Tentang kota tenggerang selatan Kota tanggerang selatan merupakan kota yang terbentuk pada tanggal 27 desember 2006. Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk menyejahterakan masyarakat. Kota tanggerang selatan terdiri dari 7 kecamatan. Pada 29 Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006. Letak geografis Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta, Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan. curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4 °C – 34,2 °C dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4 °C dan temperatur udara maksimum di bulan januari yaitu sebesar 42,2 °C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 Km/jam. Kota ini memiliki tiga karakteristik suku yang mendominasi yaitu suku Betawi, Sunda dan Tionghoa. Selain suku tersebut sebenarnya ada berbagai macam suku yang saat ini tinggal disana, akan tetapi kebanyakan suku yang tidak mendominasi ini berasal dari luar kota Tangsel seperti sumatera, jawa bahkan ada yang dari wilayah Indonesia bagian Timur. Kebanyakan masyarakat pendatang yang menetap disana adalah para pelajar dan pekerja. Akan tetapi saat ini, dengan meningkatnya jumlah penduduk maka mengakibatkan persaingan di dunia pendidikan dan pekerjaan sudah semakin ketat dan susah. Kota tanggerang selatan yang masih masuk ke dalam deretan wilayah Jakarta ini membuat ciri khas kebudayaan disana menggunakan budaya Betawi . Etnis budaya yang tetap dilestarikan di Tangsel adalah tradisi palang pintu. Palang pintu merupakan tradisi pernikahan yang dilakukan oleh suku Betawi dan tetap dilestarikan sampai saat ini. Pada setiap pergelaran palang pintu terdapat dua orang pendekar yang jago melakukan atraksi pencak silat yang diiringi oleh beberapa alat musik seperti krecek, kempul, gendang dn kemong. Walaupun usia kota Tangerang bisa dibilang masih sangat belia karena baru beberapa tahun diresmikan, tetapi saat ini potensi yang dimiliki sudah cukup banyak dan lumayan kuat untuk menjadikan sebagai sebuah kota yang makmur dan sejahtera rakyatnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lokasi wisata, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi, gedung sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, akses jalan yang mudah serta usia penduduk yang produktif membuat warga memiliki pendapatan yang tinggi. Dengan potensi yang dimiliki tersebut, kota Tangerang Selatan tempat menarik untuk dikunjungi dan menjadi kota yang maju. Kota tanggerang selatan terkenal dengan konsep kota cerdasnya terbukti pada tahun 2018. Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meraih penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan Kompas, Rabu (9/1/2019). Istilah kota cerdas atau smart city di Tangerang Raya bukan hal baru, sebut saja Kota Tangerang yang perlahan merintis sendiri program ini. Perbedaannya, penerapan kota cerdas di Tangerang Selatan tidak membuat pemerintah daerah merogoh kantong dalam-dalam, sebab sepenuhnya dibiayai investor swasta. pada dasarnya, kota pintar yang hendak diterapkan di Tangsel yakni mengimplementasikan solusi digital seperti situs terkonsolidasi, smart points di seluruh kota, dan sistem e-cloud. Cara ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi waktu secara signifikan. Teknologi informasi digital yang dikembangkan di Tangerang Selatan diyakini bisa meningkatan kualitas dan kinerja pelayanan perkotaan, mengurangi biaya dan konsumsi sumber daya, serta pemerintah terlibat lebih aktif berinteraksi dengan warga. Selain itu akan dibangun pula technology park yang diperkirakan bisa menyerap 2.000 tenaga kerja. Khusus di bidang kesehatan, pengadaan platform riset daring dan pengelolaan basis data yang lebih baik memungkinkan dokter bekerja lebih efisien dan akurat. Dinas Kesehatan setempat bisa mengidentifikasi jenis penyakit yang umum diderita masyarakat. Taman berbasis teknologi akan mengembangkan penelitian di berbagai bidang; pengembangan piranti lunak, elektronik, telekomunikasi, ilmu manajemen, e-cloud, media digital dan hiburan, dan lain-lain; serta mengembangkan sumber energi baru yang lebih efisien. “Kota cerdas ini akan dikembangkan bertahap. Proyek ini didukung Google, Lenovo, IBM, Cisco, Cloud dan perusahaan tekhnologi lain,” ujar Jenik. [] Visi dan misi kota Visi : Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas , Berkualitas dan Beradaya Saing Berbasis Teknologi dan Inovasi. Visi : Mengembangkan Sumberdaya manusia yang handal dan berdaya saing. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan. Mengmbangkan Ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi Perkembangan ekonomi di wilayah Tangsel terutama untuk sektor perdagangan, jasa, dan properti bisa dikatakan yang paling pesat di Indonesia. Wilayah ini memiliki fasilitas perkotaan paling lengkap, terutama dengan kehadiran pengembang-pengembang besar seperti BSD City, Alam Sutera, dan Gading Serpong. Tidak heran bila kini deretan pusat bisnis dan perbelanjaan berkelas internasional telah menghiasi jalan-jalan protokol di Tangsel.