Uploaded by tyas.anggita05

Gejala dan penyebab diabetes anak

advertisement
Gejala dan penyebab diabetes terjadi pada anak
Sering mengompol saat malam hari, selalu haus, berat
badan menurun, gejala-gejala tersebutlah yang sering
dialami, Fulki Baharuddin Prihandoko, saat ia masih
duduk di kelas empat Sekolah Dasar. Sering merasakan
gejala tersebut, Uki sapaan Fulki tidak menyangka bahwa
dirinya mengidap diabetes tipe 1.
"Badan nggak panas dan pusing jadi merasa tidak sakit.
Dipikir karena sering haus, jadi minum trus ngompol.
Badan juga jadi ngerasa lemes trus. Lama-lama akhirnya
periksa dokter, awalnya sakit biasa nukan diabetes tapi
gejala-gejala tersebut masih terjadi. Akhirnya, orangtua
minta cek gula darah, taunya gula darahnya mencapai
750, dan langsung dirawat," ujar Uki saat ditemui di
Jakarta, Rabu (31/10).
BACA JUGA

Pengaruh Sosial Jadi Penyebab Diabetes? Ini Faktanya
Melihat apa yang terjadi pada Uki, nyatanya diabetes juga
dapat menyerang anak-anak. Data Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) pun menunjukan angka kejadian DM
pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan
sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun. Jumlah
kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi
dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.
Pada umumnya, DM atau diabetes melitus dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. DM tipe1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi
cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh
gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan
pada sel pankreas.
Dan DM tipe-1 pun biasanya yang sering menyerang pada
anak-anak. Sejak September 2009 hingga September 2018
terdapat 1213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan
di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Sumatera Selatan.
Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada
anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM
tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik
dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.
Pengumpulan data jumlah kasus DM tipe-2 pada anak
masih belum secara luas dilakukan. Jumlah pasien dengan
DM tipe-2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tercatat
5 pasien sejak tahun 2014 sampai 2018.
Penyebab Diabetes Melitus (DM)
Penyebab diabetes tipe-1 adalah interaksi dari banyak
faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor
lingkungan, sistem imun, dan sel β pankreas yang
perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1
belum diketahui.
Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat
kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat
badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi,
dislipidemia, dan diet tidak sehat/tidak seimbang, serta
merokok. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2
yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami
kelebihan berat badan dan 10,8% menderita obesitas.
Data menunjukan, pada tahun 2013 terdapat 42 juta bayi
dan anak mengalami berat badan berlebih. Laju
peningkatan di negara penghasilan rendah dan menengah
dibandingkan negara maju. 70 juta balita akan mengalami
berat badan lebih pada tahun 2025 jika tren saat ini
berlanjut.
Gejala Diabetes pada Anak
1. Kencing dan mengompol
Gejala yang paling mudah diketahui ialah anak sering
haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak
diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap
cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering
buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di
malam hari.
"Orangtua harus perhatikan kalau anaknya sering
kehausan dan minum terus. Kencing dan suka
mengompol," papar Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI,
Aman Pulungan dalam acara konferensi pers Hari
Diabetes Sedunia 2018 di Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta, Rabu (31/10)
2. Banyak makan
Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus
meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh
jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak
dapat diolah menjadi energi.
3. Banyak minum
Anak akan merasa haus terus-menerus karena
ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin
sehingga tubuh mengalami dehidrasi.
4. Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6
minggu sebelum terdiagnosis
Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak
bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat
badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini
diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap
gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan
otot dan lemak menyusut;
5. Kelelahan dan mudah marah
Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari
makanan membuatnya kekurangan energi sehingga
mudah merasa lelah. Anak juga akan mengalami
gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat
marah dan murung.
6. Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai
Seperti sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau
keton (asam yang dibuat ketika tubuh mulai
menggunakan lemak, bukan karbohidrat, untuk energi).
Agar orangtua lebih sadar akan bahaya dianetes pada
anak, Kementerian Kesehatan RI mengadakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memperingati Hari Diabetes Sedunia. Kegiatan yang
dilakukan meliputi; melaksanakan sosialisasi dan
diseminasi informasi tentang diabetes melalui berbagai
media cetak, elektronik, dan media lainnya serta
pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang
diabetes. Membuat surat edaran kepada seluruh Dinas
Kesehatan Provinsi di Indonesia terkait
Hari Diabetes Sedunia untuk melakukan promosi
kesehatan, deteksi dini, dan kerjasama dengan LSM untuk
melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Download