Uploaded by User52012

BK KARIR TUGAS 1 PDF

advertisement
MAKALAH
Masalah-masalah Pengembangan Karir
Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling karir
Dosen pengampu :
Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons
Di susun oleh :
Moch. Ainul Firmansyah
(1803402011)
Ana Andriyani
(1803402026)
Muhammad Zaini
(1803402034)
M Mujianto
(1803402040)
Roikhatun Naimah
(1803402048)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WB.
Alhamdulillahirobbil Alamiin, Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilaahirobbi (Allah
SWT) yang telah melimpahkan nikmat karunianya kepada kita semua sehingga kita bisa
menjalankan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat wal afiat.
Penyusun sadar bahwa di dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas
dari kekurangan-kekurangan maupun kesalahan yang tidak disadari maupun dari kekurangan
pengetahuan penyusun dalam materi ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan berupa
kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan kreatif, terutama dari bapak dosen yang selaku
pembimbing dan Pembina kami khususnya dalam mata kuliah Bk Karir ini, agar penyusunan
makalah kedepannya bisa menjadi lebih baik sesuai harapan.
Akhirnya penyusun berharap semoga dengan penulisan makalah ini dapat mendatangkan manfaat
yang berarti bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
Latar Belakang ..................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 7
Tujuan Penulisan ................................................................................................................................. 7
BAB II ...................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 8
Pengenbangan karir siswa ................................................................................................................... 8
Faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir ................................................................................ 9
Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir......................................................... 11
Layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Pemilihan Karir .......................................... 12
Layanan Informasi ............................................................................................................................. 15
Bidang Bimbingan Karir...................................................................................................................... 16
Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Bimbingan Karier ........................................ 19
Peranan Konselor Sekolah dalam membantu menghembangkan Karier Siswa ................................... 20
BAB III ................................................................................................................................................... 22
PENUTUP............................................................................................................................................... 22
Kesimpulan........................................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Pengembangan karir pada dasarnya sangatlah dibutuhkan bagi perusahaan swasta
maupun pemerintahan dikarenakan pengembangan karir berorientasi pada tantangan bisnis di
masa yang akan datang dalam menghadapi pesaing. Pengembangan karir memiliki eksistensi
dimasa depan yang tergantung pada SDM karena SDM harus lakukan pembinaan karir pada
pekerja yang dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan setiap tahunnya. Dengan kata lain
pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus dilaksanakan sebagai
kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya. Pengembangan
karier memiliki eksistensi yang sangat besar bagi perusahaan swasta maupun pemerintahan
dikarenakan pengembangan karir merupakan tolak ukur bagi karyawan di dalam melakukan
pembinaan karirnya. Apabila perusahaan swasta ataupun pemerintahan tidak melakukan
pengembangan karir maka perusahaan ataupun pemerintahan tidak akan dapat melakukan
peningkatan pembinaan karir.
Pengembangan karir merupakan rangkaian posisi atau jabatan yang ditempati seseorang
selama masa bekerja baik di lingkungan perusahaan swasta maupun di pemerintahan.
Pengembangan karir sebagai kegiatan manajemen SDM pada dasarnya memiliki tujuan untuk
dapat memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja agar
semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan bisnis organisasi.
Pengembangan karier tidak hanya berhubungan dengan karakteristik organisasi saja tetapi
berhubungan juga dengan karakteristik individu dan disiplin kerja. Individu yang merencanakan
dan organisasi yang mengarahkan. Pengembangan karir pegawai adalah pendekatan atau kegiatan
yang tersusun secara formal untuk meningkatkan pertumbuhan, kepuasan kerja, pengetahuan, dan
kemampuan pegawai agar organisasi dapat memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan
pengalaman yang cocok tersedia dalam organisasi.
Dalam dunia pekerjaan, unsur yang paling dibutuhkan adalah pembentukkan karakteristik
pegawai karena pembentukkan karakteristik merupakan pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh
program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya (pegawai) merupakan pelopor segalanya.
Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola
berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum
alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika
program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya
membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan.
Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius. Pikiran dari pegawai tersebut
dapat dilakukan dengan pengembangan karir dan disiplin kerja Di mana penelitian terdahulu di
lakukan oleh Khafi Puddin (2009) yang berkaitan dengan karakteristik individu, karakteristik
organisasi serta pengembangan karier yang hasil penelitiannya menyatakan adanya pengaruh
signifikan terhadap pengembangan karir pegawai. Sedang penelitian M. Harlie (2010) yang
berkaitan dengan pengaruh disiplin kerja, motivasi, pengembangan karir dan kinerja pegawai
menujukan hasil yang signifikan antara disiplin kerja,motivasi, pengembangan karir dan kinerja
pegawai. Dan hasil penelitian Ita Rifani Permatasari (2006) adanya pengaruh signifikan antara
pengembangan karir terhadap kinerja karyawan.
Maka dari hasil penelitian terdahulu dapat di ambil kesimpulan saling berpengaruh dan
saling berhubungan antara karakteristik organisasi, karakteristik individu dan disiplin kerja
pegawai terhadap pengembangan karier, yang mana pengembangan karier pegawai adalah suatu
pendekatan atau kegiatan yang tersusun secara formal untuk meningkatkan pertumbuhan,
kepuasan kerja, pengetahuan, dan kemampuan pegawai agar organisasi dapat memastikan bahwa
orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang cocok tersedia dalam organisasi dapat
membantu perkembangan perusahaan. Pengembangan karir yang dilakukan oleh PT. Telkom
menggunakan strategi pengelolaan SDM di perusahaan yang mampu meningkatkan semangat dan
gairah kerja seseorang adalah pola karier. Sistem pengembangan pola karir yang tepat mampu
memberikan arah bagi karyawan untuk pengembangan dirinya. Sistem pengembangan pola karier
yang tepat mampu mempercepat pencapaian tujuan organisasi.
Sebagai perusahaan telekomunikasi yang sangat besar, PT. Telkom telah menyadarinya
dengan baik sehingga dibuatlah sistem pengembangan pola karier bagi pegawai yang tertuang pada
Surat Keputusan Direksi No. KD.21 /PS 180/SDM/12/98 tanggal 11 September 1998 tentang pola
karir pegawai. Namun dalam perkembangan 5 (lima) tahun berjalan tersebut penerapan sistem pola
karir pegawai ini justru terjadi percepatan kenaikan jenjang karir bagi pegawai yang beprestasi.
Akibat dari percepatan jenjang karir ini terjadi penumpukan (penggelembungan) pada level tengah
(middle management). Pada sisi yang lain, secara esensial PT. Telkom digerakkan menuju hirarki
piramid. Penggelembungan level tengah ini mengakibatkan struktur organisasi tidak sesuai dengan
hirarki piramid, sehingga dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan visi, misi dan tujuan
organisasi tidak tercapai. Pengembangan karier yang efektif merupakan suatu proses yang hidup
dan suatu proses yang berkembang dan berubah mengikuti organisasi yang semakin fleksibel.
Pengembangan karier bukanlah sesuatu yang statis dan tetap, dan oleh karena itu harus dikaji
secara kontinyu dan dikembangkan secara terus- menerus. Perusahaan mencanangkan pengelolaan
karier pegawai berbasis kompetensi, yang dikembangkan berdasarkan kemitraan partisipatif antara
pegawai, manajer lini dan yang dilakukan dengan pendekatan adalah : Pegawai merencanakan
karier yang hendak dicapainya pada masa yang akan datang dengan diikuti pengembangan
kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan/pekerjaan (job requirement) yang hendak
dicapainya dan Manajer lini berperan dalam membimbing, mengarahkan dan membina pegawai
dalam mengembangkan kompetensinya sehingga mampu menjadi kader yang professional.
Perusahaan berperan dalam menyediakan fasilitas pengembangan kompetensi dan karir
pegawai sesuai prinsip-prinsip manajemen SDM, seperti (1) persyaratan pekerjaan (job
requirement), (2) jenjang dan jalur karir, (3) pengembangan kompetensi pegawai, (4) pengelolaan
kinerja pegawai, (5) konseling pengembangan karir, (6) assessment dan evaluasi, dan (7) sistem
informasi manajemen SDM. Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan PT. Telkom adalah perusahaan masih
memegang proses pengembangan karir pada sifat yang fleksibel bukan pada proses yang statis
sehingga sering terjadi perubahan baik itu perubahan pada proses pengembangan karir,
karakteristik individu, karakteristik organisasi dan disiplin kerja di perusahaan PT. Telkom.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apa yang dimaksud pengembangan karir siswa?
b. Apa saja faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir?
c. Apa Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir?
d. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan bimbingan karier?
e. Apa peranan konselor sekolah dalam membantu menghembangkan karier siswa?
Tujuan Penulisan
Tujuan yang diharapkan dalam penulis ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengembangan karir
b. Agar pembaca mengetahui faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir
c. Supaya pembaca mengetahui apa bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan
karir
d. Agar pembaca mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
bimbingan karier
e. Supaya
pembaca
mengetahui
menghembangkan karier siswa
peranan
konselor
sekolah
dalam
membantu
BAB II
PEMBAHASAN
Pengenbangan karir siswa
Perkembangan konseling karier disaat ini tentu tidak terlepas dari peran kurikulum 1975.
Sehingga dapat katakan bahwa kurikulum 1975 memberi imbas terhadap keberhasilan pendidikan
saat ini. Namun keberhasilan tersebut tidak merata hingga keseluruh institusi pendidikan di
pelosok negeri ini. Hal ini dapat dikarenakan oleh kurangnya perhatian dari guru untuk
memberikan gambaran karir bagi siswanya. Minimnya kualitas pendidik yang mengerti dalam
mempersiapkan kesiapan karir para pelajar dapat dikarenakan kurangnya perhatian dan selektifitas
pemerintah dalam membangun institusi pendidikan yang layak.
Contoh kecil dari kurangnya kepedulian pemerintah dalam hal pendidikan sekiranya telah
tergambar dalam novel “Laskar Pelangi”. Berbeda halnya jika kita melirik kepada Negara yang
lebih maju, sebut saja itu Amerika Sejak tahun 1898 tepatnya di kota Detroit, warga Amerika dapat
berbangga karena jasa Jesse B. Davis yang mengabdikan dirinya sebagai konselor sekolah
menengah. Dalam waktu sepuluh tahun, Davis membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan,
moral dan jabatan siswa. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Eli Wever dan John Brewer. Selain
itu, Frank Parsons juga menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Vocational Bureau of
Boston yang bertujuan untuk membantu individu (para pengangguran) agar mereka dapat
mengenal atau memahami berbagai kekuatan dan kelemahannya, sehingga mereka dapat
menemukan pekerjaan yang tepat. Bukan hanya sampai disitu, ditahun 1909 Persons
mengeluarkan buku yang membahas tentang pemilihan jabatan.
Selain Amerika, kondisi Yunani pasca Perang Dunia membuat kondisi sosio-ekonomi
Yunani terperosok. Pengangguran dan imigrasi membuat pertumbuhan penduduk lebih besar
dibandingkan gerak pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat
pemerintah Yunani untuk menstabilkan kembali kondisinya. Pada tahun 1950, Pemerintah Yunani
yang dimotori Departemen Tenaga Kerja dan Pendidikan memperkenalkan bimbingan karir guna
menekan laju pertubuhan pengangguran di negeri itu.Selanjutnya, pada tahun 1953, bimbingan
karir diperkenalkan di akademi keguruan sebagai bagian dari kurikulum guru Sekolah Dasar
kedepannya.Keberhasilan dalam mengatasi persoalan karir mulai menampakkan titik terang
terutama setelah berdirinya Organismos Apascholisis Ergatikou Dynamikou (OAED) yang
mendapat topangan dari Departemen Tenaga Kerja dan pihak lainnya. Perjalanan Yunani
memperkenalkan bimbingan karir dalam kurikulum pendidikan antara tahun 1950an dan 1960an,
tidak berjalan mulus. Selanjutnya, Pedoman Pendidikan dan Karir (Sxolikos Epaggelmatikos
Prosanatolilsmos) di tahun 1985 hanya melaksanakan bimbingan karir selama 3 tahun sekolah
SMP dan 1 tahun dari SMA. Dan akhirnya program ini semakin membaik dengan munculnya
Undang-Undang Reformasi Pendidikan 1997.
Amerika dan Yunani merupakan salah satu diantara beberapa Negara yang berhasil
menangani persoalan karir melalui dukungan pemerintah dan pribadi-pribadi yang berjiwa
pembangun. Pemerintah bertanggung jawab mencurahkan perhatian dan kepeduliannya terhadap
permasalahan karir. Sudah saatnya pribadi-pribadi yang mengisi tampuk kekuasaan dalam
lembaga pemerintah dipenuhi oleh mereka yang memiliki tujuan karir untuk memajukan karir
bangsanya. Jika lembaga pemerintahan dianggap sebagai karir, maka tujuan pencapaiannya tentu
menjadikan karir tersebut menjadi sesuatu yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Ketika karir
dijadikan lahan pencarian kekayaan materi, maka tidak diherankan jika terdapat berbagai
kecurangan. Maka oleh sebab itu, para pekerja mesti bermental pekerja yang tidak curang dan
berbudi pekerti.
Saat ini belum terlambat rasanya memberikan bimbingan/konseling karir bagi siswa. Namun
demikian, bimbingan / konseling karir ini juga mesti berlandaskan nilai luhur serta budi pekerti
yang baik. Meski saat ini mata pelajaran “Pendidikan Moral Pancasila” tidak dijumpai lagi dalam
kurikulum pendidikan, akan tetepi semoga penyisipan nilai moral pancasila dapat selalu tertanam
pada tiap siswa.
Faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Adanya peserta didik yang belum dapat merencanakan masa depanya serta menemukan karir
dan kehidupan yang serasi atau sesuai.
2. Adanya peserta didik yang belum bisa memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang
berkaitan dengan kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-citanya.
3. Adanya peserta didik yang belum mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan
dengan potensi yang ada dalam dirinya.
4. Adanya peserta didik yang bingung dalam pemilihan karir setelah tamat SMK..
5. Adanya pelaksanaan layanan bimbingan karir oleh guru BK yang belum efektif.
Mengingat luasnya cakupan masalah yang akan diteliti dan keterbatasan yang ada, maka penelitian
ini dibatasi pada:
1. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik, yang berkaitan dengan
kemampuan, minat, bakat, dan jasmani.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik, yang berkaitan dengan
lingkungan dan keluarga.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diteliti yaitu: apa saja faktor yang
mempengaruhi perkembangan karir peserta didik?
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Faktor internal yang mempengaruhi perembangan karir peserta didik.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Karir Peserta Didik dilihat dari:
1. Faktor Internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik dengan kategori banyak,
dan pada intelegensi, keadaan jasmani dengan kategori banyak , nilai kehidupan, bakat,
pengetahuan dengan kategori sangat banyak.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik terkait dengan keluarga
kategori banyak, dan lingkungan berada pada kategori banyak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
faktor internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik berada pada kategori
banyak, dan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik berada pada
kategori banyak.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:
1. Peserta didik, agar bisa mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan karir dan
merencanakan karir kedepannya..
2. Guru BK, agar dapat memberikan pelayanan bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik..
3. Kepala sekolah, agar bisa mendukung layanan yang diberikan oleh guru BK.
4. Program Studi, agar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya jika berada di
lapangan serta memilki ilmu yang luas.
5. Peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian pada aspek yang lain.
Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir
1. Layanan orientasi
Layanan ini mencakup pengenalan lingkungan sekolah yang baru baik dari sisi kurikulum ,
kegiatan pendukung, maupun struktur organisasi sekolah. Langkah awal yang bisa dilakukan
dengan memasukkannya pada program kegiatan MOS dan diperjelas pada saat bimbingan klasikal
di kelas.
2. Layanan informasi
Layanan mencakup berbagai informasi untuk menambah wawasan dalam merencanakan masa
depan.
3. Layanan penempatan
Layanan ini membantu siswa menyalurkan bakat, minat atau kelanjutan studi yang dipilih melalui
hasil belajar serta hasil psikotes sebagai bahan pertimbangan.
4. Layanan pembelajaran
Layanan ini membantu siswa mengembangkan diri kerkaitan dengan sikap dan kebiasaan belajar,
materi belajar yang cocok dengan kemampuannya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
5. Layanan konseling individu/kelompok
Melalui layanan ini, siswa mendapat layanan langsung tatap muka untuk membantu mengatasi
masalah baik yang disadari maupun tidak disadari oleh siswa secara individu atau kelompok.
Layanan konseling dilakukan berdasarkan data administrasi bisa berupa angket, informasi dari
berbagai pihak, observasi baik di dalam maupun di luar kelas, hasil belajar , penggalian masalah
melalui materi bimbingan klasikal dll. Layanan konseling akan memberi nuansa berbeda jika ruang
konseling terpisah dengan ruang administrasi sehingga privasi siswa maupun orang tua terjaga.
Hal itu perlu mengingat masalah yang perlu diselesaikan bisa bersifat sangat pribadi.
6. Layanan bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok bisa diberikan secara klasikal di kelas, layanan ini memberi banyak
kesempatan untuk menyampaikan berbagai informasi yang terkait dengan bimbingan pribadi,
sosial, belajar , karir dan layanan-layanan pada point di atas sekaligus menggali permasalahan
siswa sebagai salah satu bentuk upaya menjemput bola. Karena Bimbingan dan Konseling tidak
mempunyai kurikulum khusus maka materi yang dibuat berdasarkan berbagai sumber baik itu
berupa literatur, browsing di internet, media elektronika maupun peristiwa hidup sehari-hari.
Selain dapat memberi informasi, layanan ini juga mpermudah observasi terhadap anak dalam
berperilaku di kelas, juga menggali berbagai data yang diperlukan untuk menyempurnakan
pelayanan, sehingga jam masuk kelas setiap minggunya sangat mendukung tugas konselor.
Layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Pemilihan Karir
Karir Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan data atau
fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir ini menurut Winkel &
Hastuti (2010: 319) mencakup “semua data mengenai jenis – jenis pekerjaan yang ada di
masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of
occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi
jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan
jenis/corak pekerjaan tertentu.” Bimbingan karir sebagai suatu hubungan one to one atau kelompok
kecil antara seorang konseli dan seorang konselor dengan tujuan membantu konseli
mengintegrasikan dan menerapkan pemahaman diri dan lingkungan untuk membuat keputusan –
keputusan dan penyesuaian – penyesuaian karir yang lebih tepat.
Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan
dalam mengembangkan cita - cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan
mengambil keputusan. Layanan informasi ini sangat penting, mengingat bahwa siswa yang
menghadapi suatu kesulitan sering membutuhkan informasi tentang lingkungannya. Layanan
informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal
diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan
acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil suatu keputusan. Kreatifitas guru dalam
menyiapkan materi layanan sangatlah penting dan pemilihan media yang akan digunakanpun akan
menunjang dalam memberikan informasi. Disini konselor tidak sekedar menyampaikan informasi
karena proses bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi artinya didalamnya terjadi
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok
orang (penerima pesan) (Nursalim, 2010: 12).
Menurut Super dalam Winkel (2005: 634) pemahaman karier adalah membantu pribadi
untuk mengembangkan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Individu
dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan
kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya Individu mengalami
kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya dipilih.
Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencanarencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan
permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah
jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan
pendidikan.
Konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap siswa, terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuia dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, dan kepribadian siswa di sekolah/ madrasah. Salah satu tugas konselor yaitu,
membantu siswa mengembangakan karir yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan. Kesulitan-kesulitan
untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah
informasi karir yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk
itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang
berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, citacita, berbagai kekuatan
serta kelemahan yang ada dalam dirinya.
Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus
disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosiokultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan
dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik
tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak. Dalam hal ini konselor diharapkan
paham dan jeli dengan keadaan yang terjadi pada siswa sehingga dalam pemberian pelayanan
informasi karir tidak saja pada saat menjelang tamat sekolah. Konselor memiliki tugas, tanggung
jawab, wewenang dalam pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, terkait dengan
pengembangan diri siswa yang sesuia dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian
siswa di sekolah/ madrasah. Salah satu tugas konselor yaitu, membantu siswa mengembangakan
karir yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan.
Pelaksanakan pelayanan layanan informasi karir diharapkan memiliki upaya dalam setiap
penyampaian layanan informasi karir, Konselor lebih kreatif dalam menyajikan bahan layanan.
Karena pemberian layanan informasi yang hanya disampaikan secara metode ceramah sudah
sering kali digunakan dan cenderung membuat siswa bosan dan mengabaikan. Metode yang
dilaksanakan konselor hendaknya variatif dan sesuai dengan materi layanan informasi karir yang
sesuai kebutuhan siswa sehingga membuat ketertarikan dan pemahaman tentang informasi yang
disampaikan.
Layanan Informasi
Karir Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi (seperti; informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Pada hakekatnya, informasi karir
merupakan salah satu bentuk pelayanan dalam bimbingan karir yang berisikan sejumlah data, fakta
yang dapat menggambarkan keadaan diri sesorang, dengan segala potensinya, ruang lingkup
pendidikan dan pekerjaan serta saluk beluk persyaratannya dan hubungan keduanya. Informasi
karir tidak hanya hanya merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis
untuk mentransformasikan informasi itu yang dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup di masa
datang. Kandungan dari informasi karir adalah suatu pelayanan karir yang berusaha membantu
individu untuk merencanakan, memutuskan dan merencanakan masa depan yang akan dijalaninya.
Winkel (2005: 623) Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa (klien) menerima dan memahami berbagai informasi seperti onformasi
pendidikan dan informasi jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa. Winkel (2005:318) juga mengemukakan
pandangannya bahwa : informasi yang disajikan kepada siswa dan kemudian diolah oleh siswa,
membantu untuk mengenal alternative-alternatif yang ada dan variasi kondisi yang berlaku
(information use), untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam pilihan,tindakan dan bentuk
penyesuaian diri (exploratory use), untuk memantapkan keputusan yang sedikit banyak sudah
diambil (assurance use),untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang sudah
dimiliki (evaluative use), untuk mendapat tilikan terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang
kurang realities dan kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjustive use) dan untuk
dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat diambil ketentuan yang mantap
(synthesis use).
Berdasarkan penjelasan diatas namapak bahwa layanan informasi karir diberikan untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk
mengenali diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa dan anggota
masyarakat, sehingga pemahaman yang diperoleh melalui informasi karir digunakan sebagai
bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita dalam
penyelengaraan kehidupan seharihari dalam pengambilan keputusan.
Bidang Bimbingan Karir
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang
ada di sekolah. Menurut Winkel (2005: 114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman
belajar bidang studi. Bimbingan karir merupakan aktivitas yang dilakukan konselor diberbagai
lingkup dengan tujuan menstimuli dan memfasilitasi perkembangan karir seseorang disepanjang
usia bekerjanya. Aktivitas ini meliputi bantuan dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan
dan penyesuaian diri.
Winkel (2004: 631) menjelaskan pengertian karier yang mencakup seluruh aspek kehidupan
seseorang,yang dalam hal ini meliputi tiga aspek yakni (a) peran hidup (life role), misalnya sebagai
pekerja, anggota keluarga, anggota masyarakat, (b) lingkungan hidup (life setting) misalnya dalam
keluarga, sekolah, lingkungan pekerjaan, (c) peristiwa kehidupan (life event), misalnya saat masuk
pekerjaan, perkawinan, pindah tugas, kehilangan pekerjaan,mengundurkan diri dari suatu
pekerjaan Gottfredson dalam Brown (2007: 56) menjelaskan pandangannya mengenai pemilihan
karier: Gottfredson believes that the major thrust of choosing a career is to establish a social
identity based on the choice. People develop cognitive maps of occupations that are organized
along the dimentions of masculinity/femininity of the occupations, the prestige of the occupations
and fields of work.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dorongan utama untuk memilih karier adalah untuk
membangun identitas sosial berdasarkan pada pilihan yang ditetapkan. Individu mengembangkan
peta kognitif pekerjaan berdasarkan dimensi maskulinitas atau feminitas dari pekerjaan, prestise
pekerjaan dan bidang pekerjaan. Melalui bimbingan dan konseling karir di sekolah, peserta didik
dapat memperoleh layanan informasi karir yang lebihterencana, sistematis, dan terfokus. Dengan
demikian peserta didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depannya dan
lebih termotivasi dalam belajar demi mencapai cita-citanya.
Hal ini seperti dijelaskan oleh Winkel (2010: 113) bahwa “ragam bimbingan karir berkaitan
erat dengan komponen bimbingan penempatan (placement), yang mencakup semua usaha
membantu peserta didik merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan setelah tamat,
memilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak memegang jabatan tertentu.” Tujuan
Layanan Informasi Karir Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun
karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Prayitno
(2004: 260),
mengungkapkan ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan:
a. membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar,
pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan
semakin kompleks, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian
terletak di tangan individu itu sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha
merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan
dengan hajat hidup perkembangannya;
b. memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya ” kemana dia ingin pergi ”.
Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa
(informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis
berdasarkan atas informasi yang diberikan itu. Individu diharapkan dapat membuat rencana
dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan
yang dibuatnya itu;
c. setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan
keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian
masing-masing individu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada
di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai
kondisi baru baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang
semuanya itu sesuai dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan
terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif
yang ada pada diri individu dan masyarakat. Tujuan informasi karir adalah untuk
membantu pengembangan pemahaman diri dan penerimaan diri untuk perkembangan
kesadaran akan akibat dari keputusan.
Tujuan pemberian informasi karir menurut Winkel (2005: 316 ) bukan hanya agar sisiwa
membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk saat sekarang ini saja,melainkan
pula supaya mereka menguasai dan memahami cara-cara memperbaharui dan merevisi bekal ilmu
pengetahuan yang akan datang atau dikemudian hari. Layanan pemberian informasi merupakan
usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisir. Untuk itu,
secara khusus tujuan informasi karir dalam layanan bimbingan karir di sekolah sebagai berikut:
1
Agar siswa memiliki informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun
informasi tentang lingkungan, dan bantuan untuk membuat pilihan secara tepat.
2
Untuk menilai kemampuan persepsi diri dan minat seseorang terhadap persyaratan
pekerjaan yang aktual.
3
Untuk mengidentifikasi dan dan memperkenalkan ketrampilanketrampilan kerja yang
diperoleh.
4
Mengembangkan kesadaran diri dan kepercayaan diri dalam mengantisipasi individu
memilih kelompok jabatan.
5
Mengembangkan apresiasi terhadap keperluan semua pekerjaan danpentingnya mereka
terlibat dalam masyarakat
6
Mengembangkan ketrampilan individu kaitannya diantara nilainilai pribadi dan pengaruh
yang lainnya yang bermakan pada pemilihan pekerjaan.
7
Belajar untuk menerapkan proses pengambilan keputusan terhadap identifikasi pribadi dari
suatu pemilihan pekerjaan yang bersifat tentative
8
Melibatkan dalam seleksi antisipasi pekerjaan atau peran didasarkan atas sikap nilai-nilai
pendidikan dan kesadaran pekerjaan individu.
9
10
Untuk memberikan pemahaman yang mendalam terhadap lapangan pekerjaan.
Menyiapkan teknik-teknik khusus untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan segera
setelah meninggalkan sekolah.
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010: 15) memaparkan tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek karir, yaitu:
1) memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan,
2) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan
norma agama,
3) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan,
prospek kerja, dan kesejahteraan kerja,
4) memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi,
5) dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka siswa tersebut senantiasa
harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut,
dan mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap individu
perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa individu tersebut mampu
dan berminat terhadap pekerjaan tersebut.
Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Bimbingan Karier
Pada dasarnya dikatakan sebagai faktor pendukung apabila dilaksanakan dengan baik dan
akan menjadi faktor penghambat jika dilaksanakan dengan setengah-setengah atau tanpa adanya
perencanaan yang matang.
1. Manajemen
Secara umum diperlukan adanya organisasi untuk mencapai tujuan yang optimal dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Organisasi dalam pengertian umum adalah suatu badan
yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan (Sukardi, 1987: 19). Program layanan
bimbingan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi yang baik dan teratur memberikan pengaruh
positif terhadap jalannya program layanan bimbingan. Begitupun dengan program bimbingan
karier di SMK yang membutuhkan organisasi yang baik agar dapat berjalan lancar, tertib, efektif
dan efisien. Program di suatu sekolah hendaknya juga dievaluasi secara berkala guna mengetahui
efektivitas dan efisiensi program tersebut (Sukardi, 1987: 21). Layanan bimbinga karier
merupakan tugas dan tanggungjawab bersama antara semua staf sekolah. Seluruh personil sekolah
seyogyanya ikut melibatkan diri secara aktif dalam segala kegiatan bimbingan karier.
2. Layanan
Materi layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dapat mengambil dari tujuh
jenis layanan bimbingan konseling, yaitu layanan orientasi dan informasi, layanan
penempatan/penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan
dan konseling kelompok. Selain itu seyogyanya sebelum menyusun materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik seorang konselor melakukan asesmen guna memberikan layanan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
3. Sarana
Sarana digunakan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan di sekolah. Sarana, fasilitas atau
perlengkapan adalah merupakan faktor yang sangat menentukan dalam usaha pelaksanaan layanan
bimbingan karir di sekolah-sekolah (Sukardi, 1987: 256).
Peranan Konselor Sekolah dalam membantu menghembangkan Karier Siswa
Posisi konselor (penyelenggara profesi pelayanan bimbingan dan konseling) secara hukum
di tingkat sekolah menengah sudah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum
bimbingan dan konseling. Dalam sistem pendidikan Indonesia, konselor di sekolah menengah
mendapat peran dan posisi/tempat yang jelas. Konselor sekolah adalah tenaga profesional yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap
sejumlah peserta didik. Sebagai tenaga profesional, konselor mendapatkan pendidikan secara
khusus untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan konseling. Setiap
sekolah menengah idealnya antara konselor dengan peserta didik memiliki perbandingan 1 : 150.
Lulusan SMK pada umumnya sudah memiliki sejumlah keterampilan sesuai dengan jurusan yang
diambil. Sejumlah keterampilan tersebut perlu dikembangkan melalui program bimbingan karier
yang ada di sekolah, guna meningkatkan keahlian perencanaan dan pengambilan keputusan oleh
siswa. Oleh sebab itu, konselor harus paham bagaimana keputusan karier dibuat dan konsekuensi
keputusan yang sudah diambil.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan di sekolah
dalam upaya membantu siswa agar dapat memainkan peran dan mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan tujuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki siswa. Penyelenggara
pelayanan bimbingan dan konseling dinamakan konselor. Konselor adalah pendidik profesional
yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling/konselor
(Permendikbud nomor 111 tahun 2014). Konteks tugas konselor dalam kawasan pelayanan yaitu
bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan
keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli
kemaslahatan umum. Salah satu upaya yang dapat dilakukan konselor dalam mewujudkan
kehidupan yang produktif bagi siswa yaitu menanamkan kepercayaan diri siswa untuk
berwirausaha. Mengacu pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006, pembelajaran kewirausahaan
hanya diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Melalui uraian pembahasan tentang kasus di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
manajemen karir harus melibatkan semua pihak termasuk siswa yang bersangkutan dengan unit
tempat si siswa, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen karir mencakup
area kegiatan yang sangat luas. Pentingnya manajemen karir bagi siswa adalah untuk
meningkatkan potensi dan produktifitas bagi kemajuan dirinya, sedangkan bagi sekolah adalah
untuk merencanakan SDM mereka dalam meningkatkan nilai dan kompetisi.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.
Yusuf, S & Nurihsan, A.J. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya
file:///C:/Users/My%20Computer/Downloads/Layanan%20karir%20membantu%20peserta%20d
idik%20(1).pdf
Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah.Jakarta: Depdiknas.
https://www.kompasiana.com/jeabye/55294e1f6ea834df448b4572/pengembangan-karir
Download