulistyowati, Ari. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. 11. Wiknjosastro,Hanifa. Ilmu Kandungan. Edisi 2. EGC. Jakarta ;2008. 12. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Prawirohardjo : Jakarta;2010. 13. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC:Jakarta; 2006 14. Manuba,Ida BagusGede. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. EGC:Jakarta; 2011. 15. Mansjoer, Arif.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius; 2000. 16. Notoatmojo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian kesehatan .Jakarta:PT. Rineka Cipta; 2005. 17. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan . Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta ; 2007. 18. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologi jilid 1. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998 19. Kusmiyati. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:Fitramaya; 2009. 20. Kepmenkes, RI. Kepmenkes RI nomor 369/Menkes/ SK/ III/ 2007 Tentang Standar Profesi Bidan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Diakses tanggal 30 Februari 2018 21. Tiran, Denise. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta:EGC; 2008 22. Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta; 2010. 23. Wikjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2006. SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kehamilan Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan Hari/ Tanggal : 26 Februari 2018 Waktu : 09.00 WIB Sasaran : Ny. T Penyuluh : Rani Galih Anggreni Tempat : Ruang Delima Nifas RSUD Sayang Cianjur A. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberi penjelasan tentang tanda bahaya kehamilan, diharapkan ibu dapat mengenali tanda bahaya yang mungkin terjadi sehingga dapat menjadi salah satu upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan ibu dan keluarga dapat: 1. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan 2. Menyebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan 3. Mengenali gejala yang mengindikasikan ke tanda bahaya C. Materi Terlampir D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. Alat dan Media Leaflet F. Kegiatan Penyuluhan No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1. Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab (1 Menit) b. Menjelaskan tujuan penyuluhan c. Memberi kesempatan kepada ibu untuk menjelaskan yang telah diketahui oleh ibu. salam b. Mendengarkan c. Menjelasakan yang ibu ketahui a. Menanyakan pengertian tanda a. Menjawab bahaya kehamilan. b. Menjelaskan tentang pengertian b. Memperhatikan tanda bahaya kehamilan. 2. Inti (10 menit) c. Menanyakan macam-macam tanda bahaya kehamilan. d. Menjelaskan tentang c. Menjawab macam- macam tanda bahaya kehamilan. e. Menjelaskan hal yang d. Mendengarkan harus dilakukan bila menemukan salah 3. G. Penutup (4 menit) satu tanda bahaya. e. Memperhatikan a. Melakukan evaluasi a. Menjawab b. Menerangkan hasil b. Mendengarkan penyuluhan c. Menjawab c. Salam penutup salam Evaluasi 1. Apakah yang dimaksud dengan tanda bahaya kehamilan? 2. Sebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan? 3. Jelaskan hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu tanda bahaya? H. Daftar Pustaka Saifudin, Abdul Bari. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Astuti, Maya. 2016. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC MATERI PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN A. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua). B. Macam-macam Bahaya Kehamilan 1. Mual dan Muntah (hyperemesis gravidarum) Mual dan muntah terjadi sampai usia 20 minggu. Mual dan muntah yang hebat selama hamil dapat menyebabkan terganggunya aktivitas, dehidrasi (kekurangan cairan), dan kelaparan (berat badan menurun). Perasaan mual ini disebabkan karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum, atau komplikasi lainnya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah. 2. Perdarahan pervaginam Biasa terjadi pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu sampai menjelang kelahiran bayi. Adapun tanda-tanda perdarahan tersebut: a. Keluar darah merah segar/kehitaman dan biasanya menggumpal b. Perdarahan kadang banyak kadang sedikit demi sedikit c. Perdarahan disertai nyeri atau tidak disertai rasa nyeri diperut 3. Demam Tinggi Demam dengan suhu tubuh > 38OC. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002). 4. Bengkak pada muka dan tangan. Hal ini disebabkan oleh penumpukan cairan yang berlebiha sehingga cairan tersebut disimpan pada jaringan tubuh. Hal ini dapat diketahui dari kenaikan berat badan yang berlebihan dalam waktu singkat. Biasanya bengkak terletak ditangan, kaki, muka, serta biasanya bengkak ini tidak akan hilang setelah diistirahatkan dan bengkak disertai keluhan fisik lainnya Dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia. 5. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang walaupun sudah diistiahatkan. Sakit kepala ini biasanya disertai dengan mata berkunang-kunang dan penglihatan kabur. 6. Penglihatan kabur Penglihatan yang secara tiba-tiba kabur atau dengan kata lain penglihatannya tidak jelas. Penglihatan kabur ini adalah: a. Perubahan visual mendadak seperti bintik-bintik(spot), berkunangkunang b. Peyebabnya: perubahan peredaran darah dalam system saraf pusat terutama pusat penglihatan di dalam retina yang abnormal c. Biasanya disertai sakit kepala yang hebat 7. Gerakan janin Biasanya terjadi pada sia kehamilan 5-6 bulan, gerakan janin yang normal adalah lebih dari 10 x/hari apabila kurang dari 10x maka harus diwaspadai timbulnya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan 8. Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban vagina. C. Hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut: Segera cari pertolongan medis ke Puskesmas, Bidan praktek, Dokter praktek, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit.