Uploaded by User42106

ANALISIS SPESIMEN (ANALISIS RISIKO)

advertisement
Nurul Mukhlisah
P053160011
ANALISIS RISIKO DARI SPESIMEN FESES
Analisa spesimen feses dapat memberikan informasi meliputi kondisi
kesehatan dari Macaca maura. Tujuan dari pemeriksaan feses ini, untuk mendeteksi
adanya telur dan parasit yang menginfeksi saluran pencernaan. Ketika
mengumpulkan specimen untuk pemeriksaan parasit, sample yang harus di bawa ke
laboratorium masih baru (feses masih dalam keadaan segar).
Spesimen feses yang diambil di lapangan dilihat dari karakteristik feses
(bentuk, warna dan teksturnya). Feses segar kemudian di koleksi ke dalam tabung
(container sampling) dan dimasukkan kedalam coolbox kemudian di bawa ke
laboratorium. Dari hasil uji lab dengan metode uji sedimen dan uji apung terdeteksi
adanya parasit cacing gastrointestinal diantaranya terdeteksi adanya Ascaris
lumbricoides.
Ascaris lumbricoides
Dari hasil uji lab tersebut mikroorganisme
seperti Ascaris lumbricoides merupakan kelompok
mikroorganisme yang termasuk kelompok resiko ke-2. Klasifikasi kelompok risiko
berdasarkan WHO dan NIH, mikroorganisme (parasit) ini beresiko terhadap
individu sedang dan komunitas rendah yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan tetapi tidak menimbulkan bahwa pada pekerja laboratorium,
komunitas, stok pangan atau lingkungan namun dapat menyebabkan infeksi yang
serius tetapi tindakan pencegahan dan pengobatan yang efektif ada dan dapat
dilakukan. Resiko penyebaran dari mikroorganisme ini dinilai terbatas.
Infeksi dari mikroorganisme tersebut dapat melalui aerosol yang dapat
masuk melalui mulut. Pekerja laboratorium akan lalai dengan tidak menggunakan
alat perlindungan diri saat pemeriksaan specimen. Infeksi pada manusia masuk
melalui mulut dan terjadi ketika telur cacing tertelan melepaskan larva cacing yang
menembus dinding duodenum dan memasuki aliran darah. Kemudian akan
menginfeksi ke hati dan jantung, dan memasuki sirkulasi paru-paru. Banyaknya
larva di paru-paru yang akan menimbulkan gejala Loefller Syndrome/ Atypical
pneumonia. Manusia yang terinfeksi biasanya tidak menimbulkan gejala yang
signifikan. Namun, akan timbul seperti rasa mual, sakit perut, tidak ada nafsu
makan, sukar tidur, sedikit panas dan kolik. Massa dari mikroorganisme tersebut
dapat menyebabkan obstruksi usus, perforasi usus, intususepsi, paralitic ileus.
Terapeutik yang diberikan seperti pemberian aspirin, paracetamol, decolgen,
albendazol.
Dengan adanya resiko terinfeksinya mikroorganisme tersebut, laboratorium
yang digunakan harus memenuhi beberapa ketentuan atau syarat dari tingkat
laboratorium yang digunakan. Saat pemeriksaan specimen feses Macaca maura
tersebut menggunakan laboratorium dengan tingkat laboratorium basic-biosafety
level-2. Tipe laboratorium digunakan sebagai diagnostic service dan research.
Tatalaksana kerja yang digunakan GMT plus protective clothing dan tanda
biohazard dengan menggunakan peralatan kesalamatan berupa biosafety cabinet
(BSC), alat perlindungan diri (APD) berupa sarung tangan (gloves) dan masker.
Peralatan kesalamatan ini merupakan primary barrier untuk mencegah paparan
dari mikroorganisme yang berbahaya.
Analisa yang digunakan untuk menentukan tingkatan laboratorium yang
digunakan berdasarkan lamanya waktu terkontak dengan agen, konsentrasi dari
agen pada saat paparan dilihat dari skala produksi yang tinggi, dan jalur paparan
dapat berasal dari aerosol.
Laboratorium yang digunakan untuk uji lab pada feses Macaca maura, sudah
cukup memadai dengan adanya penggunaan APD yang lengkap dan peralatan
keselamatan berupa biosafety cabinet juga sudah tersedia. Dengan tipe
laboratorium yang masuk kedalam kategori Biosafety Level-2, laboratorium
parasitologi Balai Besar Veteriner Maros Makassar sudah cukup memadai.
Download