Uploaded by User44193

BAB II Makalah Haloho

advertisement
BAB II
ARSITEKTUR MODERN
Sejarah awal arsitektur modern
Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan
beberapa ciri khas yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih
dikenal dengan aliran Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya
Arsitektur Modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal
Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan akan gaya arsitektur klasik dan kombinasinya
pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun 1880-an. Akibat adanya
berbagai gagasan baru, salah satunya adalah adanya peran teknologi dalam perancangan
bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan sebagainya,
mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus mempengaruhi bentuk-bentuk
bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan baru tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip
Arsitektur Modern.
Arsitektur Modern dapat dianggap sebagai suatu debat atau argumen terhadap peran
arsitektur klasik. Arsitektur Klasik mencerminkan banyak pandangan seperti moral atau
ekstravagan, imperialisasi atau republik, bahkan intelektualitas atau militerisme. Tanpa disadari
oleh beberapa Arsitek, ada beberapa karya arsitek yang mengaku sebagai hasil cipta klasik tapi
mempunyai ciri modern, dan sebaliknya ada juga karya arsitek yang menyatakan sebagai karya
arsitektur bergaya modern tapi nyatanya malah bergaya klasik. Salah satu pengaruh terpenting
dan terbesar pada arsitektur modern ini adalah gerakan Arts and Crafts, yang ditemukan pada
pertengahan abad 18 oleh William Morris di Inggris. Morris mengkritik kualitas artistik yang miskin
akan hasil produksi mesin pada saat revolusi Industri. Meskipun Morris tidak merancang
bangunan, pengaruhnya memberi motivasi akan kebebasan dan semangat bereksperimen yang
mendapatkan peran penting dalam arsitektur.
Gerakan modern dipercaya sebagai sesuatu yang baru dan segala bentuk klasik tidak
diterima oleh para arsiteknya. Pada umumnya arsitektur modern sengaja menciptakan
pandangan yang mencerminkan ide tentang masyarakat industri, berdasarkan kesederajatan dan
biasanya mempunyai sikap untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap salah di masa lalu.
Pandangan baru tersebut, seperti masyarakat baru, umumnya tidak dimengerti atau belum dapat
diterima masyarakat lain. Sangat ironis apabila gerakan modern ini menolak keberadaan tradisi
klasik karena tanpa diduga banyak juga karya arsitektur modern yang terdapat unsur tradisi
aristektur klasik di dalamnya, masih mengadopsi beberapa bentuknya, dari urutan sampai pada
bentuk kubahnya (dome), dan dengan inilah karya tersebut dapat mengkomunikasikan nilai
(pesan) tertentu, sehingga satu sama lain berbeda. Usaha untuk menghilangkan tradisi tersebut
sulit memang tidak pernah berhasil.
Gerakan modern ini sebenarnya lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty atau
keindahan. Di sini semua gerakan di alam dianggap mempunyai konstruksi sehingga menjadi
indah. Dinamis tetapi tetap sebuah konstruksi yang kaku tidak lagi statis, selalu dalam keadaan
equilibrium namun tidak kaku. Pada saat itu gerakan ini harus internasional atau men-dunia dan
dipraktekkan oleh semua arsitek pada saat itu. Semua benda mempunyai bentuk yang pas seperti
bentuk bendungan dan bangunan penyimpanan gandum yang bentuknya serupa di seluruh dunia.
Bahan-bahan pabrik seperti kaca sangat digemari dimana pada saat itu kaca dapat membentuk
sebuah volume ruang. Bagian dalam dapat terlihat dengan menggunakan kaca bagian luarnya
menampilkan sebuah kejujuran.
Arsitektur modern yang mulai muncul pada sekitar tahun 1750 di Eropa mempunyai
beberapa tanda, antara lain :
Ø Kehadiran arsitektur modern seiring dengan sedang munculnya Romantic Classicism, istilah
populernya adalah Neoklasik. Gaya ini dianggap serius apabila melibatkan emosi yang
mengakibatkan prinsip-prinsip arsitektur klasik tidak diterapkan sepenuhnya melainkan
cenderung lebih condong memilih (gabungan) gaya yang disukai saja, seperti gaya arsitektur
Gothic dan Ionic.
Ø Adanya tata kota ideal, karena sejak 1750 timbul suatu masalah yaitu banyaknya tempat kumuh.
Hal ini membangkitkan gagasan kota ideal yang menyangkut polis, yang merupakan komponen
masyarakat yang diatur sehingga hidup selaras dan seimbang. Bagaimana cara mengatur sebuah
lahan menjadi bangunan merupakan bahan pertimbangan pembangunan kota itu sendiri, dengan
kata kunci “mandiri” atau self-sufficient.
Ø Adanya peran rekayasa dan teknologi. Insinyur sipil mulai banyak, yang kemudian mulai muncul
bahan-bahan serta bahan-bahan campuran baru seperti cairan aspal, beton, baja dan sebagainya.
Hal ini mempengaruhi pembangunan, terutama pada struktur bangunan sehingga mulai muncul
bentuk-bentuk baru baik itu struktur atau penampakkannya.
Sebenarnya arsitektur modern baru muncul sekitar tahun 1860-an di Eropa dengan
bangunan pertama yaitu Crystal Palace. Bentuk-bentuk yang digunakan merupakan bentukbentuk rasional yaitu kaku biasanya berbentuk kotak terlihat masif dan jarang terdapat ornamenornamen penghias seperti halnya pada gaya-gaya atau aliran-aliran sebelumnya. Penerapan
bahan-bahan baru dapat terlihat pada bangunan ini seperti penggunaan struktur besi, baja dan
kaca serta beton. Sedangkan di Amerika, arsitektur modern mulai muncul sekitar tahun 1880-an,
dimana banyak dibangun gedung-gedung bertingkat tinggi dengan struktur yang menggunakan
bahan-bahan baru hasil fabrikasi terutama bahan baja.
Prinsip-prinsip arsitektur modern antara lain :
Ø Sistem firmitas atau sistem kekokohan, dimana tiang dan lantai merupakan satu kesatuan atau
saling mengikat, ada pondasi dan penghubung lantai dasar sebagai pengikat konstruksi. Jadi pada
arsitektur modern ini lebih menonjolkan pada bentuk-bentuk yang dianggap kokoh.
Ø Adanya penggunaan bahan hasil pabrikasi untuk penutup atau kulit bangunan. Karena adanya
revolusi industri yang banyak menyebabkan penggunaan bahan-bahan pabrik menjadi tren saat
itu. Bahan-bahan yang banyak digunakan pada saat itu yaitu bahan-bahan baru seperti besi, baja,
beton dan kaca. Para arsitek pada saat itu sednag gemar-gemarnya menggunakan bahan-bahan
ini.
Ø Terdapat sistem grid pada denah, tidak mempunyai pusat tertentu dan bentuknya biasanya
asimetri. Disini denah sudah lebih kaya akan bentuk dan tidak berbentuk simetris seperti pada
denah-denah bangunan beraliran klasik sebelumnya. Dan tidak mempunyai pusat-pusat tertentu.
Ø Selalu ada bukaan-bukaan (lubang-lubang) karena pada saat itu arsitek sudah mulai memikirkan
bagaimana menciptakan bangunan yang sehat yang diantaranya dengan menggunakan banyak
bukaan-bukaan (lubang-lubang) sebagai sirkulasi udara agar udara lebih nyaman di dalamnya.
Ø Alam dipinjam (dipasang) agar telihat sebagai ornamen tapi tidak menjadi bagian dari bangunan.
Di bangunan-bangunan modern penggunaan tanaman-tanaman hias merupakan pengganti dari
ornamen-ornamen estetis yang terdapat pada bangunan aliran sebelumnya.
Ø Adanya kontak dengan alam baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Alam disini mulai
diperhatikan kembali sebagai unsur yang penting baik itu sebagai penunjang kenyamanan
maupun kesehatan lingkungan bangunan.
Ø Ada keinginan akan sebuah lingkungan yang sehat, jarak antar bangunan berjauhan. Telah saya
jelaskan diatas bahwa arsitek beraliran modern mulai kembali memperhatikan kesehatan
bangunan salah satunya juga dengan cara memperjauh jarak antar bangunan disamping juga
sebagai penambah unsur keindahan dari bangunan itu sendiri lepas dari bangunan-banguna lain
disekitarnya.
Ø Arsitektur modern bertulang punggung pada teknologi (dasar semua permasalahan).
Pada saat tahun 1850-an muncul sebuah gelar baru yaitu insinyur. Insinyur disini selain
ahli bangunan juga bisa membuat bangunan-bangunan tinggi atau pencakar langit juga dapat
membuat bangunan dengan struktur-struktur yang panjang seperti jembatan. Sehingga pada
akhirnya muncul istilah “ Form Follows Function “ yang dicetuskan oleh Louis Sullivan dimana
bangunan yang baik tidak harus indah namun ‘ benar ‘ makna, fungsi dan lain-lainnya. Pada saat
itu bangunan –bangunan modern juga sudah mulai berubah bentuknya misalnya pada bangunanbangunan tinggi pada lantai 1 dan lantai 2-nya diberi ruang besar , mezanin dan terdapat tangga
utama yang besar. Selain itu untuk memecah kekakuan pada penampakkan fasad-nya diberilah
aksen diatas-atas bangunan tinggi tersebut seperti yang dilakukan pada gaya-gaya Art Nouveau.
Namun pada saat itu arsitek besar seperti Louis Sullivan tidak banyak mencipatakan sebuah
bangunan hanyalah karena bangunan-bangunan ciptaannya banyak ditiru dan dijiplak oleh
arsitek-asitek lain pada zamannya. Namun kemudian Louis Sullivan menurunkan ilmunya ini
kepada muridnya yang akhirnya juga menjadi arsitek besar pula yaitu Frank Loyd Wright.
Kemudian arsitek memanfaatkan pengetahuan yang dipunya oleh insinyur. Dan akhirnya
arsitek lebih kreatif dan mempunyai konsep pemikiran yang lebih dalam daripada insinyur, karena
arsitek juga mempunyai pengetahuan tentang ilmu seni yang tidak dipunyai oleh insinyur yang
hanya mempunyai ilmu teknik yang paten.
Kemudian pada sekitar tahun 1920-an muncullah suatu periode yang disebut dengan
Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu sudah
berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-ornamen disini
berfungsi sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Sehingga
kesimpulannya adalah bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan ornamen-ornamen. Di sini
massa-massa bangunan juga dibuat ekspresif namun menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga
mempunyai ekspresi yang khas contohnya penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight.
Periode ini juga ditandai dengan keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang
menyebabkan munculnya berbagai macam aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana
bangunan pada saat itu harus berfungsi sebagai monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme
yang mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu secara teknis mengikuti bentuk-bentuk
bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-karya arsitektur haus monumental
dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur mengikuti perkembangan
mekanisasi yang terjadi sedangkan Will to form yaitu bahwa perancangan bangunan diserahkan
sepenuhnya oleh arsitek yang merancangnya.
Pada tahun 1920 hingga 1930 bangunan yang diciptakan kebanyakan adalah bangunanbangunan tinggi atau bangunan pencakar langit. Karena pada saat itu ada anggapan bahwa
semakin tinggi sebuah bangunan semakin hebat. Di Jerman pada saat itu ada istilah Neve
Sachlichkeit atau Neuwe Zakelijaheid di Belanda yaitu sebuah sifat objektif yang baru. Dan di
daerah Skandinavia yang pada saat itu tidak tersentuh oleh dinamika politik yang tengah
memanas di Eropa Tengah mengakibatkan gerakan modernnya berbeda dengan di daerah Eropa
tengah tersebut, bentuk-bentuk bangunan di sana mengalah pada lansekap atau alam.
Akibat rasa optimis yang tinggi dan sikap yang idealis dari masyarakat modern, arsitektur
modern mulai menandakan tanda-tanda kegagalannya. Para arsitek dari gerakan modern
mempunyai suatu tujuan yaitu untuk menciptakan suatu gaya internasional atau Internasional
Style, yang diterima secara internasional dan seragam. Internasional Style sebenarnya merupakan
perumusan ide-ide dari para pionir arsitektur modern seperti Hoffmann, Loos, Frank Loyd Wright,
dan Walter Gropius. Ciri khas bangunan bergaya internasional adalah penerapan bentuk-bentuk
geometri, dinding berwarna polos (putih), dan atap yang datar, serta biasanya terdapat taman di
sekitarnya. Banyak karya-karya arsitektur yang mengadopsi dari revolusi industri.
Prinsip-prinsip bangunan bergaya International yaitu :
Ø Volume metrik
Ø Regularity
Ø Anti ornamen terapan
Internasional style masih tetap populer ke seluruh dunia hingga sekitar tahun 1950-an.
Pada saat itu banyak arsitek muda yang menentangnya. Mereka percaya bahwa gaya ini tidak
mempunyai banyak variasi dalam desainnya karena keterikatannya pada bentuk geometri yang
sederhana dan kurangnya dekorasi. Sehingga pandangan industri yang diterapkan pada semua
bangunan menjadi dasar permasalahan yang sering dikritik. Penerapan ini gagal menampilkan
kepentingan akan fungsi dari berbagai bangunan, seperti perumahan, gedung perkantoran dan
institusi-institusi baik pendidikan maupun kebudayaan, memiliki bentuk yang mirip sehingga
terlihat sama, dan yang hanya dapat menandakan fungsinya adalah penggunaan skala yang
berbeda.
Kelompok arsitek pertama yang menentang gaya tersebut menamakan diri the Brutalists.
Mereka mendasari desainnya pada pekerjaan akhir Le Corbussier, dan membuat bangunan yang
polos dan masif dengan bahan campuran / konkrit yang kasar serta kuat. Pemimpin kelompok ini
adalah Kenzo Tange (Jepang), J. Sterling dan Gowan (Inggris), dan Paul Rudolf (Amerika).
Sekitar tahun 1970-an dunia telah berubah dan kesemuanya diatur oleh Amerika.
Kemudian timbul Perang Dingin yaitu antara Blok Barat yang lebih menekankan industrialis dan
Blok Timur yang sangat tertutup sehingga disebut dengan Tirai Besi. Namun pada saat itu setiap
negara mempunyai program-program pembangunannya sendiri. Pada saat itu di Amerika
terdapat 3 karakter yang mempengaruhi karya-karya arsitektur diantaranya adalah formalis
seperti Paul Rudolf yang lebih mengutamakan ekspresi bentuk kemudian perfeksionis seperti
I.M.Pei dimana lebih mengutamakan kesempurnaan setiap detail dan bentuk. Sedangkan yang
terakhir yaitu produktivitas yang lebih mengutamakan pada kemajuan teknologi, efisiensi dan
optimalisasi. Di Belanda arsitek-arsitek disana kembali meneruskan gaya arsitektur modern lama,
metabolisme dan split level seperti yang dilakukan oleh Le Corbussier dan Van der Grough. Di
Prancis banyak menggunakan teknologi logam seperti pembangunan menara Eiffel jadi anggapan
disana bahwa bangunan yang menarik yaitu bangunan yang bisa dirakit. Di Jerman lebih
mengutamakan pengekspresian bentuk-bentuk manufaktur, bangunan yang bisa dirakit serta
mengutamakan bentuk-bentuk yang ekspresif. Di Skandinavia, Alvaro Alto sebagai arsitek
penggerak disana lebih mengutamakan bentuk-bentuk konservatif dan bangunan harus
mempnyai unsur-unsur alam. Di Asia seperti di Jepang lebih mengutamakan bentuk-bentuk
formalis dan metabolis yang digerakkan oleh Kenzo Tange. Sedangkan di India dipengaruhi oleh
LeCorbussier dan Charles Korea yang mengutamakan bangunan-bangunan arsitektur tropis.
Pada tahun 1970-an itu pula terbitlah sebuah buku yang berjudul “Complexity and
Contradiction”. Dan ada anggapan bahwa bangunan harus kompleks dan ramai tidak ada lagi
regularity dan simetris. Ornamen-ornamen bangunan timbul karena fungsi seperti adanya antena
sebagai sebuah sculpture. Charles Jenks menilai pada saat itu ada enam situasi penciptaan karyakarya arsitektur yaitu situasi historis, stylish, tradisional, urban, super modern dan situasi adhoc.
Kemudian timbul pula aliran baru yang bernama aliran kalsik pasca modern yang berkembang
karena situasi historis pada tahun 1980-an. Maksud dari pasca modern disini yaitu sebuah upaya
untuk menghadirkan lebih dari sebuah pemahaman dari sebuah karya arsitektur. Kebanyakan
karya-karya arsitektur, gaya dan tipe berasal dari Barat, namun kemudian menyebar dengan cepat
ke seluruh penjuru dunia, ini semua tergantung dari berkembangnya teknologi di bidang
komunikasi.
Mungkin sekarang, gerakan arsitektur yang dikenal dan paling kontroversial adalah PostModernism. Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1960-an di Amerika. Gerakan ini tidak mempunyai
gaya atau teori umum tertentu. Mereka bergabung hanya karena menentang internasional style.
Salah satu arsitek terkenal pada saat itu adalah Robert Venturi. Sebagian besar arsitek PostModern mengembalikan gaya-gaya terdahulu (klasik), yang sempat diabaikan oleh arsitek-arsitek
modern awal, dengan menerapkan unsur tradisi gaya tersebut pada karya-karyanya. Ketertarikan
akan gaya-gaya dahulu didasari akan keinginan untuk memelihara / menjaga gedung-gedung tua
dan mengadaptasinya untuk dipergunakan sebagai sesuatu yang baru atau dengan kata kata lain
bangunan tua tersebut akan memiliki fungsi baru. Sebagian besar karya arsitek Post-Modern
adalah bangunan-bangunan berukuran kecil seperti rumah dan toko.
Kesimpulannya adalah bahwa sebenarnya arsitektur modern tidak sepenuhnya mati
karena arsitektur modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang.
Sehingga banyak karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip
arsitektur modern, meskipun dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti
gaya klasik-Renaissance, Neoklasik, dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur
modern masih dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya pada desain suatu bangunan.
Masa kedatangan arsitektur modern
dalam makalah ini membahas tentang arsitektur modern, Arsitektur moderen
pertamkali muncul dan dikenal dibarat bersamaan dengan revolusi industri (17601870), selain berdampak terhadap perkembangan tehnologi juga berdampak pada
perkembangan budaya dan sosial-politik. Dalam penerapannya era perkembangan
arsitektur ini disesuaikan dengan warna dan corek arsitektur yang sesuai dengan
zaman tersebut.
Masa era arsitektur moderen juga bisa disebut masa peralihan, yaitu masa peralihan
dari primitive, tradisional, neo klasik (abad ke-20) menuju masa corak design
arsitektur yang lebih maju (abad ke-21). Masa peralihan ini pun nantinya akan terus
belanjut dari satu era corak arsitektur yang satu ke masa arsitektur yang lainnya
(yang lebih pas atau cocok dengan zamannya). Era arsitektur moderen ini ditandai
dengan penyederhanaan ide-ide design dari ide-ide design yang berbentuk yang
rumit dan bertele-tele.
Karena design ini lebih simple dan mencantumkan setruktur yang kokoh maka pada
era perang dunia ke dua, ide design ini banyak sekali diminati dan menjadi trend
sampai sekarang ini.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai
peranan perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat
kurangnya pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya diJepang
sejarah desain parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang
dipelopori oleh Kenzo Tange.
1. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period)
dari hasil akhir Le Corbusier.
2. Dan dari segi lain; mirip dengan gerakan super sensualis (yang menggambarkan
keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional)
Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang
banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis
menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal
dari ide tersebut).
Masa jaya arsitektur modern
Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 – 1890) seiring dengan
dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah
proses produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan pabrikpabrik besar, sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besar-besaran
guna mencapai hasil yang sesuai diinginkan dan mempersingkat proses penyelesaian
pembanggunan.
Masa ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam
keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama
adalah memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran
yang ke-dua adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi struktur
dan kontruksi.
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi
yang membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus.
Hal itu dapat dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang
memudahkan manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat
mempercepat produksi dan menghemat tenaga manusia. Tapi itu semua tidak
membuat manusia senang karena penggunaanya yang disalahgunakan, karena
dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan manusia, yang
memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa yang dibuat
didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya. Dikatakan
masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak
ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya
manusia itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri.
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh
Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan
dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia
terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam
media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah
yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen.
Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat
dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk
beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di
perdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan
arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan
dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosial dan politis. Arsitektur lainnya
yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan
pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam
membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton
menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru
dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya
desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan
batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang
memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.
Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi
melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya
Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh
muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang
klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di
Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie
Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha
membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
•
•
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya
arsitektur modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern
terbesar adalah Le Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di
Negara Jerman. Mies van der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang
menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan
arsitektur modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur
yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan
pameran MOMA, Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh
Philip Johnson dan kolaborator Henry-Russell Hitchcock.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan
perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya
pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang sejarah desain
parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh
Kenzo Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period)
dari hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan super
sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai
tradisional). Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab
Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis
menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal
dari ide tersebut).
Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya
arsitektur modern, yaitu sebagai berikut :
Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan
perkembangan teknologi, politik, sosial, ekonomi.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi;
ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan
dan pelaksanaan.
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya
•
•
•
•
•
Menolak gaya lama;
Menolak bordiran atau ukiran dalam bangunan;
Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu;
Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil bangunan
Memandang bagunan sebagai mesin.
Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern
•
Form follows function, yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough (Louis
Sullivan);
• Less is more, yang diumumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe;
• Less is more only when more is too much, yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright;
• Less is a bore, yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern.
Arsitektur modern Indonesia
Sejak awal tahun 1960-an, literatur barat mulai masuk ke dunia pendidikan arsitektur
di Indonesia. Karya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsitek terkemuka seperti
Walter Gropius, Frank Llyod Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normatif
dalam diskusi di kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya
menjadi lebih akademis. Iklim politik pada saat itu sangat berpengaruh terhadap
penerimaan masyarakat terhadap teori dan konsep arsitektur modern, karena pada
masa ”Demokrasi Terpimpin” (1957-1965) di bawah Presiden Sukarno, ”modernitas”
diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada persatuan dan kekuatan
nasional.
Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur
estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah
memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur
klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali
modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan
unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu,
apakah modern, ataukah postmodern?[1]
Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern
murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di
Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia
bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman
masyarakat. Sehingga gaya arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai
gaya khas "Modern Indonesia" dengan karakter sebagai beriku.
1. Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola
aktivitas penghuni.
2. Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan
untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
3. Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang.
4. Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen
(bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik,
arsitektur modern Bali, dan sebagainya).
5. Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak
diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
Periode Sejarah Arsitektur Modern
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang
diterapkan pada bangunan.
2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam
pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru,
progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk
pranatanya.
3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik
yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu –
satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen
– ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui
telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga
1960 .
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:
Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik,
kantor, stasiun, dsb).
Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya
dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.
Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran,
publikasi dan perdebatan.
Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari bentuk
luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam
teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760
– 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu
didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga
berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya
arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi /
struktur bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)
Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai
berikut:
1. PERIODE I (1900 – 1929)
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut,
diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk
mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern.
Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs
Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space,
Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai karya
manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan
hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya
dititik beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor
terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai
berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat
dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat
digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang
dibuat standar dan berlaku universal.
Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan
bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus,
terutama pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan
menggunakan struktur beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan
menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus.
Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos.
Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya
hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya
universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah diadakan
suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux d’Architecture Moderne) yang
hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan zaman
mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern serta
mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasyarakatan)
yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan sangat
mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri sebagai
berikut:
1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau
(tanpa ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.
Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:
Ø Louis Sullivan.
Ø Frank Lloyd Wright
Ø Le Corbusier
Ø Walter Gropius
Ø Ludwig Mies van de Rohe
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh
Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan
iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat
universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana
bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan
dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya International Style
atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe
tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan bahan-bahan
local / setempat.
Pada
prinsipnya
arsitektur
merupakan
perpaduan
antara
keahlian,
perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan
lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal
dan
seni
dari
arsitektur
modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan
perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka
bahaya gagalnya perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini
masih banyak dikritik dan disalah artikan.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
Ø Alvar Aalto
Ø Arne Jacobsen
Ø Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh
oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.
3. PERIODE III (1945 – 1958)
Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung
dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah
tinggal dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena
kerusakan akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk
mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang
lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi
dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan
klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif
dan perlu ditolak.
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan
Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di
sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka
menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien,
ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian
ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas Negara dan
budaya,
sehingga
dapat
dianggap
bersifat
Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik,
tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan
alasan antara lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun
itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa
dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja
bohong/ omong kosong.
3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan
bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel,
bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apaapanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi
arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya
sekolah arsitek?)
5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni,
tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang
geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental
dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern.
6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh:
diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang
berpedoman mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan
sebagai bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada
kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin,
menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk
massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur
utama pada umumnya beton serta struktur atap baja.
Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama
dengan dinding kaca sebagai penutup.
Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi,
sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat
kenasionalan.
Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan
kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur
sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan
geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola,
piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan
space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh
kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat
untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang
polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi,
perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga
hubungannya dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri
(misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak.
Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
v Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
v Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:
1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.
2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.
Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):
1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha
mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis
bangunan. ( tokohnya : Mies-van de Rohe).
2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan
akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini
bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).
3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa
bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan
ke dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).
5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali
langgam- langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).
Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi
dan pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul
dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le
Corbusier pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat
dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti
beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran
ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih
mementingkan etika dari pada estetika.
Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan
indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan
merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan
dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn,
Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).
2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih
menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan
perasaan dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan
fungsinya. Slogan “Form follows function” dirubah menjadi “Form evokes function”
(bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak perancangan.
Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:
Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical
excellence, kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal.
(Paul Rudolph).
Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya
untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan
penyusunan ruangnya sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan
oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya
sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan
mempunyai ciri sebagai berikut:
Ø Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak
yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.
Ø Konstruksi diperlihatkan.
Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau
ditempel - tempel.
Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder,
dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.
Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:
· Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari
bangunan.
· Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.
· Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya,
ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
· Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang,
facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang
berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.
· Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi
merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.
BAB III
KESIMPULAN
•
•
KESIMPULAN
Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-gacu
pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode
Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari bangsa yunani merupakan
dasar dari bangunan-bangunan klasik saat ini. Dari mulai masa kejayaan yunani
kuno sampai kejatuhan kerajaan ro-mawi, banyak bangunan-bangunan besar yang
dibangun menggunakan keahlian arsitektur handal.
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur di - mana
ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelum-nya arsitektur
lebih memikirkan bagaimana cara mengolah façade, orna-men, dan aspek-aspek
lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas nonfisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana
memunculkan sebuah gaga-san ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya
sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen
ruang secara nyata.
DAFTAR PUSTAK
http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html
http://selarasdesain.com/desain-exterior/78-desain-arsitekturklasik.html#.VWM5huTcVqh
http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-klasik_21.html
http://sigitkusumawijaya.blogspot.com/2008/12/sejarah-lahirnya-arsitektur-modern.html
http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-arsitektur-modern/#ixzz3bAwqEgli
http://itscomma9.com/arsitektur-modern/
http://arsitekturminimalis-merrowpage.blogspot.com/2011/07/perkembangan-arsitekturmodern-di.html
http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html
http://www.slideshare.net/adhi123456789/arsitektur-klasik-dan-modern
Download