Uploaded by User54636

Tanya Jawab - MOH RUSMIN C 20219031

advertisement
BAB 1
PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA
1.
Sebutkan dan jelaskan 3 bagian pokok dalam proses penaksiran dan peramalan biaya !
Jawaban :
Proses penaksiran dan peramalan biaya terdiri dari tiga bagian pokok, yakni :
1. Penaksiran biaya jangka pendek
2. Penaksiran biaya jangka panjang
3. Peramalan biaya
A. Penaksiran Biaya Jangka Pendek
Penaksiran biaya jangka pendek ini dapat dilakukan dengan lima metode yaitu : metode
ekstrapolasi sederhana, analisis gradien, analisis regresi, dan teknik engineering.
1. Ekstrapolasi Sederhana
Metode penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan cara mengekstrapolasikan
tingkat biaya marginal atau biaya variable rata – rata saat ini (ke belakang atau ke depan)
pada tingkat – tingkat output lainnya. Input – input variable menghasilkan penerimaan
(returns) yang konstan, dan oleh karena itu tidak ada keadaan increasing returns atau
diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Keadaan diminishing returns
tersebut akan terjadi sehingga pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan
kemungkinan terjadinya keadaan tersebut. Pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah
tersebut adalah dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan untuk tujuan
ektrapolasi dan kemudian meneliti sensitivitas keputusan yang dibuat berdasarkan asumsi
yang ada.
Oleh karena tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita harus mampu
menemukan dua observasi data biaya atau output atau lebih. Dan dengan dua observasi atau
lebih kita dapat melakukan analisis gradien.
2. Analisis Gradien
Gradien kurva TC diartikan sebagai tingkat perubahan TC pada interval output tertentu.
Gradien berarti slope dan gradient dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi
perubahan TC dengan perubahan tingkat output, seperti tampak dalam persamaan berikut ini :
Gradien = △TC
△Q
Gradien TC atau TVC tidak sama persis dengan MC, karena MC menunjukkan perubahan TC
yang hanya diakibatkan oleh perubahan satu unit output. Padahal dalam praktek, output
cenderung berubah dengan loncatan yang tidak teratur sehingga kita harus menghitung
gradient tersebut dengan interval – interval yang lebih besar dari satu unit. Gradien ini
menghasilkan penaksir MC pada suatu kisaran tingkat output tertentu.
3. Analisis Gradien dengan Beberapa Observasi
Jika kita memiliki data observasi yang lebih banyak, maka hasil penaksiran kurva TVC, AVC
dan MC akan menjadi lebih tepat. Jadi dengan observasi beberapa pasang data biaya output
yang lebih banyak akan memungkinkan kita untuk memperoleh kurva AVC dan MC penaksir
yang jauh lebih sempurna. Tiap titik data tambahan akan memperjelas bentuk TVC, sehingga
perhitungan AVC dan MC yang lebih bisa dipercaya dapat diperoleh.
4. Analisis Regresi dengan Data Runtut – Waktu ( Time - Series )
Jika kita memiliki jumlah observasi data biaya – output yang lebih banyak, maka kita dapat
menggunakan analisis regresi unutk menaksir hubungan antara biaya dengan suatu tingkat
output tertentu. Jika kita ingin menaksir fungsi biaya dari suatu perusahaan tertentu, maka
kita harus menggunakan data runtut waktu dari perusahaan yang bersangkutan.
Data biaya harus dideflasi dengan sebuah indeks yang tepat dan unsur waktu harus
dimasukkan sebagai variable bebas dalam persamaan regresi yang kita estimasi. Dengan
demikian setiap trend dari harga relatif atau produktivitas akan dapat dihitung berdasarkan
koefisien regresi dari variable waktu tersebut.
Dengan menggambarkan data TVC dan output dalam sebuah grafik, kita akan tahu bahwa
satu dari tiga bentuk fungsional diatas merupakan bentuk yang terbaik yang menunjukkan
hubungan antara dua variable itu. Oleh karena itu, dengan yakin kita meneruskan analisis
regresi dengan menggunakan bentuk fungsional yang kita pilih.
Jika secara visual tidak tampak adanya suatu bentuk fungsional yang terbaik yang
menunjukkan hubungan tersebut secara jelas, maka kita perlu melakukan analisis
regresi dengan bentuk fungsi linier dan kemudian dengan satu atau beberapa bentuk
fungsional lainnya untuk menemukan persamaan regresi yang paling cocok dengan data dasar
kita.
5. Analisis dengan Teknik Engineering
Metode ini menggunakan fungsi produksi fisik dimana untuk tiap tingkat produksi dihitung
dan dites jumlah variabel cost. Contohnya, bila kecepatan operasi dari suatu alat produksi
dapat diperkirakan, maka secara berturut-turut dapat diperkirakan output per jam, kebutuhan
materiil, jam kerja buruh, kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan untuk reparasi dan
pemeliharaan. Kemudian kebutuhan ini dikonversikan menjadi biaya dalam rupiah.
Selanjutnya MC dihitung : MC = TVC/Q
B.Penaksiran Biaya Jangka Panjang
Penaksiran biaya jangka pendek ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu : metode
analisis regresi dengan menggunakan data seksi-silang dan teknik engineering
1. Analisis Regresi dengan Menggunakan Data Seksi – silang
Pengukuran tingkat output aktual atau tingkat output pada periode tersebut harus sesuai
dengan tingkat biaya aktual untuk menghasilkan tingkat output tersebut untuk setiap
perusahaan. Jika kita ingin mengetahui ada tidaknya keadaan economies, constant, atau
diseconomies of plant size, maka kita harus membuat spesifikasi hubungan funsional pangkat
tiga (kubik), karena hubungan ini merupakan bentuk fungsional yang paling konsisten untuk
melihat adanya ketiga kemungkinan keadaan tersebut.
Ada dua masalah pokok dalam penggunaan data seksi silang ini bagi penaksiran kurva biaya
rata – rata jangka panjang, antara lain :
1. Masalah yang timbul karena observasi yang dikumpulkan sama sekali bukan merupakan
titik – titik pada kurva biaya rata – rata jangka panjang.
2. Masalah yang ditimbulkan oleh data seksi silang ini adalah bahwa banyak pabrik yang
tidak dapat beroperasi pada tingkat harga dan produktivitas faktor produksi yang sama.
2. Teknik Engineering
Mendukung teknik analisis diatas, teknik engineering dalam penaksiran biaya jangka
panjang adalah menganalisis beberapa plant size yang berbeda pada waktu tertentu.
C. Peramalan Biaya
Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan – keputusan yang akan kita ambil mencakup
tingkat biaya untuk periode yang akan datang. Peramalan biaya untuk berbagai tingkat output
pada periode yang akan datang memerlukan penaksiran tentang perubahan efisiensi proses
produksi secara fisik, ditambah perubahan harga faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi.
1. Perubahan Produktivitas Faktor Produksi
Jika kita memperhatikan efisiensi fisik dari proses produksi untuk periode – periode yang
akan datang, maka kita harus memperkirakan bahwa produktivitas faktor produksi tersebut
akan berubah sepanjang waktu. Mesin dan peralatan lainnya misalnya, diharapkan untuk
lebih efisien jika diukur dari output perjam yang dihasilkannya (atau berdasarkan kriteria
yang lain) karena penerapan kemajuan teknologi pada mesin – mesin tersebut.
2. Perubahan Harga Faktor Produksi
Jika biaya dari semua input meningkat dengan proporsi yang sama, maka kombinasi faktor
produksi yang optimal tidak akan berubah pada tingkat output tertentu, meskipun akan
menimbulkan biaya yang lebih besar. Jika semua harga input meningkat dengan tingkat yang
sama, maka harga – harga relatif dari input tersebut akan tetap sama dan tidak akan ada
insentif untuk mensubstitusikan satu input dengan input yang lainnya.
Jika kekuatan pasar di pasar faktor - faktor produksi mengakibatkan harga satu faktor
produksi akan naik dibandingkan dengan harga faktor produksi yang lain, maka perusahaan
akan mensubstitusikan dengan faktor produksi yang lebih murah sebagai akibat dari adanya
kenaikan harga tersebut.
Dengan distribusi probabilitas tertentu yang dihubungkan dengan tingkat biaya yang akan
datang, kita dapat menghitung hasil atas dasar “Nilai yang diharapkan “ dari tingkat biaya
pada periode – periode yang akan datang dengan maksud untuk mendapatkan suatu
peramalan tingkat biaya masa yang akan datang untuk penetapan harga atau kebijaksanaan –
kebijaksanaan lainnya.
3. Penaksiran Kurva Learning
Kurva learning menghubungkan biaya perunit dengan volume produksi kumulatif dari suatu
produk tertentu. Kita berharap bahwa produktivitas input akan meningkat apabila input –
input tersebut telah “mempelajari “ proses produksi, sehingga biaya perunit turun jika volume
produksi meningkat. Biaya perunit (pada tingkat output tertentu per periode dalam pabrik
tertentu) cenderung menurun dengan presentase yang relatif stabil setiap kali volume
produksi digandakan.
Kurva learning sering dinyatakan sebagai presentase penurunan AC untuk tiap penduakalian
volume komulatif. Untuk menemukan persentase tersebut dalam contoh ini, kita memilih dua
tingkat output (dimana yang satu besarnya 2 kali yang lain) dan menghitung presentase
penurunannya.
2.
Apakah kegunaan dari peramalan dan penaksiran biaya di masa yang akan datang ?
Jawaban :
Manajemen strategis membutuhkan estimasi biaya yang akurat untuk banyak aplikasi
termasuk: Memfasilitasi pengembangan dan implementasi strategi.estimasi biaya
terutama penting bagi perusahaan yang berkompetisi berdasarkan kepemimpinan biaya.
Memfasilitasi analisis rantai nilai.estimasi biaya membantu perusahaan mengidentifikasi
potensi peluang pengurangan biaya dengan cara membentuk ulang rantai nilai
Memfasilitasi perhitungan biaya berdasarkan target dan penentuan harga.estimasi biaya
merupakan bagian integral dari perhitungan biaya berdasarkan target dan penentuan
harga.
Memfasilitasi pengukuran ,evaluasi ,dan kompensasi kinerja yang efektif.estimasi biaya
memainkan peran penting dalam menentukan biaya pada unit-unit bisnis ,yang
memengaruhi kinerja keuangan ,peluang promosi,dan kompensasi manajer divisi serta
kemampuan untuk menarik investasi modal bagi divisi mereka.
BAB 2
THE FISRT WELFARE MANAGERIAL ECONOMICS
1.
Apa yang dimaksud dengan Pareto Efficient Allocation ?
Jawaban :
Definisi pareto adalah suatu kondisi dimana tidak mungkin membuat individu merasa lebih
baik tanpa membuat individu lainnya merasa kurang baik. Efisiensi Pareto terjadi apabila
alokasi dari kekayaan tidak membuat seseorang sejahtera dengan membuat orang lain
dirugikan. Terdapat 2 prinsip yang perlu diperhatiknan dalam teori fundamental dari ekonomi
kesejahteraan: teori pertama, menjelaskan kepada kita bahwa ekonomi adalah persaingan
(dan kondisi yang memuaskan) adalah efisien Pareto, dan teori kedua mengimplikasikan
setiap alokasi efisiensi Pareto dapat dicapai oleh mekanisme pasaryangdesentralisasi.
Efisiensi menurut perspektif pasar tunggal terjadi pada saat marginal benefit sama dengan
marginal cost.
Terdapat 3 (tiga) aspek dari Pareto Efficiency. Pertama, efisien dalam pertukaran. Kedua,
efisien dalam produksi. Ketiga, efisiensi dalam keseluruhan (overall/mix efficiency).
Efisiensi dalam pertukaran adalah suatu pengalokasian sejumlah barang yang tertentu
jumlahnya dalam suatu ekonomi pertukaran disebut (pareto) efisien jika, melalui realokasi
barang-barang, tidak seorang individupun dapat memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi
kesejahteraan individu lainnya. Efisiensi dalam produksi terjadi apabila dalam suatu
masyarakat dengan dalam mengalokasikan sumber-sumber produksi jika tidak ada suatu
barang yang dapat diproduksi tanpa keharusan mengurangi produksi barang lainnya. Efisiensi
keseluruhan dalam suatu ekonomi adalah jika tidak seorangpun yang dapat ditingkatkan
kesejahteraannya dengan tanpa membuat kesejahteraan yang lainnya berkurang.
2.
Apa yang dimaksud dengan Kotak Edgeworth ?
Jawaban :
Kotak Edgeworth digunakan sebagai alat analisis efisiensi dalam ekonomi pertukaran. Dalam
kotak Edgeworth menunjukan semua kemungkinan alokasi kedua barang yang
diperdagangkan antara kedua individu atau, dalam konteks produksi, menunjukkan alokasi
kedua input (faktor produksi) antara dua proses produksi(Pindyck, Robert, Daniel, 2001)
Dalam analisis kotak Edgeworth masing-masing individu memiliki endowment yang berbeda
sastu sama lain yang memungkinkan terjadinya pertukaran. Misalnya, dalam pasar makanan
(pangan) dan pakaian (sandang) individu 1 memiliki endowment 7 pakaian (C) dan 1
makanan (F) sedangkan individu 2 memiliki endowment 3 pakaian (C) dan 5 makanan (F).
Karena ada keunggulan komparatif dari masing-masing individu maka akan terjadi
perdagangan, individu 1 akan mengurangi jumlah pakaiannya untuk menambah jumlah
makanannya, begitupun sebaliknya. Hingga akhirnya tercipta suatu keseimbangan utilitas
baru yang efisien. Sebenarnya kotak Edgeworth merupakan gabungan antara fungsi utilitas
dan indifference curve dari dua individu yang berinteraksi dalam ekonomi pertukaran. Dalam
kotak Edgeworth akan tercapai alokasi yang efisien (pareto optimum) jika indifference curve
individu 1 dan 2 akan saling bersinggungan di satu titik. Persinggungan antara indifference
curve individu 1 dan 2 tidak hanya dapat terjadi di satu titik saja melainkan dapat terjadi di
titik-titik lain yang juga pareto efisien bagi kedua individu. Untuk menetapkan titik mana
yang menjadi alokasi efisien dari kedua individu sangat tergantung kepada fungsi utilitas dari
masing-masing individu dan kemampuan masing-masing individu untuk melakukan
penawaran agar mendapatkan alokasi efisien yang lebih memuaskan.Gabungan titik-titik
yang menunjukkan alokasi efisien dari kedua individu membentuk suatu kurva yang disebut
Contract curve.
BAB 3
PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK
1.
Apa saja Pertimbangan dalam Penentuan Harga ?
Jawaban :
 Keadaan Perekonomian Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada iklim bisnis di
negara tersebut.
 Persaingan Pasar Bentuk dari persaingan ini beragam, ada persaingan tidak sempurna,
oligopoli dan monopoli. Setiap jenis persaingan tersebut memerlukan strateginya sendiri
‐sendiri.
 Biaya Jika harganya diatas biaya, maka marginnya merupakan keuntungan penjualan.
 Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga Anda bisa menetapkan harga diantara total
biaya dan nilai dari produk tersebut.
2.
Apa saja Metode atau pendekatan Penetapan Harga ?
Jawaban :
Untuk menentukan harga sebuah produk sebelum dijual, ada beberapa metode / pendekatan
yang bisa digunakan:
1) Penetapan Harga Biaya Plus (Cost‐Plus Pricing Method) Metode ini adalah menentukan
harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah
jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut
marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
- Biaya Total + Marjin = Harga Jual atau Harga = ( (TFC + TVC ) / N ) + TP
Biaya Tetap/Fixed Cost : Biaya ini adalah biaya yang selalu ditanggung walaupun tidak
ada penjualan yang terjadi, misalnya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Biaya peralatan.
Biaya sewa.
Pajak.
Asuransi.
Gaji karyawan.
Biaya iklan.
Biaya Variable/ Variable Cost :
a.
b.
Biaya yang meningkat secara keseluruhan sesuai dengan meningkatnya kualitas
penjualan. Biaya Semivariable.
Biaya ini adalah kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable. Contohnya seperti
pada usaha penginapan atau penyewaan kamar kost, jika kamar tidak ada penyewa
maka ada beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa
kelas kamar bisa cukup tinggi besarannya.
c.
d.
Misalkan ada order sebanyak 100 pcs. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
produk tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian : Jika anda
menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka Harga total = Total Biaya +
Laba
= Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian
untuk setiap produk yang anda jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.
TABEL PERBEDAAN
Pendekatan
Costing(Absorption
Approach)
VARIABLE
Costing(Contribution
Approach)
TOTAL Costing Biaya
UNSUR BIAYA
Biaya produksi
UNSUR MARK UP FULL
Ekspektasi Laba + Biaya non
Produksi
Biaya produksi dan non Ekspektasi Laba + Biaya
Produksi
yang
bersifat produksi + non produksi
variabel
yang bersifat tetap
Produksi + Biaya Non Ekspektasi Laba
Produksi
2) Penetapan Harga Mark‐Up (Mark‐Up Pricing Method)
Penetapan harga mark‐up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Penetapan
harga mark‐up ini sering digunakan oleh pedagang atau perusahaan dagang. Caranya
lebih sederhana. Anda membeli barang dagangan, kemudian harga jualnya ditentukan
setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark‐up, seperti rumus di bawah ini:
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual Contohnya, anda sebagai pedagang membeli barang
seharga Rp. 300.000,00. Kemudian anda ingin keuntungan Rp. 100.000,00, jadi produk
dijual Rp. 300.000,00 + Rp. 100.000,00 = Rp. 400.000,00.
Salah satu alasan penggunaan mark up pricing adalah untuk mengurangi ketidakpastian
pada biaya permintaan, dengan mendasarkan pada biaya :
a. Penetapan harga menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat
penyesuaian terhadap permintaan.
b. Fleksibilitas terletak pada kemampuannya dalam mendukung tindakan untuk
memaksimalkan keuntungan.
3) Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar (Market Based – Pricing)
Kalau menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak anda dasarkan pada biaya,
tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi usaha anda. Anda dapat
menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat
juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
Tergantung strategi dan segmentasi pasar anda.
Harga Jual Produk Perusahaan Yang Diatur Peraturan Pemerintah :
a. Perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, SEHINGGA dalam penetapan
harga jual produk dibutuhkan pedoman : 1. Unsur‐unsur biaya produksi dan non
produksi 2. Cara pengukurannya Ö Dengan adanya pedoman tsb, diharapkan
didapatkan harga yang wajar.
b. Tiap kenaikan harga diatur peraturan pemerintah yang harus dapat
dipertanggungjawabkan (dilihat dari biaya penuh yang digunakan sebagai dasar dan
kewajaran labanya).
c. Harga Jual = Tafsiran Biaya penuh masa yad + Expectasi Laba Pendekatan Full
Costing Æ diterima oleh PSAK.
BAB 4
TRANSAKSI BIAYA
1.
Apakah Definisi dan Makna Biaya Transaksi ?
Jawaban :
Ekonomi kelembagaan adalah pemekaran dari teori biaya transaksi. Pandangan neoklasik
menganggap pasar berjalan sempurna tanpa biaya karena pembeli memiliki informasi yang
sempurna dan penjual saling berkompetisi menghasilkan harga yang rendah. Realitanya, tidak
terjadi demikian. Menurut Coase, Inefisiensi pemikiran neoklasik ini sendiri terjadi bukan
hanya struktur pasar yang tidak sempurna tetapi hadirnya biaya transaksi secara implisit.
Misalnya, pada kasus monopoli bukan hanya pasar saja yang terkonsentrasi tetapi hal ini
terjadi akibat pihak monopolis yang kesulitan menentukan jumlah pembeli. Sedangkan,
eksternalitas terjadi karena biaya sosial produksi melebihi biaya privat produksi sehingga
perusahaan tidak mampu memberi kompensasi dari biaya tambahan tersebut. Cukup sulit
mendefinisikan biaya transaksi itu sendiri. Bahkan, membedakannya dengan biaya produksi
pun cukup rumit.
Biaya produksi adalah segala yang menyangkut input proses produksi. Sedangkan, transaksi
terjadi ketika barang dan jasa ditransfer melalui teknologi terpisah. Seperti apa yang
dinyatakan oleh Common, unit terakhir suatu aktivitas harus mengandung tiga prinsip, yaitu
konflik, saling menguntungkan, dan ketertiban. Unit tersebut adalah transaksi.
2.
Berikan contoh kasus biaya transaksi !
Jawaban :
Pemerintah memilih menerapkan kebijakan pengampunan pajak dan melepaskan penerimaan
negara yang seharusnya lebih besar dengan tujuan jangka panjang. Penerapan pengampunan
pajak ini tentunya akan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga ke depannya
penerimaan pemerintah akan lebih besar. Adanya pengampunan pajak juga dapat
meningkatkan tax base di masa yang mendatang. Akan tetapi, ada hal pokok yang harus
digarisbawahi pada kebijakan ini yaitu dari segi informasi. Dengan pengampunan pajak,
pemerintah menghemat banyak biaya untuk membawa para penghindar pajak ke pengadilan.
Selain itu, informasi sepenuhnya adalah milik pemegang aset itu sendiri. Dengan kebijakan ini
pemerintah dapat mengusut secara detail orang yang sengaja mangkir dari pajak. Pemerintah
tentunya memiliki badan berwenang yang dapat menggali informasi seperti PPATK atau
mungkin memanfaatkan hubungan internasional dari Monetary Authority Securities di
Singapura. Kebijakan ini memberikan contoh bagaimana pemerintah menekan biaya transaksi.
BAB 5
STRATEGI BERSAING KUALITAS PRODUK
1.
Apa yang dimaksud dengan Kualitas Produk ?
Jawaban :
Setiap produk pasti memiliki kualitas yang diunggulkan sehingga membedakan produk yang
satu dengan yang lainnya. Kualitas atau mutu produk ini harus mendapatkan perhatian besar
dari manager, dikarenakan kualitas mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan
bersaing dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Kualitas produk yang
rendah akan menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan. Apabila
konsumen merasa bahwa kualitas dari suatu produk tidak memuaskan, maka kemungkinan
besar konsumen tersebut tidak akan menggunakan produk dari perusahaan itu lagi. Bahkan
dia mungkin akan membeli dari pesaing lainnya yang menawarkan produk dengan kualitas
yang lebih baik.
Pengertian kualiatas sangatlah beragam tergantung pada siapa yang menggunakan dari sudut
pandang setiap orang. Menurut Goetsh and Davis yang dikutip oleh Tjiptono (2000;51) :
“Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”
Aspek kualitas itu sendiri bisa diukur dengan cara mengukur tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen saat menggunakan produk tersebut, baik berupa produk barang maupun jasa.
Setiap orang pasti berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
produk. Pengertian produk itu sendiri mempunyai batasan baik itu poduk nyata (Tangible)
dan produk yang tidak nyata (Intangible).
Pengertian produk sangatlah beragam, Produk adalah segala sesuatu baik berupa benda atau
jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen guna memuaskan kebutuhan dan
keinginan dari pemakainya. Menurut Kotler (2000;394) , definisi produk yaitu ;
“A product is anything that can be offered to a market to satisfy a wand or need.”
Sedangkan menurut Stanton (1999;222) ;
“Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang
di dalamnya sudah mencakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik dan pengecer, serta
pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin akan diterima oleh pembeli sebagai
sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.”
Untuk Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mampu memberikan pelayanan yang
terbaik, dan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik inilah yang akan
menciptakan kepuasan konsumen. Adapun definisi jasa menuru Kotler (2000:83) adalah
sebagai berikut :
“Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.”
Dengan demikian suatu produk baik itu tangible atau intangible harus senantiasa
dikembangkan supaya dapat memberikan kepuasan maksimal kepada konsumennya. Produk
selalu mempunyai hubungan erat dengan tujuan dan maksud produk tersebut dibuat, bentuk
produk bisa saja berubah disesuaikan dengan kondisi yang ada didalam masyarakat. Produk
yang telah berbentuk diberikan tambahan seperti merek, pelayanan, packing dan akhirnya
bisa sampai ke tangan konsumen dalam bentuk utuh. Berdasarkan produk yang dipasarkan,
Kotler (2000;394), membagi produk menjadi :
 Barang fisik (physical goods), misalnya mobil, sepatu, roti, dll.
 Jasa (service), misalnya pemangkas rambut, dokter, konser music, dll.
 Pengalaman (experiences), misalnya jasa pemandu wisata, dll.
 Acara (events), misalnya seminar, workshop, dll.
 Orang (person), misalnya membeli DVD Demi Lovato
 Target (places), misalnya misalnya Hawaii, Bali, dll.
 Property (properties), misalnya objek wisata candi Borobudur.
 Organisai (organization), misalnya asosiasi jantung merika, dll.
 Informasi (information), misalnya fasilitas internet, dll.
 Ide (ideas), misalnya program KB, drive safe, dll.
2.
Apa yang dimaksud dengan Strategi Bersaing ?
Jawaban :
Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatankegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan yang ada. Pemikiran dasar dari
penciptaan strategi bersaing berawal dari pengembangan formula umum mengenai
bagaimana bisnis akan dikembangkan, apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan
kebijakan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian keunggulan
bersaing sendiri memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan. Pengertian
pertama menekankan pada keunggulan atau superior dalam hal sumber daya dan keahlian
yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran, manufacturing, dan inovasi
dapat menjadikannya sebagai sumber-sumber untuk mencapai keunggulan bersaing. Melalui
ketiga bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi sehingga dapat
menghasilkan produk laku di pasaran. Sedangkan pengertian kedua menekankan pada
keunggulan dalam pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini terkait dengan posisi
perusahaan dibandingkan dengan apa pesaingnya. Perusahaan yang terus memperhatikan
perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki
peluang yang lebih besar untuk mencapai posisi persaingan yang baik maka sebenarnya
perusahaan telah memiliki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahan lain
(Meike Supranoto,10 September 2010).
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan,
jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga yang bersaing. Keunikan
produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera
pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga
produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya
langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru
dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama.
Dalam keunggulan bersaing, Hayes dan Schmenner (1978) mengidentifikasikan prioritas
bersaing menjadi 5 dimensi yaitu:
 Harga (Price)
 Kualitas (Quality)
 Ketangguhan (Dependability)
 Fleksibilitas Produk (Product Flexibility)
 Fleksibilitas Ruang (Volume Flexibility)
Menurut Parasuraman, dkk dalam Kotler (1995) dikatakan bahwa Kualitas Pelayanan Outlet
merupakan strategi yang mendasar untuk sukses dan bertahan dalam lingkungan persaingan
bisnis yang semakin ketat. Dan strategi pelayanan outlet merupakan salah satu penentu
keberhasilan pemasaran, karena kualitas pelayanan outlet mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keunggulan bersaing.
BAB 6
KEPUTUSAN INVESTASI
1.
Sebutkan Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal ?
Jawaban :
Keputusan investasi modal (capital investment decisions) berkaitan dengan proses
perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria
tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal
menmpatkan sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan investasi
modal adalah keputusan yang amat penting yang diambil oleh para manajer.
Ada beberapa jenis keputusan investasi modal, yaitu:
 Keputusan pengurangan biaya
 Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
 Keputusan pemilihan mesin
 Keputusan untuk membeli atau menyewa
 Keputusan penggantian peralatan
2.
Berikan contoh kasus pengambilan keputusan menggunakan metode Payback Period !
Jawaban :
Contoh Kasus :
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi komputerisasi
terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar Rp2.400.000,00.
Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun tanpa adanya nilai
residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan
pengeluaran kas sebesar Rp3.000.000,00.
Diminta:
1) Hitunglah Payback Period untuk mesin otomatis tersebut!
2) Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan:
a.
Investasi Awal
b. Investasi Rata-Rata
Jawab:
Arus Kas Bersih per Tahun = Arus Kas Masuk - Arus Kas Keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000
= Rp900.000,00 per Tahun
1) Payback Period
= Rp2.400.000/Rp900.000 per Tahun
= 2,67 Tahun
= 2 Tahun 8 Bulan
2) Penyusutan
= Rp2.400.000/5 Tahun
= Rp480.000,00 per Tahun
Laba Bersih
= Arus Kas per Tahun – Penyusutan
= Rp900.000 - Rp480.000
= Rp420.000,00
a.
ARR (Investasi Awal)
= Rp420.000/Rp2.400.000
= 17,5%
b.
ARR (Investasi Rata-Rata)
= Rp420.000/(Rp2.400.000/2)
= 35%
Download